Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG

KEGAWATDARURAT INFARK MIOKARD AKUT DENGAN SIKAP


PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN INFARK MIOKARD AKUT
DI RUANG INTENSIF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

Widodo
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: Treatment of Acute Myocardial Infarction Patients, Nurses


Knowledge Relationships On Kegawatdarurat myocardial infarction. The
purpose of this study was to determine the relationship of knowledge nurses about
the room is kegawatdarurat acute myocardial infarction hospital intensive DR
Moewardi Surakarta. This type of research that will be used is the correlation of
quantitative research, and using Spearman rank statistical test criteria Spearman
Rank test calculation is that if the value of significance> probability values with
95% significance level, then Ho is rejected and Ha accepted which means that
there is a relationship between the nurse's knowledge of emergency Acute
myocardial infarction with the attitude of nurses in the management of acute
myocardial infarction patients.

Keywords: Management of Acute Myocardial Infarction Patients, Relationship


Awareness Emergency Nurses On Kegawat myocardial infarction

Abstrak: Penanganan Pasien Infark Miokard Akut, Hubungan Pengetahuan


Perawat Tentang Kegawatdarurat Infark Miokard. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang kegawatdarurat infark
miokard akut diruang intensif RSUD DR Moewardi Surakarta. Jenis penelitian
yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasi, dan menggunakan uji
statistik Rank Spearman dengan kriteria perhitungan uji Rank Spearman adalah
jika nilai signifikansi > nilai probabilitas dengan derajat signifikansi 95%, maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara pengetahuan
perawat tentang kegawatdaruratan Infark Miokard Akut dengan sikap perawat
dalam penanganan pasien Infark Miokard Akut.

Kata Kunci : Penanganan Pasien Infark Miokard Akut, Hubungan Pengetahuan


Perawat Tentang Kegawatdarurat Infark Miokard

85
86 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94

PENDAHULUAN dewasa ini. Badan Kesehatan Dunia


Pada zaman sekarang (WHO) mencatat lebih dari 7 juta
banyak sekali berkembang penyakit- orang meninggal akibat IMA di
penyakit yang berbahaya akibat dari seluruh dunia pada tahun 2002.
gaya hidup masyarakat yang tidak Angka ini diperkirakan meningkat
sehat. Penyakit-penyakit tersebut hingga 11 juta orang pada tahun
seperti hipertensi, Diabetes Mellitus 2020. Di Indonesia, kasus IMA
dan bahkan juga penyakit jantung semakin sering ditemukan karena
seperti IMA ( Infark Miokard Akut ). pesatnya perubahan gaya hidup.
IMA atau infark miokard akut adalah Meski belum ada data epidemiologis
proses dimana jaringan miokard pasti, angka kesakitan/kematiannya
mengalami kerusakan dalam region terlihat cenderung meningkat. Hasil
jantung yang mengurangi suplay Survei Kesehatan Nasional tahun
darah adekuat karena penurunan 2005 menunjukkan tiga dari 1.000
aliran darah koroner ( Baughman, penduduk Indonesia menderita IMA
D.C, 2000 ). ( Muzaki, R.A, 2010).
Banyak penelitian Kematian mendadak dapat
menunjukkan pasien dengan infark terjadi pada orang yang memiliki
miokardium biasanya pria, diatas 40 sakit jantung seperti IMA yang
tahun, mengalami aterosklerosis pada manifestasi klinisnya tidak tampak
pembuluh darah koronernya, sering atau “silent”. Artinya, kematian
disertai hipertensi arterial. Serangan mendadak dapat terjadi baik pada
juga terjadi pada wanita dan pria mereka yang telah diketahui
muda di awal 30-an atau bahkan 20- menderita sakit jantung sebelumnya
an. Wanita yang memakai maupun pada mereka yang dianggap
kontrasepsi pil dan perokok sehat-sehat saja selama ini (Nenx,
mempunyai risiko sangat tinggi. 2009).
Namun secara keseluruhan angka
kejadian infark miokardium pada METODE PENELITIAN
pria lebih tinggi dibanding wanita Metode penelitian yang
pada semua usia ( Smeltzer, S. C. at akan digunakan adalah dengan
all, 2001 ). pendekatan cross sectional yaitu
Di negara maju seperti penelitian non eksperimental dalam
Amerika Serikat, kejadian kematian rangka mempelajari dinamika antara
mendadak akibat IMA mencapai faktor resiko dengan variabel yang
400.000 kasus per tahun. Jumlah ini terlibat diobservasi secara
hampir 50 persen dari seluruh bersamaan. Penelitian ini
kematian yang terjadi. Keadaan yang dilaksanakan pada tanggal 12 - 19
sama bisa jadi dialami juga oleh April 2011 di ruang ICVCU RSUD
negara kita, khususnya di perkotaan, Dr. Moewardi Surakarta. Dari 24
di mana pola penyakitnya sudah kuesioner yang dibagikan kepada
sama dengan pola penyakit di responden penelitian hanya 22
negara-negara maju. kuesioner (91.67 %) yang kembali
dan terisi lengkap. Sehingga hanya
Infark Miokard Akut telah sejumlah 22 kuesioner (91.67 % )
menjadi penyebab utama kematian
Widodo, hubungan pengetahuan perawat tentang 87

