Anda di halaman 1dari 12

PEMICU 2_TOPIK 1

5. Bagaimana anda menjelaskan mekanisme dan hubungan empiris untuk sistem benda
dengan bentuk tak beratur, bola, permukaan miring dan dalam ruang tertutup?

Bentuk Tak Beraturan


Untuk bentuk tak beraturan, tidak bisa ditinjau secara definit, namun hanya bisa diketahui dengan
metode empiris. Digunakan angka-angka seperti Nusselt dan Grashof dengan menggunakan
diameter. Persamaan untuk menyelesaikan bentuk ini adalah dengan cara berikut,
𝑚
𝑁𝑢𝑓 = 𝐶(𝐺𝑟𝑓 𝑃𝑟𝑓 ) ()
Cara ini dapat digunakan dalam menghitung koefisien perpindahan kalor untuk bentuk yang tidak
jelas dalam skala geometrinya.

Bola
Dalam bola, kondisi batas berlaku sama seperti silinder, dimana kondisi batas tersebut mulai dari
bawah, naik ketebalan seiring circumference, dan membuat sebuah rising plume diatas, seperti
gambar berikut,

Gambar 2. Kondisi batas pada silinder dan bola


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Maka karena itu, bilangan lokal Nusselt berada paling tinggi di bagian bawah, dan paling rendah
di bagian atas saat kondisi batas laminar. Hal tersebut terjadi disaat silinder panas, bila silinder
dingin dan kondisi lingkungan lebih hangat, terjadi kebalikannya.
Bisa dilihat bilangan Nusselt keseluruhan dalam skema berikut,

Tabel 2. Bilangan Nusselt dalam bola


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Dan dapat disimpulkan untuk mencari nilai Nusselt bola digunakan persamaan empiris seperti
berikut,
1/4
0.589𝑅𝑎𝐷
𝑁𝑢 = 2 + 4/9 ()
[1+(0.469/𝑃𝑟)9/16 ]
Permukaan Miring
Dalam permukaan miring, dapat dibayangkan bahwa permukaan tersebut membentuk sudut dari
vertical seperti berikut,

Gambar 3. Ilustrasi Pelat Miring


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Tabel 3. Bilangan Nusselt dalam bola


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Eksperimen ekstensif sudah pernah dilakukan oleh peneliti (Fuuji dan Imura) pada pelat yang
dipanaskan dalam air pada beberapa variasi sudut kemiringan. Sudut yang dibentuk oleh pelat
dengan garis vertikal adalah 𝜃, dengan sudut positif mengindikasikan bahwa permukaan pemanas
menghadap ke bawah seperti dilihatkan pada gambar 1. Untuk pelat miring yang menghadap ke
bawah dengan pendekeatan fluks kalor konstan, korelasi berikut didapatkan untuk angka Nusselt
rata-rata:
1
̅̅̅̅
Nu𝑒 = 0.56(𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 cos 𝜃)4 ; 𝜃 < 88°; 105 < 𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 cos 𝜃 < 1011 ()
Pada persamaan tersebut, semua properti kecuali 𝛽 dievaluasi pada temperatur referensi 𝑇𝑒 yang
didefinisikan:
𝑇𝑒 = 𝑇𝑤 − 0.25(𝑇𝑤 − 𝑇∞ ) ()
Dimana 𝑇𝑤 adalah rata-rata temperatur dinding dan 𝑇∞ adalah temperatur aliran bebas; 𝛽 di
evaluasi pada suhu 𝑇∞ + 0.50(𝑇𝑤 − 𝑇∞ ). Untuk pelat yang hampir horizontal menghadap ke
bawah (88° < 𝜃 < 90°), hubungan tambahan didapatkan sebagai
1
̅̅̅̅𝑒 = 0.58(𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 )5 ; 106 < 𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 < 1011
Nu ()

Untuk pelat miring dengan permukaan yang dipanaskan menghadap ke atas hubungan empiris
menjadi lebih rumit. Untuk sudut antara −15 dan −75° hubungan yang sesuai adalah
1 1 1
̅̅̅̅
Nu𝑒 = 0.14 [(𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 )3 − (𝐺𝑟𝑐 𝑃𝑟𝑒 )3 ] + 0.56(𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 cos 𝜃)4 ; 105 < 𝐺𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑒 cos 𝜃 <
1011 . ()
Ruang Tertutup
Ruang tertutup adalah sebuah perpindahan kalor konveksi yang kompleks dimana fluida tidak
berada dalam kondisi stasioner. Dalam bidang tertutup yang vertical, fluida yang dekat dengan
permukaan panas naik dan fluida yang dekat dengan fluida dingin jatuh, yang membuat pergerakan
rotasi dalam permukaan tertutup tersebut dan memperbesar transfer panas. Dapat dilihat seperti
skema berikut,

