Anda di halaman 1dari 15

Tugas Keperawatan Dasar I

Alat-alat Kesehatan yang Digunakan di Rumah Sakit

Disusun oleh:
Wahyu Pangestu Wibowo
D III/ Tingkat I
1. Elektrokardiogram

a. Cara Penggunaan
Elektroda EKG akan ditempelkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, jadi sebaiknya
Anda (terutama wanita) menggunakan pakaian dengan atasan dan bawahan yang terpisah.
Ini untuk mempermudah pemasangan elektroda EKG. Jika lokasi penempelan elektroda EKG
didapati banyak bulu, bisa saja dokter memerintahkan untuk mencukurnya terlebih dahulu.
Sensor yang disebut dengan elektroda akan dilekatkan pada dada, pergelangan tangan dan
kaki, baik dengan menggunakan semacam cangkir hisap atau gel lengket. Elektroda ini
selanjutnya akan mendeteksi arus listrik yang dihasilkan jantung yang diukur dan dicatat
oleh mesin elektrokardiograf.
b. Fungsi
untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh
jantung
c. Standar penggunaan
Penggunaan Elektrokardiogram hanya dilakukan :
1. Sesuai indikasi / ketentuan
2. Atas instruksi dokter.
2. Stetoskop

a. Cara Penggunaan
- Beli stetoskop berkualitas bagus
- Sesuaikan alat pendengar stetoskop. Pastikan alat pendengar menghadap ke depan
dan ukurannya pas di telinga Anda.
- Periksa tekanan alat pendengar di stetoskop. Dengan kata lain, pastikan posisinya cukup
rapat di kepala Anda, tetapi tidak terlalu kencang. Jika terlalu kencang atau terlalu
longgar, sesuaikanlah kembali
- Pilih chest piece atau gendang stetoskop yang sesuai untuk stetoskop Anda. Ada
berbagai jenis chest piece untuk stetoskop. Pilihlah yang paling sesuai dengan
kebutuhan Anda. Chest piece tersedia dalam berbagai ukuran untuk orang dewasa
dan anak-anak.
b. Fungsi
untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara
jantung dan pernapasan meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan
aliran darah dalam arteri dan "vein".
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
pasien.
3. Reflex hammer

a. Cara penggunaan
Pukul relflex hammer pada lutut
b. Fungsi
- Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari
pemeriksaan fisik
- Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan

4. Tong spatel/tongue depressor

a. Cara penggunaan
menekan lidah pasien sehingga keadaan di dalam tenggorokan bisa terlihat dengan jelas.
b. Fungsi
untuk menekan lidah,agar dapat melihat lebih jelas keadaan di dalam tenggorokan, apakah
ada kelainan-kelainan, misalnya ada peradangan seperti pharyngitis,amandel,dll
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
5. Infuse set

a. Cara penggunaan

- kemasan infus set


- Putar klem pengatur tetesan sampai selang tertutup
- Pertahankan sterilitas penusuk botol
- Buka penutup botol dengan tehnik aseptik atau antiseptik
- Perhatikan arah menarik penutup
- Tusukkan ujung penusuk infus set ke botol secara tegak lurus dengan menerapkan
tehnik aseptik. Jangan diputar
- Bila menggunakan botol gelas, pasang jarum udara
- Tekan chamber sampai cairan terisi setengah
- Naikkan ujung infus set sejajar chamber
- Putar klem pengatur tetesan perlahan supaya udara mudah keluar
- Jarak botol dengan IV catheter minimal setinggi 80 cm
b. Fungsi
untuk jalan masuk cairan infus
c. Standar penggunaan
Pelepasan selang infus baik dari botol maupun dari hubungan ke kanul infus sebaiknya
dihindari. Pelepasan ini boleh dilakukan pada kondisi penggantian botol infus, mengganti
baju pasien atau pengambilan foto rontgen. Selain kondisi di atas, pelepasan selang infus
dari sambunganya, infus set harus diganti secara keseluruhan.
6. Vagina speculum

