Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“PENGUAPAN AIR MELALUI TRANSPIRASI”

Disusun Oleh :

Nama : Ina Minatus Sakinah

NIM : 150210103028

Kelas / Kelompok :A/3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
I. Judul
Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi

II. Tujuan
Untuk mengatuhui proses dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui
proses transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

III. TinjauanPustaka

Transpirasi adalah hilangnya air dalam bentuk uap air dari batang dan
daun tumbuhan hidup. Jumlah yang mengalami penguapan dari batang sangatlah
sedikit, kehilangan air terbesar dari proses transpirasi terjadi melalui daun.
Transpirasi terjadi baik pada siang maupun pada malam hari, namun kehilangan
air dalam proses transpirasi lebih besar terjadi pada jam-jam siang, pada sinar
matahari penuh transpirasi bisa mencapai 38%-81% (Tim Dosen Pembina
Fisiologi Tumbuhan, 2017).

Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan


hilang menjadi uap air ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbs air
tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun
dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola
budidaya tanaman. Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan
populasi tanaman. Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju
transpirasinya. Tiap vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-
beda. Struktur tajuk, fisiologi tanaman, indeks luas daun dan conductance
stomata berpengaruh terhadap transpirasi. Volume air tanah yang mampu
diserap oleh tanaman sangat bergantung pada pola perakaran, semakin tinggi
penetrasi akar pada tanah maka akan semakin banyak air yang mampu diserap
oleh tanaman sehingga volume air yang mengalami transpirasi juga semakin
tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat dilihat dari perbedaan struktur batang
serta daun yaitu luas daun tanaman, dimana semakin tinggi indeks luas daun
tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi tanaman. Perbedaan kumulasi
water loss dan laju transpirasi tiap tanaman disebabkan oleh karakter tanaman
dan stomata yang meliputi luas daun, serta density dan lebar stomata. Transpirasi
dikontrol oleh perilaku membuka dan menutupnya stomata, dimana perilaku
stomata bervariasi menurut jenis tanaman (Prijono,2016).
Proses transpirasi adalah rangkaian metabolisme fisiologis yang
dengannya daun tumbuhan dapat tetap segar dan berfotosintesis. Apabila air
tanah tersedia dalam jumlah cukup, transpirasi akan terus berlangsung. Laju
transpirasi akan terus meningkat seiring peningkatan intensitas cahaya matahari.
Uap air yang dilepaskan vegetasi melalui transpirasi berperan dalam
mendinginkan udara sekitanya. Proses transpirasi berjalan secara silmultan
dengan proses fotosintesis sebagai mekanisme lain pendinginan suhu udara.
Proses fisiologis dalam tubuh tumbuhan memiliki hubungan timbal balik dengan
iklim mikro. Fotosintesis adalah proses fisiologis yang ditentukan oleh energi
radiasi matahari. Karena itu, reaksinya acap kali disebut reaksi fotokimia.
Kelangsungan proses tersebut memerlukan dukungan radiasi matahari sebagai
sumber energi (Lakitan, 1997).

Transpirasi terjadi di semua bagian tumbuhan yang terpapar dengan


asmosfir. Sebagian besar tubuh tumbuhan sebagai tempat kehilangan uap air
adalah daun. Karena permukaan atas dan bawah daun biasanya mempunyai
stomata, dan daun merupakan bagiian terbesar tubuh tumbuhan dibanding
bagian lainya seperti batang, tunas-tunas dan sebagainya. Hanya sebagian kecil
transpirasi dapat memlui kutikula, kutikula sebagian besar daun sangat tidak
permeable terhadap air sehingga transpirasi stomata jauh lebih cepat
dibandingkan transpirasi kutikular. Di batang terdapat lentisel, yang dapat dilalui
uap air selama transpirasi (Salisbury, 1995).

Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan


yaitu transpirasi dan fotosintesis. Stomata berperan dalam difusi CO2 pada
proses fotosintesis. Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya
cairan dari sel dalam proses transpirasi. Pembukaan stomata sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan, antaralain intensitas cahaya, temperatur dan air
(Fatonah, 2013).

Kekurangan air pada daun akan menyebabkan sel-sel tanaman


kehilangan turgor. Mekanisme yang dapat memperlambat laju transpirasi atau
menurunkan dampak kehilangan air adalah dengan cara menutup stomata, dan
memperkecil luas permukaan daun dengan penggulungan daun (Koda, 2013).

Proses transpirasi dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu : Transpirasi


stomata, yaitu proses transpirasi yang terjadi melalui stomata. Transpirasi pada
stomata ini dapat berlangsung sampai 80-90%. Transpirasi kutikular, yaitu
proses transpirasi yang terjadi melalui kutikula, pada proses ini transpirasi dapat
berlangsung hanya sekitar 5 %, dan transpirasi lentisel, yaitu proses transpirasi
yang terjadi pada lentisel. Pada proses transpirasi ini, transpirasi hanya dapat
berlangsung sangat sedikit yaitu sekitar 0,9 %. (Dwidjoseputro. 1990).

IV. Metode Praktikum


4.1 Alat dan bahan
4.1.1 Alat
1. Gunting tanaman
2. Ember
3. Gelas ukur 10 ml
4. Timbangan
5. Kertas grafik
6. Gelas obyek dan gelas penutup
7. Mikroskop
4.1.2 Bahan
1. Batang / ranting pacar air
2. Batang / ranting Bauhinia sp
3. Minyak kelapa
4. Kuteks bening (cat kuku)
5. Kertas kuarto

4.2 Cara Kerja

. Memotong batang Bauhinia sp. atau batang pacar air di bawah


permukaan air

Mengisikan aquades ke dalam dua gelas ukur sampai pada skala


7 ml.

Memasukkan tanaman (dengan daun sebanyak 5) ke dalam gelas


ukur dan satu gelas ukur dibiarkan tanpa tumbuhan (sebagai
Kontrol).

Menyamakan tinggi setiap air dalam semua gelas ukur, kemudian


menetesi minyak kelapa sampai seluruh permukaan air tertutup.

Meletakkan perangkat gelas ukur di dua tempat yaitu didalam dan


diluar laboratorium (di lapangan terbuka di terik matahari).

Mengamati dan mencatat perubahan air yang terjadi didalam gelas


ukur setiap 5 menit dalam 30 menit.

Mencatat jumlah air yang diuapkan setiap periode tersebut dan


hitunglah rata-ratanya.
Setelah itu, memulai mengukur luas daun yang digunakan pada
percobaan sebelumnya, menggunakan metode dengan bantuan
kertas kuarto yaitu dengan menjiplak daun pada kertas, lalu
menghitung luas daun pada hasil jiplakan yang ada pada kertas
tersebut.

Kemudian, mengoleskan kuteks bening pada sisi atas dan bawah


daun dan biarkan hingga kering.

Setelah kering, baru menarik lapisan kuteks dengan hati-hati dan


meletakkan diatas kaca benda lalu member sedikit air dan metutup
dengan kaca penutup.

Kemudian, mengamati dengan menggunakan mikroskop dan


menghitung jumlah stomata per mm luas bidang pandang (mm
luas daun).

Menghitung luas bidang pandang pada mikroskop dengan rumus.

Mengkonversikan jumlah stomata persatuan mm kuadarat luas


medium.
V. Hasil Pengamatan

Waktu Rata- Laju Σ Stomata Lua


K Tum Perl rata Tran s
el buha akua 0 5 1 1 2 2 3 Peng spira Atas Baw Dau
n n 0 5 0 5 0 uapa si ah n
n
1 Paca Teri 6 6, 6, 6 6 6 6 0,03 0,4 x 136 195 106
r Air k , 6 6 , , , , 10-4 9,2
7 5 5 5 5 mm2

2 Paca Ted 7 7, 7, 7 7 6 9 0,05 0,27 65. 151 164


r Air uh , 0 0 , , x 10- 305 6,02 7,8
4
1 5 5 9 8 mm2

3 Bauh Teri 7 6, 6, 6 6 6 6 0,08 0,46 940 144 153


inia k , 9 9 , , , , 3 x 10- 00 000 20,3
4
sp. 0 8 8 7 5 5
mm2
4 Bauh Ted 7 7, 7, 7 7 7 7 0,15 0,83 121 353 206
inia uh , 9 9 , , , x 10- 1,3 8,59 7,2
4
sp 9 8 8 1 mm2

