Anda di halaman 1dari 11

BAB II

DASAR TEORI

A. Sediaan Masker Peel Off


Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh dari paparan polusi lingkungan, terutama kuit wajah yang
sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV) akibatnya dapat menimbulkan masalah kulit seperti
keriput, penuaan, jerawat dan pori kulit yang membesar, sehingg merupaka hal yang penting untuk
merawat kulit itu sendiri (Grace et al., 2015). Penggunaan antioksidan efektif untuk mencegah
kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV) atau akibat proses penuaan. Penggunaannya
dapat dilakukan secara oral dan secara topikal.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi, dan membran
mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetika wajah
tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker.
Bentuk sediaan topikal yang umum digunakan adalah masker. Masker wajah digunakan untuk
membersihkan dan untuk perawatan kulit. Masker gel peel-off adalah jenis masker yang akan
mengering lalu membentuk lapisan film oklusif yang dapat dikelupas setelah digunakan. Masker gel
peel-off dapat meningkatkan kelembapan kulit dan meningkatkan efek dari senyawa utama (senyawa
aktif) pada bagian epitel dikarenakan oklusifitas lapisan polimer yang terbentuk. Gel merupakan
sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Ansel, 1989). Keuntungan dari
sediaan gel diantaranya tidak lengket, kadar air dalam gel tinggi sehingga akan menghidrasi stratum
corneum dan terjadi perubahan permeabilitas stratum corneum menjadi lebih permeabel terhadap zat
aktif yang dapat meningkatkan permeasi zat aktif (Lieberman, 1997)
Kriteria masker yang baik untuk wajah diantaranya tidak mengalami perubahan konsistensi, warna,
dan bau selama penyimpanan. Selain itu kemasan juga harus diperhatikan karena kemasan yang
kurang kedap dapat menyebabkan sediaan menyerap uap air dari luar, sehingga menambah volume air
dalam sediaan. pH sediaan juga harus memenuhi persyaratan pH sediaan topikal yaitu antara 4 sampai
8 (Aulton, 1988) karena masker ini bertujuan untuk kulit wajah yang sangat sensitif. Waktu kering
masker juga ahrus dievaluasi, rentang waktu kering dari produk masker yang ada di pasaran yaitu
antara 10 – 20 menit.

B. Bengkoang
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembulu )
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Fabeles
Famili : Fabeceae ( suku polong – polongan )
Genus : Pachyrhizus
Spesies : Pachyrhizus erosus L. Urban

2. Morfologi
Akar tanaman termasuk perakan serabut tungggal dan berumbi, berwarna keputihan
hingga kecoklatan, dengan kedalaman mencapai 10-20 cm bahkan lebih. Perakaran ini
bermanfaat untuk menyimpan cadangan makanan dan membantu menyerap unsur air dari
dalam tanah. Batang tanaman bengkoang pendek sekitar 1-2 m , batang menjalar, dan
membelit, memiliki ruas – ruas halus, dan mengarah kebawah. Batang tanaman ini pada
umumnya berwarna kehijauan hingga kecoklatan, dan memiliki tunas baru disekitarnya.
Daun tanaman ini majemuk yang menyirip dengan anakan 3 daun, bertangkai
mencapai 8-16 cm, anakan daun berbentuk bulat melebar, pangkal daun runcing dan
bergerigi besar serta berambut kedua sisi membelah dari sisinya, anak daun pangkal ujung
membesar dan juga membelah hampir menyerupai ketupat.Biji tanaman termasuk polong,
berbentuk garis, pipih, dengan panjang 8-13 cm, berambut, berbeiji 4-9 butir dan biji ini
berwarna kecoklatan disertai dengan serat halus.

3. Kandungan
Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat penting
untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam bengkuang
yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang terkandung dalam
bengkuang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain. Komposisi gizi bengkuang per 100
gram dapat dilihat pada Tabel 1.
4. Manfaat
Umbi bengkoang sebagai bahan dasar masker mengandung vitamin C yang berfungsi
untuk pembentukan kolagen dan proses pigmentasi, vitamin C dapat diabsorpsi oleh kulit
(Achyar, 1986). Kandungan bengkoang meliputi antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan
flavanoid. Flavanoid merupakan tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat
radikal bebas dan zat fenolik efektif untuk menghambat proses pembentukan melanin (Putra,
2012). Zat antibakteri adalah suatu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi bakteri,
khususnya bakteri yang merugikan manusia. Fungsi dari masing-masing kandungan dalam
bengkuang untuk kulit yaitu melembabkan, menjaga kesehatan kulit, memutihkan kulit,
mengatasi flek hitam, mencegah proses penuaan dini, menyembuhkan bisul/ jerawat .

