Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN HARIAN

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


DI APOTEK KIMIA FARMA 49 JAKARTA

YULIANTI LESTARI
260112140591

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HARIAN
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK KIMIA FARMA 49 JAKARTA

YULIANTI LESTARI
260112140591

Jakarta, Juli 2015

Mengetahui

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

1
Hari, Tanggal : Rabu, 1 Juli 2015
Hari ke- :1
No. Kegiatan Uraian
1. Penerimaan  Mahasiswa PKPA secara resmi diterima oleh BM
mahasiswa PKPA di PT. Kimia Farma Trading & Distribution yang
Kimia Farma Trading bertempat di Jl. Budi Utomo-Jakarta Pusat.
& Distribution, Budi  Mahasiswa diberitahukan mengenai penempatan
Utomo-Jakarta Pusat PKPA di Apotek Kimia Farma Unit Bisnis
Jakarta.
 Saya ditempatkan di Apotek Kimia Farma 49
Pondok Bambu Jakarta Timur.
 Mahasiswa dibagi kelompok kecil serta
disampaikan mengenai tugas khusus kelompok
yang harus dikerjakan oleh mahasiswa apoteker
yang melaksanakan PKPA di Apotek Kimia
Farma.
 Saya mendapatkan tugas kajian resep pasien
Migrain dengan teman kelompok Sharren Celcilia,
Putu Listinelia, dan Niken Pratiwi.
 Mahasiswa diberikan surat pengantar untuk
apotek yang dituju oleh masing-masing
mahasiswa agar mahasiswa dapat memulai PKPA.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

2
Hari, Tanggal : Kamis, 2 Juli 2015
Hari ke- :2
No. Kegiatan Uraian
1. Penerimaan  Pertemuan dengan Apoteker Penanggungjawab
mahasiswa PKPA di Apotek Kimia Farma 49
Apotek Kimia Farma  Penjelasan tentang tata tertib selama PKPA di
49 Pondok Bambu, Apotek Kimia Farma 49
Jakarta Timur  Pengaturan jam kerja di Apotek Kimia Farma 49
mulai dari pukul 08.00-15.00 WIB untuk shift pagi
dan 14.00-21.00 WIB untuk shift siang dengan
dilakukan 6 hari kerja bagi mahasiswa PKPA
2. Perkenalan dengan  Apoteker pengelola Apotek Kimia Farma 49 adalah
para staf di Apotek. Ibu Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. dan tidak
memiliki apoteker pendamping tetapi membawahi
koordinator asisten apoteker, perawat dan optik.
APA berkedudukan sebagai Manajer Pelayanan
Apotek dan bertanggung jawab langsung kepada
Manajer Bisnis PT. Kimia Farma Apotek Jakarta.
 Apotek Kimia Farma 49 memiliki 10 asisten
apoteker, 2 perawat dan 1 petugas optik.
3. Mempelajari tata Apotek Kimia Farma 49 memiliki beberapa ruangan
ruang di Apotek yang digunakan masing-masing memiliki fungsi yang
Kimia Farma 49 berbeda, yaitu antara lain :
1. Ruang penyerahan resep, bagian ini terdapat di
bagian counter depan. Pasien dapat menyerahkan
resep dan kemudian akan dilakukan skrining resep
oleh petugas apotek.
2. Kasir, terletak di bagian penyerahan resep.
Setelah resep diterima dan diskrining, dilakukan
pengecekan obat. Harga obat diberitahukan
langsung kepada pasien dan pasien diharuskan
untuk membayar terlebih dahulu agar kemudian
resep dapat dengan segera dikerjakan.
3. Ruang peracikan, terdapat didalam apotek
4. Ruang pengambilan obat
Obat yang sudah disiapkan dapat diserahkan

