Anda di halaman 1dari 28

PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK

(Differential Cost)
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Manajemen
dibimbing oleh
Ibu Veronica Christina M. P.P, DR., M.SI., AK

Disusun oleh :
Zainy Fitratur Rijal (1518204001)
Alnovtia Puspita Putri (1518204002)
Fergisa Rindang Primadi (1518204016)
Bakhrul Ulum Asysyidiqi (151702008)

UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan, mereka
dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam
alternative. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian.
Oleh karena itu manajemen memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang
mereka hadapi, sehingga memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik. Salah satu
informasi penting yang biasanya diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan
keputusan adalah informasi akuntansi diferensial.
Akuntan seringkali mengira bahwa dengan sendirinya manajemen memerlukan informasi
akuntansi di dalam pengambilan keputusan. Anggapan ini tidak selamanya benar, karena
pengambil keputusan adalah manusia yang memiliki perilaku tertentu di dalam pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan, manajemen menggunakan berbagai masukan di
dalam model pengambilan keputusan mereka, yang dapat bersifat keuangan, nonkeuangan, dan
bahkan yang bersifat nonkuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan, yakni sebagai
berikut:
1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensinya masing-masing
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
4. Implementasi dan penindaklanjutan

Pengakuan dan Perumusan Masalah atau Kesempatan


Keputusan yang harus diambil oleh manjemen kemungkinan merupakan respon terhadap
peristiwa yang mengandung masalah, ancaman yang dirasakan ada, kesempatan yang
diperkirakan akan terjadi. Sebagai contoh, jika manajemen menerima informasi bahwa biaya
produk per unit sesungguhnya masih berada di target cost, informasi dapat menjadi pemicu
timbulnya kesadaran untuk mengambil keputusan mengenai program pengurangan biaya yang
harus dipilih untuk mencapai target cost. Pengambilan keputusan dapat pula dipicu oleh adanya
ancaman yang berupa hadirnya pesaing baru yang sangat agresif dalam memasuki pasar dengan
harga produknya jauh di bawah harga yang ditawarkan oleh perusahaan. Kesempatan yang
dipandang akan memberikan peluang bisnis bagi perusahaan juga dapat memicu timbulnya
keputusan.
Keputusan merupakan respon terhadap masalah yang timbul atau kesempatan yang
terbuka bagi perusahaan. Masalah adalah perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan
kondisi yang ada. Informasi akuntansi kemungkinan dapat memberikan peringatan kepada
manajemen mengenai adanya masalah yang segera memerlukan perhatian. Pendidikan,
pengalaman, tempramen, bakat pribadi dan faktor perilaku lainnya menentukan apakah suatu
masalah dianggap sebagai suatu yang kritis, menjanjikan kesempatan, atau pemicu pengambilan
keputusan. Beberapa manajer menyukai status quo dan hanya akan bereaksi terhadap peristiwa
besar yang tidak diduga sebelumnya. Manajer yang lain cepat bereaksi untuk perbedaan yang
sekecil apapun dan tidak mau memberikan adanya perbedaan tersebut sebelum penyelesaian
yang memuaskan ditemukan dan dilaksanakan.
Jika masalah atau kesempatan telah ditonjolkan untuk menarik perhatian, masalah atau
kesempatan tersebut harus segera dirumuskan. Informasi akuntansi memiliki kemampuan untuk
memperjelas masalah yang dihadapi oleh manajemen dengan mewujudkan masalah tersebut
dalam bentuk kuantitatif keuangan. Masalah yang dihadapi oleh manajemen pemasaran dapat
lebih jelas dirumuskan dengan menyatakan bahwa volume penjualan tahun ini lebih rendah 10%
dari rata-rata volume penjualan industri. Masalah yang harus diputuskan oleh manajer produksi
adalah dilampauinya angaran biaya sebesar 15%

Pencarian Tindakan Alternatif dan Kuantifikasi Konsekuensinya Masing-Masing


Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan, manajemen kemudian mencari
alternative tindakan untuk memecahkan masalah tersebut dan menghitung secara kuantitatif
konsekuensi setiap alternatif tindakan tersebut. Dalam mencari tindakan alternatif, manajemen
dapat menengok pengalaman yang sama yang terjadi di masa lalu dan menggunakan pemecahan
masalah yang pernah berhasil digunakan untuk mengatasi masalah yang sama di masa lalu.
Biasanya pengambil keputusan akan cenderung menempuh cara ini di dalam menghadapi
masalah.
Cara lain dalam pencarian tindakan alternatif adalah dengan mencari alternatif baru untuk
memecahkan masalah atau menghadapi kesempatan. Biasanya, alternatif ini ditempuh jika
pengambil keputusan belum pernah memiliki pengalaman dengan masalah atau kesempatan yang
dihadapinya sekarang.
Infromasi akuntansi penuh berperan dalam mengkuantifikasikan konsekuensi setiap
alternative yang dipertimbangkan sebagai pemecah masalah atau sebagai cara untuk menghadapi
kesempatan. Sebagai contoh, perusahaan menerima tawaran dari pemasok luar harga suku
cadang A yang sekarang diproduksi sendiri. Harga yang ditawarkan oleh pemasok berada jauh di
bawah total biaya untuk memperoduksi sendiri suku cadang A. Dua alternatif dihadapi oleh
perusahaan yaitu 1) tetap memproduksi sendiri suku cadang A, 2) membeli suku cadang A dari
pemasok luar. Untuk dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil,
manajemen memerlukan kuantifikasi konsekuensi alternatif memproduksi sendiri dan alternative
membeli dari pemasok luar. Informasi akuntansi penuh, yang berupa aktiva penuh, biaya penuh
dan pendapatan penuh berperan dalam pengkuantifikasian konsekuensi kedua alternatif tersebut,
sehingga memungkinkan manajemen mengambil keputusan alternatif terbaik yang perlu diambil.

