TAHUN 2010
Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2010 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar
pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain dimunculkan trend dalam beberapa tahun terakhir
untuk setiap indikator dan perbandingan peta dari tahun sebelumnya, juga ditampilkan interpretasi setiap gambar yang
ditampilkan. Dengan bentuk penyajian ini para pengguna diharapkan dapat memperoleh informasi secara cepat dan tepat.
Dalam peta ini digambarkan keadaan kependudukan, situasi lingkungan, derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber
daya kesehatan menurut provinsi.
Sumber data yang digunakan dalam Peta Kesehatan 2010 ini berasal dari unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
dan institusi lain seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional dan lain-lain.
Kami menyadari bahwa data yang tersedia dan bentuk penyajian dalam peta kesehatan ini masih terdapat kekurangan,
kelemahan, dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik, masukan dan saran dari para pengguna demi
penyempurnaan Peta Kesehatan di masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
GAMBARAN UMUM
1. Kepadatan Penduduk per km2 Tahun 2010 ...................................................................................................................... 1
2. Laju Pertumbuhan Penduduk (% per Tahun) Periode 2000-2010 ..................................................................................... 2
3. Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010 ..................................................................................................................................... 3
4. Persentase Kabupaten Tertinggal Tahun 2010 ................................................................................................................. 4
5. Persentase Penduduk Miskin Tahun 2010 ....................................................................................................................... 5
6. Persentase Penduduk Berumur ≥ 15 Tahun yang Melek Huruf Tahun 2010 .................................................................. 6
7. Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Penduduk Usia 15 Tahun ke AtasTahun 2009 .......................................................... 7
8. Pengeluaran per Kapita (Ribu Rupiah per Bulan) Tahun 2009 ....................................................................................... 8
9. Persentase Rumah Tangga dengan Kualitas Fisik Air Minum Baik, Tahun 2010 .......................................................... 9
10. Persentase Rumah Tangga yang Akses Terhadap Pembuangan Tinja Layak (Sesuai MDGs) Tahun 2010 ……… 10
11. Persentase Rumah Tangga dengan Akses Terhadap Air Minum ‘Berkualitas’ Baik Tahun 2010 ………………………. 11
12. Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Utama Air Minum yang Berada di Dalam Rumah Tahun 2010 ………… 12
13. Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Penanganan Sampah ‘Baik’ Tahun 2010 ................................................. 13
14. Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Tahun 2010 ....................................................................... 14
15. Prevalensi Penduduk ≥ Umur 15 Tahun yang Merokok Tahun 2010 .............................................................................. 15 ii
16. Persentase Penduduk Umur ≥ 15 Tahun dengan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS Tahun 2010 ……. 16
ii
DERAJAT KESEHATAN
1. Persentase Penduduk dengan Konsumsi Energi <70% Tahun 2010 .............................................................................. 17
2. Persentase Penduduk dengan Konsumsi Protein <80% Tahun 2010 ............................................................................... 18
3. Case Detection Rate TB Paru (%) Tahun 2010 ............................................................................................................... 19
4. Success Rate TB Paru (%) Tahun 2009 .......................................................................................................................... 20
5. Annual Parasite Incidence (API) Malaria per 1.000 Penduduk Tahun 2010 ..................................................................... 21
6. Incidence Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk ............................................................. 22
7. Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang (%) Berdasarkan Berat Badan per Umur (BB/U)Tahun 2010 ……………… 23
8. Persentase Penduduk Dewasa (>18 Tahun) Kurus Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Tahun 2010 …………………. 24
9. Case Rate Kasus AIDS (per 100.000 Penduduk Berisiko) Tahun 2010 …....................................................................... 25
10. Period Prevalence TB (dengan Diagnosis) pada Penduduk ≥ 15 Tahun (per 100.000 Penduduk) Tahun 2010.............. 26
11. Period Prevalence Malaria Satu Bulan Terakhir (dengan Diagnosis) per 1.000 Penduduk Tahun 2010 ……………… 27
12. Persentase Penduduk Umur ≥ 15 Tahun yang Pernah Mendengar HIV/AIDS Tahun 2010 ……………………………. 28
13. Persentase Berat Badan Bayi Baru Lahir < 2.500 Gram Tahun 2010 ............................................................................ 29
UPAYA KESEHATAN
1. Persentase Perempuan Usia 10-59 Tahun yang Memiliki Akses terhadap Kunjungan Kehamilan Minimal 1 Kali
pada Kehamilan Terakhir Tahun 2010 ................................................................................................................................ 30
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Tahun 2010 ............................................................................................................... 31
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tahun 2010 ............................................................................................................... 32
4. Cakupan Pemberian 90 Tablet Besi (Fe3) pada Ibu Hamil Tahun 2010 .......................................................................... 33
5. Cakupan Imunisasi TT2+ pada Ibu Hamil Tahun 2010 ..................................................................................................... 34
6. Cakupan Ibu Bersalin Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2010 ............................................................................... 35
7. Persentase Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada Bayi 0-11 Bulan Tahun 2010 ………………………… 36
8. Persentase Ibu yang Melaporkan Persalinan dengan Operasi Perut Saat Melahirkan Anak Terakhir pada Periode
Lima Tahun Terakhir Tahun 2010 ..................................................................................................................................... 37
9. Persentase Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A pada Persalinan Anak Terakhir yang Lahir pada Periode
Lima Tahun Terakhir Tahun 2010 ...................................................................................................................................... 38
10. Proporsi Wanita Berumur 15-49 Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Tahun 2010 ……….. 39
11. Persentase Peserta KB Aktif yang Menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Tahun 2010 ………… 40
12. Persentase Kunjungan Neonatus 6-48 Jam Tahun 2010 …………………………………................................................. 41
13. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Tahun 2010 ………................................................................................. 42
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Tahun 2010 ............................……………………................................................... 43
15. Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi Tahun 2010 .......................................................................................................... 44
16. Persentase Anak Umur 12-23 Bulan Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2010 …………………………… 45
iii
17. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tahun 2010 .................................................................... 46
18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun 2010 .............................…………....................................................... 47
19. Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Tahun 2010 ..................................................................................................................... 48
20. Persentase Anak Umur 6-59 Bulan Ditimbang ≥ 4 Kali Selama Enam Bulan Terakhir Tahun 2010 ........................….... 49
21. Persentase Anak Umur 6-59 Bulan Menerima Kapsul Vitamin A Tahun 2010 ................................................................. 50
22. Cakupan SD/MI yang Melakukan Penjaringan Siswa Kelas I Tahun 2010 .............................………………………….. 51
23. Persentase Penderita TB dengan Diagnosis yang Menyelesaikan Pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Tahun 2010 ..................................................... ................................................................................................................... 52
24. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit yang Dirawat ≥ 48 Jam per 1.000 Pasien Keluar (Net Death Rate)
Tahun 2010 ………………………………………………………………………………………………………………………… 53
iv
PETA INDONESIA
Sumber : BAKOSURTANAL
v
v
PETA INDONESIA MENURUT PROVINSI
(Peraturan Mendagri No. 18 Tahun 2005)
vi
PENENTUAN BATAS PENGELOMPOKAN
Pencapaian nilai indikator kesehatan antar provinsi sangat bervariasi sehingga dalam pemetaannya diperlukan adanya
pengelompokan nilai untuk memudahkan dalam penginterpretasian. Pengelompokan atau “cut of point” dalam peta ini
didasarkan atas kebijakan program-program kesehatan atau nilai tertentu yang mengacu pada metode statistik.
1. NILAI PENGELOMPOKAN
Penentuan nilai pengelompokan ada 2 cara yaitu:
a .Berdasarkan kebijakan program kesehatan (target SPM Bidang Kesehatan, target Rencana Strategis Kesehatan 2010-
2014, atau program kesehatan lainnya).
b. Mengacu pada metode statistik.
Dalam peta ini, pengelompokkan nilai terbagi menjadi empat kelompok, yaitu: sangat baik, baik, kurang dan buruk.
Contoh:
Sumber data
viii
KEPADATAN PENDUDUK PER KM2
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 sebagian besar provinsi memiliki kepadatan penduduk kurang dari 100 jiwa per km2 (19 provinsi). Wilayah dengan kepadatan
penduduk di atas 500 jiwa per km2 didominasi oleh provinsi di Jawa dan Bali. Pada tahun 2010, DKI Jakarta masih merupakan provinsi dengan
kepadatan tertinggi (14.469,3 jiwa per km2), sedangkan Papua Barat merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk terendah (7,8 jiwa per
km2 ). Secara nasional pada tahun 2010 tingkat kepadatan penduduk menunjukkan angka 124,4 jiwa per km2.
1
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (% PER TAHUN)
PERIODE 2000 - 2010
Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49%. Laju pertumbuhan
penduduk Provinsi Papua adalah yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, yaitu sebesar 5,46%, diikuti oleh
Kepulauan Riau 4,99% dan Kalimantan Timur 3,80%. Provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Jawa Tengah 0,37%, diikuti
oleh Jawa Timur 0,76% dan Kalimantan Barat 0,91%.
2
RASIO JENIS KELAMIN
TAHUN 2010
Tahun 2010, rasio jenis kelamin berkisar antara 94,3 – 113,4 laki-laki terhadap 100 perempuan. Provinsi Papua merupakan provinsi yang
memiliki rasio tertinggi dengan 113,4, sementara Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki rasio terendah dengan 94,3 laki-laki terhadap 100
perempuan.
3
PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL
TAHUN 2010
≤ 25 25 - 50 50 - 75 > 75
1 Ri au 0,00 9 Jawa Ti mur 13,16 17 Lampung 28,57 22 Aceh 52,17 28 Mal uku Utara 77,78
2 Jambi 0,00 10 Bangka Bel i tung 14,29 18 Kepul auan Ri au 28,57 23 Bengkul u 60,00 29 Nusa Tenggara Barat 80,00
3 DKI Jakarta 0,00 11 Kal i mantan Sel atan 15,38 19 Sumatera Barat 42,11 24 Kal i mantan Barat 71,43 30 Sul awesi Tengah 90,91
4 Jawa Tengah 0,00 12 Sul awesi Sel atan 16,67 20 Sumatera Sel atan 46,67 25 Mal uku 72,73 31 Papua 93,10
5 DI Yogyakarta 0,00 13 Sumatera Utara 18,18 21 Gorontal o 50,00 26 Papua Barat 72,73 32 Nusa Tenggara Ti mur 95,24
6 Bal i 0,00 14 Sul awesi Utara 20,00 27 Sul awesi Tenggara 75,00 33 Sul awesi Barat 100,00
7 Kal i mantan Tengah 7,14 15 Kal i mantan Ti mur 21,43
8 Jawa Barat 7,69 16 Banten 25,00
Jumlah kabupaten tertinggal pada tahun 2010 sebanyak 183 (36,82%). Pada tahun 2010, ada 48,5% atau 16 provinsi yang memiliki
kabupaten tertinggal ≤25%. Sementara, provinsi dengan persentase kabupaten tertinggal tertinggi adalah Sulawesi Barat dengan 100%.
Sebanyak 6 provinsi tidak terdapat kabupaten tertinggal, yaitu Riau, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Bali. Selama
4 periode 2006-2010, tren nasional persentase kabupaten tertinggal cenderung menurun.
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 2010
Pada tahun 2010 sebagian besar provinsi di Indonesia (26 provinsi) terdapat penduduk miskin dengan persentase < 20%. Terdapat 2 provinsi
dengan persentase penduduk miskin > 30%. Persentase penduduk miskin terendah dicapai DKI Jakarta sebesar 3,48%, sedangkan Papua
memiliki persentase penduduk miskin tertinggi sebesar 36,80%. Secara nasional, persentase penduduk miskin pada tahun 2010 sebesar 13,33%
dan tahun 2009 sebesar 14,15%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 15,42%. 5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR ≥15 TAHUN
YANG MELEK HURUF TAHUN 2010
Tahun 2010, terdapat 20 provinsi yang memiliki persentase penduduk berumur ≥ 15 tahun yang melek huruf di atas 95%. Sulawesi Utara
merupakan provinsi dengan persentase tertinggi, yaitu 99,30%. Sedangkan Papua merupakan provinsi dengan persentase terendah, yaitu
68,27%. Secara nasional, Indonesia memiliki persentase penduduk berumur ≥ 15 tahun yang melek huruf sebesar 92,91%, dengan persentase
pada laki-laki sebesar 95,35% dan pada perempuan sebesar 90,52%.
6
RATA-RATA LAMA SEKOLAH (TAHUN) PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS
TAHUN 2009
Rata-rata lama sekolah secara nasional penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2008 mencapai 7,5 tahun, sedangkan tahun 2009 meningkat
menjadi 7,7 tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata penduduk Indonesia baru mampu menempuh pendidikan sampai dengan kelas 7 SMP atau
putus sekolah di kelas 8 SMP. Berdasarkan distribusi wilayah selama kurun waktu 2008-2009 rata-rata lama sekolah terendah di Kalimantan
Barat, NTT dan NTB sebesar 6,6 tahun. Sedangkan pencapaian tertinggi yaitu DKI Jakarta rata-rata di atas 10 tahun.
7
PENGELUARAN PER KAPITA (RIBU RUPIAH PER BULAN)
TAHUN 2009
800
620 621 624 628 631
600
400
200
0
2005 2006 2007 2008 2009
> Rp. 640.000,- Rp. 620.000,- - Rp. 640.000,- Rp. 600.000,- - Rp. 620.000,- < Rp. 600.000,-
1 DI Yogyakarta 644,67 5 Bangka Belitung 639,10 12 Kalimantan Tengah 633,91 19 Jawa Barat 628,71 26 Lampung 617,42 32 Maluku Utara 598,45
2 Riau 642,55 6 Kalimantan Timur 638,73 13 Sumatera Barat 633,72 20 Sumatera Selatan 628,30 27 Sulawesi Tenggara 615,29 33 Papua Barat 595,28
3 Kepulauan Riau 641,63 7 Nusa Tenggara Barat 637,98 14 Jambi 632,60 21 Banten 627,63 28 Maluku 610,73
4 Jawa Timur 640,12 8 Jawa Tengah 636,39 15 Bali 632,15 22 DKI Jakarta 627,46 29 Aceh 610,27
9 Sulawesi Selatan 635,48 16 Sulawesi Utara 631,00 23 Sulawesi Tengah 627,40 30 Papua 603,88
10 Sumatera Utara 634,73 17 Kalimantan Barat 630,34 24 Bengkulu 626,82 31 Nusa Tenggara Timur 602,60
11 Kalimantan Selatan 634,59 18 Sulawesi Barat 630,32 25 Gorontalo 621,31
Pada tahun 2009, sebagian besar provinsi di Indonesia memiliki pengeluaran per kapita per bulan antara Rp 620.000,- – Rp 640.000,-. Provinsi
dengan pengeluaran tertinggi adalah DI Yogyakarta dengan Rp 644.670,-, sementara provinsi dengan pengeluaran terendah adalah Papua Barat
dengan Rp 595.280,-. Bila dilihat tren selama 5 tahun (2005-2009) pengeluaran per kapita cenderung meningkat. Tahun 2009 pengeluaran
secara nasional Rp. 631.000,- meningkat dari Rp. 628.000,- di tahun 2008.
8
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN KUALITAS FISIK AIR MINUM BAIK
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 persentase rumah tangga dengan kualitas fisik air minum termasuk kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbusa, dan tidak berbau) sebesar 90%, di perkotaan 94,2% dan di perdesaan 85,6%. Persentase kualitas fisik air minum yang keruh sebesar
6,9%, berwarna 4%, berasa 3,4%,berbusa 1,2%, dan berbau sebesar 2,7%.
9
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG AKSES
TERHADAP PEMBUANGAN TINJA LAYAK (SESUAI MDGs) TAHUN 2010
Pada tahun 2010 persentase rumah tangga yang akses terhadap pembuangan tinja layak sesuai MDGs sebesar 55,5%, di perkotaan 71,4% dan di
perdesaan 38,5%. Menurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita, semakin
besar pula persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap pembuangan tinja layak, sebesar 32,1% pada kuintil 1 dan 77,9% pada kuintil 5.
10
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN AKSES TERHADAP
AIR MINUM ‘BERKUALITAS’ BAIK TAHUN 2010
Air minum ‘berkualitas’ baik adalah sumber air minum terlindung (termasuk air kemasan), sarana berada dalam radius kurang dari 1 kilometer,
tersedia sepanjang waktu, dan kualitas fisik airnya baik. Persentase rumah tangga dengan akses terhadap air minum berkualitas baik sebesar 67,5%,
dengan persentase tertinggi di DKI Jakarta (87%), diikuti Bali (79,7%), DI Yogyakarta (76,8%) dan Jawa Timur (75,1%). Sedangkan yang terendah di
Kalimantan Barat 35,9%. Masih terdapat rumah tangga dengan akses terhadap air minum kurang baik yaitu sebesar 32,5%.
11
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER UTAMA AIR MINUM
YANG BERADA DI DALAM RUMAH TAHUN 2010
Persentase rumah tangga dengan sumber utama air minum yang berada di dalam rumah sebesar 53,3%. Provinsi dengan persentase tertinggi di
Sulawesi Selatan (66,9%), dan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (16,5%). Rumah tangga dengan sumber utama air minum yang
berjarak ≤ 10 meter dari rumah sebesar 28,5%, yang berjarak 11 - 100 meter sebesar 13,7%; yang berjarak 101 – 1.000 meter sebesar 3,5%, dan
yang jaraknya lebih dari 1.000 meter sebesar 0,9%.
12
PERSENTASE RUMAH TANGGA
MENURUT KRITERIA PENANGANAN SAMPAH ‘BAIK’ TAHUN 2010
Penanganan sampah yang memenuhi kriteria baik yaitu penanganan sampah yang diangkut petugas, ditimbun dalam tanah, dibuat kompos.
Secara nasional penanganan sampah yang memenuhi kriteria ini sebanyak 28,7%. Sebanyak 24 provinsi nilainya lebih rendah dari nilai nasional
dengan provinsi yang terendah nilainya yaitu Provinsi Gorontalo. Sedangkan provinsi yang memiliki nilai tertinggi yaitu DKI Jakarta (84,30%),
Kepulauan Riau (48,1%).
13
PERSENTASE RUMAH TANGGA
MENURUT KRITERIA RUMAH SEHAT TAHUN 2010
>30 25 - 30 20 - 25 <20
1 Kalimantan Timur 43,60 8 DKI Jakarta 33,20 11 Aceh 29,80 18 Jawa Timur 24,60 25 Sulawesi Tenggara 19,20 32 Lampung 14,10
2 Kepulauan Riau 42,70 9 Bali 32,60 12 Sumatera Selatan 28,60 19 Jawa Barat 24,40 26 Jawa Tengah 18,80 33 Nusa Tenggara Timur 7,50
3 Riau 41,10 10 Bengkulu 31,70 13 Kalimantan Barat 28,10 20 Papua 24,00 27 Sulawesi Barat 17,90
4 Sumatera Utara 37,40 14 Kalimantan Selatan 28,10 21 Kalimantan Tengah 23,50 28 Sulawesi Selatan 17,60
5 Sulawesi Utara 36,00 15 D I Yogyakarta 27,00 22 Banten 22,40 29 Nusa Tenggara Barat 17,10
6 Kep. Bangka Belitung 34,50 16 Sumatera Barat 26,00 23 Jambi 22,20 30 Maluku 16,70
7 Papua Barat 33,80 17 Gorontalo 25,80 24 Maluku Utara 21,70 31 Sulawesi Tengah 16,20
Kriteria rumah sehat yang digunakan bila memenuhi tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen (tembok/papan), jenis lantai
bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (lebih besar atau sama dengan 8 m2/orang).
Sebanyak 24,9% rumah penduduk di Indonesia sudah termasuk dalam kriteria rumah sehat. Provinsi yang paling rendah persentasenya yaitu
Nusa Tenggara Timur (7,50%), sedangkan provinsi yang persentasenya paling tinggi yaitu Kalimantan Timur (43,60%) selanjutnya Kepulauan
14 Riau (42,7%).
PREVALENSI PENDUDUK ≥ UMUR 15 TAHUN YANG MEROKOK
TAHUN 2010
<33 33 - 36 36 - 39 >39
1 Sulawesi Tenggara 28,30 9 Kalimantan Barat 34,30 15 Sulawesi Utara 36,20 23 Bengkulu 37,80 31 Maluku Utara 40,70
2 Kalimantan Selatan 30,50 10 Kalimantan Timur 34,80 16 Banten 36,30 24 Lampung 38,00 32 Nusa Tenggara Timur 41,20
3 DKI Jakarta 30,80 11 Kep. Bangka Belitung 35,30 17 Riau 36,30 25 Jambi 38,10 33 Kalimantan Tengah 43,10
4 Bali 31,00 12 Nusa Tenggara Barat 35,50 18 Sumatera Selatan 36,50 26 Sulawesi Tengah 38,20
5 Jawa Timur 31,40 13 Sulawesi Barat 35,60 19 Maluku 36,70 27 Sumatera Barat 38,40
6 Sulawesi Selatan 31,60 14 Sumatera Utara 35,70 20 Papua 37,10 28 Papua Barat 38,50
7 D I Yogyakarta 31,60 21 Aceh 37,10 29 Gorontalo 38,70
8 Jawa Tengah 32,60 22 Jawa Barat 37,70 30 Kepulauan Riau 38,90
Penduduk yang merokok terdiri dari penduduk yang merokok tiap hari maupun kadang-kadang. Secara nasional persentase penduduk yang
merokok mencapai 34,70%. Provinsi yang persentase penduduk yang merokoknya tinggi yaitu Kalimantan Tengah sebanyak 43,10% kemudian
Nusa Tenggara Timur sebanyak 41,20%. Sebanyak 9 provinsi berada di bawah persentase nasional dengan persentase terendah di Sulawesi
Tenggara yaitu 28,30%, kemudian Kalimantan Selatan (30,50%) dan DKI Jakarta (30,80%).
15
PERSENTASE PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN DENGAN
PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG HIV/AIDS
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 terdapat 11,4% penduduk umur ≥ 15 tahun di Indonesia dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. Menurut jenis
kelamin, terdapat 13% laki-laki umur ≥ 15 tahun dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dan terdapat 9,8% pada perempuan.
Menurut tempat tinggal, di perkotaan terdapat 15% penduduk umur ≥ 15 tahun dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, sedangkan
di perdesaan sebesar 7,4%.
16
putih
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN KONSUMSI ENERGI < 70%
TAHUN 2010
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, dapat diketahui bahwa persentase penduduk yang mengkonsumsi energi < 70% sebesar 40,7%.
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, nampak bahwa persentase pada penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan yaitu 41,6%
berbanding 39,9%. Sedangkan gambaran menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk pada kisaran umur 13-15 tahun dan 16-18
tahun memiliki persentase tertinggi di antara kelompok umur lainnya, masing-masing sebesar 54,5%.
17
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN KONSUMSI PROTEIN < 80%
TAHUN 2010
Persentase penduduk yang mengkonsumsi protein < 80% sebesar 37,4%. Berdasarkan karakteristik pekerjaan, diketahui bahwa penduduk
dengan jenis pekerjaan petani/nelayan/buruh memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 42%. Menurut karakteristik tingkat pendidikan,
18 penduduk yang tidak pernah sekolah memiliki persentase tertinggi sebesar 46,4%.
CASE DETECTION RATE TB PARU (%)
TAHUN 2010
.
Annual Parasite Incidence (API) adalah jumlah kasus malaria berdasarkan konfirmasi laboratorium terhadap jumlah populasi berisiko. API malaria
di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 1,96 per 1.000 penduduk. API tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 sebesar 1,85
per 1.000 penduduk. Pada tahun 2010 terdapat 8 provinsi yang belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan 2010 sebesar < 2 per
1.000 penduduk. 21
INCIDENCE RATE (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2010
Incidence Rate Demam Berdarah Dengue (IR DBD) adalah jumlah kasus DBD terhadap penduduk berisiko. IR DBD di Indonesia pada tahun 2010
.
sebesar 65,7 per 100.000 penduduk. Dengan demikian angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 sebesar 68,22 per 100.000
penduduk. Pada tahun 2010 terdapat 14 provinsi dengan IR DBD yang belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan 2010 sebesar < 55
per 100.000 penduduk.
22
PREVALENSI BALITA GIZI BURUK DAN KURANG (%)
BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) TAHUN 2010
PREVALENSI BALITA GIZI BURUK DAN KURANG (%)
TAHUN 2007
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, diketahui bahwa prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 17,9%.
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan hasil Riskesdas 2007 dengan prevalensi balita gizi buruk dan kurang sebesar 18,4%. Pada tahun
2010, prevalensi status gizi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa prevalensi balita gizi buruk dan kurang pada balita laki-laki lebih besar
dibandingkan balita perempuan dengan perbandingan 19,1% terhadap 16,7%. 23
PERSENTASE PENDUDUK DEWASA (> 18 TAHUN) KURUS
BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH TAHUN 2010
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa persentase penduduk dewasa umur >18 tahun ke atas dengan status gizi kurus di Indonesia sebesar
12,6%. Berdasarkan riset tersebut, penduduk dewasa dengan status gizi kurus menurut karakteristik status pekerjaan dan jenis kelamin
menunjukkan bahwa pada kelompok laki-laki, persentase terbesar adalah penduduk dengan status “tidak kerja” (23,6%). Pada kelompok
perempuan, persentase terbesar dimiliki penduduk dengan status “sekolah” sebesar 20,7%.
24
CASE RATE KASUS AIDS (PER 100.000 PENDUDUK BERISIKO)
TAHUN 2010
Case rate AIDS menggambarkan jumlah kasus kumulatif AIDS terhadap 100.000 penduduk berisiko sampai dengan periode waktu tertentu.
Case rate AIDS per 100.000 penduduk sampai dengan Desember tahun 2010 adalah sebesar 10,46. Angka ini diperoleh dari jumlah kumulatif
kasus AIDS sampai dengan Desember tahun 2010 sebesar 24.131 kasus. Terdapat lima provinsi dengan Case Rate AIDS > 15 per 100.000
penduduk pada tahun 2010. 25
PERIOD PREVALENCE TB (DENGAN DIAGNOSIS) PADA PENDUDUK ≥15 TAHUN
(PER 100.000 PENDUDUK) TAHUN 2010
Period Prevalence TB (dengan diagnosis) pada penduduk ≥15 tahun 2010 sebesar 725 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan prevalensi
terendah di Lampung yaitu 270, Bali 306, DI Yogyakarta 311, dan Sumatera Selatan 351 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan prevalensi
tertinggi di Papua yaitu 1.441, Banten 1.282, Sulawesi Utara 1.221, Gorontalo 1.200, dan DKI Jakarta 1.032 per 100.000 penduduk. Prevalensi pada
laki-laki (819 per 100.000 penduduk) lebih tinggi daripada perempuan (634 per 100.000 penduduk). Sementara itu jumlah suspek (gejala) TB pada
periode yang sama sebesar 2.728 per 100.000 penduduk.
26
PERIOD PREVALENCE MALARIA SATU BULAN TERAKHIR (DENGAN DIAGNOSIS)
PER 1.000 PENDUDUK TAHUN 2010
≤5 5 - 10 10 - 15 ≥15
1 DI Yogyakarta 0 7 Bali 1 13 Sulawesi Selatan 6 19 Kalimantan Timur 9 21 Jambi 12 27 Sulawesi Barat 15 28 Bengkulu 16
2 DKI Jakarta 1 8 Sumatera Barat 3 14 Aceh 7 20 Sulawesi Tengah 9 22 Kepulauan Riau 14 29 Sulawesi Utara 19
3 Banten 1 9 Sulawesi Tenggara 4 15 Kalimantan Selatan 7 23 Nusa Tenggara Barat 14 30 NTT 44
4 Jawa Barat 1 10 Sumatera Utara 4 16 Gorontalo 8 24 Kalimantan Tengah 14 31 Maluku Utara 36
5 Jawa Tengah 1 11 Lampung 5 17 Sumatera Selatan 9 25 Maluku 14 32 Papua 101
6 Jawa Timur 1 12 Riau 5 18 Kalimantan Barat 9 26 Kep. Babel 15 33 Papua barat 106
Tahun 2010 Period Prevalence Malaria yang didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan darah, sebanyak 6 per 1.000 penduduk, menurun
dibandingkan dengan tahun 2007 (13,9). Berdasarkan kewilayahan, Period Prevalence Malaria daerah Jawa dan Bali sebanyak 1 per 1.000
penduduk, sedangkan di luar daerah Jawa dan Bali mencapai 13 per 1.000 penduduk. Di daerah perdesaan prevalensinya cenderung lebih tinggi
daripada daerah perkotaan yaitu 128 dibanding 85.
27
PERSENTASE PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN
YANG PERNAH MENDENGAR HIV/AIDS TAHUN 2010
Pada tahun 2010 terdapat 57,5% penduduk umur ≥ 15 tahun di Indonesia yang pernah mendengar HIV/AIDS. Menurut jenis kelamin, 62,1% laki-laki
dan 53,1% perempuan umur ≥ 15 tahun yang pernah mendengar HIV/AIDS. Menurut tempat tinggal, di perkotaan terdapat 70,7% penduduk umur ≥
15 tahun yang pernah mendengar HIV/AIDS dan di perdesaan hanya 42,9%.
28
PERSENTASE BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR < 2.500 GRAM
TAHUN 2010
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persentase bayi yang lahir dengan berat badan < 2.500 gram sebesar 11,1%. Angka tersebut sedikit lebih
rendah dibandingkan hasil Riskesdas 2007 yang sebesar 11,5%. Gambaran pada Riskesdas 2010 menurut karakteristik pengeluaran rumah
tangga per kapita diketahui bahwa persentase tertinggi terdapat pada kelompok kuintil 1 sebesar 13,7%. Sedangkan menurut karakteristik
pendidikan Kepala Keluarga (KK, persentase tertinggi terdapat pada bayi dengan KK tidak tamat SD sebesar 15,1%.
29
PERSENTASE PEREMPUAN USIA 10-59 TAHUN YANG MEMILIKI AKSES
TERHADAP KUNJUNGAN KEHAMILAN
MINIMAL 1 KALI PADA KEHAMILAN TERAKHIR TAHUN 2010
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2010 sebesar 95,26%. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah DKI Jakarta (101,01%) dan
terendah Papua (53,33%). Dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 94,51%, cakupan pada tahun 2010 sedikit meningkat.
31
PERSENTASE KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4)
TAHUN 2010
80
20
0
2006 2007 2008 2009 2010
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2010 sebesar 85,56% yang berarti telah mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2010 yang sebesar 84%. Sebanyak 20 provinsi (60,6%) telah mencapai target Renstra 2010. Provinsi dengan cakupan kunjungan ibu hamil K4
tertinggi adalah DKI Jakarta (94,01%) dan terendah Papua (20,90%).
32
CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET BESI (FE3) PADA IBU HAMIL
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 cakupan pemberian 90 tablet besi (Fe3) pada ibu hamil di Indonesia sebesar 71,16%. Salah satu syarat pelayanan ibu hamil K4
adalah mendapat 90 tablet besi, oleh karena itu minimal cakupan Fe3 yang harus dicapai adalah sama dengan cakupan K4. Target Renstra
Kementerian Kesehatan 2010 untuk cakupan K4 yang harus dicapai tahun 2010 adalah 84%. Dengan demikian, capaian nasional tahun 2010 untuk
33cakupan Fe3 yang sebesar 71,16% masih belum mencapai target Renstra K4 yang diharapkan yaitu sebesar 84%.
CAKUPAN IMUNISASI TT2+ PADA IBU HAMIL
TAHUN 2010
Pada tahun 2010 cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil di Indonesia sebesar 70,02%. Salah satu syarat pelayanan ibu hamil K4 adalah
mendapat imunisasi TT2+, oleh karena itu minimal cakupan imunisasi TT2+ yang harus dicapai adalah sama dengan cakupan K4. Target Renstra
Kementerian Kesehatan 2010 untuk cakupan K4 yang harus dicapai tahun 2010 adalah 84%. Dengan demikian, capaian nasional tahun 2010
untuk cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil yang sebesar 70,02% masih belum mencapai target Renstra K4 yang diharapkan yaitu sebesar
84%. 34
CAKUPAN IBU BERSALIN DITOLONG OLEH TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2010
20
0
2006 2007 2008 2009 2010
Cakupan ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan tahun 2010 adalah sebesar 84,78% yang berarti telah mencapai target Renstra 2010 yang
sebesar 84%. Terdapat 15 provinsi (45,5%) yang telah mencapai target Renstra tahun 2010. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Bali
(98,80%) dan yang terendah adalah Papua (25,20%). Semenjak tahun 2006-2010 cakupan ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan selalu
35 mengalami peningkatan.
PERSENTASE PENOLONG PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN PADA
BAYI 0-11 BULAN TAHUN 2010
Hasil Riskesdas 2010 menyatakan persentase penolong persalinan oleh tenaga kesehatan pada bayi 0-11 bulan pada tahun 2010 di Indonesia
sebesar 82,2%. Berdasarkan tempat tinggal, di perkotaan terdapat 91,4% persentase penolong persalinan oleh tenaga kesehatan pada bayi 0-11
bulan dan 72,5% di perdesaan. Berdasarkan tempat persalinan, pada persalinan balita terakhir terdapat 55,4% yang dilakukan di fasilitas
kesehatan, 1,4% di polindes/poskesdes, dan 43,2% di rumah/tempat lainnya.
36
PERSENTASE IBU YANG MELAPORKAN PERSALINAN DENGAN
OPERASI PERUT SAAT MELAHIRKAN ANAK TERAKHIR
PADA PERIODE LIMA TAHUN TERAKHIR TAHUN 2010
Pada tahun 2010 terdapat 15,3% ibu yang melaporkan persalinan dengan operasi perut saat melahirkan anak terakhir pada periode lima tahun
terakhir. Berdasarkan tempat tinggal, di perkotaan terdapat 19,3% ibu yang melaporkan persalinan dengan operasi perut saat melahirkan anak
terakhir, sedangkan di perdesaan sebesar 11,1%. Berdasarkan urutan kelahiran, pada kelahiran pertama persentase kelahiran dengan operasi
perut merupakan yang paling tinggi yaitu 16,9% dibandingkan dengan kelahiran anak ke-2 atau ke-3 (15,3%), pada kelahiran anak ke-4 atau ke-5
(12,6%), dan kelahiran anak ≥6 (10,7%). Persalinan dengan operasi perut lebih paling banyak dilakukan pada ibu usia >35 tahun (17,1%)
37 dibandingkan pada ibu usia <20 tahun (11,6%), dan usia 20-34 tahun (15,2%).
PERSENTASE IBU NIFAS MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A PADA PERSALINAN
ANAK TERAKHIR YANG LAHIR PADA
PERIODE LIMA TAHUN TERAKHIR TAHUN 2010
Persentase ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A pada persalinan anak terakhir yang lahir pada periode lima tahun terakhir tahun 2010 di
Indonesia sebesar 52,2%. Berdasarkan tempat tinggal, terdapat 56,9% persentase ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A di perkotaan dan
47,3% di perdesaan.
38
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 BERSTATUS KAWIN
YANG SEDANG MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB
TAHUN 2010
Pada tahun 2010, proporsi nasional wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan alat KB adalah 75,36%. Sebanyak 26
provinsi (78,8% ) yang >70% wanita berumur 15-49 berstatus kawin sedang menggunakan alat KB. Proporsi tertinggi dimiliki Provinsi Bengkulu
dengan 89,89%, dan yang terendah di Provinsi Papua dengan 48,36%. Pada tahun 2009 dan 2010, proporsinya berada di atas 75%.
39
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF YANG MENGGUNAKAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) TAHUN 2010
40
30
23.5
15.22 15.55 15.41
20 12.85
10
0
2006 2007 2008 2009 2010
> 20 % 15 - 20 % 10 - 15 % < 10 %
1 Bal i 53,1 9 Banten 26,7 17 Jawa Barat 19,3 25 Bangka Bel i tung 15,0 33 Aceh 4,80
2 DI Yogyakarta 36,0 10 Nus a Tenggara Ti mur 25,8 18 Sul awes i Tenggara 18,1 26 Kal i mantan Barat 14,0
3 DKI Jakarta 33,4 11 Sumatera Barat 25,5 19 Mal uku Utara 17,6 27 Papua 13,6
4 Lampung 27,9 12 Sul awes i Utara 25,5 20 Kal i mantan Ti mur 17,5 28 Kal i mantan Tengah 12,3
5 Jawa Ti mur 27,6 13 Sumatera Sel atan 24,8 21 Ri au 17,5 29 Kal i mantan Sel atan 12,3
6 Nus a Tenggara Barat 27,2 14 Jawa Tengah 24,5 22 Sul awes i Tengah 16,8 30 Kepul auan Ri au 12,1
7 Sumatera Utara 27,2 15 Bengkul u 23,2 23 Mal uku 16,1 31 Papua Barat 11,7
8 Gorontal o 27,1 16 Jambi 20,3 24 Sul awes i Sel atan 15,3 32 Sul awes i Barat 10,4
Pada tahun 2010, 16 provinsi memiliki persentase >20% untuk peserta KB aktif yang menggunakan MKJP (IUD, Implan, MOW/MOP). Bali
merupakan provinsi dengan persentase tertinggi, yaitu 53,1%, sementara Aceh merupakan provinsi dengan persentase terendah (4,8%).
Persentase nasional 2010 adalah 23,5%, meningkat dari tahun 2009 yang sebesar 12,85%.
40
PERSENTASE KUNJUNGAN NEONATUS 6-48 JAM
TAHUN 2010
Berdasarkan survei Riskesdas tahun 2010 persentase kunjungan neonatus 6-48 jam setelah kelahiran di Indonesia pada tahun 2010 sebesar
71,4%. Pada laki-laki sebesar 71,8% dan pada perempuan 71%. Menurut tempat tinggal, cakupan kunjungan neonatus 6-48 jam yaitu 79,6% di
perkotaan dan 62,8% di perdesaan. Menurut tingkat pendidikan Kepala Keluarga (KK), semakin tinggi tingkat pendidikan KK semakin tinggi juga
persentase kunjungan neonatus 6-48 jam. Pada KK yang tidak tamat SD persentase kunjungan neonatus 58,6%, sedangkan pada KK yang tamat
41perguruan tinggi cakupan mencapai 88,8%.
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3)
TAHUN 2010
Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan neonatal lengkap dari semula minimal 2 kali kunjungan menjadi 3
kali kunjungan. Pada tahun 2010, cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN3) di Indonesia sebesar 71,50% dengan cakupan tertinggi di Provinsi
Bali (98,11%) dan terendah Sulawesi Selatan (25,10%). Sebanyak 13 provinsi (39,4%) telah mencapai cakupan KN3 lebih dari 80%.
42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TAHUN 2010
Pelayanan Kesehatan Bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali
pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pada tahun 2010 cakupan
pelayanan kesehatan bayi di Indonesia sebesar 84,04%. Target Renstra yang harus dicapai tahun 2010 adalah 84%. Dengan demikian, capaian
nasional telah mencapai target dan sebanyak 26 provinsi (79%) telah mencapai target Renstra 2010. Sementara itu target SPM Kesehatan
untuk cakupan kunjungan bayi pada tahun 2010 sebesar 90%. Sebanyak 12 provinsi (36,4%) telah mencapai target tersebut.
43
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI
TAHUN 2010
Persentase anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap menurut Riskesdas 2010 sebesar 53,8%. Angka ini lebih tinggi
dibandingkan hasil Riskesdas 2007 sebesar 46,2%. Pada Riskesdas 2010, menurut karakteristik pendidikan Kepala Keluarga (KK) diketahui
bahwa persentase tertinggi terdapat pada anak dengan pendidikan KK tamat Perguruan Tinggi (PT) sebesar 67,1%. Sedangkan persentase
terendah adalah anak dengan pendidikan KK tidak pernah sekolah sebesar 36,6%.
45
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
TAHUN 2010
Tahun 2010 cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) nasional mencapai 75,31%, dengan provinsi tertinggi di DI Yogyakarta
(100%) dan terendah Papua Barat (40,05%). Target Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 adalah 80%. Dengan demikian terdapat 13
provinsi (39,4%) yang telah mencapai target Renstra 2010.
46
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
TAHUN 2010
Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur 12–59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan
minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian Vitamin A 2 kali setahun (Bulan Februari dan
Agustus). Pada tahun 2010 cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Indonesia sebesar 78,11%. Target Renstra Kementerian Kesehatan
yang harus dicapai tahun 2010 adalah 78%. Dengan demikian, capaian nasional telah mencapai target tahun 2010 dan sebanyak 19 provinsi
(58%) telah mencapai target Renstra.
47
CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S)
TAHUN 2010
Cakupan balita ditimbang di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang dan buruk pada balita. Pada tahun 2010 cakupan balita
ditimbang (D/S) di Indonesia sebesar 67,87%. Target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010 adalah 65%. Dengan demikian, capaian
nasional tahun 2010 telah mencapai target Renstra. Sebanyak 16 provinsi (48%) yang telah mencapai target Renstra tahun 2010.
48
PERSENTASE ANAK UMUR 6-59 BULAN DITIMBANG ≥ 4 KALI
SELAMA ENAM BULAN TERAKHIR TAHUN 2010
Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat 60,5% anak umur 6-59 bulan yang ditimbang ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir. Menurut tempat tinggal,
di perkotaan terdapat 63,2% anak umur 6-59 bulan yang ditimbang ≥ 4 kali selama enam bulan terakhir, sedangkan di perdesaan terdapat 57,8%.
Provinsi dengan cakupan tertinggi di DI Yogyakarta (86,8%) dan yang terendah di Jambi (21,1%).
49
PERSENTASE ANAK UMUR 6-59 BULAN MENERIMA KAPSUL VITAMIN A
TAHUN 2010
PERSENTASE ANAK UMUR 6-59 BULAN
MENERIMA KAPSUL VITAMIN A TAHUN 2007
Persentase anak umur 6-59 bulan menerima kapsul Vitamin A menurut hasil Riskesdas tahun 2010 di Indonesia sebesar 69,8%, sedangkan
menurut hasil Riskesdas tahun 2007 sebesar 71,5%. Berdasarkan karakteristik tempat tinggal pada Riskesdas 2010, diketahui bahwa anak
yang tinggal di perkotaan memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan yang tinggal di perdesaan yaitu 74% berbanding 65,3%.
50
CAKUPAN SD/MI YANG MELAKUKAN PENJARINGAN SISWA KELAS I
TAHUN 2010
≥ 80% 65% - 80% 50% - 65% < 50% tidak ada data
1 D I Yogyakarta 100 10 Bengkulu 78.93 16 NTT 64.80 23 Kalimantan Tengah 45.30 28 Sulawesi Barat 22.00 Papua Barat
2 Jawa Timur 100 11 NTB 78.10 17 Sulawesi Utara 62.91 24 Maluku Utara 36.06 29 Sulawesi Tenggara 21.70
3 Bali 97.36 12 Sulawesi Selatan 77.13 18 Jambi 58.71 25 Aceh 32.79 30 Sulawesi Tengah 12.83
4 Kep. Babel 93.73 13 Gorontalo 76.30 19 Kalimantan Selatan 56.42 26 Kalimantan Timur 29.37 31 Papua 12.20
5 Jawa Barat 89.78 14 Sumatera Utara 74.89 20 Sumatera Selatan 54.97 27 Maluku 27.28 32 Lampung 10.16
6 Sumatera Barat 87.63 15 Jawa Tengah 70.32 21 Kepulauan Riau 54.56
7 Riau 84.96 22 Kalimantan Barat 52.90
8 DKI Jakarta 83.33
9 Banten 82.60
Pada tahun 2010 cakupan SD/MI yang melakukan penjaringan siswa kelas 1 di Indonesia sebesar 58,49%. Target Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2010 adalah 80%. Dengan demikian, cakupan nasional yang sebesar 58,49% belum mencapai target. Namun, terdapat 9
provinsi (27%) yang telah mencapai target Renstra tahun 2010 yaitu DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat,
Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta dan Banten.
51
PERSENTASE PENDERITA TB DENGAN DIAGNOSIS
YANG MENYELESAIKAN PENGOBATAN DENGAN
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) TAHUN 2010
Persentase penderita TB paru yang menyelesaikan pengobatan (mendapatkan obat selesai >6 bulan sebesar 59%). Persentase tertinggi berada di
Provinsi DI Yogyakarta (100%), dan yang terendah di Provinsi Jambi (24,9%). Sebanyak 19,1% penderita TB sedang dalam pengobatan, 19,3%
berobat tidak lengkap, dan 2,6 % tidak minum obat.
52
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT YANG DIRAWAT ≥ 48 JAM
PER 1.000 PASIEN KELUAR (NET DEATH RATE) TAHUN 2010
40
30 23.6
22.8 21 19.9
18.1
20
10
0
2006 2007 2008 2009 2010
Pada tahun 2010 angka kematian pasien di rumah sakit yang dirawat ≥ 48 jam (Net Death Rate/NDR) adalah sebesar 19,9 per 1.000 pasien
keluar. Sedangkan angka ideal yang diharapkan yaitu < 25 per 1.000 pasien keluar. Selama tahun 2006-2010 NDR rumah sakit telah mencapai
target. Pada tahun 2010, dari 32 provinsi yang tersedia datanya, 27 provinsi diantaranya (84%) telah mencapai target NDR di rumah sakit.
53
RASIO DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2010
Data rasio dokter umum dan dokter spesialis dirasiokan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan rasio dokter
umum dan spesialis berkisar antara 6 – 61 dokter per 100.000 penduduk. Rasio dokter tertinggi dicapai di Provinsi DKI Jakarta dengan 61,48 dan
terendah di Provinsi Banten dengan rasio 6,01. Rasio dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia adalah 14,20 per 100.000 penduduk. Hasil
ini menunjukkan sebagian besar provinsi di Indonesia berada di atas rata-rata nasional.
54
RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2010
Data rasio bidan dirasiokan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan rasio bidan berkisar antara 19,74–144,98
bidan per 100.000 penduduk. Rasio dokter tertinggi dicapai di Provinsi Aceh dengan 144,98 dan terendah di Provinsi DKI Jakarta dengan rasio
19,74. Rasio bidan di Indonesia adalah 40,63 per 100.000 penduduk. Hasil ini menunjukkan sebagian besar provinsi di Indonesia berada di atas
rata-rata nasional. 56
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2010
RASIO PUSKESMAS
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2009
2 Sulaw esi Utara 141,7 8 Sulaw esi Selatan 92,68 13 Kalimantan Barat 74,0 19 Sumatera Selatan 63,4 25 J a m b i 53,7 28 Kalimantan Tengah 47,6
3 D.I. Yogyakarta 119,8 9 Papua Barat 90,21 14 Jaw a Tengah 72,8 20 Jaw a Timur 59,4 26 NTT 52,3 29 Jaw a Barat 45,0
4 Maluku 107,8 10 B a l i 89,26 15 Bangka Belitung 70,4 21 Papua 58,3 30 Lampung 40,6
5 Sumatera Utara 104,3 11 Sumatera Barat 88,96 16 Kalimantan Selatan 67,3 22 Bengkulu 57,5 31 NTB 35,6
6 Kalimantan Timur 100,6 17 Maluku Utara 67,0 23 Sulaw esi Tenggara 54,2 32 Banten 31,2
Rasio tempat tidur rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus) per 100.000 penduduk pada tahun 2010 sebesar 67 per 100.000
penduduk, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 28,61 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2010 terdapat 6 provinsi dengan
rasio di atas 100 per 100.000 penduduk, dan terdapat 7 provinsi dengan rasio rumah sakit di bawah 50 per 100.000 penduduk.
59
RATA-RATA FREKUENSI PEMAKAIAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
(BED TURN OVER) SELAMA SETAHUN
TAHUN 2009
60
44.1 42
37 38.7
40 28.2
20
0
2005 2006 2007 2008 2009
Pada tahun 2009 rata-rata pemakaian tempat tidur di rumah sakit (yang dikelola Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah) di Indonesia
sebesar 28,2 kali. Sedangkan angka ideal yang diharapkan yaitu 40-50 kali. Berarti, pada tahun 2009 rata-rata pemakaian tempat tidur di rumah
sakit secara nasional belum mencapai angka ideal. Dari 31 provinsi hanya 2 provinsi yang pada tahun 2009 telah mencapai angka ideal rata-rata
pemakaian tempat tidur di rumah sakit yaitu Bali dan Jambi.
60
PERSENTASE PEMANFAATAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
(BED OCCUPATION RATE) TAHUN 2009
40
20
0
2005 2006 2007 2008 2009
Pada tahun 2009 pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit (yang dikelola Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah) di Indonesia sebesar
58,7%. Sedangkan angka ideal yang diharapkan yaitu 60-85%. Berarti, pada tahun 2009 persentase pemanfaatan tidur RS secara nasional belum
mencapai angka ideal. Terdapat 17 provinsi (55%) dari 31 provinsi (yang tersedia datanya) yang telah mencapai angka ideal pemanfaatan tempat
tidur di RS yang sebesar 60-85%.
61