3
melalui ruang pengambilan obat. Diruangan ini
pasien juga akan mendapatkan informasi terkait
obat yang didapat.
5. Rak penyimpanan obat
Semua obat disimpan dalam rak apotek. Rak obat
ini terdapat di dalam apotek dan ada yang terletak
di counter depan.
6. Swalayan farmasi, berisi obat-obatan Over The
Counter (OTC), vitamin, obat herbal, suplemen,
kosmetik, dan alat-alat kesehatan.
7. Ruang tunggu, terletak dekat dengan counter
pengambilan obat. Ruang tunggu apotek
dilengkapi dengan kursi dan televisi untuk
menjamin kenyamanan pasien saat menunggu
obat yang sedang disiapkan.
8. Selain itu juga terdapat ruang praktik dokter,
optik, mushola dan toilet.
4. Mempelajari tata letak Di apotek Kimia Farma 49 obat-obatan di tata
penyimpanan obat di berdasarkan:
apotek 1. Golongan obat
Obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan di
rak-rak display etalase di ruang penjualan obat di
swalayan (OTC) dan obat lainnya disimpan di
ruang ethical counter.
2. Farmakologi obat dan ditata sesuai alfabetis,
terdiri dari:
a. Saluran Pernafasan
b. Anti Histamin
c. Saluran Pencernaan
d. Anti Hipertensi
e. Anti Kolesterol
f. Anti Haemoroid
g. Sistem Kardiovaskular
h. Anti Diabetik
i. Hormon
j. Vitamin
k. Antibiotik

4
l. Anti Bakteri
m. Anti Jamur
n. Sistem Saraf Pusat
3. Bentuk sediaan
Tablet/kapsul, sirup, suspensi, obat mata (salep
dan tetes mata), tetes hidung dan telinga,
salep/krim kulit, ovula/supositoria, inhaler dan
obat suntik (injeksi).
4. Penyimpanan narkotik dan psikotropik dipisahkan
dalam lemari khusus untuk menghindari agar tidak
terlihat, sebab penggunaan obat-obatan tersebut
harus dalam pengawasan.
5. Sifat termolabil, Kulkas
Digunakan untuk sediaan supositoria, ovula,
injeksi, insulin ddan obat-obat lainnya yang
bersifat termolabil.
6. Obat generik dan askes
5. Mempelajari cara  Kartu stock terdapat pada setiap obat. Dalam
penulisan kartu stock setiap pengambilan obat, kita harus menuliskan
jumlah obat yang keluar dan jumlah barang yang
masih tersedia di apotek. Penulisan kartu stock ini
penting untuk mengawasi persediaan obat.
 Dalam memotong kartu stock perhatikan apakah
pembelian berasal dari resep atau non resep. Jika
berasal dari resep, maka nomor dokumen pada
kartu stock diisi dengan nomor resep. Pada kolom
terdapat tanda (+) dan (-). Untuk barang masuk
ditulis di kolom (+) dan untuk barang keluar
ditulis di kolom (-) kemudian di tulis sisa obat
yang terdapat dalam kotak di kolom sisa.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

5
Hari, Tanggal : Jum’at, 3 Juli 2015
Hari ke- :3
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

6
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Mempelajari cara  Salinan resep dibuat jika resep tersebut:
penulisan salinan atau 1. Ada obat yang digantikan dengan obat lain yang

7
copy resep memiliki kandungan zat aktif yang sama
2. Jumlah obat yang diberikan kurang atau tidak
sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep
3. Obat yang ada di resep tapi tidak diberikan
(biasanya stok barang tidak ada)
4. Ada tanda ‘iter’
5. Untuk obat-obat narkotika (harus
mengambil/membeli lagi di apotek yang
memiliki resep aslinya).

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

8
Hari, Tanggal : Sabtu, 4 Juli 2015
Hari ke- :4
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

9
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:

10
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.
6. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

11
Hari, Tanggal : Senin, 6 Juli 2015
Hari ke- :5
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

12
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:

13
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.

14
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

15
Hari, Tanggal : Selasa, 7 Juli 2015
Hari ke- :6
No. Kegiatan Uraian
1. Bimbingan dengan 1. Profil Kimia Farma 49
APA, Anisa Ika Kimia Farma 49 memiliki apotek, klinik dan juga
Rahmaniah, S.Farm., optik, dimana dikepalai oleh seorang Apoteker
Apt. Penanggung jawab Apotek yang membawahi
koordinator asisten apoteker, koordinator perawat
dan petugas optik. Masing-masing koordinator
membawahi 9 asisten apoteker dan 1 orang
perawat.
2. Pengadaan Barang di Apotek
Pengadaan barang-barang di Apotek dilakukan
setiap 10 hari sekali. Barang-barang yang
dibutuhkan dalam keadaan mendesak, di luar
barang yang telah dipesan sebelumnya dan
terdapat obat yang baru, maka dilakukan
pengadaan barang cito yang dilaksanakan setiap
hari Selasa, Rabu, dan Jum’at.
3. Penyimpanan Barang di Apotek
Barang atau sediaan farmasi yang ada di Apotek,
disimpan dalam rak-rak obat yang tersedia secara
alfabetis dan menuliskan tanggal pemasukan obat
dan jumlah obat pada kartu stok. Obat bebas dan
bebas terbatas serta alat kesehatan diletakkan pada
swalayan. Beberapa produk multivitamin,
kosmetik, jamu, susu serta makanan dan minuman
ringan juga diletakkan pada swalayan. Obat
generik, obat inhealth dan produk Kimia Farma
disimpan pada rak terpisah dari rak-rak lain. Obat
psikotropika dan narkotika disimpan pada lemari
kayu tertutup dan memiliki kunci. Obat-obat keras
yang termolabil disimpan dalam lemari es. Di
Apotek KF 49, pengaturan letak produk-produk
dibagi berdasarkan sifat farmakologi, bentuk
sediaan dan jenis produk yang disusun secara
alfabetis.

16
4. Pelayanan di Apotek
Apotek KF 49 melayani penyaluran perbekalan
farmasi baik resep maupun non resep. Pelayanan
resep di Apotek KF 49 terdiri atas resep tunai dan
resep kredit. Apotek KF 49 juga bekerja sama
dengan BPJS dalam melayani pasien BPJS karena
memenuhi dua syarat, yaitu memiliki lokasi yang
strategis dan kesanggupan apotek terkait fasilitas
yang telah ada (contohnya klinik dokter). Resep
tunai berasal dari resep Klinik KF 49 ataupun
resep dari rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun
apotek lain. Resep kredit berasal dari Aqua, PLN,
Indosat maupun BPJS. Selain itu, pelayanan dari
non resep berasal dari pembelian barang-barang di
swalayan farmasi.
5. Swalayan Farmasi di KF 49
Kimia Farma 49 memiliki swalayan farmasi yang
menjual merchandise dengan beberapa kategori,
salah satu diantaranya yaitu kategori health care.
Kategori health care dibagi ke dalam beberapa
sub kategori, misalnya sub kategori drug (obat)
yang memiliki beberapa kelas, seperti kelas
analgesik yang kemudian dibagi lagi menjadi sub
kelas seperti tablet dan sirup.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil

17
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika

18
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
4. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten

19
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
6. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.
7. Menyiapkan obat  Melayani pasien BPJS yang belum mendapatkan
yang belum diberikan seluruh obat yang tertera dalam resep,
untuk pasien BPJS dikarenakan kurangnya ketersediaan obat untuk
pasien BPJS.
 Sebelum mengambil obat, terlebih dahulu dicek
kembali ketersediaan obat di apotek dengan di
resep. Jika obat telah tersedia, maka obat-obat
yang belum diberikan kepada pasien tersebut
disiapkan dan diberi etiket sesuai aturan
pengambilan obat pasien BPJS.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

20
Hari, Tanggal : Rabu, 8 Juli 2015
Hari ke- :7
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

21
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format

22
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.
5. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.
6. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
7. Mempelajari cara Untuk melakukan pemesanan obat narkotika,
pengisian surat diperlukan surat pemesanan narkotika yang dibuat
pemesanan narkotika oleh APA yang akan mengajukan pesanan obat
narkotika dengan mencantumkan nama obat dan
jumlah obat narkotika yang akan dipesan, disertai
dengan alasan keperluan penggunaan narkotika
tersebut.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