5. Metode Ekstraksi
Umbi bengkoang diblender selama 1 menit sampai halus, kemudian diperas airnya di
atas saringan hingga dipastikan kadar air dalam umbi bengkoang habis. Dibuang ampas dari
umbi bengkoang yang tidak diperlukan, selanjutnya air hasil perasan dari umbi bengkoang
diendapkan dalam beaker glass 1000 ml dan 2000 ml semalaman (overnight) pada suhu
ruang. Supernatan dibuang setelah dipastikan sari bengkoang mengendap dibagian bawah
beaker glass. Sari bengkoang di tuang dalam loyang dan di oven pada suhu 45ºC sampai
kering selama 120 jam (5 hari). Setelah kering, sari bengkoang dikeringanginkan pada suhu
ruang selama 15 menit, kemudian di blender selama 1 menit sampai halus dan di ayak
sehingga di hasilkan sari umbi bengkoang dalam bentuk serbuk halus.

C. Preformulasi Eksipien
1. Etanol 96% (Rowe, 2009)

 Nama kimia : Etil alkohol


 Rumus kimia : C2H6O
 Berat molekul : 46,07
 Titik didih : 78,5°C
 Titik leleh : -141,5°C
 Berat Jenis : 0,7904-0,7935
 Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah.Mudah menguap walaupun pada suhu rendah
dan mendidih pada suhu 78°.Mudah terbakar.
 Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik
 Stabilitas : Dalam wadah tertutup rapat dan jauh dari api
 Kompatibilitas : Dalam suasana asam, etanol bereaksi dengan zat pengoksidasi.
Penambahan alkali dapat menggelapkan warna etanol karena terjadi reaksi residu
aldehida
 Kegunaan : Sebagai pelarut, pembentuk sabun transparan

2. Air suling (aquadest) (Rowe, 2009; FI III halaman 96)

 BM = 18,02.
 Rumus molekul = H2O.
 Pemerian = Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
 Titik didih = 100oC
 Kelarutan = Dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polar
 Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik.
 Stabilitas = Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam
bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada
saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel -
pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon
organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang
dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
 Inkompabilitas = Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainya yang mudah terhidrolisis.

3. Nipagin / Methylis Parabenum (Excipient Hal 441)

 Rumus Molekul : C8H8O3


 Berat Molekul : 152,15
 Pemerian : hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih, tidak berbau
atau berbau khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit panas.
 Kelarutan : mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut dalam minayak;
larut dalam 400 bagian air
 OTT : surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit, magnesium
trisilikat, talk, tragakan, dan sodium alginat
 Kegunaan : antifungi
 Konsentrasi : 0.02–0.3% untuk topikal

4. Nipasol / Propylis Parabenum ( Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 411)


 Nama Resmi : Propylis parabenum
 Nama lain : Propil paraben, Nipasol
 RM / BM : C10H12O3/ 180,20
 Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ,larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%P),dalam 3 bagian aseton P,dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40
bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkil hidroksida
 Konsentrasi : 0,01-0,6 %
 OTT : surfaktan non-ionik
 Kegunaan : pengawet
 pH : stabil pada ph 3-6
 Wadah &penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

5. Propilenglikol (Anonim, 1979)

 Sinonim : Propylenglycolum.
 Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik.
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak
tanah P dan dengan minyak lemak.
 Kegunaan : Zat tambahan sebagai pelarut.

6. Trietanolamin (TEA) (Handbook of Excipients 6th edition hal. 663)

 Rumus empiris : C6H15NO3


 Berat molekul : 149.19
 Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.
 Kelarutan : bercampur dengan aseton, metanol, dan air, dalam benzene 1 : 24,
dalam etil eter 1:63, dan larut dalam kloroform.
 Titik leleh : 20-21oC
 Konsentrasi : 2-4%
 Kegunaan : Zat pengemulsi
 OTT : akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal
dan ester dengan adanya asam lemak tinggi.
 Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan udara dan
cahaya.

7. Tween 80 ( Farmakope Indonesia IV halaman 687, Handbook of Pharmaceutical excipient


edisi VI halaman 375 )

 Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning mudahingga coklat


muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak
berwarna, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut dalam minyak mineral.
 Konsentrasi : 1-15%.
 Stabilitas : Stabil pada elektrolit dan asam lemah, dan basa. Berangsur-angsur
akan tersaponiFarmakope Indonesiakasi dengan asam kuat dan basa.
 OTT : Akan berubah warna atau mengendap dengan phenol, dan tannin.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, ditempat sejuk
dan kering.

8. PVA

 Pemerian : Sebuk Putih, sdikit berbau asam asetat, amorf, bebas mengalir
 Sinonim : Phthalavin; PVAP; Opaseal; Sureteric.
 Kegunaan : Coating agent.
 Aplikasi dalam Formulasi: Polyvinyl acetate phthalate adalah agen pengubah
viskositas yang digunakan dalam formulasi farmasi untuk menghasilkan lapisan
enterik produk dan untuk penyegelan inti tablet sebelum pelapisan gula

 Kelarutan :
 Keamanan : Polyvinyl acetate phthalate digunakan dalam formulasi farmasi oral
dan umumnya dianggap sebagai nonirritant dan pada dasarnya bahan tidak beracun
bila digunakan sebagai eksipien.
BAB III

METODE KERJA

Formula Masker Peel Off

Nama Bahan Konsentrasi Penimbangan


Ekstrak 2% 0,6 gram
PVA 9% 2,7 gram
Propilenglikol 10% 3 gram
Tween 80% 1% 0,3 gram
Nipagin 0,1% 30 mg
Nipasol 0,08% 24 mg
Etanol 96% 15% 4,5 gram
Trietanolamin Qs Qs
Aquadest Ad. 100 ml ±18,6 ml
Sediaan dibuat 30 gram

Perhitungan

a. Ekstrak =

b. PVA =

c. Propilenglikol =

d. Tween 80 =

e. Nipagin =

f. Nipasol =

g. Etanol =
h. Aquadest dingin (untuk dispersi PVA) = 2 x 2,7 gram = 5,4 ml
i. Aquadest sisa = 30 gram – (0,6 + 2,7 + 3 + 0,3 + 0,03 + 0,24 + 4,5 + 5,4)

= 30 gram – 16,77 = 13,23 ml = ±13,2 ml


Prosedur Kerja

1. PVA dihaluskan, ditimbang, lalu


dibasahi dengan aquadest dingin (1:2).
Selanjutnya, PVA ditambahkan
aquadest hangat sambil dipanaskan
diatas waterbath hingga terbentuk
massa basis yang homogen (M1)

2. Tween 80, ekstrak, dan air


-
dicampurkan (M2)
3. Nipagin dan Nipasol dilarutkan ke
dalam Propilenglikol (M3)

4. M2 dan M3 dicampurkan ke dalam


M1, gerus sampai homogen

5. Ditambahkan etanol kedalam


campuran M1, gerus sampai homogen
6. Sediaan gel masker peel off
dimasukkan kedalam tube

7. Dilakukan Evaluasi
- Evaluasi Organoleptik
- Evaluasi pH
- Evaluasi Homogenitas
- Evaluasi Waktu Kering Gel

pH Sediaan = 5
pH Ekstrak = 4,5

DAFTAR PUSTAKA

Achyar, L. Yul. 1986. Dasar-dasar kosmetologi kedokteran. Dalam Sriwidodo (ed). Cermin Dunia
Kedokteran. Jakarta: Pusat penelitian dan pengembangan PT.Kalbe Farma.
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Optimalkan Kesehatan Wajah dan Kulit dengan Bengkuang. Yogyakarta:
Diva press.
Irawati, Leny. 2013. Pengaruh Komposisi Masker Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Dan
Pati Bengkuang Terhadap Hasil Penyembuhan Jerawat Pada Kulit Wajah Berminyak. E-Journal
Volume 2 no 2 Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Grace, F.X., C. Darsika, K.V. Sowmya, K. Suganya, and S. Shanmuganathan. 2015. Preparation and
Evaluation of Herbal Peel Off Face Mask. American Journal of PharmTech Research.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat, terjemahan Farida Ibrahim.
Jakarta: UI Press
Lieberman, Herbert, A. 1997. Pharmaceutical Dosage Form: Disperse System Vol 1. New York: Marcell
Dekker Inc.
Aulton, M. 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. Curcill Livingstone. Edirberd.
London

Anda mungkin juga menyukai