tersebut yang diikutsertakan dalam tentang kegawatdaruratan Infark


penelitian ini. Miokard Akut dan sikap perawat
dalam penanganan pasien Infark
HASIL PENELITIAN Miokard Akut dengan korelasi (r)
Pada bagian berikut ini akan hitung sebesar 0,450 dan nilai
menganalisis tentang hubungan signifikansi hitung (2-tailed) sebesar
pengetahuan perawat tentang 0,036. Sedangkan rho tabel dengan
kegawatdaruratan Infark Miokard N=22, taraf signifikansi 0,05 adalah
Akut dengan sikap perawat dalam 0,428. Karena rho hitung > rho tabel
penanganan pasien Infark Miokard (0,450 > 0,428). Maka hipotesis Ho
Akut di ruang ICVCU RSUD Dr. ditolak dan Ha diterima. Untuk
Moewardi Surakarta. Uji statistik menunjukkan kuat rendahnya
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
hubungan tersebut yaitu dengan perawat tentang kegawatdaruratan
menggunakan uji statistik Rank Infark Miokard Akut dan sikap
Spearman dengan bantuan program perawat dalam penanganan pasien
SPSS for windows versi 18.0. Infark Miokard Akut di ruang
Kriteria perhitungan uji Rank ICVCU RSUD Dr. Moewardi
Spearman adalah jika nilai Surakarta ditentukan oleh
signifikansi > nilai probabilitas interpretasi koefisien korelasi dan
dengan derajat signifikansi 95%, signifikansi berikut ini :
maka Ho ditolak dan Ha diterima Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien
yang artinya ada hubungan antara Korelasi
pengetahuan perawat tentang
kegawatdaruratan Infark Miokard Nilai Interpretasi
Akut dengan sikap perawat dalam koefisien korelasi
penanganan pasien Infark Miokard 0.00 – Sangat rendah
Akut di ruang ICVCU RSUD Dr. 0.199
Moewardi Surakarta. Berdasarkan 0.20 – Rendah
perhitungan dengan menggunakan uji 0.399
Rank Spearman dengan bantuan 0.40 – Sedang
program komputer aplikasi statistik 0.599
SPSS for windows versi 18.0 0.60 – Kuat
diperoleh hasil sebagai berikut : 0.799
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi 0.80 – Sangat kuat
Rank Spearman 1.000
Nilai
Variabel korelasi Signifikansi
(2-tailed)
(r)

Pengetahuan 0.450 0.036


* Sikap

Berdasarkan tabel di atas


dari analisis Rank Spearman didapat
korelasi antara pengetahuan perawat
88 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94