Pemilihan Alternatif Optimum atau Alternatif yang Memuaskan


Manajer yang melakukan pemilihan alternatif kemungkinan menghadapi beberapa
alternatif yang layak untuk dipilih, yang masing-masing memiliki segi-segi positif tertentu
dipandang dari sudut kriteria pemilihan alternatif yang digunakan. Manajer kemungkinan
menggunakan pendekatan ekonomis rasional di dalam melakukan pemilihan alternatif yang
optimum, sehingga pemilihan alternatif yang dilakukan didasarkan atas pertimbangan ekonomis
rasional. Namun tidak jarang pemilihan alternatif didasarkan atas pertimbangan politik. Sebagai
contoh, beberapa alternatif kemungkinan dihubungkan dengan kepentingan atau aspirasi tertentu
eksekutif perusahaan. Dapat pula terjadi, pertimbangan psikologis dipakai sebagai kriteria
pemilihan alternatf. Sebagai contoh, penolakan atas suatu usulan kemungkinan mengakibatkan
dipermalukannya secara pribadi sponsor usulan tersebut, sehingga pemilihan alternatif
didasarkan atas penjagaan perasaan sponsor alternatif yang dipilih.
Untuk memungkinkan manajemen melakukan pemilihan alternatif secara rasional
ekonomis, informasi akuntansi diferensial yang bersangkutan dengan alternatif yang akan dipilih
perlu disajikan bagi pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial mampu mengurangi
sebagian ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam pemilihan alternatif.

Implementasi dan Penindaklanjutan


Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi implementasi alternatif yang
telah dipilih. Implementasi hanya akan berhasil jika individu yang memiliki pengendalian
terhadap sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut
sepenuhnya sanggup mewujudkan alternatif yang dipilih. Keadaan yang ideal adalah jika
kekuasaan atas sumber daya organisasi berada di tangan individu atau kelompok individu yang
mensponsori pengambilan keputusan tersebut. Untuk meyakinkan efisiensi implementasi
keputusan, umpan balik hasil pelaksanaan keputusan harus diinformasikan secara periodic dan
diperlukan pembetulan segera adanya penyimpangan yang tidak diinginkan.
Informasi akuntansi penuh berperan untuk mengukur sumber daya yang dialokasikan
kepada alternatif yang dipilih dan memantau konsumsi sumber daya yang digunakan dalam
pelaksanaan alternatif yang diputuskan untuk dijalankan.

2.2 Peran Informasi Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan


Dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi berperan untuk:
1. Merangsang manajemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah.
2. Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang lain.
3. Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
4. Membantu menganalisis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.

Informasi Akuntansi sebagai Perangsang (Stimulasi) dalam Pengakuan Adanya Masalah


Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai perangsang untuk menyadari adanya
masalah dengan cara penyajian penyimpangan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran atau dengan memberitahukan kepada manajer bahwa mereka gagal
dalam pencapaian keluaran atau sasaran laba yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah informasi akuntansi memicu kearah
penyelesaian atau tidak, diantaranya:
1. Kondisi lingkungan
Jika kondisi lingkungan tidak memungkinkan pengambil keputusan dengan cepat untuk
bereaksi terhadap masalah atau kesempatan yang timbul informasi akuntansi tidak akan
berfungsi sebagai pemicu kesadaran manajemen ke arah pemecehan masalah atau tindakan
untuk menghadapi kesempatan. Sedangkan jika pengambil keputusan menghadapi kondisi
lingkungan yang hanya sedikit memberikan kendala terhadap reaksi yang akan diambil
olehnya, maka informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai pemicu ke arah kesadaran adanya
masalah atau kesempatan.
2. Kemampuan manajer di dalam mengorganisasi dan menggunakan informasi akuntansi serta
preferensi pribadi mereka terhadap informasi kuantitatif atau kualitatif
Tingkat rangsangan yang dihasilkan oleh informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan
juga ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengorganisasi dan menggunakan
informasi akuntansi serta ditentukan oleh preferensi manajer terhadap informasi kuantitaif.
Manajer yang cenderung menggunakan firasatnya dalam memantau kesempatan bisnis (tidak
berdasarkan penggunaan data kuantitatif dalam menghadapi kesempatan bisnis) akan tidak
peka terhadap informasi akuntansi yang mencerminkan peluang bisnis di masa depan.
Manajer yang memiliki preferensi terhadap informasi kuantitatif akan menggunakan
informasi akuntansi sebagai alat penarik perhatiannya, baik dalam menyadari adanya
masalah maupun dalam melihat kesempatan bisnis. Kemampuan manajer dalam menafsirkan
informasi akuntansi, misal informasi impas, tarif kembalian investasi, degree of operating
leverage, biaya terkendalikan dan lain sebagainya, menentukan pula sampai seberapa jauh
informasi akuntansi mampu membangkitkan kesadaran manajer akan adanya masalah atau
kesempatan.
3. Ukuran perusahaan dan tingkat desentralisasi di dalamnya
Biasanya, dalam perusahaan kecil, pemilik yang sekaligus memimpin perusahaan melakukan
pengambilan keputusan dan sekaligus melaksanakan keputusannya. Dalam situasi semacam
ini, biasanya pengambil keputusan mengandalkan observasi langsung dan intuisinya dalam
menyadari adanya masalah dan kesempatan. Namun, dalam perusahaan yang besar, yang
manajemennya telah dilaksanakan oleh puluhan manajer, perencanaan, pengendalian dan
evaluasi kinerja tidak lagi dapat mengandalkan pada observasi langsung. Infromasi akuntansi
menjadi pemicu utama kesadaran manajemen terhadap masalah dan kesempatan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan. Jika anggaran dipakai sebagai tolak ukur kinerja manajer dan
manajer memandang informasi akuntansi sebagai ukuran kinerja yang penting, informasi
akuntansi akan menjadi pemicu utama kesadaran manajer akan adanya masalah dan
kesempatan.
4. Tersedianya data industri sebagai pembanding
Kemampuan informasi akuntansi sebagai pemicu kesadaran manajer akan adanya masalah
atau kesempatan ditentukan pula oleh tersedia atau tidaknya data industri sebagai
pembanding. Jika misalnya tersedia data volume penjualan seluruh perusahaan dalam
industri, maka perusahaan mempunyai data pangsa pasar yang dicapai dalam tahun tertentu.
Dengan demikian informasi pangsa pasar dapat berfungsi sebagai pemicu kesadaran adanya
masalah atau kesempatan, karena tersedianya data volume penjualan industri sebagai
pembanding.
Dampak Informasi Akuntansi dalam Pemilihan Keputusan
Kriteria yang diberikan oleh pengambil keputusan atas informasi akuntansi dalam
pemilihan akhir tergantung atas:
1. Seberapa jauh informasi akuntansi dirasakan mampu mengurangi sebagian ketidakpastian
yang melingkupi proses pengambilan keputusan
2. Permintaan dan persaingan atas produk atau jasa
3. Tingkat ketelitian informasi akuntansi yang direkayasa oleh manajemen
4. Lingkup keputusan yang diambil (jangka pendek atau jangka panjang)
5. Preferensi pengambil keputusan (external information atau internal information)
6. Kemampuan akuntansi dalam mengukur biaya kesempatan
Dua unsur lain yang mempengaruhi bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi
adalah permintaan dan persaingan. Perusahaan yang menghadapi persaingan yang ringan dan
permintaan atas produknya tidak elastik akan lebih tergantung pada informasi biaya yang
disediakan oleh sistem akuntansinya dalam pengambilan keputusan mengenai harga jual
produknya dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi dalam pasar yang kompetitif.
Kriteria yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan final
juga tergantung atas tingkat ketelitian yang dilekatkan oleh manajemen atas informasi akuntansi.
Semakin mendesak keperluan untuk mengambil keputusan, penekanan lebih diletakkan atas
informasi akuntansi yang lebih mudah tersedia. Informasi akuntansi memainkan peranan lebih
penting dalam pengambilan keputusan jangka pendek dibandingkan dengan keputusan yang
memiliki konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya bersangkutan dengan
biaya dan pendapatan operasi kini.
Fakta lain yang mengurangi dampak informasi akuntansi adalah ketidakmampuan
akuntansi untuk mengukur biaya kesempatan (opportunity cost). Akuntansi seringkali hanya
melaporkan biaya masa lalu, sedangkan biaya kesempatan dianggap sebagai pengorbanan yang
sulit diukur secara objektif.
Informasi akuntansi dapat merupakan titik awal untuk menaksir biaya kesempatan. Jika
pengambil keputusan meragukan kemampuan akuntansi untuk menaksir besarnya biaya
kesempatan, tidaklah mengherankan bahwa dalam situasi yang di dalamnya biaya kesempatan
sangat penting, informasi akuntansi akan berperan kecil dalam pengambilan keputusan akhir.
2.3 Konsep Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information)
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan,
dan/atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang
lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa
yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambilan keputusan.
Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan
alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan
selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa
yang akan datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif di
antara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah
informasi akuntansi yang berbeda di antara tiap-tiap alternatif yang akan dipilih.

Tahap Pengambilan Keputusan dan Peran Informasi Akuntansi dalam Setiap Tahap
Pengambilan Keputusan

Tahap Pengambilan Keputusan Peran Informasi Akuntansi


Pengakuan dan perumusan masalah atau Memicu pengambil keputusan dalam
kesempatan menyadari dan merumuskan masalah atau
kesempatan

Pencarian tindakan alternatif dan Memisahkan alternatif tindakan yang satu dari
pengkuantifikasian konsekuensi setiap alternatif tindakan yang lain
tindakan alternatif
Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif
tindakan yang akan dipilih
Pemilihan alternatif optimum atau alternartif Membantu menganalisis dan menilai berbagai
yang memuaskan alternatif tindakan yang akan dipilih
Implementasi dan penindaklanjutan Umpan balik untuk memantau keputusan dan
tindakan koreksi penyimpangan
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari biaya, pendapatan, dan/atau aktiva. Informasi
akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan aktiva disebut aktiva diferensil (differential
assets) dan yang hanya berkaitan dengan pendapatan disebut dengan pendapatan diferensial
(differential revenues) dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya diferensial
(differential costs).

Biaya Diferensial sebagai Bagian Informasi Akuntansi Diferensial


Diantara elemen informasi akuntansi diferensial yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya
diferensial. Di samping itu terdapat berbagai konsep biaya yang dikembangkan dalam akuntansi
biaya, seperti opportunity cost, incremental cost, out-of-pocket cost dan hypothetical cost yang
sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda dengan biaya diferensial. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan pengertian yang benar mengenai biaya diferensial, dalam bagian ini akan
diuraikan secara mendalam pengertian biaya diferensial dengan membandingkan konsep biaya
diferensial dengan berbagai konsep biaya yang telah dikembangkan sebelumnya dalam akuntansi
biaya.

Biaya Diferensial versus Biaya Relevan


Biaya relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu biaya disebut
biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan biaya tersebut. Jika
manajemen bermaksud mengetahui harga pokok produk yang diproduksi dalam bulan tertentu,
maka ia mengumpulkan biaya produksi sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi
daam bulan yang bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan
karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi biaya tersebut.
Menurut definisinya, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dinilai dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah yang lebih
tepat, biaya diferensial. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif
masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan pengambilan keputusan harus
dapat membedakan di antara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah
informasi masa yang akan datang dan yang berbeda di antara alternatif yang akan dipilih.
Informasi akuntansi yang mengandung unsur masa yang akan datang dan yang berbeda di antara
alternatif tersebut secara unik disebut dengan istilah informasi akuntansi diferensial. Oleh karena
itu, istilah biaya diferensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan karena istilah biaya
relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan
keputusan.

Biaya Diferensial sebagai Biaya Masa yang akan Datang (Future Cost)
Informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah biaya masa
yang akan datang. Biaya masa yang akan datang (future cost) adalah biaya yang dapat
diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang. Karena biaya ini merupakan biaya
yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang maka jumlahnya harus ditaksir dan
terjadinya harus diramalkan.
Manajemen sangat berkepentingan dengan biaya masa yang akan datang karena alasan
yang sangat sederhana, yaitu biaya tersebut merupakan satu-satunya biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajemen. Biaya historis hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya. Apabila
biaya masa yang akan datang tidak hanya sekadar diharapkan, tetapi secara resmi dituangkan
dalam bentuk rencana kegiatan menyeluruh perusahaan untuk jangka wajtu tertentu di masa yang
akan datang, biaya tersebut merupakan biaya yang dianggarkan (budgeted cost).

Biaya Diferensial adalah Biaya yang Berbeda


Banyaknya macam informasi akuntansi yang tersedia dalam suatu perusahaan, tidak
mungkin semua informasi ini relevan dengan berbagai macam alternatif yang akan dipilih. Oleh
karena itu, tidak semua tipe informasi akuntansi harus dilaporkan kepada manajemen untuk
keperluan pengambilan keputusan. Hanya informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh
manajemen untuk pengambilan keputusan.
Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda
(differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam
alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Perbedaan Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial
Biaya diferensial berbeda dengan biaya penuh dalam 3 (tiga) aspek berikut ini:
1. Unsur biaya
Unsur yang membentuk biaya penuh suatu produk adalah terdiri dari biaya langsung yang
berkaitan dengan produk ditambah dengan bagian biaya tidak langsung yang dibebankan
kepada produk tersebut. Biaya diferensial hanya meliputi biaya yang berbeda dalam kondisi
tertentu saja. Jika pengambilan keputusan berkaitan dengan pemanfaatan kapasitas produksi,
pemahaman mengenai perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan sangat penting untuk dapat membentuk biaya diferensial yang akan dipakai sebagai
dasar pemilihan alternatif tindakan.
2. Sumber informasi
Informasi biaya penuh dapat diambil langsung dari catatan akuntansi regular perusahaan,
karena sistem akuntansi perusahaan memang dirancang untuk menghasilkan informasi biaya
penuh dalam kegiatan normalnya. Karena biaya diferensial sangat tergantung pada masalah
yang dihadapi oleh pengambil keputusan, maka tidak ekonomis jika informasi tersebut
dikumpulkan secara regular melalui sistem akuntansi. Cara yang biasanya ditempuh untuk
mengumpulkan biaya diferensial adalah dengan merancang sistem akuntansi sedemikian rupa
sehingga memudahkan penaksiran biaya diferensial tersebut sesuai dengan masalah tertentu
yang sedang dihadapi oleh pengambil keputusan. Sistem akuntansi harus dapat memisahkan
biaya menurut perilakunya dan memisahkan biaya menurut hubungan biaya dengan berbagai
cost objectives.
3. Perspektif waktu
Biaya diferensial bermanfaat sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang hanya menyangkut dua macam alternatif,
alternatif pertama diperlukan sebagai status quo, sedangkan alternatif yang lain diperlakukan
sebagai usulan. Jika alternatif usulan mempunyai biaya diferensial yang lebih rendah
disbanding dengan biaya diferensial alternatif status quo, maka alternatif usulan dapat
diterima (dengan anggapan informasi nonkuantitatif tidak berlawanan dengan manfaat
penghematan biaya tersebut). Jika pengambilan keputusan berkaitan dengan pemilihan satu
di antara berbagai alternatif, maka alternatif yang mempunyai biaya diferensial yang paling
rendah yang seharusnya diterima.
Biaya Diferensial versus Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternatif tertentu yang sedang
dipertimbangkan untuk dipilih. Jika keputusan yang sedang dipertimbangkan berhubungan
dengan pemilihan satu di antara berbagai volume kegiatan, biaya diferensial sama dengan biaya
variabel, sepanjang biaya tetap tidak mengalami perubahan. Dalam pengambilan keputusan
pemilihan volume kegiatan, istilah yang sama dengan biaya diferensial adalah incremental cost.
Oleh karena itu, adalah salah jika biaya variabel selalu dianggap sama dengan biaya diferensial.
Memang benar bahwa biaya variabel akan terpengaruh oleh suatu keputusan yang akan
menyebabkan perubahan terhadap volume kegiatan. Suatu keputusan yang akan diambil
mungkin mempunyai hubungan dengan biaya variabel, tetapi tanpa mempunyai pengaruh
terhadap jumlah biaya variabel tersebut. Biaya diferensial hanya dapat dihubungkan dengan
keputusan yang akan diambil. Memang menurut sifatnya biaya variabel selalu diduga akan
berubah, tetapi sebaiknya diadakan pengamatan sangat hati-hati untuk menentukan apakah biaya
tersebut akan dipengaruhi oleh keputusan yang akan diambil.

Biaya Diferensial versus Biaya Tetap


Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan dalam kisar (range) perubahan volume kegiatan tertentu. Dalam pengambilan
keputusan jangka pendek, biaya tetap mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak.
Jika suatu biaya tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya ke dalam suatu keputusan khusus dan
hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut merupakan biaya diferensial.
Jika suatu biaya tetap akan dikeluarkan dalam jumlah yang sama tanpa mempertimbangkan
keputusan khusus mana yang akan diambil, biaya tersebut bukan merupakan biaya diferensial.

Biaya Diferensial versus Biaya Depresiasi


Depresiasi merupakan alokasi secara periodik harga pokok aktiva yang tetap yang diperoleh pada
waktu yang lampau. Depresiasi adalah berasal dari keputusan penanaman modal jangka panjang.
Jika keputusan penanaman modal telah dilaksanakan dan aktiva tetap telah dibeli, biaya
depresiasi yang kemudian terjadi ditentukan dengan mempertimbangkan umur ekonomis aktiva
tetap tersebut dan metode depresiasi yang dipilih oleh manajemen. Depresiasi berhubungan erat
dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya dipengaruhi pada saat keputusan
penanaman modal diambil. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan
merupakan biaya diferensial dan dapat diabaikan.

Biaya Diferensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost)


Biaya tambahan (incremental cost) suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan
terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan dipilih. Biaya
tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume
kegiatan.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan suatu
alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya diferensial. Biaya
tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang berhubungan dengan suatu alternatif
yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Jumlah biaya tambahan
dalam peristiwa tertentu tergantung sudut pandang yang digunakan dalam analisis.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan
akan dilaksanakan atau mungkin juga tidak dilaksanakan oleh manajemen, biaya tambahan
mungkin dapat terjadi mungkin juga tidak. Apabila alternatif yang diusulkan bukan merupakan
penambahan kegiatan melainkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka
biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini disebut biaya tehindarkan (avoidable
cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Sesungguhnya biaya
terhindarkan merupakan variasi biaya tambahan. Oleh karena itu, biaya ini seringkali disebut
dengan istilah penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative incremental
cost). Pengertian biaya tambahan dan biaya terhindarkan sangat penting artinya dalam
pengambilan keputusan karena biaya tersebut merupakan biaya diferensial yang terpengaruh jika
suatu alternatif yang berhubungan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan
dipertimbangkan. Biaya diferensial hanya sama dengan biaya tambahan dalam hal pengambilan
keputusan yang dipertimbangkan berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume
kegiatan.
Biaya tambahan merupakan salah satu elemen biaya diferensial, namun biaya diferensial
tidak terbatas pada biaya tambahan saja. Biaya tambahan sama dengan biaya diferensial hanya
dalam hal pengambilan keputusan menghadapi pemilihan alternatif penambahan atau penurunan
volume kegiatan. Jika alternatif pengambilan keputusan di luar pemilihan penambahan atau
penurunan volume kegiatan, istilah biaya tambahan menjadi tidak relevan dan hanya biaya
diferensial yang relevan dengan segala jenis pengambilan keputusan.

Biaya Diferensial versus Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)


Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya alternatif tertentu. Biaya kesempatan merupakan salah satu elemen biaya diferensial,
namun biaya diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja. Biaya diferensial mencakup
pula biaya keluar dari kantong di samping dalam pengambilan keputusan tertentu, biaya
diferensial mencakup pula biaya kesempatan.

Biaya Diferensial versus Biaya Keluar dari Kantong (Out of Pocket Cost)
Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka dekat sebagai akibat
dari keputusan manajemen disebut sebagai biaya keluar dari kantong. Biaya depresiasi aktiva
tetap dalam pengambilan keputusan jangka pendek bukan merupakan biaya keluar dari kantong.
Pembayaran kas (atau setidak-tidaknya kesanggupan untuk membayar kas) telah terjadi pada
masa yang lalu, yaitu pada saat aktiva tetap tersebut diperoleh. Pada saat perolehan aktiva tetap
tersebut harga perolehan aktiva tetap merupakan biaya keluar dari kantong, sedangkan pada
masa sesudahnya, biaya depresiasi aktiva tetap bukan merupakan biaya keluar dari kantong.
Biaya-biaya depresiasi, deplesi dan amortisasi merupakan biaya terbenam (sunk cost) dan bukan
merupakan biaya diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya terbenam
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari pengambilan keputusan yang telah lalu. Biaya
keluar dari kantong merupakan salah satu elemen biaya diferensial, namun biaya diferensial
tidak hanya terbatas pada biaya keluar dari kantong saja.
2.4 Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan
Umumnya manajemen menghadapi 4 macam pengambilan keputusan jangka pendek
yaitu:
1. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further)
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian
perusahaan (stop or continue product line)
4. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision)

1. Membeli atau Membuat Sendiri (Make or Buy Decision)


Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam
perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memprodusi berbagai jenis
produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri
oleh perusahaan, jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga
yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut. Oleh karena
itu, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli atau memproduksi sendiri adalah
penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu komponen produk yang berada di bawah biaya
produksi sendiri komponen tersebut. Pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri dapat
juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen yang
sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan.
Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dia macam:
a. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya
memproduksi sendiri produknya, kemudian memperimbangkan akan membeli produk
tersebut dari pemasok luar
b. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya
membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudia mempertimbangkan akan memproduksi
sendiri produk tersebut

Dua kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini:
a. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak dapat dimanfaatkan jika produk
dihentikan produksinya karena manajemen memilih alternatif membeli dari luar
b. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk usaha lain yang
mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya, karena manajemen memilih
alternatif membeli dari lua

Membuat atau
Membeli

Perusahaan sekarang Perusahaan sekarang


membuat, membuat,
mempertimbangkan an akan mempertimbangkan an akan
membeli dari pemasok luar membeli dari pemasok luar

Fasilitas yang Fasilitas yang digunakan


Tidak diperlukan
digunakan untuk untuk membuat dapat
tambahan fasilitas Diperlukan tambahan
membuat dihentikan disewakan atau
produksi fasilitas produksi
pemakaiannya dioperasikan untuk
Biaya diferensial: harga Biaya diferensial: harga beli
Biaya diferensial : kegiatan bisnis yang lain
beli yang dapat yang dapat dhindari (A)
Biaya diferensial : Biaya
Biaya terhindarkan dihindari (A) Biaya diferensial: biaya
terhindarkan (A)
(A) Biaya diferensial: Biaya untuk membuat (B)
Pendapatan diferensial (B)
Biaya diferensial : untuk membuat (B) Biaya diferensial: investasi
Biaya diferensial : Harga
Biaya harga beli dari beli dalam fasilitas (C)
pemasok luar (B) Keputusan
Jika A>B, alternatif Keputusan
Keputusan
membuat dapat dipilih Jika selama umur ekonomis
Keputusan Jika (A+B)>C, alternatif
Jika A<B, alternatif fasilitas produksi jumlah
Jika A>B, alternatif membeli dapat dipilih
membuat tidak dapat nilai tunai (A-B)>C,
membeli dapat dipilih Jika (A+B)<C, alternatif
dipilih alternatif membuat sendiri
Jika A<B, alternatif membeli tidak dapat dipilih
dapat dipilih
membeli tidak dapat
dipilih
Jika perusahaan sebelumnya membuat sendiri kemudian mempertimbangkan akan
membeli dari luar, manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar adalah besarnya biaya
diferensial yang berupa biaya yang terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan membuat sendiri
dihentikan dan pendapatan diferensial dari pemanfaatan fasilitas dalam usaha bisnis lain
Contoh : (biaya produksi penuh dan biaya diferensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan membeli atau membuat sendiri)
PT A berusaha dalam bidang perakitan. Suku cadang A dari produk rakitannya selama ini
diproduksi sendiri dalam pabriknya. Kebutuhan suku cadang tersebut berjumlah 100.000
setahun. Biaya produksi suku cadang :

Keterangan Per Buah 100.000 buah


Biaya Bahan Baku Rp 5 Rp 500.000
Biaya Tenaga Kerja Variabel Rp 10 1.000.000
Biaya overhead pabrik
Rp 3 Rp 300.000
variabel
Biaya overhead pabrik tetap
Rp 4 Rp 400.000
terhindarkan
Biaya overhead pabrik tetap
Rp 5 Rp 500.000
bersama
Jumlah biaya produksi Rp 27 Rp 2.700.000
Perusahaan tersebut menerima tawaran dari perusahaan lain untuk membeli suku cadang
A tersebut dengan harga Rp 25 per buah. Ditinjau dari biaya manajemen puncak perusahaan
perlu mempertimbangkan keputusan membeli suku cadang tersebut atau tetap meproduksi
sendiri.

Dapat dilihat dari data diatas bahwa lebih menguntungkan bagi PT A untuk membeli
suku cadang dari luar, karena harga beli dari luar sebesar Rp 25, lebih rendah Rp 2 per buah dari
bila dibandingkan jika membuat sendiri sebesar Rp 27 per buah. Tetapi tidak selalu demikian,
dalam pengambilan keputusan ini perlu dibandingkan antara biaya terhindarkan dengan harga
jika beli diluar. Jika biaya terhindarkan > dari harga jika membeli dari luar, maka alternatif
membeli dari luar dapat dipilih, begitu sebeliknya jika harga beli dari luar lebih tinggi dari biaya
terhindarkan, alternatif memproduksi sendiri lebih baik dipilih.
Manfaat:
Biaya diterima (Biaya terhindarkan)
Biaya-biaya variabel (BB,BTKL,BFOH) Rp 18
Biaya tetap terhindarkan Rp 4
+
Jumlah Biaya terhindarkan jika membeli Rp 22
dari luar

Pengorbanan:
Biaya diferensial
Harga beli jika membeli dari luar Rp 25

Kerugian jika membeli dari luar Rp 3

Contoh:
Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi suku cadang A tetap menganggur jika suku cadang
A dibeli dari luar. Bilamana fasilitas tersebut dapat dipakai dalam aktivitas produksi lain yang
menghasilkan laba atau dapat disewakan kepada pihak luar maka dalam hal ini terdapat biaya
kesempatan dalam membuat sendiri suku cadang A tersebut. Jika misalnya fasilitas tersebut tidak
digunakan untuk memproduksi suku cadang A dapat disewakan kepada pihak luar dengan
penghasilan sewa sebesar Rp 400.000.

Membuat sendiri Membeli Biaya diferensial


Biaya suku cadang A Rp 2.200.000 Rp 2.500.000 Rp 300.000
Biaya Kesempatan dari Rp 400.000 Rp 400.000
hasil sewa + +
Jumlah Biaya Diferensial Rp 2.600.000 Rp 2.500.000 Rp 100.000

Dari data tersebut diatas ternyata PT A lebih baik membeli suku cadang A dari
pemasok luar.
2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan
oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif
memproses lebih lanjut dipilih.

Menjual atau
memproses lebih
lanjut

Tidak diperlukan Diperlukan


tambahan fasilitas tambahan fasilitas
produksi produksi

Pendapatan Diferensial Pendapatan Diferensial


Rp XX Rp XX

Biaya
Diferensial Rp XX
Biaya depresiasi Rp XX

A
A

Aktiva diferensial

B
Keputusan :
i. Jika A posiitif
Pilih alternatif memproses lebih lanjut
ii. Jika A negative
Jangan pilih alternatif memproses lebih lanjut

Keputusan:
i. Jika Jumlah nilai A selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih besar daripada B
Alternatif memproses lebih lanjut sebaiknya dipilih
ii. Jika jumlah nilai tunai A selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih kecil daripada B
Alternatif memproses lebih lanjut sebaiknya tidak dipilih

Contoh :
Per Satuan 10.000 Satuan
Biaya bahan baku Rp 2.000 Rp 20.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.000 Rp 10.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 1.500 Rp 15.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 1.300 Rp 13.000.000
Biaya administrasi & umum tetap Rp 500 Rp 5.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 750 Rp 7.500.000
Total biaya penuh per satuan produk A Rp 7.050 Rp 70.500.000

Produk A mempunyai harga jual sebesar Rp 10.000 per satuan pada kondisi sekarang.
Biaya penuh (full costs) per satuan produk dihihtung berdasarkan gambar diatas. Dari data diatas,
pada kondisi sekarang produk A mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 29.500.000
(Rp100.000.000-Rp70.500.000) pada volume penjualan 10.000 satuan.
Misalnya, di pasar telah terjadi perkembangan baru meningkatnya permintaan konsumen
terhadap produk A-1 pada harga Rp 18.500 per satuan. Produk A-1 merupakan hasil pengolahan
lebih lanjut produk A. jika hanya dilihat tambahan pendapatan jika produk A diolah lebih lanjut
menjadi produk A-1, perusahaan akan memperoleh pendapatan diferensial Rp 8.500 per satuan.
Misalnya pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 tersebut tidak memerlukan
investasi dalam mesin dan equipment, namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut
(biaya diferensial) sebesar Rp 5.000 per satuan, maka perhitungan informasi akuntansi
diferensial adalah:

Pendapatan diferensial Rp 85.000.000


(Rp 18.500 – Rp 10.000) X 10.000 satuan)
Biaya diferensial Rp 50.000.000
(Rp 5.000 X 10.000 satuan) -
Laba diferensial Rp 35.000.000

Karena alternative pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 tersebut
menghasilkan pendapatan diferensial lebih tinggi dari biaya diferensial maka alernatif
pengolahan leih lanjut produk A tersebut dapat dipilih
Manajemen PT X mengahadapi pemilihan alternative memproses lebih lanjut produk A
menjadi produk A-1 atau menjual pada kondisi sekarang. Kapasitas produksi adalah 10.000 per
tahun. Biaya penuh untuk produk A adalah Rp 7.050 per satuan atau Rp70.500.000 per tahun dan
harga jual pada kondisinya sekarang Rp10.000 per satuan. Dengan tambahan biaya pengolahan
sebesar Rp5.000 per satuan, produk A tersebut dapat diubah menjadi produk A-1 dengan harga
jual Rp18.500 per satuan. Jika pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 tersebut
misalnya memerlukan investasi dalam mesin dan equipment sebesar Rp100.000.000 dan
diperkirakan mempunyai umur ekonomis 3 tahun. Jika return yang diinginkan dari investasi
tersebut sebesar 20% per tahun.
Pendapatan diferensial (Rp18.500- Rp 85.000.000
Rp10.000) X 10.000 satuan
Biaya diferensial (Rp5.000 X 10.000 Rp 50.000.000
satuan) +
Laba diferensial Rp 35.000.000
Nilai tunai laba diferensial:

Tahun ke 1 : 0,83333 X Rp35.000.000 Rp 29.166.667


Tahun ke 2 : 0,69444 X Rp35.000.000 Rp 24.305.400
Tahun ke 3 : 0,57870 X Rp35.000.000 Rp 20.254.500
+
Jumlah nilai tunai laba diferensial Rp 73.726.567
investasi Rp 100.000.000
-
Nilai tunai bersih Rp 26.273.433

Dari perhitungan tersebut investasi dalam mesin dan equipment sebesar Rp100.000.000
tersebut tidak mampu menghasilkan return yang diinginkan jika laba diferensial yang dihasilkan
dari pengolahan lebih lanjut produk A menjadi produk A-1 tersebut hanya menghasilkan
Rp35.000.000 per tahun. Dalam pengambilan keputusan ini informasi akuntansi diferensial yang
dimanfaatkan oleh manajemen adalah biaya diferensiasi, pendapatan diferensiasi dan aktiva
diferensiasi.

Rumus discount :
 Tahun ke 1 :

 Tahun ke 2 : :

 Tahun ke 3 :
3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk tertentu atau Kegiatan usaha
Departemen Tertentu

Menghasilkan atau
melanjutkan produk
kegiatan

Fasilitas produksi yang lama Fasilitas produksi lama dapat


dihentikan pemakaiannya dimanfaatkan dalam kegiatan
bisnis lain

Biaya Diferensial : Rp XX

Biaya diferensial:
Biaya terhindarkan Rp XX
Pendapatan diferensial : RP XX Biaya kesempatan Rp XX

Jmlh biaya diferensial Rp XX


A

Pendapatan diferensial Rp XX

A
Keputusan:

i. Jika A positif, penghentian produksi


Produk sebaiknya dipilih
ii. Jika A negative, pengehntian produksi
Produksi sebaiknya tidak dipilih

Keputusan :

i. Jika A positif
Penghentian produksi produk sebaiknya dipilih
ii. Jika A negative
PenghEntian produksi produk sebaiknya tidak dipilih
Informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah
biaya diferensial dan pendapatan diferensial. Dengan dihentikannya produksi produk tertentu
atau kegiatan departemen tertentu perusahaan akan tersebut. Pendapatan yang hilang ini
merupakan informasi pendapatan diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung
karena pemilihan alternative menghentikan produksi atau kegiatan usaha departemen tertentu,
perusahaan menikmati manfaat berupa biata terhindarkan yang merupakan informasi biaya
diferensial. Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang akibat dihentkannya
produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian tersebut
sebaiknya dipilih. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil dari pendapatan yang hilang akibat
dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif
penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih

Contoh:
Suatu toko memiliki 3 departemen kosmetika, departemen pakaian, departemen barang
kelontong. Laporan rugi laba tiap departemen tahun anggaran:
Kosmetika Pakaian Barang Kelontong
Hasil penjualan Rp 50.000.000 Rp 25.000.000 Rp 25.000.000

Biaya variabel Rp 25.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 12.000.000 +

Laba kontribusi Rp25.000.000 Rp15.000.000 Rp 13.000.000

Biaya tetap terhindarkan Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 11.000.000


Biaya tetap tidak terhindarkan 3.000.000 + 3.000.000 + 3.000.000 +

Total biaya tetap Rp 13.000.000 Rp 11.000.000 Rp 14.000.000


Laba (rugi) bersih Rp 12.000.000 Rp 4.000.000 (Rp 1.000.000)

Jika manajemen puncak memperkirakan kerugian yang dialami oleh Departemen Barang
Kelontong akan berlangsung terus di masa yang akan datang, maka manejemen perlu
mempertimbangkan keputusan untuk menghentikan atau meneruskan kegiatan usaha
Departemen Barang Kelontong tersebut. Perhitungan informasi akuntansi diferensial yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Manfaat
Biaya diferensial berupa biaya yang terhindarkan
Dengan ditutupnya kegiatan usaha Departemen
Barang Kelontong:
Biaya Variabel Rp12.000.000
Biaya tetap terhindarkan Rp11.000.000

Total manfaat Rp23.000.000

Pengorbanan
Pendapatan diferensial yang berupa pendapatan
penjualan yang hilang dengan ditutupnya kegiatan
usaha Departemen Barang Kelontong Rp25.000.000

Manfaat lebih kecil dari pengorbanan


jika alternatif menghentikan kegiatan
usaha Departemen Barang Kelontong dipilih (Rp2.000.000)

4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus


Pada umumnya perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu
memenuhi permintaan pasar tertinggi beberapa tahun yang akan datang. Jika perusahaan
membangun pabriknya dengan kapasitas yang hanya mampu memenuhi permintaan pasar
sekarang, hal ini akan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara terus menerus. Dengan
demikian, umumnya perusahaan memiliki kapasitas yang menganggur, yang seringkali
mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan penetapan harga jual di bawah harga
jual normal. Tentu saja penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan
khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan yang regular.
Contoh :
PT A memproduksi produk X dalam pabrik yang berkapasitas 200.000 satuan per tahun. untuk
tahun anggaran 19X1 perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual produk X
sebanyak 150.000 satuan dengan harga jual sebesar Rp 1.250 per satuan. Anggaran biaya untuk
tahun tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai berikut:
Per Satuan Total
Biaya variabel:
Biaya produksi variabel Rp 400 Rp 60.000.000
Biaya komersial variabel 120 18.000.000

Biaya tetap:
Biaya produksi tetap 300 45.000.0000
Biaya komersial tetap 150 22.500.0000

Total Biaya Rp 970 145.000.0000

Misalnya, perusahaan menerima pesanan khusus (di luar pesanan yang regular) sebanyak 30.000
satuan produk X dari perusahaan lain. Harga yang diminta oleh pemesan adalah Rp 750 per
satuan.
Jika dilihat sepintas, harga yang diminta oleh pemesan tersebut jauh berada di bawah harga jual
yang normal, bahkan berada di bawah biaya penuh produk X tersebut, sehingga seolah-olah
dengan penerimaan pesanan khusus tersebut perusahaan akan menderita kerugian.
Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, informasi akuntansi
diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan
diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus
tersebut), maka pesanan khusus sebaiknya diterima. Di lain pihak, jika pendapatan diferensial
lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.
Jika dianalisis lebih mendalam dengan mendasarkan informasi akuntansi diferensial, maka PT A
sebaiknya menerima pesanan khusus tersebut.
Pendapatan diferensial
30.000 satuan x Rp 750 Rp 22.500.000

Biaya diferensial
Biaya produksi variabel Rp 12.000.000
Biaya komersial variabel 3.600.000
15.600.000
Laba diferensial 6.900.000

Anda mungkin juga menyukai