Gambar 4. Ilustrasi perpindahan panas dalam kondisi tertutup


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Karakteristik untuk transfer panas di bidang horizontal tergantung apakah temperatur di pelat atas
lebih tinggi daripada dibawah, seperti yang sudah ditunjukan di skema diatas. Saat pelat diatas
lebih tinggi, tidak ada convection currents dalam kondisi tertutup, dikarenakan fluida ringan akan
diatas fluida berat. Transfer akan hanya terjadi pure conduction dan Nu = 1. Disaat pelat yang
lebih panas dibawah, fluida berat akan diatas fluida ringan, dan secara teori, fluida ringan akan
naik keatas dan membuat fluida berat turun kebawah. Transfer panas hanya terjadi pure conduction
dan Nu = 1. Disaat Ra > 3.10^5, aliran fluida akan berubah menjadi turbulen.
Nomor Rayleigh untuk kondisi tertutup dapat ditentukan dengan cara,
𝑔𝛽(𝑇1 −𝑇2 )𝐿𝑐 3
𝑅𝑎𝐿 = . 𝑃𝑟 ()
𝑣2
Dimana Lc adalah panjang diantara permukaan panas dan dngin dan T1 dan T2 adalah temperature
panas dan dingin secara urut. Semua property fluida harus diukur dalam Tave = (T1 + T2)/2.

Disaat nomor Nusselt sudah diketahui, laju transfer panas dalam kondisi tertutup dapat dicari
dengan cara,
𝑄 = ℎ𝐴(𝑇1 − 𝑇2 ) ()
dan karena h = kNu/L, maka laju stedi konduksi panas dalam Lc dan As, adalah seperti,
𝑘𝐴(𝑇1 −𝑇2 )
𝑄= ()
𝐿𝑐
Dalam kasus special Nu = 1, konduktivitas termal efektif dari kondisi tertutup sama dengan
konduktivitas fluida. Kondisi tertutup memiliki sejumlah variasi seperti,
Untuk persegi panjang horizontal, konveksi tertutup untuk persegi panjang horizontal dapat
dilihat seperti,

Gambar 5. Dua tabung konsentrik isotermal


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Tidak diperlukan relasi Nusselt untuk pelat panas diatas, karena tidak ada convection currents.
Disaat pelat panas dibawah, ada convection currents untuk RaL > 1708 dan laju perpindahan panas
meningkat. Untuk kondisi tertutup horizontal, dapat digunakan persamaan seperti berikut disaat
ada udara,

1
𝑁𝑢 = 0.195𝑅𝑎𝐿 ; 104 < 𝑅𝑎𝐿 < 4.105
4
()
1
𝑁𝑢 = 0.068𝑅𝑎𝐿 ; 4.105 < 𝑅𝑎𝐿 < 107
3
()

Didapatkan juga persamaan yaitu:


1
𝑁𝑢 = 0.069𝑅𝑎𝐿 . 𝑃𝑟 0.074 ; 3.105 < 𝑅𝑎𝐿 < 7.109
3
()
Dan pada akhirnya, didapatkan persamaan akhir, yaitu:

1/3 +
1708 + 𝑅𝑎𝐿
𝑁𝑢 = 1 + 1.44 [1 − ] +[ − 1] ; 𝑅𝑎𝐿 < 109 ()
𝑅𝑎𝐿 18

Untuk permukaan miring, rasio aspek H/L ≥ 12, dapat digunakan rumus berikut,

+ +
1708 1708(sin 1.80)1.6 (𝑅𝑎𝐿 𝑐𝑜𝑠𝜃)1/3
𝑁𝑢 = 1 + 1.44 [1 − ] +1− +[ − 1] ; 𝑅𝑎𝐿 < 109 ()
𝑅𝑎𝐿 𝑐𝑜𝑠𝜃 𝑅𝑎𝐿 𝑐𝑜𝑠𝜃 18

Untuk H/L ≤ 12, dapat digunakan korelasi,

𝑁𝑢 𝜃/𝜃𝑐𝑟
𝜃/4𝜃𝑐𝑟
𝑁𝑢 = 𝑁𝑢𝜃=0 ( 𝑁𝑢𝜃=90 ) (𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑟 ) ()
𝜃=0

Untuk persegi panjang vertikal dapat digunakan 2 rumus utama, yaitu:


𝑃𝑟 0.29 𝐻
𝑁𝑢 = 0.18 (0.2+𝑃𝑟 𝑅𝑎𝐿 ) ;1 < <2 ()
𝐿
𝑃𝑟 0.28 𝐻 −1/4 𝐻
𝑁𝑢 = 0.22 (0.2+𝑃𝑟 𝑅𝑎𝐿 ) (𝐿 ) ;2 < < 10 ()
𝐿

Untuk silinder konsentrik dapat diasumsikan 2 silinder dengan temperatur T0 dan Ti seperti
berikut,

Gambar 6. Dua tabung konsentrik isotermal


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.

Panjang karakteristik dapat diilustrasikan seperti,

𝐷𝑜 −𝐷𝑖
𝐿𝑐 = ()
2

Laju perpindahan panas dalam annular dapat diekspresikan seperti,


2𝜋𝑘𝑒𝑓𝑓
𝑄= 𝐷
. (𝑇𝑖 − 𝑇0 ) ()
ln( 𝑜 )
𝐷𝑖

Untuk konduktivitas termal, dapat digunakan persamaan,

1 1
𝑘𝑒𝑓𝑓 𝑃𝑟 4
= 0.386 (0.861+𝑃𝑟) (𝐹𝑐𝑦𝑙 𝑅𝑎𝐿 )4 ()
𝑘

Keff diatas dapat digunakan jika 0.70 < Pr < 6000 dan 102 < FcylRaL < 107.

Untuk mengukur bola konsentrik, dapat dilihat ilustrasi berikut,

Gambar 7. Dua bola konsentrik isotermal


Sumber: Cengel, Y. A. (2007). Heat Transfer. Boston: McGraw-Hill.
Dengan dicari laju perpindahan panas, yaitu

𝐷𝑖 𝐷𝑜
𝑄 = 𝑘𝑒𝑓𝑓 . (𝑇𝑖 − 𝑇0 ) ()
𝐿𝑐

Dan digunakan konduktivitas termal seperti berikut,


1 1
𝑘𝑒𝑓𝑓 𝑃𝑟 4
= 0.74 (0.861+𝑃𝑟) (𝐹𝑐𝑦𝑙 𝑅𝑎𝐿 )4 ()
𝑘

Soal Perhitungan:
1. Air dalam suatu wadah dipanaskan oleh sebuah pelat datar vertikal berukuran 15 cm x
15 cm yang dijaga pada suhu 52 oC. Bagaimana anda menentukan besarnya laju
perpindahan kalor yang terjadi, ketika air berada pada suhu 20 oC? jika bentuk dan ukuran
pelat pemanas diubah menjadi tidak lagi bujur sangkar, melainkan persegi empat dengan
ukuran 5 cm x 45 cm, bagaimana laju perpindahan kalor yang terjadi? Dapatkah anda
menjelaskan perubahan nilai kalor yang terjadi?

DIKETAHUI:
 Pelat datar vertikal dalam air
 Tw = 52 oC
 T∞ = 20 oC

DITANYA: Laju perpindahan kalor dan penjelasannya dalam pelat vertikal (a) berbentuk bujur
sangkar dengan ukuran 15 cm x 15 cm? (b) berbentuk persegi empat dengan ukuran 5 cm x 45
cm?

ASUMSI:
 Kondisi tunak dan sistem terbuka.
 Jenis konveksi yang terjadi adalah konveksi alami.
 Tekanan dalam sistem konstan 1 bar, dan membuat air menjadi fasa subcooled liquid
 Pelat vertikal bersifat isotermal maka temperatur di semua titik pelat sama.

ANALISIS:
 Temperatur film untuk sistem yang digunakan adalah, Tf = (52 oC +20 oC) /2 = 36 oC = 309 K
 Properti subcooled liquid dalam Tf = 36 oC = 309 K adalah, k = 0.6246 W/m.K, v = 0.712.10-
6
s/m2, Pr = 4.76 dan β = 1/Tf = 1/309 K = 3.236.10-3, Cp = 4.178 W/m.K

DIJAWAB:
Untuk mengetahui laju perpindahan kalor, dapat digunakan persamaan sebagai berikut,
𝑞 = ℎ𝐴𝑠 (𝑇𝑤 − 𝑇∞ )
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat beberapa konstanta yang belum diketahui data-nya, maka
karena itu harus terlebih dahulu mencari h dan As.