Tabel 4.9 Interpretasi Probability tinggi, hal ini karena perawat yang
Nilai Interpretasi bekerja di ruang ICVCU RSUD Dr.
signifikansi Moewardi Surakarta telah
≤ 0.00 Sangat mendapatkan pendidikan dan
signifikan pelatihan tentang penanganan pasien
< 0.05 Signifikan dengan gangguan sistem
Tidak
kardiovaskuler khusunya Infark
> 0.05 signifikan
Miokard Akut, diantaranya yaitu
Sumber : Hadi (2004) dengan pelatihan BCLS dan ACLS,
serta ada juga beberapa perawat yang
Dengan nilai rho hitung telah mengikuti pelatihan sistem
0,450 berada dalam rentang (0,40 – kardiovaskuler di Pusat Kesehatan
0,599) yang berarti memiliki arah Jantung dan Pembuluh Darah
hubungan sedang dan nilai Nasional Rumah Sakit Jantung
signifikansi hitung (2-tailed) 0,036 Harapan Kita di Jakarta. Selain itu di
menunjukkan bahwa adanya ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi
hubungan yang signifikan antara Surakarta juga mempunyai prosedur
pengetahuan perawat tentang tetap tentang penanganan pasien
kegawatdaruratan Infark Miokard dengan kegawatdaruratan Infark
Akut dengan sikap perawat dalam Miokard Akut. Di samping itu,
penanganan pasien Infark Miokard sebagian besar responden yaitu 15
Akut. Sedangkan arah hubungannya responden (68.2 %) yang
adalah positif, yang mana nilai berpendidikan D3, hal ini sesuai
positif menunjukkan hubungan persyaratan minimal pendidikan
searah, yaitu semakin tinggi tenaga paramedis yang harus
pengetahuan perawat maka semakin setingkat D3, sedangkan yang
baik pula sikap perawat. berpendidikan D4 / S1 sebanyak 5
responden (22.7 %), dan masih ada
PEMBAHASAN yang mempunyai pendidikan SPK
yaitu sebanyak 2 responden (9.1 %).
1. Pengetahuan perawat tentang Sebagaimana disampaikan
kegawatdaruratan Infark Miokard oleh Notoatmodjo (2007) yang
Akut menjelaskan bahwa pengetahuan
Dari 22 responden yang berhubungan dengan banyak faktor,
diteliti di ruang ICVCU RSUD Dr. meliputi faktor internal, seperti
Moewardi Surakarta sebagian kesehatan, intelegensi, perhatian,
responden mempunyai pengetahuan minat dan faktor eksternal seperti
yang tinggi tentang kegawatdaruratan keluarga, metode pembelajaran,
Infark Miokard Akut yaitu sebanyak masyarakat. Selain itu pengetahuan
20 responden (90.9 %) dan terdapat 2 ini juga bisa berhubungan dengan
responden tingkat pendidikan, informasi,
(9.1 %) yang mempunyai budaya, pengalaman, dan sosial
pengetahuan sedang. ekonomi (Suliha, 2002). Umur dan
Pengetahuan responden pekerjaan juga bisa berhubungan
tentang kegawatdaruratan Infark dengan pengetahuan, sebagaimana
Miokard Akut termasuk kategori disampaikan oleh Asrofudin (2010).
Widodo, hubungan pengetahuan perawat tentang 89

Sehingga belum berarti seseorang mengingat materi tersebut untuk


yang berpengetahuan tinggi mutlak dipelajari dan mempunyai
berpendidikan tinggi pula, karena kemampuan untuk menjelaskan
banyak faktor yang berhubungan secara benar tentang materi tersebut
dengan pengetahuan seseorang yang digunakan kemampuan tersebut
tersebut. dalam kondisi real (nyata).
Menurut Dariyo (2007), Selanjutnya menjabarkan materi
masa dewasa dibagi menjadi tiga suatu obyek ke dalam komponen
bagian, yaitu dewasa awal (20 - 40 untuk menyusun formulasi baru dari
tahun), dewasa tengah (41 – 65 formulasi yang telah ada dan
tahun), dan dewasa akhir (> 65 melakukan penilaian terhadap suatu
tahun). Oleh karena itu, pengetahuan materi yang dapat dilihat dari
yang tinggi juga disebabkan oleh responden dalam menjawab
faktor pendukung umur responden pertanyaan kuesioner yang diberikan
yang berada pada rentang usia pada waktu penelitian (Notoatmodjo,
dewasa awal (21 – 35 tahun). Hal ini 2007).
sesuai dengan pernyataan Erikson 2. Sikap perawat dalam penanganan
dalam Taylor (1997) dilaporkan pasien Infark Miokard Akut
bahwa pada rentang usia dewasa Berdasarkan hasil uji
awal tersebut mempunyai statistik, dari 22 responden yang
kemampuan menyelesaikan masalah diteliti di ruang ICVCU RSUD Dr.
melalui cara yang logis dengan Moewardi Surakarta sebagian besar
memanfaatkan kemampuan belajar sikap responden dalam penanganan
dan pengalaman hidup. pasien Infark Miokard Akut
Pengetahuan responden dikategorikan baik yaitu sebanyak 20
tentang kegawatdaruratan Infark responden (90.9 %) dan kategori
Miokard Akut juga ditemukan sedang sebanyak 2 responden (9.1
kategori sedang, hal ini disebabkan %).
perawat yang bekerja di ruang Menurut Notoatmodjo
ICVCU RSUD Dr. Moewardi (2007), sikap merupakan reaksi atau
Surakarta mempunyai latar belakang respon yang masih tertutup terhadap
pendidikan, dan lama bekerja yang suatu stimulus atau obyek. Sikap
berbeda-beda serta minimnya adalah pola pikir, tendensi, atau
pengalaman. Pendidikan yang rendah kesiapan antisipatif untuk bereaksi
dan lama bekerja akan terhadap suatu obyek dengan cara-
mempengaruhi seseorang dalam cara tertentu (Azwar, 2000).
memperoleh informasi melalui panca Sikap responden terbentuk
indera. Hal ini sesuai dengan teori karena adanya proses pertimbangan
Health Belief Model (HBM) dari terhadap stimulus dari sikap perawat
Anderson (1978) yang dikutip oleh dalam memberikan pelayanan
Notoatmodjo (2007) menyatakan kesehatan, untuk memberikan respon
bahwa tingkat pengetahuan terhadap suatu indikasi dari sikap
seseorang dipengaruhi oleh informasi tersebut. Mengajak orang lain untuk
dan lingkungan melalui proses mendiskripsikan suatu sikap yang
pengalaman. Setelah mendapat dilihatnya, maka terbentuklah sikap
informasi dari luar, seseorang akan responden terhadap penilaian
90 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94