23
Hari, Tanggal : Kamis, 9 Juli 2015
Hari ke- :8
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

24
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
4. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

25
5. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

26
Hari, Tanggal : Jum’at, 10 Juli 2015
Hari ke- :9
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

27
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:

28
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
5. Menuliskan etiket Penulisan etiket disesuaikan dengan resep yang
pada setiap obat yang diterima. Setiap apotek Kimia Farma memiliki format
akan diserahkan cara penulisan etiket obat yang berisi tentang no
kepada pasien resep, tanggal, nama pasien, aturan pakai, nama dan
jumlah obat.
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten

29
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
8. Mempelajari  Mengecek kesesuaian dokumen yaitu surat pesanan
pengecekkan dengan faktur
dokumen saat pesanan  Mengecek kesesuaian dokumen dengan barang
obat dating yang datang

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

30
Hari, Tanggal : Sabtu, 11 Juli 2015
Hari ke- : 10
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

31
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau

32
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
4. Melakukan Setelah menyiapkan obat untuk pasien, maka obat
penyerahan obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama
kepada pasien pasien dan memberikan informasi obat kepada pasien.
Namun, sebelum menyerahkan obat terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan akhir mengenai kesesuaian
resep dengan obat yang telah disiapkan. Jika obat
dengan resep telah sesuai, maka obat diserahkan
kepada pasien dengan pertama-tama memanggil nama
pasien lalu memberikan informasi obat dengan
menunjukkan obatnya dan memberikan informasi
berupa nama obat, indikasi dan cara penggunaan obat.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

33
Hari, Tanggal : Senin, 13 Juli 2015
Hari ke- : 11
No. Kegiatan Uraian
1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

34
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:

35
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.

36
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

37
Hari, Tanggal : Selasa, 14 Juli 2015
Hari ke- : 12
No. Kegiatan Uraian
1. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
2. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,

38
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
3. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
4. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil

39
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
5. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika

40
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
6. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

41
Hari, Tanggal : Rabu, 15 Juli 2015
Hari ke- : 13
No. Kegiatan Uraian
1. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat bentuk harus dilakukan yaitu:
sediaan puyer untuk  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
anak untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
2. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,

42
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
3. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
4. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil

43
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
5. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika

44
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
6. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.
8. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

45
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Juli 2015
Hari ke- : 14
No. Kegiatan Uraian
1. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.

46
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep

47

Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Pemeriksaan barang Barang-barang yang baru datang dari BM KF Pusat
datang dari BM KF diperiksa kelengkapannya berdasarkan dokumen
Pusat BPBA. Di dalam BPBA berisi kelengkapan atau
informasi barang-barang yang diminta oleh apotek
kepada bagian gudang BM KF Pusat, kelengkapan
tersebut terdiri atas nama obat, jumlah obat, kemasan
obat, harga obat, diskon dan total harga obat.
Dilakukan pencocokan antara dokumen BPBA
dengan barang yang sudah datang ke apotek. Barang
yang akan masuk sebagai persediaan apotek haruslah
sesuai dengan yang tertera pada BPBA.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

48
Hari, Tanggal : Senin, 20 Juli 2015
Hari ke- : 15
No. Kegiatan Uraian
1. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi

49
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep

50
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

51
Hari, Tanggal : Selasa, 21 Juli 2015
Hari ke- : 16
No. Kegiatan Uraian
1. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.

52
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep

53
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

54
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Juli 2015
Hari ke- : 17

No. Kegiatan Uraian


1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan

55
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang

56
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada

57
pasien.
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

58
Hari, Tanggal : Kamis, 23 Juli 2015
Hari ke- : 18

No. Kegiatan Uraian


1. Memeriksa Lembar yang dicek merupakan faktur salinan yang
kelengkapan barang akan disimpan di apotek. Hal yang dilakukan adalah
dropping-an dari memeriksa kesesuaian barang dengan jumlah pada
Kimia Farma lain daftar yang tertera di bagian surat dropping-an, serta
memeriksa kondisi barang dan tanggal kadaluwarsa.
Jika barang sesuai dengan spesifikasi dari surat
dropping-an, maka barang-barang dapat disimpan.
2. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
3. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan

59
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan

60
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
6. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan

61
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
7. Pemeriksaan barang Barang-barang yang baru datang dari BM KF Pusat
datang dari BM KF diperiksa kelengkapannya berdasarkan dokumen
Pusat BPBA. Di dalam BPBA berisi kelengkapan atau
informasi barang-barang yang diminta oleh apotek
kepada bagian gudang BM KF Pusat, kelengkapan
tersebut terdiri atas nama obat, jumlah obat, kemasan
obat, harga obat, diskon dan total harga obat.
Dilakukan pencocokan antara dokumen BPBA
dengan barang yang sudah datang ke apotek. Barang
yang akan masuk sebagai persediaan apotek haruslah
sesuai dengan yang tertera pada BPBA.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

62
Hari, Tanggal : Jum’at, 24 Juli 2015
Hari ke- : 19

No. Kegiatan Uraian


1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

63
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan

64
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten

65
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Melakukan pengisian Barang-barang yang sudah diperiksa kelengkapannya
stok barang sesuai sesuai BPBA, maka barang tersebut dimasukkan ke
kategori obat dalam masing-masing rak obat dan dilakukan
pengisian kartu stok obat. Pengisian barang yang
dilakukan adalah obat mata (salep dan tetes mata),
tetes hidung dan telinga, salep/krim kulit, serta
inhaler. Cara pengisian barang ke dalam rak obat,
yaitu dengan mengisi kartu stok obat sesuai jumlah
obat yang tersedia. Lalu, obat dimasukkan ke dalam
masing-masing rak obat.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

66
Hari, Tanggal : Sabtu, 25 Juli 2015
Hari ke- : 20

No. Kegiatan Uraian


1. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).

67
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
4. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

68
5. Bimbingan dengan 1. Buku Defekta
APA, Anisa Ika Defekta adalah buku yang berisi keperluan barang
Rahmaniah, S.Farm., yang telah mencapai stok minimal atau barang
Apt. kosong selama pelayanan di apotek. Defekta
barang diperoleh berdasarkan catatan pengeluaran
produk yang tersedia dari kartu stok dan dari
pemakaian barang sebelumnya.
2. Kimia Farma Information System (KIS)
KIS adalah salah satu sistem informasi yang
digunakan dalam mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan mengenai pengadaan barang di
Apotek Kimia Farma, prosedur penjualan obat
melalui resep, penjualan obat non resep dan
absensi karyawan. KIS terintegrasi antara Apotek
Kimia Farma dengan Business Manager (BM),
sehingga setiap data apotek dapat dilihat dan
dipantau oleh BM Jakarta.
6. Penyerahan Informasi Pasien datang ke apotek membawa resep dari dokter.
Obat (PIO) untuk Pertama-tama memeriksa kelengkapan resep dan
pasien dengan resep ketersediaan obat. Lalu, menyiapkan obat sesuai
dokter dengan resep dan ketersediannya. Sebelum
menyerahkan obat, diperiksa kembali kesesuaian obat
yang telah disiapkan dengan resep. Kemudian, obat
diserahkan kepada pasien dengan memberikan
informasi obat berupa nama obat, indikasi, aturan
pakai serta cara minum obat. Setelah itu, pasien
diminta untuk tanda tangan sebagai bukti bahwa obat
telah diambil oleh pasien.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

69
Hari, Tanggal : Senin, 27 Juli 2015
Hari ke- : 21

No. Kegiatan Uraian


1. Melayani pasien Pasien swamedikasi datang ke apotek untuk membeli
swamedikasi obat tanpa membawa resep. Langkah yang dilakukan:
Pasien datang ke apotek menuju ke swalayan atau
bertanya tentang obat yang diperlukan (pasien
menjelaskan keluhan, kemudian pasien diberikan obat
yang sesuai)  Pasien diberikan beberapa informasi
mengenai obat yang diberikan  Pasien ke kasir
untuk membayar obat yang dibeli.
2. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
3. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten

70
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
4. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek

71
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
5. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
6. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada

72
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

73
Hari, Tanggal : Selasa, 28 Juli 2015
Hari ke- : 22

No. Kegiatan Uraian


1. Melakukan pengisian Barang-barang yang sudah diperiksa kelengkapannya
stok barang sesuai sesuai dengan faktur, maka barang tersebut
kategori obat dimasukkan ke dalam masing-masing rak obat dan
dilakukan pengisian kartu stok obat. Pengisian barang
yang dilakukan adalah untuk obat-obat hipertensi,
saluran pencernaan dan vitamin. Cara pengisian
barang ke dalam rak obat, yaitu dengan mengisi kartu
stok obat sesuai jumlah obat yang tersedia. Lalu, obat
dimasukkan ke dalam masing-masing rak obat.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek

74
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika

75
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan

76
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

77
Hari, Tanggal : Rabu, 29 Juli 2015
Hari ke- : 23

No. Kegiatan Uraian


1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

78
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:

79
bentuk sediaan salep Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.

80
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk puyer, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
pulveres atau puyer untuk meracik sediaan puyer dengan menganalisis
untuk anak-anak aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk puyer
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dikemas ke dalam kertas perkamen dan diberi
etiket pada wadah plastik obat
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

81
Hari, Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015
Hari ke- : 24

No. Kegiatan Uraian


1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan

82
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
3. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.
4. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan

83
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
5. Melakukan pengisian Barang-barang yang sudah diperiksa kelengkapannya
stok barang sesuai sesuai dengan faktur, maka barang tersebut
kategori obat dimasukkan ke dalam masing-masing rak obat dan
dilakukan pengisian kartu stok obat. Pengisian barang
yang dilakukan adalah untuk obat-obat hipertensi dan
kolesterol. Cara pengisian barang ke dalam rak obat,
yaitu dengan mengisi kartu stok obat sesuai jumlah
obat yang tersedia. Lalu, obat dimasukkan ke dalam
masing-masing rak obat.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

84
Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Juli 2015
Hari ke- : 25

No. Kegiatan Uraian


1. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep BPJS antara
resep BPJS lain:
a. Menerima resep dari pasien
b. Pasien diminta menyerahkan fotokopi buku
berobat BPJS, kartu BPJS serta resep yang akan
ditebus
c. Dilakukan skrining resep
d. Resep diberi nomor
e. Pasien diberi nomor resep untuk antrian
pengambilan obat
f. Obat diambil sesuai yang tertera pada resep
dengan melakukan pemotongan kartu stock pada
setiap obat yang telah diambil
g. Obat dimasukkan ke dalam wadah dan diberi
etiket (meliputi nomor resep, tanggal, nama
pasien, nama obat, jumlah obat, cara pakai), etiket
putih untuk obat pemakaian dalam, dan etiket biru
untuk obat pemakaian luar
h. Dilakukan pengecekan kembali oleh apoteker
i. Pasien membubuhkan tanda tangan pada buku
berobat BPJS baik yang asli maupun fotokopi
kemudian pasien juga tanda tangan di fotokopi
resep yang akan dijadikan sebagai dokumen
apotek
j. Obat diserahkan oleh apoteker kepada pasien dan
diberikan informasi terkait obat yang diberikan.
2. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep kredit
resep kredit antara lain:
a. Mendata jumlah obat yang dibutuhkan pada
semua resep kredit
b. Mengambil obat dan memotong kartu stock sesuai
jumlah obat yang diambil
c. Mengumpulkan semua obat dan dilakukan

85
pengemasan untuk masing-masing resep kredit
dengan mengecek kembali resep dan memberi
etiket lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai
3. Menyiapkan obat dari Tahapan dalam penyiapan obat dari resep tunai antara
resep tunai lain:
1. Penerimaan resep
 Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep.
 Pemeriksaan ketersediaan barang/obat.
2. Pembayaran
 Pengambilan obat seluruhnya atau sebagian.
 Ada/tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
 Pembayaran tunai
 Pemberian nomor resep.
3. Penyiapan/Peracikan obat
 Mengambil, menyiapkan obat.
 Jika terdapat racikan obat, dilakukan
perhitungan dosis, penimbangan, pencampuran
dan pengemasan
 Penyiapan etiket/penandaan obat pada kemasan
meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien,
nama obat, jumlah obat, dan cara pakai; etiket
putih untuk pemakaian dalam dan etiket biru
pemakaian luar.
4. Pemeriksaan akhir
 Kesesuaian hasil penyiapan/peracikan obat
dengan resep
 Pengecekan etiket
 Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika
diperlukan).
 Kebenaran kuitansi (jika diperlukan).
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi
mengenai obat berupa;
 Nama obat, kegunaan obat, dosis, jumlah,
aturan pakai.
 Efek samping yang mungkin terjadi.
 Interaksi obat
 Cara penyimpanan obat.
4. Membuat salinan Salinan resep dibuat karena jumlah obat yang

86
resep untuk pasien diberikan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah
yang tertera pada resep, serta terdapat tanda iter pada
resep.
5. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk kapsul, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan kapsul  Menghitung jumlah obat yang harus diambil
untuk meracik sediaan kapsul dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk kapsul
dengan melakukan penggerusan atau
menggunakan blender untuk menghaluskan semua
bahan-bahan obat yang harus diracik. Lalu,
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan kapsul
dimasukkan ke wadah serta diberi etiket
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
6. Melakukan peracikan Sebelum meracik sediaan bentuk salep, tahap yang
resep obat dengan harus dilakukan yaitu:
bentuk sediaan salep  Menghitung jumlah obat yang harus diambil atau
ditimbang untuk meracik sediaan salep dengan
menganalisis aturan yang ada pada resep
 Memeriksa hasil perhitungan kepada asisten
apoteker apakah sudah benar. Jika perhitungan
sudah benar, maka dapat dilakukan peracikan
sediaan. Tetapi jika perhitungan salah, maka akan
diperbaiki oleh asisten apoteker
 Meracik obat menjadi sediaan bentuk salep
dengan melakukan penggerusan untuk
menghaluskan bahan obat yang padat atau serbuk
dan ditambahkan dengan produk salep yang sudah

87
jadi. Lalu, dikemas ke dalam pot plastik dan diberi
etiket warna biru karena pemakaian luar
 Memberikan hasil racikan obat kepada asisten
apoteker untuk dicek ulang dan diserahkan kepada
pasien.
7. Penyerahan Informasi Pasien datang ke apotek membawa resep dari dokter.
Obat (PIO) untuk Pertama-tama memeriksa kelengkapan resep dan
pasien dengan resep ketersediaan obat. Lalu, menyiapkan obat sesuai
dokter dengan resep dan ketersediannya. Sebelum
menyerahkan obat, diperiksa kembali kesesuaian obat
yang telah disiapkan dengan resep. Kemudian, obat
diserahkan kepada pasien dengan memberikan
informasi obat berupa nama obat, indikasi, aturan
pakai serta cara minum obat. Setelah itu, pasien
diminta untuk tanda tangan sebagai bukti bahwa obat
telah diambil oleh pasien.

Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., Apt. Arif Budiman, M.Si., Apt.


Pembimbing Apotek Kimia Farma Pondok Pembimbing Fakultas Farmasi
Bambu Jakarta Timur Universitas Padjadjaran

88

Anda mungkin juga menyukai