Dalam soal ditanya 2 variasi pelat vertikalm yaitu (a) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 15
cm x 15 cm? (b) berbentuk persegi empat dengan ukuran 5 cm x 45 cm?

a) Laju perpindahan kalor (Q) dalam bujur sangkar dengan dimensi 15 cm x 15 cm,
Untuk mencari h dapat dicari dengan menggunakan,

ℎ𝑙
𝑁𝑢 =
𝑘

Bilangan nusselt dicari dengan persamaan,

𝑔𝛽(𝑇𝑤 − 𝑇∞ )(𝑥)3
𝐺𝑟𝑃𝑟 = 𝑃𝑟
𝑣2
9.8 . 3.24.10−3 . (52 − 20) . (0.15)3
𝐺𝑟𝑃𝑟 = . 4.76 = 3.22 . 1010
(0.712 . 10−6 )2

Untuk bilangan Rayleigh = GrPr, 10-1 < RaL < 1012, digunakan rumus seperti berikut,

1
0.387. (3.22 . 1010 )6
𝑁𝑢1/2 = 0.825 + 8 = 21.33
9 27
0.492 16
[1 + ( 4.76 ) ]

𝑁𝑢 = 454.9

𝑘 454.97 . 0.6246 𝑊/𝑚℃ 𝑊


ℎ = 𝑁𝑢. = = 1894 2 . ℃
𝑙 0.15 𝑚 𝑚

Dan dicari As dengan cara,

𝐴𝑠 = 0.15 𝑚 . 0.15 𝑚 = 0.0225 𝑚2

Dan pada akhirnya laju perpindah kalor (Q) dapat dicari dengan persamaan berikut,

𝑊
𝑄 = 1894 0.0225 𝑚2 (52℃ − 20℃) = 1545.00 𝑊
𝑚2 . ℃
b) Laju perpindahan kalor (Q) dalam persegi empat dengan dimensi 5 cm x 45 cm,
Untuk mencari h dapat dicari dengan menggunakan,

ℎ𝑙
𝑁𝑢 =
𝑘

Bilangan nusselt dicari dengan persamaan,

𝑔𝛽(𝑇𝑤 − 𝑇∞ )(𝑥)3
𝐺𝑟𝑃𝑟 = 𝑃𝑟
𝑣2
9.8 . 3.24.10−3 . (52 − 20) . (0.45)3
𝐺𝑟𝑃𝑟 = . 4.76 = 8.694 . 1011
(0.712 . 10−6 )2

Untuk bilangan Rayleigh = GrPr, 10-1 < RaL < 1012, digunakan rumus seperti berikut,

1
0.387. (8.694 . 1011 )6
𝑁𝑢1/2 = 0.825 + 8 = 38.14
9 27
0.492 16
[1 + ( 4.76 ) ]

𝑁𝑢 = 1454.66

𝑘 1454.66 . 0.6246 𝑊/𝑚℃ 𝑊


ℎ = 𝑁𝑢. = = 2019.06 2 . ℃
𝑙 0.45 𝑚

Dan dicari As dengan cara,

𝐴𝑠 = 0.15 𝑚 . 0.15 𝑚 = 0.0225 𝑚2

Dan pada akhirnya laju perpindah kalor (Q) dapat dicari dengan persamaan berikut,

𝑊
𝑄 = 2019.06 0.0225 𝑚2 (52℃ − 20℃) = 1453.73 𝑊
𝑚2 . ℃

Dari perhitungan (a) dan (b) dapat dilihat bahwa laju perpindahan kalor antara pelat dengan
dimensi 15 cm x 15 cm tidak jauh berbeda dengan pelat dengan dimensi 5 cm x 45 cm. Maka
karena itu, dapat disimpulkan bahwa, laju perpindahan kalor dari suatu bidang yang sama, disaat
memiliki area yang sama akan memiliki laju perpindahan kalor yang tidak terlalu berbeda. Dalam
kasus ini (a) memiliki Q = 1545.00 W, dan (b) memiliki Q = 1453.73 W.
PEMICU 2_TOPIK 2

4. Pilihlah satu topik aplikasi sederhana dari alat penukar kalor untuk suatu proses industri
kimia dan jelaskanlah mekanisme prosesnya beserta komponen-komponen peralatan yang
terlibat di dalamnya.

Salah satu penukar kalor pada Industri Kimia adalah SIGMA Plate Heat Exchanger.
Komponen Modular untuk alat penukar kalor SIGMA adalah sebagai berikut,

Komponen Spesfikasi
Batas Aplikasi Tekanan: maksimal 25 bar
Temperatur: maksimal 170 oC
Pelat AISI 304, AISI 316L, ALLOY 926,
AISI 904L, SMO 254, Nikel, Titanium
1 Dan 11.
Gasket Elastomer, Fiber Aramid
Bingkai Tekanan Besi karbon di cat, Besi karbon yang
ditambahkan dengan besi
Aksesoris Opsional Insulasi, Proteksi, filter otomatis.
Tabel 1. Komponen dan Spesifikasi SIGMA

Alat penukar sigma memiliki struktur seperti berikut,

Gambar 1. Mesin Penukar Kalor SIGMA


Sumber: http://sissherbrooke.com/wp-content/uploads/bsk-pdf-
manager/Schmidt_Bretten_Plate_Heat_Exchangers_38.pdf
Fitur spesial yang membedakan alat penukar kalor tersebut dibanding penukar kalor lainnya
adalah:
 Koefisien perpindahan kalor yang tinggi, pelat penukar kalor SIGMA memiliki koefisien
perpindahan kalor yang tinggi (sampai 7000 W/m2 K), yang memerlukan luas yang kecil dan harga
kapital rendah.
 Pengambilan panas yang optimal, dikarenakan koefisien perpindahan kalor yang tinggi dan
aliran ideal dalam mesin penukar kalor tersebut, pengambilan panas sampai 96 %.
 Tidak ada pencampuran produk, SIGMA memiliki insulasi yang membuat suatu aliran dan
aliran lain tidak ada bercampur, dan bila ada kebocoran, akan keluar lewat atmosfer.
 Fleksibel, komposisi di dalam SIGMA dapat diubah sesuai keinginan pengguna alat
tersebut bila diperlukan.
 Volum cairan lebih sedikit, dikarenakan celah antar pelat kecil, maka fluida proses hanya
diperlukan sedikit, dan mengurangi harga pembelian.

Contoh Aplikasi penukar kalor SIGMA pada industri kimia adalah:


 Bioteknologi, industri ini bertujuan untuk mendapatkan energi dari sumber lain selain fosil.
Alat penukar kalor berfungsi sebagai alat untuk menyiapkan bahan baku industri tersebut dalam
berbagai proses sebagai berikut,

Ekstraksi Fermentasi Fragmentasi Metanasi

Distilasi Rektifikasi Gasifikasi Purifikasi

Diagram 1.BFD Penukar Kalor dalam Bioteknologi

 Pembangkit Listrik, penukar kalor dapat berguna untuk memproses fluida kerja untuk
membangkitkan listrik dalam siklus Rankin. Dalam siklus tersebut, penukar kalor bekerja sebagai
boiler, dimana mereka memiliki fungsi untuk menukar kalor antara lingkungan dan fluida kerja
dalam siklus.
Gambar . Siklus Rankin
Sumber: http://sissherbrooke.com/wp-content/uploads/bsk-pdf-
manager/Schmidt_Bretten_Plate_Heat_Exchangers_38.pdf

Setelah itu, penukar kalor memiliki komponen seperti berikut,

Gambar . Komponen Heat Exchanger


Sumber: http://sissherbrooke.com/wp-content/uploads/bsk-pdf-
manager/Schmidt_Bretten_Plate_Heat_Exchangers_38.pdf

Adapun juga komponen-komponen dari penukar kalor, yaitu:


1. Nozzle
Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger untuk sebuah komponen agar fluida kerja dapat
didistribusikan merata di semua titik. Nozzle pada aliran masuk akan membuat aliran fluida yang
masuk menjadi lebih merata, sehingga didapatkan efisiensi perpindahan panas yang tinggi.
2. Carrying Bar Support Leg
Alat digunakan untuk sebagai penyangga penukar kalor, bila unit dalam alat tersebut menampung
volume besar.
3. Name Plate
Memberikan kondisi seperti suhu dan tekanan dalam suatu dimensi.
4. Tightening Bolts
Untuk membuat aliran fluida dapat bertemu.

5. Protective Sheet
Suatu lapisan protektif untuk melindungi aliran fluida didalamnya.

6. Channel Plates
Tempat dimana panas di transfer dari satu medium ke medium lain dalam channel plates dan
jumlah pelat ditentukan dari permukaan perpindahan kalor.

Anda mungkin juga menyukai