a. Cara penggunaan
- Pegang vagina speculum pada bagian gagangnya, lalu buka baut kunci speculum
- Masukan dalam vagina, dimana speculum masih keadaan tertutup dan dalam posisi
miring
- Setelah masuk putar speculum, kemudian buka speculum ( bagian cocor bebek )
- Kunci baut speculum ( kunci dengan paten jangan sampai longgar ) dan pemeriksaan
siap dilakukan
b. Fungsi
- Untuk membuka serviks uteri ( leher rahim )
- sebagai alat bantu untuk mengetahui perobekan pada serviks uteri
- untuk memudahkan pengambilan lendir pada kanker serviks
c. standar penggunaan
setelah pemakaian, vagina speculum harus disterilkan dengan cara merendamnya pada
larutan clorin 0,5 % selama 10 menit, setelah itu bersihkan dengan air bersih mengalir lalu
keringkan menggunakan kain bersih, setelah kering masukan dalam air mendidih dan
biarkan selama 20 menit.
7. tensimeter

a. Cara penggunaan
- Orang yang akan diukur tekanan darahnya berbaring, atau duduk, selanjutnya manset
tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari diatas lipatan siku.

- Stetoskop diletakkan pada arteri brakhialis yang berada pada lipatan siku.

- Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam tensimeter dinaikkan dengan cara
memompa sampai sekitar 140 mmHg, jika orang yang kita ukur terkena hipertensi
naikkan hingga 160 mmHg sehingga denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan
didalam tensimeter pelan-pelan diturunkan.

- Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terdapat pada batas atau
permukaan air raksa yang terdapat pada tensi meter, jika misalnya menunjukkan angka
110 mmHg maka berarti tekanan tekanan sistolnya adalah 110 mmHg.

- Pada proses pengukuran, tekanan didalam tensimeter tetap diturunkan. Suara denyut
nadi akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah
dan akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan
dalam tensimeter,jika misalnya menunjukkan angka 82 mmHg, maka tekanan diastolnya
adalah 82 mmHg.
b. Fungsi
Mengukur tekanan darah
c. Standar pengunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
8. Needle holder

a. Cara penggunaan
- Dilakukan dengan cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet pada
penggunaan claim arteri.
- Needle atau jarum digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle dan berada
pada - jepitan ujung needle holder
- kemudian belokan needle sedikit kea rah depan pada jepitan instrumen karena akan
disesuaikan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasaa lebih
nyaman.
- Jaga agar jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle
- Pegang needle holder dengan menggunakan telapak tangan
- Jangan mengeluarkan jari dari lubang handle
- Pertimbangkan penggunaan ibu jari pada lubang handle yang menetap
b. Fungsi
untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka
kecelakaan atau pembedahan.

c. Standar penggunaan
- Jangan mengeluarkan jari dari lubang handle karena dapat merusak ritme menjahit
- Pemegangan needle pada area dekat engsel needle holder akan menyebabkan needle
menekuk
9. Ear speculum

a. Cara penggunaan
Dimasukan dalam rongga telinga
b. Fungsi
Untuk memeriksa rongga telinga
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan

10. Curettage

a. Cara penggunaan
- Bagian tubuh digenggam secara acak dengan memakai klem panjang bergigi
- Bagian tubuh ditarik keluar melalui saluran vagina ibu
- Sisa-sisa tubuh lainnya juga dipegang dengan klem untuk ditarik keluar
- Bagian kepala dihancurkan agar dapat ditarik keluar melalui saluran vagina dan sisa-sisa
palcenta dibersihkan dari dalam rahim
b. Fungsi
Untuk membersihkan rahim pada pasien keguguran
c. Standar penggunaan
Setelah dipakai di sterilkan
11. Transfusion set

a. Cara penggunaan

- Tusuk kantong darah


- Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian
- Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
- Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
- Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap
15 menit selama 1 jam berikutnya
- Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
- Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan

b. Fungsi
Untuk pemberian transfuse darah
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
12. Feeding tube

a. Cara penggunaan
1) Mendekatkan alat ke samping klien

2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya

3) Mendekatkan alat

4) Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler

5) Mencuci tangan

6) Bersihkan daerah hidung denga menggunakan kassa/lidi kapas

7) Memasang handuk di atas dada klien

8) Buka kemasan steril NGT dan taruhdalam bak instumen steril

9) Memakai sarung tangan

10) Mengukur panjang selang yang aka dimasukan dengan cara menempatkan ujung selang dari
hiidung klien ke ujung telinga atas, lalu lanjutkan sampai processus xipoideus

11) Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester

12) Beri jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung tersebut

13) Minta klien untuk rileks dan bernafas normal. Masukan selang perlahan sampai 5-10 cm.
minta klien untuk menundukkan kepala (fleksi) sambil menelan

