Anda di halaman 1dari 3

MODUL 6 KIS2201_PRAKTIKUM BIOKIMIA SEM.

GENAP 1718

KINETIKA REAKSI ENZIM


I. Latar Belakang

1.1. Enzim

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis biologi yang sering juga disebut sebagai
biokatalis. Hampir semua proses biologi dalam sel memerlukan enzim agar proses berlangsung
cepat. Percepatan reaksi oleh enzim disebabkan karena enzim menurunkan energi aktivasi. Enzim
bersifat spesifik terhadap reaksi yang dikatalisanya maupun terhadap substrat yang terlibat dalam
reaksi. Artinya enzim bekerja hanya pada satu macam senyawa (substrat) atau satu jenis reaksi.
Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada konversi pati menjadi glukosa.
Enzim memiliki bentuk sisi aktif yang spesifik untuk bereaksi dengan satu substrat spesifik
sehingga menghasilkan produk murni yang bebas dari produk samping yang tidak diinginkan.
Spesifitas merupakan sifat enzim yang membuat enzim sangat berguna dalam aplikasi industri.

Reaksi enzimatis dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti suhu, pH, konsentrasi enzim,
konsentrasi substrat dan kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion-ion logam seperti Zn2+, Mg2+, Mn2+ ,
Fe2+, Cu2+, K+, dan Na+, yang disebut sebagai metaloenzim. Kofaktor juga dapat berupa senyawa
organik kompleks, seperti NAD, NADP, FMN, FAD, koenzim-A dan beberapa jenis vitamin yang
dikenal sebagai koenzim.

1.2. Kinetika Reaksi Enzim


Model kinetika reaksi enzim yang paling sederhana adalah model Michaelis Menten atau dikenal
sebagai model kinetika saturasi. Mekanisme reaksi menurut model ini adalah

k1 k2
E + S ES P+E
k-1

dan persamaan Michaelis-Menten adalah

Vmax S
V0 =
Km + S

Km adalah konstanta Michaelis-Menten, Vmax adalah kecepatan maksimum.

1.3. Aktivitas Enzim


Aktivitas enzim terdiri dari aktivitas molekuler yang dinyatakan sebagai turnover number (kcat), unit
aktivtas enzim (enzyme unit) dan aktivitas spesifik, yang masing-masing memiliki penggunaan yang
berbeda.

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 1


MODUL 6 KIS2201_PRAKTIKUM BIOKIMIA SEM. GENAP 1718

Turnover number (kcat) adalah aktivitas enzim yang meyatakan junlah molekul substrat yang diubah
menajdi produk per satuan waktu pada setiap molekul enzim atau oleh satu sisi aktif enzim untuk
keadaan dimana enzim menjadi faktor pembatas reaksi dan dinyatakan dalam persamaan: kcat =
Vmax/Etotal.

Unit aktivitas enzim dinyatakan dengan satuan U. Satu unit aktivitas enzim setara dengan 1
mikromol substrat yang terkonversi per menit.

Aktivitas spesifik adalah unit aktivitas enzim per miligram protein yang dinyatakan dalam μmol
min−1mg−1. Aktivitas spesifik menunjukkan tingkat kemurnian suatu enzim, makin besar aktivitas
spesifiknya, maka semakin tinggi tingkat kemurnian enzim.

Pada praktikum ini anda akan menentukan aktivitas Km dan Vmax enzim selulase. Enzim selulase
adalah enzim yang mengkatalisa pemutusan ikatan glikosidik beta-1,4 selulosa menghasilkan
glukosa. Reaksi hidrolisis selulosa dengan enzim selulase banyak diaplikasikan untuk memperoleh
bioetanol.

II. Tujuan Percobaan


1. Menentukan aktivitas enzim selulase.
2. Menentukan Km dan Vmax enzim selulase.

III. Alat dan Baahan

1. Tabung reaksi
2. Hot-plate
3. Termometer
4. Gelas kimia 500 ml
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Spektrofotometer
7. Kuvet
8. Water-bath 50C
9. Penangas air mendidih
10. Glukosa 20 mg/ml
11. Enzim selulase 50 mg/ml dalam bufer sitrat 0,05 M pH 4.5.
12. Reagen DNS (larutkan 1 g DNS dalam 50 ml air, kemudian tambahkan 20 ml NaOH 2 M
dan 28,2 g garam Rochelle, lalu tambahkan air hingga volume larutan 100 ml)
13. Bufer sitrat 0,05 M (diencerkan dari stok bufer sitrat 1 M).
Bufer sitrat 1 M pH 4,5 (larutkan 210 g asam sitrat monohidrat dengan 750 ml air, atur pH
hingga 4,5 dengan menambahkan NaOH 50 – 60 gram, lalu tambahkan air hingga volume
larutan mebjadi 1 liter).
14. Kertas saring Whatmann No.1

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 2


MODUL 6 KIS2201_PRAKTIKUM BIOKIMIA SEM. GENAP 1718

IV. Cara Kerja

4.1. Pembuatan kurva standar glukosa


1. Siapkan larutan standar glukosa dengan konsentrasi 2 mg/ml, 4 mg/ml, 6 mg/ml,
8 mg/ml, 10 mg/ml dan 12 mg/ml masing-masing sebanyak 1 ml.
2. Campurkan sebanyak 0,5 ml masing-masing larutan stanndar glukosa dengan 1 ml bufer
sitrat 0,05 M pH 4,5.
3. Siapkan juga blanko; 1,5 ml bufer sitrat.
4. Inkubasi blanko dan larutan standar glukosa selama 30 menit pada suhu 50C kemudian
tambahkan 3 ml DNS.
5. Inkubasi campuran pada penangas air mendidih selama 5 menit.
6. Dinginkan campuran pada suhu ruang.
7. Encerkan campuran dengan menambahkan 6 ml air pada setiap tabung.
8. Ukur absorbansi pada 540 nm.

4.2. Reaksi enzimatis


1. Siapkan campuran reaksi dengan mencampurkan 40 ml bufer sitrat dengan 10 ml larutan
enzim pada labu Erlenmeyer.
2. Inkubasi campuran pada suhu 50C selama 15 menit (sampai suhu campuran reaksi
mencapai 50C).
3. Tambahkan substrat (digunakan konsentarsi/jumlah substrat yang bervariasi) dan
langsung pipet larutan sampel sebanyak 1,5 ml, tempatkan di tabung reaksi lalu
tambahkan 3 ml DNS. Sampel ini sebagai sampel t0. Inkubasi sampel t0 tersebut pada
penangas air mendidih selama 5 menit.
4. Lakukan pengambilan sampel (1,5 ml) pada menit ke 15, 30, 45 dan 60.
Pada setiap pengambilan sampel: diambil 1,5 ml ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 3 ml DNS.
5. Setelah penambahan DNS, campuran diinkubasi pada penangas air mendidih selama
5 menit.
6. Dinginkan pada suhu ruang, lalu encerkan dengan menambahkan 6 ml air.
7. Ukur absorbansi pada 540 nm.

PUSTAKA
1. Adney B., and Baker J. 2008. Measurement of Cellulase Activity: Laboratory Analytical
Procedure. NREL, Colorado, USA.
2. David L. Nelson and Michael M. Cox, 2013, Lehninger: Principles of Biochemistry,
6th ed., Freeman Company, New York, USA.

RFK-INSTITUT TEKNOLOGI DEL 3

Anda mungkin juga menyukai