pelayanan yang diberikan dengan Akut mempunyai hubungan yang


segala resiko merupakan sikap yang positif terhadap sikap perawat dalam
paling tinggi, merupakan reaksi atau penanganan pasien Infark Miokard
respon yang masih tertutup dari Infark. Hal ini dibuktikan dari uji
seseorang terhadap stimulus atau statistik yaitu dari hasil uji korelasi
obyek. Manifestasi dari sikap tidak antara variabel pengetahuan perawat
dapat langsung dilihat tetapi hanya tentang kegawatdaruratan Infark
ditafsirkan dari perilaku yang Miokard Akut dengan sikap perawat
tertutup (Notoatmodjo, 2007). dalam penanganan pasien Infark
Notoatmodjo (2007) Miokard Akut diperoleh hasil
menguraikan bahwa sikap adalah korelasi (r) hitung sebesar 0,450 dan
penilaian (bisa berupa pendapat) nilai signifikansi hitung (2-tailed)
seseorang terhadap stimulus atau sebesar 0,036. Dari hasil tersebut
objek, setelah seseorang mengetahui maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
stimulus atau objek, proses hipotesis alternatif (Ha) diterima.
selanjutnya akan menilai atau Sehingga ada hubungan yang
bersikap terhadap stimulus atau signifikan antara pengetahuan
objek tersebut. Oleh karena itu, perawat tentang kegawatdaruratan
indikator untuk sikap harus sejalan Infark Miokard Akut dengan sikap
dengan pengetahuan. Dalam perawat dalam penanganan pasien
penentuan sikap yang utuh, Infark Miokard Akut di ruang
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan ICVCU RSUD Dr. Moewardi
emosi memegang peranan penting. Surakarta.
Jika dibandingkan antara Hasil penelitian tersebut
teori di atas dengan hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang
ini, maka sikap perawat yang disampaikan oleh Warner (1985)
mayoritas dikategorikan baik yang dikutip oleh Notoatmodjo
diharapkan dapat selalu (2007), yang menjelaskan bahwa
melaksanakan tindakan keperawatan aspek-aspek afektif petugas
dengan benar, dalam hal ini kesehatan menunjukkan kemampuan
penanganan pasien Infark Miokard seorang petugas kesehatan dalam
Akut berdasarkan prosedur yang memberikan pelayanan pada pasien.
telah ditetapkan oleh rumah sakit Tingkat pengetahuan akan
sehingga dapat meminimalisasi mempengaruhi sikap seseorang
terjadinya komplikasi penyakit lebih dalam memberikan pelayanan
lanjut dan bisa mempercepat proses kesehatan. Dengan pengetahuan
penyembuhan pasien. tersebut, seseorang akan lebih mudah
3. Hubungan pengetahuan perawat menyadari pentingya memberikan
tentang kegawatdaruratan Infark pelayanan kesehatan. Hal ini sangat
Miokard Akut dengan sikap relevan dengan pendapat yang
perawat dalam penanganan pasien disampaikan oleh Notoatmodjo
Infark Miokard Akut (2007), yang menjelaskan bahwa
Berdasarkanhasil dengan semakin tinggi tingkat
perhitungan statistik menunjukkan pengetahuan seseorang, maka
bahwa pengetahuan perawat tentang semakin tinggi pula seseorang
kegawatdaruratan Infark Miokard
Widodo, hubungan pengetahuan perawat tentang 91

memahsami pentingnya melakukan mana diperoleh hasil korelasi (r)


kegiatan untuk mencapai tujuan. hitung sebesar 0,450 dan (r) tabel
sebesar 0,428 dengan jumlah
KESIMPULAN DAN SARAN sampel penelitian (N) sebanyak
Hasil penelitian terhadap 22 22 responden (taraf signifikansi
responden tentang hubungan 0,05), sehingga nilai rho hitung >
pengetahuan perawat tentang rho tabel dan nilai signifikansi
kegawatdaruratan Infark Miokard hitung (2-tailed) sebesar 0,036.
Akut dengan sikap perawat dalam Dari hasil tersebut maka dapat
penanganan pasien Infark Miokard ditarik kesimpulan hipotesis nol
Akut di ruang ICVCU Rumah Sakit (Ho) ditolak dan hipotesis
Umum Daerah Dr. Moewardi tahun alternatif (Ha) diterima.
2011 dapat disimpulkan sebagai Berdasarkan kesimpulan
berikut : penelitian di atas, berikut ini
1. Dari hasil penelitian ini diusulkan saran untuk meningkatkan
didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan perawat tentang
responden mempunyai kegawatdaruratan Infark Miokard
pengetahuan yang tinggi yaitu Akut dengan sikap perawat dalam
sebanyak 20 responden (90.9 %) penanganan pasien Infark Miokard
dan terdapat 2 responden (9.1 %) Akut di ruang ICVCU Rumah Sakit
yang mempunyai pengetahuan Umum Daerah Dr. Moewardi
sedang tentang kegawatdaruratan Surakarta yaitu sebagai berikut :
Infark Miokard Akut di ruang 1. Bagi perawat yang memiliki
ICVCU RSUD Dr. Moewardi pengetahuan tinggi dan sedang
Surakarta. diharapkanmampu
2. Dari hasil penelitian ini mempertahankan dan
didapatkan bahwa sikap perawat meningkatkan lagi pengetahuan
dalam penanganan pasien Infark tentang kegawatdaruratan Infark
Miokard Akut di ruang ICVCU Miokard Akut yaitu dengan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta meningkatkan kompetensi sesuai
sebagian besar dikategorikan baik dengan spesifikasi masing-masing
yaitu sebanyak 20 responden melalui seminar, presentasi karya
(90.9 %) dan terdapat 2 responden ilmiah, pelatihan, dan studi lanjut
(9.1 %) yang dikategorikan yang lebih tinggi.
sedang. 2. Bagi perawat yang memiliki sikap
3. Dari hasil penelitian ini baik dan sedang diharapkan
didapatkan bahwa ada hubungan mampu mempertahankan dan
yang positif dan signifikan antara meningatkan lagi sikap yang
pengetahuan perawat tentang dimilikinya dengan melaksanakan
kegawatdaruratan Infark Miokard tugas keprofesiannya sesuai
Akut dengan sikap perawat dalam dengan spesifikasi tugas masing-
penanganan pasien Infark masing sehingga dapat
Miokard Akut di ruang ICVCU menghasilkan kinerja profesional
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. yang semakin baik dalam
Hal ini dibuktikan oleh uji meningkatkan kualitas pelayanan
korelasi Rank Spearman yang keperawatan.
92 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94

3. Dari hasil kesimpulan di atas Baradero, Marry, Mary Wilfrid Dayrit,


diharapkan bagi instansi RSUD dan Yakobus Siswadi. (2008). Seri
Dr. Moewardi Surakarta dapat Asuhan Keperawatan Klien
memberikan fasilitas-fasilitas bagi Gangguan Kardiovaskuler.
perawat untuk ikut serta dalam Jakarta : EGC.
pelatihan-pelatihan tentang
kegawatdaruratan kardiovaskuler Baughman, Diane C. & JoAnn C.
khususnya Infark Miokard Akut Hackley. (2000). Buku Saku dari
dan memfasilitasi perawat untuk Brunner Suddarth Keperawatan
mengikuti pelatihan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
kegawatdaruratan seperti BCLS,
ACLS, seminar maupun Corwin, Elizabeth J. (2008). Buku Saku
pertemuan ilmiah lain tentang Patofisiologi Edisi Revisi 3.
kegawatdaruratan Infark Miokard Jakarta : EGC.
Akut kepada perawat yang belum
pernah mengikuti pelatihan serta Danim, Sudarwan. (2004). Sejarah &
memberikan penyegaran ilmu Metodologi Riset Keperawatan.
kepada perawat yang sudah Jakarta : EGC.
pernah mengikuti pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. (2002). Dasar-dasar Departemen Kesehatan Republik
Keperawatan Profesional. Indonesia. (1996). Proses
Jakarta : Widya Medika. Keperawatan dengan
Arikunto, Suharsimi. Gangguan Sistem
(2006). Prosedur Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.
Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek
Engram, Barbara. (1999). Rencana
Edisi Revisi VI. Jakarta : PT
Asuhan Keperawatan Medikal
Rineka Cipta.
Bedah Volume 2. Jakarta : EGC.
Asrofudin. (2010). Faktot-Faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan. Fakultas Kedokteran Universitas
Tersedia di Indonesia. (2004). Buku Ajar
http://www.canboyz.co.cc Kardiologi. Jakarta : Gaya Baru.
diunduh pada tanggal 29
Oktober 2010. Fransiska, Eka Maria. (2010). Skripsi.
Hubungan Pengetahuan
Azwar, Syaifuddin. (1998). Metode Tentang Kegawatdaruratan
Penelitian Edisi 1. Yogyakarta : Kardiovaskuler dengan Sikap
Pustaka Pelajar Offset. Perawat dalam Penanganan
Kegawatdaruratan Gangguan
Azwar, Syaifuddin. (2000). Sikap Sistem Kardiovaskuler di Ruang
Manusia Teori dan UGD dan ICU RSUD Belitung
Pengukurannya. Yogyakarta : Timur. Tidak Diterbitkan.
Pustaka Pelajar Offset. Surakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Widodo, hubungan pengetahuan perawat tentang 93

Politeknik Kesehatan Surakarta Nenk. (2009). Internet. Acute Miocard


Jurusan Keperawatan. Infark. Tersedia di
http://www.lenterabiru.com/20
Gaffar, La Ode Jumadi. (1999). 09/01/acute-miocard-infark-
Pengantar Keperawatan ami.htm diunduh pada tanggal
Profesional. Jakarta : EGC. 20 Februari 2010.

Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi Noer, Sjaifoellah. (1996). Buku Ajar


Research, Jilid 2. Yogyakarta: Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi
ANDI Offset. Ketiga. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas
Hudak, Carolyn M. & Barbara M. Indonesia.
Gallo. (1997). Keperawatan
Kritis Pendekatan Holistik Edisi Notoatmodjo, Soekidjo. (2002).
VI Volume I. Jakarta : EGC. Metodologi Penelitian
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta :
Kasuari. (2002). Asuhan Keperawatan PT Rineka Cipta.
Sistem Pencernaan dan
Kardiovaskuler dengan Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).
Pendekatan Patofisiologi. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu
Magelang : Politeknik Kesehatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Semarang Program Studi Ilmu PT Rineka Cipta.
Keperawatan.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Lewis, Sharon Mantik, Margaret Promosi Kesehatan Teori dan
McLean Heitkemper, and Aplikasinya. Jakarta : PT Rineka
Shannon Ruff Dirksen. (2000). Cipta.
Medical Surgical Nursing
Assessment and Management Notoatmodjo, Soekidjo. (2007).
of Clinical Problems (5th ed.). St. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Louis : Mosby. Perilaku. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Mansjoer, Arief. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1 Edisi Ketiga. Nursalam. (2003). Konsep dan
Jakarta : Media Aesculapius. Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Muzaki, Al Rizal. (2010). Internet. (Pedoman Skripsi, Tesis dan
Alternatif Terapi Penyakit Instrumen Penelitian
Jantung Koroner. Tersedia di Keperawatan). Jakarta : Salemba
http://rizalsains.student.umm.a Medika.
c.id/2010/02/11/alternatif-
terapi-penyakit-jantung-
koroner/ diunduh pada tanggal
15 Maret 2010.
94 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94

Nursalam. (2008). Konsep dan Surajiyo. (2000). Suatu Pengantar Ilmu


Penerapan Metodologi Filsafat. Jakarta : Institut Ilmu
Penelitian Ilmu Keperawatan Politik dan Ilmu Sosial.
(Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen Penelitian Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan
Keperawatan) Edisi 2. Jakarta : Riset Keperawatan. Yogyakarta :
Salemba Medika. Graha Ilmu.

Rihandoyo. (2009). Makalah. Alat Uji Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G.


Hipotesis Penelitian Sosial Non Bare. (2001). Buku Ajar
Parametrik. Semarang : Fakultas Keperawatan Medikal Bedah
Ilmu Sosial dan Politik Brunner & Suddarth Volume 2
Universitas Diponegoro. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Rokhaeni, Heni, Elly Purnamasari, dan Sugiyono. (2007). Statistika Untuk


Anna Ulfah Rahayoe. (2001). Penelitian. Bandung : CV
Buku Ajar Keperawatan Alfabeta.
Kardiovaskuler Edisi Pertama.
Jakarta : Bidang Pendidikan dan Taylor. (1997). Foundamentals of
Pelatihan Pusat Kesehatan Nursing The Art and Science of
Jantung dan Pembuluh Darah Nursing Care. Philadelphia :
Nasional Rumah Sakit Jantung Lippincott.
Harapan Kita.

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (2011).


Buku Daftar Mondok Pasien di
Ruang ICVCU Tahun 2006 –
2011. Surakarta : RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (2011).


Buku Keluar Masuk Pasien di
Ruang ICVCU Tahun 2011.
Surakarta : RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.

Suliha, U. (2002). Pendidikan


Kesehatan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk


Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai