Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses

penelitian. Sedangkan penelitian merupakan upaya dalam bidang ilmu

pengetahuan dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dalam prinsip-prinsip

dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk menjawab kebenaran.

Jadi metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan

dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya.

Desain yang digunakan pada penelitian Pre-Experimental Design

yaitu one-group pre-test post-test.desain ini merupakan pengembangan dari

desain one-shoot case study (Studi Kasus Satu Tembakan) di mana dalam

design penelitian ini terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan. Desain ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 : Nilai pretest (sebelum diberi Tindakan Pencucian


O1 X O2 Luka dengan rebusan dan sirih)

O2 : Nilai posttest (setelah diberi Tindakan Pencucian


Luka dengan rebusan dan sirih)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2-


O1)

86
87

3.2 Identifikasi Variabel

Secara teoritis variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang atau

objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau objek

dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981)

 Variabel Independen (Bebas) : Rebusan daun sirih

 Variabel Dependent (terikat) : Proses penyembuhan luka

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik dengan data.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

HA : Ada pengaruh rebusan daun sirih dalam pencucian luka diabetik

terhadap proses penyembuhan luka

H0 : Tidak ada pengaruh rebusan daun sirih dalam pencucian luka diabetik

terhadap proses penyembuhan luka

3.4 Populasi Sampel dan Sampling Penelitian

3.4.1 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan


88

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(sugiono, 2015)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita luka

diabetik satu tahun terakhir yaitu sebanyak 86 pasien di Klinik

Perawatan Luka Awal Center Majene

3.4.2 Sampling penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (sugiono, 2015)

Sampel dalam penelitian ini adalah Semua penderita luka

diabetik di Klinik Perawatan Luka Awal Center Majene. Sampel dalam

penelitian ini adalah 12 yang diambil berdasarkan penentuan jumlah

sampel dengan taraf kesalahan 1% adalah 12 subjek atau pasien atau

responden (sugiono,2015).

Kriteria inkulusi dalam penelitian ini adalah :

1. semua penderita Diabetes Mellitus Tipe II

2. Umur 30 tahun-50 tahun

3. Mempunyai luka diabetik

4. Kadar glukosa darah 150-200 mg

5. Pasien yang belum pernah melakukan proses pencucian luka dengan

menggunakan rebusan daun sirih.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. semua penderita Diabetes Mellitus yang bukan Tipe II

2. Umur <30 tahun dan >50 tahun


89

3. Tidak mempunyai luka diabetik

4. Kadar glukosa > 200 g dan < 150 mg

5. Pasien yang sudah pernah melakukan proses pencucian luka dengan

menggunakan rebusan daun sirih.

3.5 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah tekhnik sekunder yang merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data misalanya lewat orang lain

atau dokumen. Dalam hal ini, peneliti menggunakan observasi

(pengamatan).

Metode observasi adalah metode yang digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.(Sugiono, 2015)

Metode BBJ merupakan salah satu metode yang digunakan

dalam menilai tingkat kesembuhan luka pasien dengan menilai

beberapa item diantaranya : Bau, Ukuran Luka, Eksudat dan granulasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di

Klinik Perawatan Luka Majene yang bertempat di Pakkola Kecamatan

Banggae Kabupaten Majene. Dalam penelitian ini, peneliti akan akan

melakukan penelitian selama kurang lebih satu bulan yang akan dimulai

dibulan Maret 2017.


90

Setelah data dikumpulkan, data kemudian diolah dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Editing

Pada penelitian ini, penulis menggunakan lembar observasi

yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Coding

Setelah data diedit langkah berikutnya adalah mengkoding

data, yaitu memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan.

Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data, menghindari

terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga

untuk memudahkan pada saat analisis data dan dan proses entry

dengan bantuan perangkat lunak komputer. Skor yang diberikan

adalah sesuai dengan teori penyembuhan luka, yaitu: 3 untuk luka

yang cepat sembuh, 2 untuk yang sedang, dan 1 untuk luka yang

lama sembuh. Penulis juga memberikan kode pada setiap responden,

yaitu : R1 untuk responden 1, dan seterusnya.

3. Tabulating

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisa

secara deskriptif dan analitik untuk mempelajari tentang pengaruh

penggunaan daun sirih terhadap penyembuhan luka perineum. Data

diolah secara deskriptif yaitutentang karakteristik yang

menggunakan tabel istribusi responden dan disajikan dalam benuk

tabel dan grafik.


91

4. Cleaning

Dilakukan dengan cara memasukan data yang telah dicoding

ke dalam komputer. Program yang digunakan adalah program

khusus Uji Mann-Whitney U-Test.

3.5.2 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji statistik multivariat dengan dua

variabel. Skala penelitian ini adalah ordinal nominal, sehingga peneliti

memilih uji Uji T Berpasangan sebagai penguji hipotesis.

Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok

berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila

kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok

data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan

acak.

Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan

antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek

yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang

berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji

banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk

tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan dari uji t berpasangan adalah uji

ANOVA berulang.
92

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t

berpasangan adalah:

Uji-t berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah

jumlah sampel.

Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)

Ha: D ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0)

1. Langkah-langkah pengujian Signifikansi (hipotesis) dalam pengujian

perbedaan rata-rata dua kelompok berpasangan

a. Tetapkan H0 dan H1

b. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat

kepercayaan 99 %) yang terdapat pada tabel “t”.

c. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.

d. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.

e. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung

dengan “t” tabel.

3.6 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mendapat persetujuan Ketua Klinik

Perawatan Luka Awal Center Majene. Setelah mendapatkan persetujuan,


93

kemudian akan dilakukan observasi dengan menekankan pada masalah etika

sebagai berikut :

3.6.1 Inform Concent

Peneliti akan memberikan informasi yang terperinci tentang

penelitian yang akan dilakukan, bahwa tidak akan merugikan

responden. Setiap responden juga mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolakmenjadi responden. Pada inform

consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3.6.2 Tanpa Nama

Pada penelitian ini, peneliti akan merahasiakan nama responden,

dengan hanya memberikan kode-kode pada tiap-tiap responden. Hal ini

penting untuk menjaga kerahasiaan apabila terdapat sesuatu atau

kelainan yang tidak ingin dipublikasikan.

3.6.3 Kerahasiaan (Confidentialty)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti.

3.7 Keterbatasan

3.7.1 Literatur
Literatur yang digunakan peneliti salah satunya menggunakan

bahasa inggris. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan literatur dalam

bahasa indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis

mengambil point-point yang penting saja untuk dimasukkan dalam


94

tinjauan pustaka, selain itu merumuskan pembahasan di Bab IV dengan

teks bahasa indonesia, sehingga mudah dipahami.

3.7.2 Waktu
Waktu yang dimiliki penulis untuk meneliti sangat terbatas. Hal

ini membatasi pengambilan sample, sehingga validitas data tidak bisa

benar-benar diterapkan. Selain itu angka kesalahan juga dapat

bertambah karena tergesa-gesanya peneliti. Maka dari itu solusi untuk

meminimalkan keterbatasan tersebut adalah dengan cara menggunakan

metode sampling yang tepat, menggunakan uji statistik yang tepat, serta

pengawasan intensif terhadap variabel kontrol, sehingga tidak

mengganggu variabel yang lain.

3.7.3 Peneliti

Karena penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan dan

peneliti belum memiliki pengalaman sehingga banyak sumber-sumber

yang belum dimunculkan secara maksimal. Pengalaman yang kurang

maksimal, dan faktor kejenuhan serta kelelahan menjadi dasar

kesalahan pada data.

Anda mungkin juga menyukai