Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi kronis, destruktif, di mana sistem


imun menyerang lapisan sendi dan bagian lain dari tubuh, termasuk lendon,
ligamen, dan tulang. Penyakit ini cenderung kambuh, biasanya tanpa alasan yang
jelas, dan lalu sembuh sendiri kadang-kadang selama satu bulan atau bahkan
setahun. Sendi yang paling sering diserang adalah tangan, diikuti oleh kaki dan
pergelangan kaki. Sering kali lutut juga terkena. Nyeri ini disebabkan sistem imun
menyerang membran sinovial yang melapisi sendi (inflamasi), merusak sendi-
sendi, otot melemah dan nyeri ini bisa berlanjut sepanjang malam (Wendy Green,
2010)

Berdasarkan riset kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun


2016 didapatkan data sebesar 77,9% masyarakat jawa timur mengalami penyakit
sendi. Berdasarkan riset kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2016 didapatkan data sebesar 35,92% masyarakat kabupaten Malang
mengalami penyakit sendi.

Dengan gejala utama nyeri sendi, kaku, bengkak dan panas kemerahan.
(Wendy Green, 2010). Nyeri sendi akibat rematik apabila tidak ditangani akan
berefek pada jaringan yang berada pada disekitar sendi, peradangan yang terjadi
lama kelamaan akan mengakibatkan jaringan sendi menjadi hancur sehingga dapat
membatasi aktivitas harian pada lansia seperti sulit berjalan dan sulit
menggunakan tangan (Noorhidayah, Alfi Yasmina & Eka Santi, 2013)

Berdasarkan data yang diambil pada bulan November 2017 di Desa


Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten Malang didapatkan lansia berjumlah 37
orang, yang menderita atritis reumatoid berjumlah 5 orang. Setelah melakukan
wawancara terhadap 2 orang penderita atritis reumatoid sama-sama memiliki
gejala nyeri sendi. Kebanyakan klien mendapatkan obat analgesik. Selain obat

1
2

yang diberikan, peneliti akan memberi terapi kompres hangat. Terapi kompres
hangat bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan responden.

Pengobatan untuk mengurangi nyeri sendi yang diakibatkan oleh rematik


tersebut perlu dilakukan penangangan baik itu secara farmakologi atau secara non
farmakologi. Terapi farmakologi yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun
nyeri. Biasanya dengan pemberian obat-obat analgesik seperti Pemberian obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS), contoh: aspirin dan ibuprofen. Terapi non
farmakologi dengan pemberian terapi kompres hangat dapat membantu dalam
mengatasi intensitas nyeri yang lebih baik bagi lansia (Syarifatul Izza 2014)

Penggunaan terapi panas permukaan pada tubuh kita dapat memperbaiki


fleksibilitas tendon dan ligamen, mengurangi spasme otot, meredakan nyeri,
meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan metabolisme. Inti dari pemberian
terapi kompres hangat adalah untuk mengurangi nyeri pada penderita atritis
reumatoid (Syarifatul Izza 2014)

Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng tahun 2008 dalam Purnomo,
prevalensi nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Noorhidayah, Alfi Yasmina dan Eka
Santi, (2013) membuktikan bahwa ada perubahan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah diberikan terapi kompres panas pada lansia dengan nyeri rematik. Dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Aini T (2010) membuktikan
bahwa terdapat pengaruh kompres hangat yang bermakna terhadap perubahan
tingkat nyeri pada responden kelompok eksperimen yang sedang mengalami nyeri
rematik.

Dengan dilakukannya kompres hantat pada lansia dapat meringankan nyeri


sendi yang disebabkan penyakit atritis reumatoid. Selain itu dilakukannya
kompres hangat ini dapat mengurangi penggunaan obat yang dapat menimbulkan
efek samping pada lansia.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang


perubahan nyeri atritis reumatoid setelah diberikan kompres hangat pada lansia
3

penderita atritis reumatoid di Desa Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten


Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah ”Bagaimana Perubahan Nyeri Atritis Reumatoid Setelah Diberikan
Kompres Hangat pada Lansia Penderita Artritis Reumatoid di Desa Sukoanyar
Kecamatan Wajak Kabupaten Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Perubahan Nyeri Atritis Reumatoid Setelah Diberikan
Kompres Hangat pada lansia penderita Artritis Reumatoid di Desa
Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi nyeri pada penyakit Artritis Reumatoid pada lansia di
Desa Sukoanyar Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.
b. Mengidentifikasi perubahan nyeri setelah diberikan kompres hangat
pada penderita Artritis Reumatoid di Desa Sukoanyar Kecamatan
Wajak Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Lansia
Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi nyeri dengan kompres hangat
pada penderita Atritis Reumatoid.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Malang


Sebagai referensi untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan mutu
pelayanan keperawatan dan upaya peningkatan mutu pelayanan
keperawatan. Serta memberikan masukan data untuk pengembangan ilmu,
khususnya Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Gerontik.
4

1.4.3 Bagi Peneliti


Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang pemberian terapi kompres hangat pada penderita Atritis
Reumatoid yang mengalami nyeri.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Sebagai bahan informasi yang dapat diangkat kembali untuk
penyelenggaraan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai