Anda di halaman 1dari 10

Etiologi dan Karakteristik anak dengan Keluhan Utama

Perawakan Pendek
Kyung Chul Song, MD1, Song Lee Jin, MD1, Ah Reum Kwon, MD1, Hyun Wook Chae, MD1,
Jung Min Ahn, MD1, Duk Hee Kim, MD, PhD2, Ho-Seong Kim, MD, PhD1
Diterjemahkan dari
Annals of Pediatric Endocrinology & Metabolism

http://dx.doi.org/10.6065/apem.2015.20.1.34

Abstrak
Tujuan : Perawakan pendek menjadi alasan tersering dalam kunjungan klinik endokrin
pediatri. Hal itu disebabkan karena perawakan pendek menjadi tanda pertama dari
timbulnya suatu penyakit. Tujuan studi ini untuk meneliti etiologi dan karakteristik
umum dari subjek pasien rawat jalan yang berkunjung ke klinik karena perawakan
pendek.
Metode : Secara retrospektif Kami mereview rekam medik dari 3.371 pasien yang
berkunjung ke Rumah Sakit anak dengan kelihan utama perawakan pendek dari 2010 ke
2012. Catatan medik, data auksologi, dan tes laboratorium termasuk umur tulang yang
dikumpul dan dianalisa. Studi kromosom atau tes kombinasi fungsi pituitari dilakukan
jika dibutuhkan.
Hasil : Sekitar 89,4% subjek dengan keluhan utama perawakan pendek yang
berkunjung ke klinik rawat jalan dengan tinggi normal, dan hanya 10,6% subjek yang
diidentifikasi memiliki perawakan pendek. Dari subjek yang memiliki perawakan
pendek, 44,7% diklasifikasikan memiliki varian normal dalam perawakan pendek;
keluarga perawakan pendek (23%), keterlambatan perkembangan (17,7%) dan
campuran keduanya (3,9%). Patologi perawakan pendek ditemukan pada 193 subjek
(54,2%), dari patologi perawakan pendek, etiologi terbanyak adalah defisiensi growth
hormon (38,9%)
Kesimpulan : Mayoritas anak memiliki tinggi normal. Dari anak anak yang memiliki
perawakan pendek, patologi perawakan pendek dan varian perawakan pendek yang
normal memiliki persentase yang sama. Growth hormon menjadi sebab terbanyak dari
patologi perawakan pendek dan ditemukan pada sekitar 20% anak dengan perawakan
pendek. Pada patologi perawakan pendek, tinggi, kecepatan tinggi dan jumlah IGF-1
lebih rendah daripada varian normal.
Kata kunci : perawakan pendek, etiologi, pertumbuhan

Pengantar

Perawakan pendek didefinisikan sebagai tinggi dibawah persentil tiga atau lebih
daripada 2 standar deviasi dibawah rata-rata tinggi yang sesuai berdasarkan umur yang
sama, jenis kelamin, dan ras. Perawakan pendek menjadi sebab tersering rujukan ke
endokrin pediatri. Faktanya, jumlah besar anak yang berkunjung ke klinik endokrin
pediatri disebabkan oleh perawakan pendek. Hal ini berdasarkan kepercayaan bahwa
tinggi manusia diikuti dengan kualitas kesuksesan orang 1). Studi sebelumnya
melaporkan bahwa tinggi fisik dan harga diri berkorelasi secara signifikan, dengan
demikian, mereka yang dengan status pekerjaan yang tinggi secara umum dipercayai
lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki status pekerjaan yang rendah 2)
Selain itu, banyak laporan yang mengindikasikan bahwa anak dengan perawakan
2-4)
pendek terbeban secara akademis dan secara sosial . Sebaliknya, studi lain
melaporkan bahwa adaptasi psikologi dari individu yang lebih pendek dari rata-rata
tidak dapat dibedakan dari yang lainnya 5,6). Meskipun tidak ada bukti bahwa perawakan
pendek diikuti dengan stres psikososial, adaptasi psikologi, atau performa akademik,
tinggi stereotipe sosial, seperti ciri positif yang dihubungkan dengan tinggi badan dan
ciri negatif dihubungkan dengan pendek , masih berlaku. Konsep strereotipe populer
tentang tinggi di masyarakat menyebabkan kunjungan perawakan pendek ke rumah
sakit 7).
Perawakan pendek menjadi manifestasi klinis dari patologi penyakit seperti defisiensi
growth hormon, penyakit kronik, atau didefinisikan sindrom klinis; jadi evaluasi
perawakan pendek dengan tepat menjadi hal yang sangat penting. Walaupun
kebanyakan anak dengan perawakan pendek dinilai sehat setelah evaluasi, monitoring
dengan teliti status pertumbuhan (seperti pengukuran tinggi, berat, dan kecepatan
pertumbuhan) menjadi hal yang penting dalam kesehatan anak. Perawakan pendek
adalah hasil dari bermacam-macam etiologi; yang dikategorikan sebagai sebab patologis
dan varian normal. Varian normal dari perawakan pendek terdiri dari perawakan pendek
familialdan keterlambatan tumbuh kembang konstitusional , sedangkan sebab patologis
dikategorikan menjadi penyakit endokrin, sindrom yang didefinisikan secara klinis,
penyakit kronik, dan penyakit metabolik dll 8). Baru baru ini, dokter telah
mengklasifikasikan varian normal perawakan pendek sebagai satu jenis perawakan
pendek idiopatik, yang dapat didiagnosis setelah eksklusi keterlibatan sistemik,
endokrin, nutrisi, atau abnormalitas kromosom. Sebagai tambahan, klasifikasi yang
benar dan tepat dari perawakan pendek sangat penting untuk menentukan apakah terapi
growth hormon dibutuhkan atau tidak.
Tujuan dari studi ini untuk menentukan profil etiologi dan distribusi pasien yang
berkunjung ke kelinik rawat jalan untuk evaluasi perawakan pendek.
Metode dan Bahan
1. Subjek
Studi ini berdasarkan analisa retrospektif dari data 3.664 anak yang dievaluasi untuk
perawakan pendek di departemen pediatri, Rumah Sakit anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Yonsei, dari Januari 2010 ke Desember 2012. Pasien yang telah menjalani
follow up selama kurang dari 1 tahun dieksklusikan. Sekitar 293 pasien yang
dieksklusikan dan 3.371 pasien dianalisa.
2. Metode
Perawakan pendek didefinisikan sebagai tinggi dibawah persentil tiga berdasarkan
umur yang sama dan jenis kelamin di grafik pertumbuhan orang korea yang dilaporkan
pada 2007, dan kategori etiologi berdasarkan klasifikasi MB Ranke 8). Kami
mengumpulkan data berdasarkan catatan medis pasien (umur, jenis kelamin, periode
intrauterin, berat lahir, dan rentan tumbuh pertahun, tinggi rata rata orang tua, riwayat
medikasi, riwayat masuk rumah sakit dan riwayat rawat jalan), penemuan fisik (tinggi,
berat, rasio tinggi/rendah, staging tanner, dan penemuan abnormalitas lainnya) dan tes
laboratorium. Tes skrining utama termasuk hitung darah lengkap, analisis kimia, T3 dan
FT4, TSH, IGF-1, IGFBP-3 dan analisis urin. Umur tulang diperkirakan melalui x-ray
tangan kiri menggunakan metode Greulich-Pyle 9) dilakukan oleh observer yang sama.
Prediksi tinggi dewasa diestimasi menggunakan metode Bayley-Pinneau 10).Pada subjek
yang tingginya dibawah persentil tiga untuk umur yang sama dan jenis kelamin dan
kecepatan pertumbuhan dipisahkan, kombinasi tes fungsi pituitari dan MRI otak
dilakukan. Tambahannya, studi kromosom dilakukan di pasien perempuan dengan
perawakan pendek dibawah persentil tiga.
Perawakan Pendek familial dilakukan terhadap pasien dengan berat dan tinggi lahir
normal, pertengahan tinggi orang tua dibawah persentil ke-10, normal rentan tumbuh
pertahun dan umur tulang yang sesuai untuk umur kronologis. Keterlambatan tumbuh
kembang konstitusional dilakukan terhadap pasien dengan berat lahir dan tinggi normal,
pertengahan tinggi orang tua diatas persentil ke-10, rentan tinggi pertahun normal, dan
keterlambatan umur tulang satu sampat dua tahun. Defisiensi growth hormon dilakukan
terhadap pasien dengan jumlah growth hormon kurang dari 10 ng/mL sesudah 2 jenis
stimulasi untuk tes provokasi growth hormon seperti tes toleransi insulin dan tes L-dopa
8)
. Diagnosis perawakan pendek idiopatik ditegakkan setelah tidak ditemukannya
keterlibatan sistemik, endokrin, status nutrisi atau abnormalitas genetik.
3. Analisis Statistik
Hasil analisa statistik menggunakan IBM SPSS versi 20.0 (IBM Co., Armonk, NY,
USA). Semua data ditampilkan sebagai rata-rata, standar deviasi. Chi-square dan
distribusi t-test dilakukan untuk perbandingan antar-pasang, dan perbandingan antara
kelompok menggunakan analisis variat. Perbedaan dinilai signifikan ketika nilai p<0,05.
Hasil
1. Frekuensi anak dengan keluhan utama perawakan pendek
Dari 3.371 subjek, 3.015 (89,4%) memiliki tinggi normal dan 356 (10,6%) memiliki
perawakan pendek dibawah persentil ke-3 dari grafik pertumbuhan (Tabel 1). Dari
merekea dengan perawakan pendek, 159 (44,7%) memiliki varian normal, 193 (54,2%)
memiliki perawakan pendek patologis dan 4 pasien (1,1%) tidak masuk dalam kategori
(Tabel 2). Pada kelompok dengan varian normal, ada 82 pasien (23%) dengan
perawakan pendek familial, 63 pasien (17,7%) dengan keterlambatan tumbuh kembang
konstitusional, dan 14 pasien (3,9%) yang memiliki keduanya. Pada kelompok yang
tidak terkategorikan, 2 pasien suspek memiliki defisiensi grwoth hormon karena
lemahnya pertumbuhan dan rendahnya jumlah IGF-1 dan IGFBP-3 (pasien 1: IGF-1
standar deviasi -0,6 , standar deviasi IGFBP-3 yaitu -1,3; pasien 2: standar deviasi IGF-
1 yaitu -0,5, dtandar deviasi IGFBP-3 yaitu -1,1). Sedangkan follow up tanpa tes
provokasi growth hormon dalam kasus ini ditiadakan.
Dari anak dengan tinggi normal , 1196 (39,7%) memiliki nilai standar deviasi -2
sampai -1 dan 1015 (33,7%) memiliki nilai standar deviasi -1 sampai 0. Penemuan ini
menunjukkan bahwa kebanyakan anak dengan tinggi normal (73,3%) yang berkunjung
ke rumah sakit karena perawakan pendek yang memiliki tnggi yang kurang daripada
rata rata, dengan nilai standar deviasi -2 sampai 0.
2. Frekuensi dari variasi diagnosis pada anak dengan perawakan pendek
patologis
Penyebab pasien dengan perawakan pendek patologis terbanyak adalah GHD
(38.9%), lalu ISS (23.2%), prematur (11.3%), dan sindrom Turner (9.3%) (Tabel 3).
Hal lain (12.4%) dipertimbangkan memiliki penyebab yang bermacam-macam, seperti
sindrom klinis, displasia skeletal, penyakit metabolik, dan penyakit ginjal kronik. GHD
terdiagnosis pada sekitar 20% anak dengan perawakan pendek.
3. Penyebab perawakan pendek pada pasien dengan GHD
Pasien dengan GHD, 21 pasien (28%) memiliki abnormalitas morfologi otak atau
penyakit lain yang mendasari, dan 54 pasien (72%) tidak mempunyai lesi otak yang
spesifik (Tabel 4). Dari 21 pasien dengan GHD organik, Rathke’s cleft cyst (9.3%) dan
kerusakan hipoksia otak (9.3%) adalah penyebab yang paling sering, diikuti dengan
kelenjar pituitari yang kecil (4.0%), tumor pituitari (2.7%), mikrosephali (1.3%) dan
malformasi Arnold-Chiari (1.3%).
4. Karakteristik auksologis pada pasien dengan FSS, CGD dan perawakan
pendek patologis
Anak dengan FSS menunjukkan penundaan umur tulang paling sedikit, MPH SDS
terendah, laju pertumbuhan normal, dan level IGF-1 tertinggi, sementara anak dengan
CGD memiliki BMI terendah, paling banyak penundaan umur tulang, laju pertumbuhan
normal, dan PAH SDS tertinggi. Anak dengan perawakan pendek patologis secara
signifikan pendek, dan memiliki laju pertumbuhan tinggi rendah, laju SDS tinggi dan
level IGF-1.
5. Frekuensi dari berbagai diagnosis berdasarkan derajat keparahan
perawakan pendek
Pasien dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan dari perawakan pendek mereka
dalam dua kelompok, yang mana dengan SDS tinggi dari  -3 dan dengan SDS tinggi -
3. Total dari 101 (43 anak laki-laki dan 58 anak perempuan)(28.4%) mempresentasikan
kondisi perawakan sangat pendek, yang mana SDS tinggi mereka adalah  -3 dan 255
pasien (129 anak laki-laki dan 126 anak perempuan)(71.6%) mempresentasikan kondisi
perawakan pendek yang kurang berat, yang mana SDS tinggi -3. Meskipun secara
statistik tidak signifikan, diagnosis tersering pada anak sangat pendek adalah GHD
(20.8%), sementara diagnosis tersering pada anak perawakan pendek yang kurang berat
adalah FSS (25.1%). CGD lebih sering pada anak pendek yang kurang berat daripada
anak sangat pendek, sementara sindroms klinis lebih signifikan sering pada anak sangat
pendek daripada anak pendek yang kurang berat.
Diskusi
Dalam penelitian ini, kami mempresentasikan karakteristik auksologikal dan distribusi
dari variasi diagnosis perawakan pendek pada anak yang datang ke klinik endokrin anak
berdasarkan perawakan pendek dalam 3 periode. Kebanyakan anak yang rawat jalan
memiliki tinggi yang normal, sementara hanya 10.6 % yang memiliki perawakan
pendek. Persentase dari pasien dengan tinggi normal dalam penelitian ini (89.4%) lebih
tinggi dari yang sebelumnya dilaporkan di Korea oleh Kim dan Yoo 11)(62.2%). Temuan
ini menunjukkan bahwa lebih banyak anak yang berkunjung ke rumah sakit dengan
ketinggian normal, yang mungkin menunjukkan bahwa yang preferensi stereotip yang
populer untuk perawakan tinggi telah meningkat, atau secara sederhana mencerminkan
perbedaan karakteristik atau lokasi rumah sakit, meski keduanya melibatkan rumah
sakit tersier yang sama. Faktanya, 76,1% pasien dengan tinggi normal di bawah 50
Persentil, menunjukkan bahwa pasien yang lebih pendek dalam keadaan rentang
normal cenderung mengunjungi klinik rawat jalan lebih sering.
Pada kelompok perawakan pendek dalam penelitian ini, persentase dari pasien dengan
perawakan pendek patologis (54.2%) lebih tinggi dari pasien dengan normal varians
(44.7%). Penelitian sebelumnya sudah mendemonstrasikan bahwa kebanyakan anak
dengan perawakan pendek merupakan varians normal, dan dapat di bentuk lebih dari
65% anak dengan perawakan pendek. Ketidaksesuaian alasan dalam penelitian ini dan
lainnya masih belum jelas, bagaimanapun, ada kemungkinan merujuk pada bias rumah
sakit tersier.
Pada kelompok perawakan pendek patologis dalam penelitian ini, GHD merupakan
penyebab paling umum perawakan pendek (38,9%), diikuti dengan ISS (23,2%), usia
gestasi kecil (11,3%), sindrom Turner (9,3%), dan lainnya. Prevalensi tinggi GHD
sebagai penyebab perawakan pendek telah dilaporkan hampir di semua penelitian
sebelumnyai. Dalam penelitian ini, GHD didiagnosis pada 20% anak dengan perawakan
pendek, yang mirip dengan 22,8% di Zargar et al.15). dan 23,4% di Moayeri dan
Aghighi16). Sebaliknya, penelitian lain11-13) menunjukkan GHD terjadi pada 11,1%
-13,0% kasus perawakan pendek, yang kurang dari penelitian ini. Meskipun kebanyakan
GHD idiopatik, 28% kasus GHD mengungkapkan kelainan organik, seperti kista celah
Rathke17), Kelenjar pituitary berukuran kecil, tumor pituitari atau kelainan anatomis
lainnya menunjukkan bahwa evaluasi komprehensif untuk kombinasi morbiditas atau
kelainan anatomi diperlukan pada pasien dengan GHD.
Seperti yang diharapkan, perbandingan karakteristik auksologis dari FSS, CGD, dan
perawakan pendek patologis menegaskan temuan ini: (1) laju tinggi dan laju SDS tinggi
terendah pada perawakan pendek patologis; (2) keterlambatan usia tulang terendah di
FSS; (3) SDS MPH paling rendah di FSS; (4) PAH SDS normal di CGD; (5) level IGF-I
terendah pada perawakan pendek patologis.
Tinggi mereka yang perawakan pendek patologis lebih pendek dari pada varian s
normal; oleh karena itu, dokter harus mengevaluasi kemungkinan penyakit patologis
lebih teliti bila pasien memiliki SDS tinggi yang rendah pada kelompok perawakan
pendek Dalam penelitian kami, anak dengan sangat perawakannya sangat pendek
(yaitu, SDSs tinggi ≤-3) lebih mungkin terjadi perawakan pendek patologis. Varians
normal terdapat pada sekitar 49,4% anak dengan perawakan pendek kurang parah
(SDSs tinggi> -3), sedangkan hanya 32,6% anak yang sangat pendek. Hasil ini
sebanding dengan laporan sebelumnya oleh Papadimitriou et al.13). yang juga
menunjukkan ada varians yang lebih normal dalam kelompok yang kurang parah
daripada yang berperawakan sangat pendek.
Sebagai kesimpulan, pemantauan pertumbuhan yang hati-hati dan evaluasi perawakan
pendek yang tepat sangat penting untuk menemukan penyebab patologis dan
menentukan apakah pengobatan GH dibutuhkan18).. Data penelitian ini menunjukkan
bahwa hanya 10,6% anak dengan keluhan utama perawakan pendek diidentifikasi
memiliki perawakan pendek. Kira-kira 54% anak bertubuh pendek mempresentaskan
perawakan pendek patologis, sedangkan varians normal didiagnosis pada sekitar 45%
anak pendek. GHD adalah penyebab paling umum dari perawakan pendek patologis,
dan ditemukan pada sekitar 20% anak-anak dengan perawakan pendek.
Konflik kepentingan
Tidak ada potensi konflik kepentingan yang relevan dengan artikel ini.

Referensi
1. Rieser PA. Educa1. Rieser PA. Educational, psychologic, and social aspects of short
stature. J Pediatr Health Care 1992;6(5 Pt 2):325-32.
2. Lechelt EC. Occupational affiliation and ratings of physical height and personal
esteem. Psychol Rep 1975;36:943-6.
3. Gordon M, Crouthamel C, Post EM, Richman RA. Psychosocial aspects of
constitutional short stature: social competence, behavior problems, self-esteem, and
family functioning. J Pediatr 1982;101:477-80.
4. Stabler B, Clopper RR, Siegel PT, Stoppani C, Compton PG, Underwood LE.
Academic achievement and psychological adjustment in short children. The National
Cooperative Growth Study. J Dev Behav Pediatr 1994;15:1-6.
5. Sandberg DE, Voss LD. The psychosocial consequences of short stature: a review of
the evidence. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab 2002;16:449-63.
6. Kranzler JH, Rosenbloom AL, Proctor B, Diamond FB Jr, Watson M. Is short stature
a handicap? A comparison of the psychosocial functioning of referred and nonreferred
children with normal short stature and children with normal stature. J Pediatr
2000;136:96-102.
7. Allen DB, Cuttler L. Clinical practice. Short stature in childhood--challenges and
choices. N Engl J Med 2013;368:1220-8.
8. Ranke MB. The Kabi Pharmacia International Growth Study: aetiology classification
list with comments. Acta Paediatr Scand Suppl 1991;379:87-92.
9. Greulich W, Pyle S. Radiographic atlas of skeletal development of the hand and wrist.
2nd ed. Stanford: Stanford Iniversity Press, 1959.
10. Bayley N, Pinneau SR. Tables for predicting adult height from skeletal age: revised
for use with the Greulich-Pyle hand standards. J Pediatr 1952;40:423-41.
11. Kim JB, Yoo HW. Etiological classifications of children with chief complaint of
short stature. J Korean Soc Pediatr Endocrinol 1997;2:1-9.
12. Lashari SK, Korejo HB, Memon YM. To determine frequency of etiological factors
in short statured patients presenting at an endocrine clinic of a tertiary care hospital. Pak
J Med Sci 2014;30:858-61.
13. Papadimitriou A, Douros K, Papadimitriou DT, Kleanthous K, Karapanou O,
Fretzayas A. Characteristics of the short children referred to an academic paediatric
endocrine clinic in Greece. J Paediatr Child Health 2012;48:263-7.
14. Lindsay R, Feldkamp M, Harris D, Robertson J, Rallison M. Utah Growth Study:
growth standards and the prevalence of growth hormone deficiency. J Pediatr
1994;125:29-35.
15. Zargar AH, Laway BA, Masoodi SR, Wani AI, Salahuddin M. An aetiological
profile of short stature in the Indian subcontinent.J Paeditr Child Health 1998;34:571 6.
16. Moayeri H, Aghighi Y. A prospective study of etiology of short stature in 426 short
children and adolescents. Arch 39 Song KC, et al. • Etiologies of short stature www.e-
apem.org Iranian Med 2004;7:23-7.
17. Briceno LG, Gunczler P, Solis O. Rathke cleft cyst as cause of growth hormone
deficiency in a 9-year-old girl. J Pediatr 2012;160:708-708.e1.
18. Rogol AD, Hayden GF. Etiologies and early diagnosis of short stature and growth
failure in children and adolescents. J Pediatr 2014;164(5 Suppl):S1-14.e6.

Anda mungkin juga menyukai

  • File PDF
    File PDF
    Dokumen2 halaman
    File PDF
    ani marlina
    Belum ada peringkat
  • 91CMx122CM Template V7
    91CMx122CM Template V7
    Dokumen5 halaman
    91CMx122CM Template V7
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen26 halaman
    Asma
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Eventrasio Diafragma
    Eventrasio Diafragma
    Dokumen12 halaman
    Eventrasio Diafragma
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Form Pedsos Bintang
    Form Pedsos Bintang
    Dokumen5 halaman
    Form Pedsos Bintang
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Stunting Unicef
    Stunting Unicef
    Dokumen6 halaman
    Stunting Unicef
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Form Pedsos Cornelius
    Form Pedsos Cornelius
    Dokumen5 halaman
    Form Pedsos Cornelius
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Peds QL
    Peds QL
    Dokumen4 halaman
    Peds QL
    dwi
    25% (4)
  • Ni Putu Nova Henilayati 22010111120039 Lap - KTI BAB 2 PDF
    Ni Putu Nova Henilayati 22010111120039 Lap - KTI BAB 2 PDF
    Dokumen15 halaman
    Ni Putu Nova Henilayati 22010111120039 Lap - KTI BAB 2 PDF
    Nisa Ucil
    Belum ada peringkat
  • Peds QL
    Peds QL
    Dokumen4 halaman
    Peds QL
    dwi
    25% (4)
  • 838 1954 1 SM PDF
    838 1954 1 SM PDF
    Dokumen6 halaman
    838 1954 1 SM PDF
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana DHF
    Tatalaksana DHF
    Dokumen16 halaman
    Tatalaksana DHF
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • JI PPT Rename Ka Intan
    JI PPT Rename Ka Intan
    Dokumen40 halaman
    JI PPT Rename Ka Intan
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Nama Peserta
    Nama Peserta
    Dokumen2 halaman
    Nama Peserta
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Singkatan Akreditasi
    Singkatan Akreditasi
    Dokumen3 halaman
    Singkatan Akreditasi
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Nama Peserta
    Nama Peserta
    Dokumen2 halaman
    Nama Peserta
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Bagan Final Etb
    Bagan Final Etb
    Dokumen1 halaman
    Bagan Final Etb
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Operan Perkap Pendadaran
    Operan Perkap Pendadaran
    Dokumen11 halaman
    Operan Perkap Pendadaran
    bobkevin
    Belum ada peringkat
  • Pemilihan Obat Antihipertensi
    Pemilihan Obat Antihipertensi
    Dokumen9 halaman
    Pemilihan Obat Antihipertensi
    Anggreini Susanti
    100% (2)
  • Batuk Darah
    Batuk Darah
    Dokumen17 halaman
    Batuk Darah
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Definition
    Definition
    Dokumen3 halaman
    Definition
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Ramot Tribaya Recardo Pardede
    Belum ada peringkat