5 Paca Teri 8 8 8 8 7 7 7 0,03 0,16 257 518 109


r Air k , , , x 10- 8,9
4
9 9 8 mm2

6 Bauh Ted 7 7, 7, 7 7 6 6 0,03 0,18 135 378 121


inia uh , 1 1 , , 3 x 10- 56,5 03,3 6,15
4
sp 1 9 9 4 7 mm2

7 Bauh Teri 7 6, 6, 6 6 5 5 0,2 1,11 1,74 209 139


inia k 8 2 , , , , x 10- 6 44,5
4
sp 1 0 8 8 mm2

8 Kont Ted 7 7 7 7 7 7 7
rol uh

9 Kont Teri 7 7 7 7 7 7 7
rol k
VI. Pembahasan

Praktikum kali ini kami membahas tentang penguapan air melalui


proses transpirasi. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses dan
kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Pada praktikum kali ini, bahan yang
digunakan adalah minyak tanah, kertas quarto, kuteks dan dua jenis tanaman
yang berbeda, yaitu pacar air (Impatiens balsamina) dan Bauhinia sp.
Menggunakan tanaman yang berbeda yaitubertujuan agar dapat dibandingkan
laju transpirasi dari kedua tanaman tersebut. Sedangkan alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah gunting tanaman, ember, gelas ukur 10 ml,
timbangan, kertas grafik, gelas obyek, gelas penutup, dan mikroskop.
Langkah-langkah yang harus kami lakukan adalah memotong batang
Bauhinia sp. atau batang pacar air di bawah permukaan air, lalu Mengisikan
aquades kedalam dua gelas ukur sampai pada skala 7 ml. Memasukkan
tanaman (dengan daun sebanyak 5) ke dalam gelas ukur dan satu gelas ukur
dibiarkan tanpa tumbuhan (sebagai Kontrol). Menyamakan tinggi setiap air
dalam semua gelas ukur, kemudian menetesi minyak kelapa sampai seluruh
permukaan air tertutup. Meletakkan perangkat gelas ukur di dua tempat yaitu
didalam dan diluar laboratorium (di lapangan terbuka di terik matahari).
Mengamati dan mencatat perubahan air yang terjadi didalam gelas ukur setiap
5 menit dalam 30 menit. Mencatat jumlah air yang diuapkan setiap periode
tersebut dan hitunglah rata-ratanya. Setelah itu, memulai mengukur luas daun
yang digunakan pada percobaan sebelumnya, menggunakan metode dengan
bantuan kertas kuarto yaitu dengan menjiplak daun pada kertas, lalu
menghitung luas daun pada hasil jiplakan yang ada pada kertas tersebut.
Kemudian, mengoleskan kuteks bening pada sisi atas dan bawah daun dan
biarkan hingga kering. Setelah kering, baru menarik lapisan kuteks dengan
hati-hati dan meletakkan diatas kaca benda lalu member sedikit air dan
metutup dengan kaca penutup. Kemudian, mengamati dengan menggunakan
mikroskop dan menghitung jumlah stomata per mm luas bidang pandang (mm
luas daun). Menghitung luas bidang pandang pada mikroskop dengan rumus.
Dan yang terakhir Mengkonversikan jumlah stomata persatuan mm kuadarat
luas medium.
Transpirasi adalah hilangnya air dalam bentuk uap air dari batang dan
daun tumbuhan hidup. Jumlah yang mengalami penguapan dari batang
sangatlah sedikit, kehilangan air terbesar dari proses transpirasi terjadi melalui
daun.
Praktikum kali ini, pada kelompok 1 mengamati laju transpirasi dan
jumlah stomata pada tumbuhan Pacar air (Impatiens balsamina) yang diberi
perlakuan ditempatkan pada daerah terik. Dalam waktu 0 menit, air
menunjukkan pada strip ke 6,7 , lalu pada menit ke 5 menjadi 6,6, pada menit
ke 10 menjadi 6,6, pada menit ke 15 menjadi 6,5, pada menit ke 20 menjadi
6,5, pada menit ke 25 menjadi 6,5 dan pada menit ke 30 tetap pada angka 6,5.
Rata-rata penguapannya yaitu 0,03. Dengan laju transpirasinya 0,16 x 10-4.
Jumlah stomata atasnya yaitu 136, dan stomata bawahnya 195. Luas daunnya
yaitu 1069,2 mm2. Pada kelompok 2 juga mengamati pada Pacar air, tetapi
dengan perlakuan ditempatkan di tempat yang teduh. Hasilnya yaitu pada
menit ke 0, berada pada angka 7,1, lalu pada menit ke 5 dan menit ke 10
menjadi 7,05, pada menit ke 15 dan 20 menjadi 7ml, pada menit ke 25
menjadi 6,9 dan pada menit ke 30 menjadi 6,8. Rata-rata penguapannya yaitu
0,05. Sedangkan laju transpirasinya yaitu 0,27 x 10-4. Jumlah stomata atasnya
yaitu 65.305 dan jumlah stomata bawahnya 1516,02. Luas daunnya yaitu
1647,8 mm2.
Kelompok 3 mengamati Buhinia sp. yang di tempatkan daerah terik.
Dalam waktu 0 menit menunjukkan air sebanyak 7ml, pada menit ke 5 dan 10
menjadi 6,9, pada menit ke 15 dan 20 menjadi 6,8, pada menit ke 25 menjadi
6,7 dan pada menit ke 30 menjadi 6,5. Rata-rata penguapannya yaitu 0,083.
Dengan laju transpirasinya 0,46 x 10-4. Jumlah stomata atas yaitu 94000 dan
stomata bawahnya 144.000. Luas daunnya yaitu 15310,35 mm2. Kelompok 4
juga mengamati Bauhinia sp., tetapi ditempatkan pada daerah yangg teduh.
Pada menit ke 0, 5 dan 10 air sebanyak 7,9 ml, sedangkan pada menit ke 15
dan 20, menjadi 7,8ml, pada menit ke 25 menjadi 7,1 dan pada menit ke 30
menjadi 7ml. Rata-rata penguapannya yaitu 0,15. Laju transpirasinya adalah
0,83 x 10-4. Jumlah stomata atasnya yaitu 1211,3 dan jumlah stomata
bawahnya adalah 3538,59. Luas daunnya yaitu 2067,2 mm2.
Kelompok 5 mengamati Pacar air (Impatiens balsamina) dengan
ditempatkan pada daerah yang terik. Pada menit ke 0 sampai menit ke 15,
airnya tetap sebanyak 8ml, pada menit ke 20 dan 25 menjadi 7,9 dan pada
menit ke 30 menjadi 7,8. Rata-rata penguapannya adalah 0,03. Laju
transpirasinya sebesar 0,16 x 10-4. Jumlah stomata atas adalah 257 dan
stomata bawah 518. Luas daunnya adalah 1098,9 mm2.
Pada keompok 6 dan 7 mengamati Bauhinia sp. Kelompok 6
mengamati pada daerah yang teduh. Pada menit ke 0 sampai 10 airnya
sebanyak 7,1 ml. Pada menit ke 15 dan 20 menjadi 7, dan pada menit ke 25
dan 30 menjadi 6,9. Rata-rata penguapannya adalah 0,033 dengan laju
transpirasinya sebesar 0,18 x 10-4. Jumlah stomata atasnya 13556,54 dan
stoomata bawah 37803,37. Luas daunnya yaitu 1216,15 mm2. Pada kelompok
7 mengamati pada daerah yang terik. Pada menit ke 0, airnya sebanyak 7ml,
pada menit ke 5 menjadi 6,8 ml, pada menit ke 10 menjadi 6,2 ml, pada menit
ke 15 menjadi 6,1, selanjutnya menit ke 20 menjadi 6,0, menit ke 25 dan 30
menjadi 5,8. Sedangkan untuk perlakuan kontrol, tetap sebanyak 7 ml.
Praktikum ini menggunakan perlakuan terik dan teduh yaitu agar mengetahui
perbandingan laju transpirasi antara di tempat teduh dan tempat yang terik.
Perhitungan jumlah stomata dibagi menjadi 2, yaitu perhitungan
stomata atas dan stomata bawah. Perhitungannya yaitu menggunakan rumus
Lʘ / Σ stomata = L daun / nt. Dimana Lʘ adalah luas lingkaran, Σ stomata
adalah jumlah stomata yang diperoleh dari perhitungan yang ada di
mikroskop, Ld adalah luas daun yang dapat dicari dengan menggunakan
rumus Ld = Lk x bd/bk. Lalu nt adalah jumlah stomata keseluruhan yang
dicari.
Praktikum ini menggunakan 2 perlakuan, yaitu ditempatkan di daerah
yang teduh dan yang terik. Intensitas sinar matahari yang berbeda akan
menghasilkan suhu yang berbeda dan hal tersebut juga akan mempengaruhi
proses transpirasi. Laju transpirasi pada daerah yang terik ada yang lebih
lambat daripada ditempat yang teduh. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa
faktor. Diantaranya yaitu faktor cuaca, disaat kami melakukan pengamatan
ditempat yang terik, tapi cuaca malah mendung dan bahkan sedikit gerimis.
Hal tersebut membuat hasil menjadi kurang valid. Yang kedua, karena faktor
angin yang cukup besar.
Jumlah stomata juga berpengaruh dalam laju transpirasi, jika jumlah
stomata banyak maka proses trasnpirasi akan semakin besar pula. Karena air
tersebut keluar dari stomata. Stomata lebih banyak terdapat dibagian daun
bahwa karena berfungsi untuk mengurangi penguapan daripada dibagian daun
atas. (umunya tanaman terestial memiliki stomata banyak dibawah daun
dibanding diatas daun untuk mengurangi proses penguapan).
Daun yang memiliki permukaan luas akan menyisakan air yang
semakin banyak, hal ini berarti bahwa semakin luas suatu permukaan daun,
maka semakin banyak pula air yang ditranspirasikan (air yang hilang) dari
tumbuhan.
Pemotongan tanaman dilakukan dibawah air bertujuan agar tanaman
tidak layu. Karena jika tanaman menjadi layu, maka sel-selnya akan menjadi
dehidrasi. Dehidrasi akan menyebabkan sel-sel penjaga stomata akan
mengkerut, sehingga stomata akan menutup. Hal itu menyebabkan
menurunnya laju transpirasi.
Jadi yang menjadi factor transpirasi pada praktikum ini adalah cahaya
matahari, semakin banyak intensitas cahayanya semakin cepat proses
trasnpirasi karena tumbuhan menguapkan air karena panas matahari. Luas
daun, semakin luas suatu daun semakin cepat proses transpirasi karena pada
daun yang luas maka jumlah stomatanya juga akan semakai banyak dan
semakin banyak jumlah stomata maka proses trasnpirasi semakin cepat.
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
1. Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan
dan uap atau gas ke udara disekitar tumbuhan.
2. Faktor yang mempengaruhi transpirasi pada praktikum ini adalah adalah:
Cahaya, mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya
akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas
transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui
pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata. Luas daun dan jumlah
stomata: Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi.
Hal ini karena daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak,
sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi. Angin: Angin
mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap
laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin
menurunkan kelembapan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan
kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan
mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat
menurunkan tingkat transpirasi.
7.2 Saran

Praktikan harus berhati-hati dalam menjaga gelas ukur yang berisi


tumbuhan Buhinia sp. dan Impatiens balsamina. Karena disaat berada
diluar ruangan, jika terkena angin akan mudah roboh. Selain itu, harus
lebih teliti dalam perhitungan rumusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Fatonah, et all. 2013. Penentuan Waktu Pembukaan Stomata Pada Gulma


Melastoma Malabathricum L. Di Perkebunan Gambir Kampar. Riau.
Biospecies Vol. 6 No.2. hal. 15-22

Koda, Marlince, dkk. 2017. Kandungan Air Daun Padi Lokal Sulut pada Fase
Vegetatif saat Mengalami Rendaman dan Kekurangan Air. Bioslogos. Vol
7 (1)
Lakitan, B. 1997. Dasar-dasar Klimatologi, Cet. II. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Prijono, Sugeng. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan


Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta
Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-Pal. Vol 7
(1)
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB
Bandung

Tim Dosen Pembina Fisiologi Tumbuhan. 2017. Petunjuk Praktikum Fisiologi

Tumbuhan. Jember: FKIP Universitas Jember


Lampiran
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai