Konsultasi
Beranda
Kebidanan
Kandungan
Kehamilan Risiko Tinggi
Kanker
Kesuburan
Seksologi
Uroginekologi
Label: Obstetri
Induksi persalinan adalah usaha menimbulkan inisiasi persalinan yang selanjutnya akan
menjadi awal dimulainya proses kelahiran janin dan plasenta. Induksi ini diindikasikan
apabila manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat apabila persalinan dibiarkan
berlanjut. Menurut National Center for Death Statistic, dari 3.9 juta persalinan di Amerika
pada tahun 1995, sejumlah 34% nya melibatkan induksi persalinan. Indikasi umum untuk
induksi antara lain Ketuban pecah dini tanpa diikuti persalinan spontan, Hipertensi pada Ibu,
Non reassuring fetal status dan kehamilan serotinus (Postterm).
Terdapat 9.5% - 33.7% dari seluruh kehamilan yang membutuhkan induksi persalinan. Tidak
adanya pematangan serviks uteri membuat persalinan vaginal tidak dapat berlangsung.
Induksi persalinan yang dilakukan pada pasien dengan serviks yang belum matang,
berhubungan secara bermakna dengan tingginya risiko persalinan seksio sesarea. Pematangan
serviks menggunakan bahan non farmakologi antara lain dengan suplemen tumbuh-
tumbuhan, berendam air hangat. Hubungan seksual diduga dapat menimbulkan awal
persalinan karena adanya stimulasi pada puting susu yang melepaskan oksitosin, adanya
prostaglandin pada sperma serta orgasme juga dapat menimbulkan kontraksi uterus.
Cara lain pematangan serviks adalah dengan stripping of the membrane. Jari pemeriksa
diletakkan pada ostium uteri internum dan diputar sehingga dapat melepaskan bagian bawah
selaput ketuban dan segmen bawah rahim. Tindakan ini akan menyebabkan peningkatan
aktivitas phospholipase A2 dan prostaglandin F2. Amniotomi juga dapat dilakukan dengan
pertimbangan bahwa tindakan ini akan menghasilkan prostaglandin. Pematangan serviks atau
induksi persalinan dengan cara farmakologik adalah usaha pematangan serviks dengan
menggunakan obat-obatan, antara lain prostaglandin, misoprostol, mifepristone, relaxin dan
oksitosin.
Misoprostol
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin E1 sintetik dan saat ini tersedia dalam sedian
tablet 100 mikrogram, 200 mikrogram dan 400mikogram yang biasa digunakan untuk
pengobatan ulkus peptikum. Obat ini digunakan ”Off Label” (tidak diindikasikan secara
resmi) sebagai induksi persalinan. Misoprostol telah menjadi pusat perhatian pada penelitian
di bidang obstetri dan ginekologi karena kaeefektifannya. Pada tanggal 17 agustus 2002
akhirnya lembaga Food and Drug Administration di AS menyetujui pemberian label baru
penggunaan misoprostol dalam kehamilan. Label baru ini merevisi kontraindikasi dan
anjuran sebelumnya untuk tidak menggunakan misoprostol dalam kehamilan.
Sebagaimana prostaglandin lain yang masuk dalam golongan E dan F, misoprostol memiliki
kemampuan sebagai uterotonika dan telah banyak diteliti sebagai obat untuk pematangan
serviks dan induksi persalinan yang baik untuk berbagai indikasi. Misoprostol secara selektif
bekerja di uterus dan tidak memiliki efek berarti pada bronkus atau pembuluh darah.
Bermacam-macam cara pemberian misoprostol telah dicobakan, yaitu secara oral, sublingual,
vaginal dan rektal. Baik secara oral maupun vaginal, pemberian misoprostol akan secara
bermakna meningkatkan Bishop Score, memendekkan interval induksi dan persalinan,
menurunkan dosis maksimal oksitosin, menurunkan jumlah hari induksi serta menurunkan
angka seksio sesarea.
Faktor yang mendasari terjadinya persalinan dan kemajuannya adalah adanya pematangan
serviks yang terkoordinasi dengan kontraksi uterus. Pematangan serviks adalah proses
perubahan jaringan pengikat serviks dari struktur yang rapat (kompleks proteoglikan)
berubah menjadi struktur yang longgar. Selain itu terjadi proses degradasi dan perubahan
komposisi jaringan penyambung yang sebelumnya kaya dermatan sulfat dan minim asam
hialuronat menjadi dominant asam hialuronat. Proses dekolagenase akan menyebabkan
degradasi rantai polisakarida. Adenilatsiklase akan mengaktivasi sintesis kompleks
glikosaminoglikan oleh fibroblast serviks. Perubahan pada serviks meliputi respon terhadap
rasio esterogen/progesterone dan pelepasan prostaglandin lokal. Proses ini berakibat
berkurangnya konsentrasi dermatan sulfat dan peningkatan matriks glikosaminoglikan yang
kaya asam hialuronat dan bersifat hidrofilik.
Misoprostol setelah berikatan dengan reseptor pada membrane sel otot polos uterus akan
merubah permeabilitas membrane sel sehingga ion kalsium dari cairan ekstraseluler berdifusi
menuju intraseluler. Ion kalsium akan diikat oleh kalmodulin (troponin C, suatu protein
pengikat kalsium). Struktur ini akan mengaktifkan kinase rantai ringan miosin menjadi
kompleks Ca2+ kalmodulin-miosinkinase. Selanjutnya terjadi fosforilasi protein otot, akan
mengurangi hambatan interaksi aktin-miosin yang bermanfaat pada mulainya kontraksi
uterus. Aktomiosin terfosforilasi, atau ATP-ase merupakan enzim yang mengkatalis konversi
ATP menjadi ADP, reaksi yang menghasilkan energi untuk kontraksi miometrium.
Efek samping
Efek samping yang mungkin timbul, terutama pada penggunaan secara oral adalah diare,
nyeri perut, demam dan menggigil, mual, muntah, kembung, sakit kepala dan kadang-kadang
justru terjadi konstipasi.
Komplikasi
1. Hiperstimulasi
2. Fetal distress
3. Ruptur uteri
4. Solusio plasenta
5. kegagalan induksi
6. Perdarahan post partum akibat atonia uteri.
Perdarahan akibat atonia uteri pasca induksi lebih sering terjadi di bandingkan dengan partus
normal.
Beberapa hal penting:
DAFTAR PUSTAKA
Related Articles:
Plasenta Previa
Kecemasan dalam Persalinan
Episiotomi
Artikel Terkait:
stetri
Poskan Komentar
Label
bahaya rokok Endokrinologi Reproduksi Fetomaternal Ginekologi Inspirasi kanker leher
rahim kanker rahim Kebidanan Kesuburan Obstetri Onkologi others Program bayi tabung
program ingin anak seksologi tips berhenti merokok Uroginekologi Zona anti rokok
Artikel
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Entri Populer
Artikel Pilihan
Hipertensi dalam kehamilan
Regulasi siklus menstruasi
KB alami dengan ASI
PENGGUNAAN NIFEDIPIN SEBAGAI Belum punya anak? jangan
TOKOLITIK PADA PERSALINAN putus asa
PRETERM Problem Seksual Wanita
Mioma Uteri
Manajemen discharge vagina
Asam folat dalam kehamilan
Bagaimana memilih jenis
kelamin calon anak?
Siklus Ovarium
PEMERIKSAAN IVA TEST (Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat) Feedjit
Induksi Persalinan
ADENOMIOSIS
PRESENTASI BOKONG
Kondiloma Akuminata
KANKER OVARIUM protap HOGI
Langganan
Pos
Komentar