Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Jul
IKAN
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
PEKANBARUUNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya
Bentuk Tubuh dan Bagian Luar Tubuh Ikan” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang
telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya memberikan
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesalahan yang tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia
Nasution
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikthiologi adalah ilmu yang khusus mempelajari tentang ikan dan segala aspek
kehidupan ikan yang meliputi taksonomi, biologi (morfologi, anatomi, fisiologi, genetika,
reproduksi, dll).
Ikan adalah hewan vertebrata yang hidup di air, bernafas dengan insang, bergerak
dengan sirip, bersifat poikiloterm dan memiliki linnea lateralis. Pada bagian morfologi
ikan, dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan langsung bagian-bagian tubuhnya.
Ditinjau dari morfologinya, tubuh ikan dibagi atas tiga bagian, yakni kepala (caput),
badan (truncus) dan ekor (caudal). Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan
hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Pada ikan bentuk tubuh
setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot dan habitat
dimana ikan hidup karena beberapa spesies akan mengalami perubahan bentuk tubuh
secara berangsur-angsur, mulai dari larva hingga dewasa sehingga bentuknya menyerupai
bentuk induknya. Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan
bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan
cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yaitu:
a. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah dua secara membujur mulai dari ujung
kepala sampai ujung ekor, maka belahan sebelah kanan akan sama persis dengan belahan
sebelah kiri, yakni belahan sebelah kiri merupakan cerminan dari belahan sebelah kanan.
b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah dua secara membujur mulai dari
ujung kepala sampai ujung ekor, maka belahan sebelah kanan tidak akan sama dengan
belahan sebelah kiri, yakni belahan sebelah kiri bukan cerminan dari belahan sebelah
kanan.
Secara garis besar, ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup, yakni
agnatha (ikan yang tidak berahang) dan gnathostomata (ikan yang memiliki rahang.
tubuh dan bagian luar tubuh ikan dan sebagai informasi mengenai pembagian bentuk
tubuh ikan juga untuk memenuhi tugas laporan hasil praktikum Ikhtiologi
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah kita dapat mengetahui berbagai
bentuk tubuh bagian luar dari tubuh ikan. Kita juga dapat membedakan perbedaan antara
ikan yang memiliki rahang dengan ikan yang tidak memiliki rahang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan
kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun
pariwisata. Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari
tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas
lebih tinggi pada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air
yang sunyi dan gelap dan tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi
ikan, air adalah media komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur,
tempat bermain, toilet, panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia,
2009).
Secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup yaitu
aganatha (ikan yang tidak berahang) dan gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).
Grup ikan tersebut dibagi kedalam tiga kelas, yakni kelas cephalospidomophi, kelas
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.
- Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
- Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
- Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh
ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang
maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan
mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit
juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada
Tubuh Ikan” dilaksanakan pada Jum’ats, 28 Maret 2013 pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan baung sampah (Mystus
fuscoguttatus) dan serai (Caranx rotteri). Adapun alat yang digunakan dalam praktikum
ini seperti nampan, buku gambar ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, serbet,
langsung terhadap objek dengan menggunakan analisis secara in situ, yakni sampel di
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
4.1 Hasil
Dari semua praktikum dan sepuluh ikan yang dijadikan objek, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Ostariophysi
Family : Bagridae
Genus : Mystus
Deskripsi
bentuk tubuh bilateral simetris (kepala picak badan pipih), kepala tumpul, posisi mulut
terminal, memiliki sungut 4 pasang, lubang hidung monorhinous, tidak mempunyai sisik,
memiliki sirip sempurna, bentuk mulut protactil, ukuran mulut lebar, dan bibirnya tipis.
Ikan Serai (Caranx rotteri)
Gambar 2. Ikan serai (Caranx rotteri)
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Caranx
Deskripsi
Termasuk grup gnathostomata, selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur
dan sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan
sisik besar dan berduri, pada gurat sisinya melebar keatas dan kebawah badan.
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Labyrinthici
Family : Anabantidae
Genus : Anabas
Deskripsi
bentuk tubuh compressed, bentuk kepala tumpul dan bersisik, bentuk mulut terminal,
dirhinous, mata terletak disisi kanan dan kiri daerah kepala, terdapat operculum, sisik
menutupi tubuh mulai dari kepala sampai pangkal ekor, memiliki Linnea Lateralis dari
operculum sampai ekor, memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan
sirip ekor, mulut berbentuk protactile, ukuran mulut lebar, posisi sudut mulut tegak lurus
di depan bola mata, Ukuran bibir tebal, hanya bibir rahang atas yang berlipatan, Bibir
atas bersambung dengan bibir bawah dan bentuk moncong berukuran pendek, tumpul dan
Ukuran Morphometrik :
Family : Anabantidae
Genus : Helostoma
Deskripsi
dirhinous. Bentuk tubuh ikan tambakan kesamping (compresed) dan oval memanjang.
Bentuk mulut proctractile yaitu mulut dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat
kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang
ujungnya tajam. Sisik tergolong stenoid, jari-jari sirip dada pertama mengalami
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Synbrochoitea
Family : Synbranchidea
Genus : Monopterus
Deskripsi
Belut adalah jenis ikan yang mempunyai bentuk badan panjang dan mirip ular
namun tidak bersisik. Sirip punggung dan sirip dubur berubah bentuk menjadi sembulan
kulit yang tidak berjari-jari. Matanya kecil dan melengkung, kulitnya licin mengeluarkan
lendir, giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang
lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Heterosomata
Family : Soleidae
Genus : Cynoglossus
Deskripsi
Cynoglossus lingua memiliki karakteristik yaitu bentuk badan sangat pipih, kedua
matanya terletak di samping kiri badan, tidak punya sirip dada, sirip punggung dan sirip
bersatu dengan sirip ekor. Pada umumnya mempunyai dua gurat sisi, terdapat 12 – 14
sisik antara gurat sisi, sudut mulut lebih dekat ke arah moncong dari pada ke arah tutup
insang.
Ikan Toman (Channa microphaltes)
Gambar 7. Ikan Toman (Channa microphaltes)
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Family : Channide
Genus : Channa
Deskripsi
(memiliki rahang), memiliki bantuk tubuh kepala picak dan badan pipih dan memiliki
lima buah sirip, yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dada (pinnae pectoralis),
sirip perut (pinnae ventralis), sirip dubur (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis).
Sirip punggung panjangnya hampir kepangkal ekor dan sirip dubur panjang hingga
kepangkal ekor. Sirip ekor mendatar dan berada di belakang dan linea lateralisnya lurus.
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Labyrinthici
Family : Anabantidae
Genus : Trichogaster
Deskripsi
seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda
yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip
punggung terdapat di atas bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua
bulatan hitam, satu di tengah-tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Pertromophi
Family : Trichiuridae
Genus : Trichiurus
Deskripsi
Sirip punggungnnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-
jari sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari
sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini
bersifat karnivor.
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perchomorphi
Family : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Deskripsi
Termasuk dalam kelas osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip
dubur ikan berupa busur. Kepala dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau
kecokelatan. Badan dipenuhi dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau
coklat gelap. Bintik-bintik dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran
bintik semakin mengecil ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
4.2 Pembahasan
Ikan baung sampah (Mystus bimaculatus) merupakan ikan yang hidup di air
tawar. Ikan jenis ini termasuk kedalam grup gnathostomata (memiliki rahang) dan ordo
ostariophsy, bentuk tubuh bilateral simetris (kepala picak badan pipih), kepala tumpul,
posisi mulut terminal, memiliki sungut 4 pasang, lubang hidung monorhinous, tidak
mempunyai sisik, memiliki sirip sempurna, bentuk mulut protactil, ukuran mulut lebar,
tambahan dari sirip dubur dan sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai
tanda khas yang merupakan sisik besar dan berduri, pada gurat sisinya melebar keatas
osteichthyes, bentuk tubuh bilateral simetris, bentuk tubuh compressed, bentuk kepala
tumpul dan bersisik, bentuk mulut terminal, dirhinous, mata terletak disisi kanan dan kiri
daerah kepala, terdapat operculum, sisik menutupi tubuh mulai dari kepala sampai
pangkal ekor, memiliki Linnea Lateralis dari operculum sampai ekor, memiliki sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor, mulut berbentuk protactile,
ukuran mulut lebar, posisi sudut mulut tegak lurus di depan bola mata, Ukuran bibir
tebal, hanya bibir rahang atas yang berlipatan, Bibir atas bersambung dengan bibir bawah
dan bentuk moncong berukuran pendek, tumpul dan tidak terdapat duri.
Betok hidup di danau, sungai, rawa-rawa dan genangan air lainnya. Betok tahan
terhadap kekeringan dan kekurangan oksigen. Kadang-kadang betok dapat hidup selama
1 minggu tanpa air, atau tinggal dalam lumpur ang masih mengandung air selama 1-2
bulan. Betok adalah ikan yang mempunyai alat pernafasan tambahan sehingga mampu
mengambil oksigen langsung dari udara. Oleh karenanya ikan ini dapat hidup diair yang
osteichthyes, memiliki rahang dan termasuk dirhinous. Bentuk tubuh ikan tambakan
kesamping (compresed) dan oval memanjang. Bentuk mulut proctractile yaitu mulut
dapat disembulkan, celah mulut horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama,
bibir tebal dan mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam. Sisik tergolong stenoid,
jari-jari sirip dada pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Ikan ini
juga suka menempelkan bibir tebalnya pada benda apaun atau pada bibir pasangannya,
yang menyebabkan ikan ini mendapat sebutan kissing gouramy. Tambakan adalah ikan
asli rawa-rawa, sungai dan danau-danau yang bervegetasi lebat. Ikan tambakan juga
mampu menghirup oksigen langsung dari udara bebas karena mempunyai alat pernafasan
yang disebut labirin. Labirin merupakan pengembangan dari insang pertama. (Kordi,
2010).
Ikan Belut (Monopterus albus) adalah jenis ikan yang mempunyai bentuk badan
panjang dan mirip ular namun tidak bersisik. Sirip punggung dan sirip dubur berubah
bentuk menjadi sembulan kulit yang tidak berjari-jari. Matanya kecil dan melengkung,
kulitnya licin mengeluarkan lendir, giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan
bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip
punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat
oleh mata.
Belut tergolong karnivor dan nocturnal. Anakan belut memakan jasad renik, baik
zooplankton maupun zoobenthos. Belut yang lebih besar hingga dewasa memakan jenis
hewan/binatang yang lebh besar, seperti serangga, jentik, siput, cacing, udang kodok dan
Ikan Lidah (Cynoglossus lingua) memiliki karakteristik yaitu bentuk badan sangat
pipih, kedua matanya terletak di samping kiri badan, tidak punya sirip dada, sirip
punggung dan sirip bersatu dengan sirip ekor. Pada umumnya mempunyai dua gurat sisi,
terdapat 12 – 14 sisik antara gurat sisi, sudut mulut lebih dekat ke arah moncong dari
(memiliki rahang), memiliki bantuk tubuh kepala picak dan badan pipih dan memiliki
lima buah sirip, yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dada (pinnae pectoralis),
sirip perut (pinnae ventralis), sirip dubur (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis).
Sirip punggung panjangnya hampir kepangkal ekor dan sirip dubur panjang hingga
kepangkal ekor. Sirip ekor mendatar dan berada di belakang dan linea lateralisnya lurus.
Ikan toman (Channa microphaltes) hidup diperairan tawar hingga payau. Ikan ini
mampu hidup diperairanang minim oksigen karena mampu mengambil oksgen langsung
dari udara dan ikan ini juga merupakan ikan karnivora yag memiliki nilai ekonomis yang
gnathostomata (memiliki rahang), bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu
tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang
tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas
bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam, satu di tengah-
tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke dalam dua lekukan yang
tubuhnya panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik,
kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip
ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak
mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor. Ikan ini hidup di air tawar.
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
Nusantara. Selain di Indonesia, daerah penyebaran kerapu macan meliputi perairan di
wilayah Indo-Pasifik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara langsung bentuk suatu ikan
apakah mulutnya berbentuk proctactile atau non proctactile, bentuk-bentuk tubuh ikan,
posisi mulut terhadap kepala, memiliki sungut atau tidak, bersisik atau tidak, bahkan
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para assisten juga sangat saya
Publisher.Yogyakarta
Medan.
LAMPIRAN
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum:
Serbet Penggaris
Pena Penghapus
Pensil Buku
penuntun
Buku gambar
Nampan Tissue
Diposkan 3rd July 2013 oleh Emelia Nasution
Tambahkan komentar
2.
Jun
14
Sistem Rangka
LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
SISTEM RANGKA
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkankan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Sistem Rangka”
laboratorium yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Namun, tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang tidak terdapat dalam
penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
I. PENDAHULUAN
Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Ilmu ini
termasuk salah satu cabang biologi. Sebagai suatu mata ajaran maka ia meliputi kegiatan
kuliah dan praktikum. Iktiologi berkembang meliputi beberapa cabang utama antara lain :
Klasifikasi, Anatomi, Evolusi dan Genetika, Natural History dan Ekologi, Fisiologi,
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan
kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun
pariwisata. Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari
tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas
lebih tinggi pada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air
yang sunyi dan gelap dan tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi
ikan, air adalah media komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur,
tempat bermain, toilet, panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia,
2009).
Burhanuddin (2008) mengatakan bahwa ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri
khasnya mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas
air dimana sebagai tempat tinggal mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang
berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina.
Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang penyusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial
yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka
visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka
2013).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang
otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak.
Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut.
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang
tengkorak sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian
yakni abdominal dan caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang
rusuk kanan. Tulang rusuk ini berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga
badan. Sedangkan rangka appendicular tersusun dari beberapa ruas tulang yang
menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-
ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan melakukan pergerakan
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh
dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang
sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai
ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat
cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan
tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya
banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada
saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan
adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal
adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip
Tujuan dari praktikum ini ialah agar mahasiswa perikanan mampu menganalisis
dan mendeskripsikan serta menjelaskan sistem rangka pada ikan, khususnya ikan yang
Adapun manfaat praktikum ini menurut saya ialah praktikan dapat mengetahui
secara langsung bentuk dan penyusun rangka tubuh ikan. Tak hanya itu, praktikan juga
dapat melihat dan menemukan hipofisa pada ikan secara langsung sehingga dapat
menambah pengetahuan praktikan tentang bentuk dan warna hipofisa pada ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka Axial
yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.Tulang viscercal
yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya. Tulang
organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang
berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina.
Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang pengusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial
yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka
visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka
2011).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang
otak yang tidak kompleks. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak.
Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang
tengkorak sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian
yakni abdominal dan caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang
rusuk kanan. Tulang rusuk ini berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga
badan. Sedangkan rangka appendicular tersusun dari beberapa ruas tulang yang
menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-
ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan melakukan pergerakan
tanggal 10 Mei 2013 yang dimulai dari pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB. Praktikum ini
diadakan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah ikan pribadi sesuai dengan
hasil dari pembagian dengan cara diundi yang dilakukan oleh masing-masing asisten.
Adapun ikan yang saya dapatkan adalah ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus).
Tak hanya itu, masing-masing praktikan juga diwajibkan membawa ikan mas (Cyprinus
Sedangkan alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan
sebagai wadah meletakkan sampel, gunting bedah, serbet, buku gambar, buku penuntun
praktikum dan alat tulis sebagai alat untuk menggambar sistem rangka pada ikan sampel.
ikan yang akan dipraktikumkan pada materi tentang sistem rangka. Setelah pengundian
selesai, maka masing-masing praktikan harus membawa rangka ikan sesuai dengan jenis
Setelah hari praktikum mengenai sistem rangka tiba, maka semua praktikan
berbaris didepan laboratorim Biologi Perikanan dengan sudah memakai jas lab.
Kemudian salah satu asisten mengumpulkan laporan praktikum minggu kemarin dan
mengamati sistem rangka pada ikan pribadi. Lalu rangka ikan digambar sesuai dengan
pengamatan. Setelah selesai mengambar bagian-bagian dari rangka ikan tersebut, maka
masing-masing praktikan dipersilahkan untuk membelah bagian kepala ikan mas masing-
masing. Hal ini bertujuan untuk mengambil dan mengamati hipofisa yang terdapat pada
bagian kepala ikan. Jika ada praktikan yang berhasil menemukan hipofisa pada ikan
nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih. Setelah
semuanya bersih, asisten pun memberikan respon kepada praktikan mengenai materi
4.1. Hasil
Dari hasil pengamatan diperoleh penampang melintang rangka ikan kerapu macan
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serranidae
Genus : Epinephelus
1. Premaxila 5.Tengkorak
7. Rongga insang
Gambar 2. Sisi dorso neurocranium ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Premaxilla 6. Supra occipital
3. Nasal 8. Frontal
4. Centrum
Gambar 4. Vertebrae caudal ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Neural spine
2. Zygopophysis
3. Hemal spine
Gambar 5. Sirip ekor ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Preural vertebra
2. Ural vertebra
3. Epural
4. Hypurals
5. Parhypural
Gambar 5. Sirip perut ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Pelvic cartilage
2. Propterygium
3. Metapterygium
4. Radials
4.2. Pembahasan
Dari hasil analisis yang telah ada bahwa ikan ini merupakan ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang pipih memanjang dan agak
membulat. Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil yang runcing, rahang bawah
dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat. Mempunyai jari-
jari sirip yang keras, pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah
dan sirip perut 1 buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah,
sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah dan memiliki warna seperti
sawo matang dengan tubuh bagian vertikal agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-
6 pita vertikal berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna sawo
matang.
Ikan Kerapu Macan merupakan kelompok yang hidup didasar perairan berbatu
dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang mengandung koral. Selama siklus
hidupnya memiliki habitat yang berbeda- beda pada setiap fasenya, juga mampu hidup di
daerah dengan kedalaman 0.,5-3 meter pada area padang lamun, selanjutnya menginjak
dewasa akan berpinda ke tempat yang lebih dalam lagi, dan perpindahan ikan
berlangsung pada pagi hari atau menjelang senja. Ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) bersifat nokturnal dimana pada siang hari lebih banyak bersembunyi pada
liang-liang karangdan akan beraktifitas pada malam hari unuk mencari makanan. Ikan ini
merupakan hewan karnifora yang memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-
udangan sedangkan pada saat larva ikan ini memangsa larva moluska. Ikan ini mencari
makan dengan cara menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya dan memakannya
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah saya lakukan mengenai sistem rangka pada ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dapat disimpulkan bahwa ikan ini memiliki
rangka sejati dimana tersusun atas rangka axial, visceral, dan appendicular. Rangka axial
terdiri dari tulang tengkorak, punggung, dan rusuk. Rangka visceral terdiri dari seluruh
tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari memiliki banyak
kekurangan dan banyak kendala yang saya hadapi dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Maka dari itu, arahan dan masukan serta buku-buku literature yag mendukung sangat
DAFTAR PUSTAKA
Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo. Kendari
Tambahkan komentar
3.
May
30
Linnea Lateralis, Perhitungan Sisik dan
Morphometrik
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
Susunan linea latealis terbagi atas tiga, yakni
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis yang mengelilingi batang ekor yang
tersempit.
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
1. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
4.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
5.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
6.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
7.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
8.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
9.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
10.
May
30
DAN MORPHOMETRIK
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Linea Lateralis, Perhitungn
Sisik dan Morphometrik ” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
pembimbing yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang
tidak sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Emelia Nasution
I. PENDAHULUAN
60% penduduk Indonesia menggunakan ikan sebagai protein hewani, sementara lebih dari
(Poernomo, 2007).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal
mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari
posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-
lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga
sekitamya.
tentang linea lateralis yang merupakan alat sensori atau alat perangsang dari ikan untuk
jumlah sisik ikan yang merupakan salah satu indicator dalam penentuan klasifikasinya
serta morfometrik yang pada setiap ikan berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,
perbedaan bentuk sirip pada jenis-jenis ikan tertentu. Selain itu, praktikum ini juga untuk
mengenal bentuk morfologi ikan itu sendiri khususnya pada bagian linnea lateralis,
keadaan sisik dan morphometrik serta sebagai informasi tentang habitat ikan tersebut.
Linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori,dapat
ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik.Bentuk Linea lateralis pada umumnya
bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk Linea Lateralis.(Penuntun
Praktikum Ikhtiologi,2011)
memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor).
2. Lengkap tetapi tidak sempurna (linea lateralis yang terbentuk dari beberapa
3. Tidak lengkap (hanya pada bagian tertentu dari badan yang dilalui oleh linea
Ridwan et al (2013) menyatakan bahwa cara perhitungan sisik ikan terbagi atas :
Jumlah semua sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip
Jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke
Jumlah sisik yang dilalui oleh garis lurus keliling badan yang terletak tepat di
depan sirip punggung. Jumlah ini sangat berarti dalam penentuan ikan yang
tersempit.
Perhitungan dimulai dari sisik yang terletak dibelakang lengkung bahu dan
b. Perhitungan dihitung dari awal sirip anus miring ke depan sampai ke garis
rusuk (bawah ke garis rusuk). Sisik pada bagian gurat sisi tidak perlu
dihitung.
Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan penting,
ukuran perbandingan yang penting untuk membedakan antara spesies yang berbeda tetapi
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu
2. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir
3. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
Morphometrik” dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2013 pukul 10.00 WIB sampai
dengan pukul 11.45 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru,
Panam, Pekanbaru.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan juaro (Pangasius
cephalotaenia), ikan tapah (Wallago leeri), ikan kapas-kapas (Geres puntactus), ikan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti nampan, buku gambar
ikhtiologi, buku penuntun praktikum ikhtilogi, penggaris, serbet, tissue dan alat tulis
lainnya.
3.3 Metode Praktikum
metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu
praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum iktiologi dan buku-buku
dari laporan, ikan-ikan yang akan dipraktikumkan dan semua praktikan diwajibkan
membawa ikan sampel yang telah ditentukan untuk masing-masing kelompok. Tak hanya
itu, praktikan juga diwajibkan untuk mengisi klasifikasi sesuai jenis ikan sampel yang
dibawanya pada buku praktikum ikhtiologi dan membawa serta alat tulis yang lengkap
dalam laboratorium. Maka, asisten memberikan respon kepada praktikan tentang materi-
mengamati sampel. Setelah itu masing-masing ikan sampel diletakkan diatas nampan
untuk diamati lalu praktikan menggambarkan ikan-ikan sampel secara utuh dengan posisi
kepala disebelah kiri lalu masing-masing ikan diberi keterangan seperti panjang baku
(SL), panjang total (TL), panjang kepala (HdL) dan tinggi badan (Bdh). Setelah
gambarnya selesai, buat deskripsi dari masing-masing jenis ikan dengan memperhatikan
penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar tubuh ikan serta mulut dan sungut ikan
yang dipraktikumkan.
mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih.
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Cybium
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 19cm, SL = 16 cm, BdH = 4 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
Ordo : Percimorphi
Famili : Carangidae
Genus : Stromateus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 18 cm, SL = 13 cm, BdH =10 cm, HdL = 4 cm, FL= 2,5 cm
berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serradinae
Genus : Ephinephelus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 24 cm, SL = 20 cm, BdH = 7 cm, HdL = 6 cm
Perhitungan sisik :
Ordo : Cyriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 11,5 cm, SL = 9 cm, BdH = 2,5 cm, HdL = 2 cm, FL= 1,5 cm
Perhitungan sisik :
I. Jumah sisik didepan sirip punggung = -
Ordo : Siluriformes
Famili : Siluridae
Genus : Wallago
Keterangan : 1. TL 5. PoL
2. SL 6. VL
3. HdL 7. SnL
4. BdH 8. IorL
9. NoL
Ukuran Morphometrik :
Ordo : Percomorphi
Famili : Geridae
Genus : Geres
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
TL = 21 cm, SL = 16,5 cm, BdH = 6,5 cm, HdL = 5,5 cm, FL= 3 cm
4.1.8. Ikan Ingir-Ingir (Mystus nigriceps)
Ordo :
Famili :
Genus : Mystus
Keterangan :
1. TL 6. PoL
2. FL 7. VL
3. SL 8. SnL
4. HdL 9. IorL
Ukuran Morphometrik :
Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan tajam.
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan namun untuk
penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma, Thailand (Ramadhan, 2008).
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu spesies dari family
scrombidae. Tubuh ikan ini memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya,
telanjang tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas dan
bawah. Panjang moncong (snout length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian
belakang. Sirip punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari
keras (duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
Djuhanda (1991) dalam Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga
Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada
pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat
besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh
panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar
perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai
besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak
gelap. Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini
osteichtyes, bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala
dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik
dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil
ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar
kehitaman.
atau agak membulat. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut
berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang
atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat.
Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded).
Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu
ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di
wilayah Indo-Pasifik.
Ikan Pantau (Rasbora bornensis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-
sungai (air tawar). Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak
bersatu hubungan sirip dada dan sirip perut abdominal, sisik berbentuk cycloid, tidak
ukuran tubuh yang relatif kecil, bentuk bdan pipih tegak dengan kepala melengkung,
mulut terletak di ujung depan kepala dan dapat di sembulkan kedepan, tubuh di tutupi
oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing serta warna tubuh keperakan
(Fishypedia, 2006).
Ikan tapah (Wallago leeri) memiliki badan yang panjang dan padat. Ikan ini bisa
tumbuh hingga 2,4 meter (8 kaki). Kepalanya lebar dengan mulut yang besar dan
melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau kebelakang matanya. Gigi ikan ini sangat
tajam dan bisa menggigit manusia. Matanya kecil dengan tepi disekelilingnya. Ikan ini
juga mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip sirip belakang
ukuran mulutnya sempit posisi sudut mulut tegak lurus atau sedikit dibelakang bola mata,
keuda rahang bibir tidak berlipatan, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, bentuk
bibir tidak bergerigi, ukuran sungut mencapai batang ekor, rostrum ujungnya tumpul
jumlah sungut pada rahang atas dua pasang dan pada rahang bawah juga dua pasang
(Putra, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Disamping itu kita juga dapat mengetahui secara apakah ikan tersebut memiliki
sisk atau tidak serta dapat mengitung berapa jumlah sisik didepan sirip punggung,
jumlah sisik di pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah
sisik pada garis rusuk dan jumlah sisik diatas dan dibwah garis rusuk.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai
praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari masih memiliki
banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala dalam mengerjakan laporan praktikum
ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan
Jadi, semoga untuk selanjutnya hal tersebut dapat terpenuhi demi kesempurnaan
penulisan berikutnya. Tentunya arahan dan masukan dari para asissten juga sangat saya
DAFTAR PUSTAKA
Murdani. 2008. “Karakteristik Sensoris Dan Kimia Pada Ikan Kebung (Restrelliger sp)
Yang Difermentasi Pada Suhu Berbeda”. Skripsi. Pekanbaru: FAPERIKA, Universitas
Riau.
Manda, et al. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Poernomo. 2007. Urgensi Sektor Perikanan dalam Majalah Perikanan Tahun 2007.
Jakarta.
Ramadhan, P.P. 2008. “Studi Kebiasaan Makanan Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
di Daerah Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Medan.
Tambahkan komentar
Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.