14) Masukan selang sampai batas yang ditandai

15) Jangan memasukan selang secara paksa jika ada tahanan

a) Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu diulangi lagi, anjurkan klien menarik
nafas dalam
b) Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan masukan ke hidung yang
lain secara perlahan-lahan

c) Jika klien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan lalu lanjutkan
memasukan selang secara bertahap

16) Mengecek kepatenan

a) Masukan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem
dibuka , jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanya
gelembung udara yang keluar

b) ,asukan udara dengan spuit 2-3 cm ke dalam lambung sambil mendengarkan


dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi berarti posisi sudah benar kemudian udara dikeluarkan
kembali dengan menarik spuit

17) Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk ke lambung

18) Fiksasi selang paa hidung dengan plester

19) Bnatu klien dengan posisi yang nyaman

20) Merapikan dan membereskan alat

21) Melepas sarung tangan

22) Mencuci tangan

23) Mengevaluasi respon klien

24) Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

b. Fungsi
untuk nutrisi atau pemberian cairan makana melalui hidung
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
13. Pus basin/emesis basin

a. Cara penggunaan
Wadah atau tempat
b. Fungsi
Untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll
c. Standar penggunaan
Selesai dipakai harus disterilkan

14. Intrument tray/Paratus

a. Cara penggunaan
Wadah atau tempat
b. Fungsi
Tempat menyimpan alat-alat perawatan
c. Standar penggunaan
Penggunaan peralatan secara tepat dan benar sesuai SOP untuk mencapai tujuan pelayanan
15. Termometer

a. Cara penggunaan ( Termometer air raksa )

Mengukur suhu melalui mulut (oral):


- Bila anak baru saja makan atau minum, tunggu sekitar 20-30 menit.
- Pastikan tidak ada makanan di dalam mulutnya.
- Letakkan ujung termometer itu di bawah lidahnya selama tiga menit.
- Minta anak untuk mengatupkan bibirnya di sekeliling termometer.
- Selalu ingatkan anak untuk tidak menggigit atau berbicara ketika ada termometer di
dalam mulut.
- Minta pula si anak untuk relaks dan bernapas biasa melalui hidung.
- Kemudian ambil termometer dan bacalah posisi air raksanya.

b. Fungsi
Untuk mengukur suhu dalam tubuh
c. Standar penggunaan
* Simpan termometer di tempat yang aman agar tidak mudah pecah dan tidak mudah
dijangkau anak.
* Sebelum mempergunakan termometer, jangan lupa bersihkan dulu dengan lap
berbahan katun yang sebelumnya telah dibasahi dengan alkohol. Atau bisa juga
dibersihkan dalam larutan air sabun hangat lalu bilas dengan air dingin.
* Untuk termometer digital, jangan lupa juga untuk mengaktifkannya sebelum
digunakan. Walau demikian, biasakan membaca dahulu petunjuk yang disertakan
oleh pabrik pembuat termometer tersebut. Kenapa? Karena mungkin saja termometer
yang Anda beli memerlukan cara berbeda untuk pemakaiannya.
* Metode yang dipilih dalam mengukur suhu tubuh si kecil sangat ditentukan oleh
usia dan seberapa kooperatif anak. Bagi bayi bahkan sampai usia prasekolah,
misalnya, lebih akurat bila diukur menggunakan termometer digital atau telinga.
Setelah anak berusia lebih dari empat tahun, termometer digital menjadi pilihan untuk
mengukur suhu di dalam rongga mulut.
* Jika anak menderita batuk atau flu sampai-sampai bernapas melalui mulut karena
hidung "tersumbat", pengukuran suhu rongga mulut tidak lagi efektif. Gunakan
pemeriksaan suhu melalui telinga, ketiak, atau rektum dengan termometer digital.
* Apa pun metodenya, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah anak mandi
karena akan memengaruhi hasil pengukuran. Agar hasil pengukuran termometer
akurat, tunggu sampai si kecil tidur dulu. Maklum, si kecil biasanya merasa geli kalau
ketiak atau telinganya dimasuki benda asing.
* Jangan pula mengukur suhu tubuh anak dengan mengandalkan punggung tangan
karena perabaan tangan jelas tidak akurat. Pasalnya, tingkat metabolisme dan
mekanisme sirkulasi darah tiap individu bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai