Anda di halaman 1dari 13

CANDIDIASIS

A. PENGERTIAN

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies

Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,

bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau men-

ingitis.

B. ETIOLOGI

Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang

lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C. pseudotropi-

calis, C. lusitaneae. Genus Candida adalah grup heterogen yang terdiri dari 200 spesies

jamur. Sebagian besar dari spesies candida tersebut patogen oportunistik pada manusia,

walaupun mayoritas dari spesies tersebut tidak menginfeksi manusia. C. albicans adalah

jamur dimorfik yang memungkinkan untuk terjadinya 70-80% dari semua infeksi candida,

sehingga merupakan penyebab tersering dari candidiasis superfisial dan sistemik.

Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak

berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan men-

imbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya

penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang

sistem imunnya belum sempurna. Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat at

di sekitar kita, bahkan di di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja

mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan
Candida dari vagina ibu ketika persalinan. selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi

akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak

dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

C. EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki mau-

pun perempuan. Hubungan ras dengan penyakit ini tidak jelas tetapi insiden diduga lebih

tinggi di negara berkembang. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan

kelembaban udara yang tinggi dan pada musim hujan sehubungan dengan daerah-daerah

yang tergenang air.

D. PATOFISIOLOGI

Kandidiasis atau Candidiasis disebabkan oleh jamur antara lain Candida albicans,

Candida tropicalis, Candida dubliniensis dan kadang-kadang spesies lain dari Candida.

Candida (Torulopsis) glabrata dibedakan dari Candida lain penyebab Candidiasis, yaitu

infeksi dengan Candida torulopsis kurang membentuk pseudohyphae pada jaringan. Jamur

Candida tersebar di seluruh dunia. Jamur Candida albicans kadang-kadang merupakan

flora normal pada manusia. Reservoir Candida adalah manusia.

Adapun cara penularan Candida karena kontak secret atau ekskret dari mulut, kulit,

vagina dan faeses, dari penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat

bayi dilahirkan atau penularan endogen. Masa inkubasi atau masa sejak masuknya jamur

Candida di dalam tubuh sampai timbulnya gejala penyakit Candidiasis adalah bervariasi

antara 2 – 5 hari untuk lesi mulut pada anak. Masa penularan penyakit diasumsikan akan

menular ketika saat sudah ditemukan lesi. Hampir selalu ditemukan spesies Candida di
dalam dahak, tenggorokan, faeses dan urine tanpa ada gejala klinis sebagai bukti rendahnya

patogenesis candida tersebut dan sebagai bukti adanya imunitas yang luas di kalangan

masyarakat.

Lesi mulut banyak ditemukan, biasanya ringan dan muncul pada minggu-minggu

pertama sesudah kelahiran bayi. Gejala klinis muncul pada saat daya tahan tubuh hospes

rendah. Kondisi local tertentu bagian tubuh turut mempengaruhi munculnya candidiasis

seperti interdigital intertrigo dan paronikia pada tangan yang terkena banyak air (pekerjaan

tempat lembab) dan munculnya intertrigo pada kulit yang lembab dari oarng-orang gemuk.

Lesi berulang pada kulit dan erupsi mukosa sering terjadi. Diantar faktor sistemis

mencolok yang menjadi dasar munculnya candidiasis superfisialis adalah Diabetes Meli-

tus, pengobatan dengan antibiotik bersfektrum luas dalam jangka waktu panjang dan in-

feksi HIV. Wanita pada kehamilan trimester tiga lebih mudah terkena vulvovaginal can-

didiasis. Faktor yang mempengaruhi terjadinya candidiasis sistemik antar lain: imuno-

supresi, pemasangan kateter intravena permanent, netropenia, kanker darah, dan bayi Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR). Candidasis pada saluran kencing biasanya terjadi sebagai

komplikasi dari penggunaan kateter jangka waktu lama pada kandung kemih dan pelvis

renalis

E. KLASIFIKASI

Berdasarkan tempat yang terkena, kandidiasis dibagi sebagai berikut:

1. Kandidosis selaput lender :

a. Kandidosis oral (thrush)

b. Perleche
c. Vulvovaginitis

d. Balanitis atau balanopostitis

e. Kandidosis mukokutan kronik

f. Kandidosis bronkopulmonar dan paru

2. Kandidosis kutis :

a. Lokalisata :

1) daerah intertriginosa.

2) daerah perianal

b. Generalisata

c. Paronikia dan onikomikosis

d. Kandidiasis kutis granulomatosa

3. Kandidosis sistemik :

a. Endokarditis

b. Meningitis

c. Pielonefritis

d. Septikemia

F. GEJALA

Gejalanya tergantung kepada bagian tubuh yang terkena infeksi:

1. Infeksi pada mulut (thrush) merupakan bercak keputihan yang terasa sakit. Bila

bercak timbul di kerongkongan akan menimbulkan gangguan mengunyah atau

gangguan makan.

2. Infeksi pada katup jantung menimbulkan demam, murmur dan pembesaran limpa.
3. Infeksi pada retina bisa menyebabkan kebutaan.

4. Kandidemia dan infeksi pada ginjal bisa menyebabkan demam, penurunan tekanan

darah (syok) dan berkurangnya pembentukan air kemih.

G. DIAGNOSA

Untuk menegakkan diagnosis, pada pemeriksaan mikroskopis terhadap sediaan kulit harus

ditemukan adanya jamur. Biakan darah dan cairan spinal juga bisa menunjukkan adanya

jamur Candida. Diagnosis banding dari kandidiasis antara lain :

1. Kandidosis kutis lokalisata dengan :

a. Eritrasma

b. Dermatitis intertriginosa

c. Dermatofitosis

2. Kandidosis kuku dengan tinea unguium

3. Kandidosis vulvovaginitis dengan :

a. Trikomonas vaginalis

b. Gonore akut

c. Leukoplakia

d. Liken planus

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan adanya pemerik-

saan penunjang, antara lain :

1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau

dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu

2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat

pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah pertumbuhan

bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 0C, koloni

tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans

dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

I. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain :

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi,

2. Topikal

Obat topical untuk kandidiasis meliputi:

a. Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan

sehari 2 kali selama 3 hari,

b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,

c. Amfoterisin B,

d. Grup azol antara lain:

1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

3) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim


5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas. 1,10

3. Sistemik

a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat

ini tidak diserap oleh usus.

b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik

c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam

dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5

hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan flukon-

azol 150 mg dosis tunggal.

d. Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang

dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.

4. Khusus:

a. Kandidiasis intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit tetap

kering dengan penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol atau mikon-

azol 2 kali sehari. Pasien dengan infeksi yang luas ditambahkan dengan

flukonazol oral 100 mg selama 1-2 minggu atau itrokonazol oral 100 mg 1-

2 minggu.

b. Diaper disease : Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan

lembab. Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu

menggunakan bedak bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan

pencegahan yang adekuat. Terapi topikal yang efektif yaitu dengan nistatin,

amfoterisin B, mikonazol atau klotrimazol.


c. Paronikia : pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi

dapat dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau so-

lusio antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan itra-

konazol atau terbinafin. Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang

berspektrum luas. Termasuk ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakona-

zol dan ekonazol. Mekanisme kerja dari grup azole adalah menghambat sin-

tesis dari ergosterol mengubah cairan membran sel dan mengubah kerja en-

zim membran. Hasilnya dalam penghambatan replikasi dan penghambatan

transformasi bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan bentuk invasive

dan patogenik dari parasit. Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang

aktif melawan beberapa fungi tapi hanya bekerja sedikit pada sel mamalia

dan tidak bekerja pada bakteri. Obat ini mengikat membrane sel dan

menghalangi fungsi permeabilitas dan transport. Terbinafine adalah alina-

mine yang merupakan fungisida jangkauan yang luas pada kulit pathogen.

Obat ini menghambat epoxidase yang terlibat dalam sintesis ergosterol dari

bagian dinding sel jamur.

J. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANDIDIASIS

1. PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum Kesadaran, status gizi, personal hygine, TB, BB, suhu, TD, nadi, respirasi
b. Pemeriksaan sistemik Kepala, (mata, hidung, telinga, gigi&mulut), leher (terdapat
perbesaran tyroid atau tidak), tengkuk, dada (inspeksi), genitalia, ekstremitas atas dan
bawah(inspeksi).
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (dermatologi)

Data objektif:

Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan
atau kaki, glans penis, dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah,
dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-
pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosive, dengan pinggir
yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

Hasil pemeriksaan kerokan kulit didapat candida

Data sujektif:

Riwayat memakai popok /diaper

mengeluh gatal-gatal

orang tua mengeluh anaknya rewel.

2. ANALISA DATA

N KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB
DS:
1 Anak mengatakan Gatal-gatal pada Kelembapan kulit yang Kerusakan
1 lipatan paha berlebihan Integritas Ku-
1 Ibu mengatatakan anaknya mengalami lit
gatal-gatal sejak 2 hari lalu
1 DO: Lipatan paha klien tampak kemerahan,
Tampak lesi pada daerah lipatan paha
DS:
2 Anak mengatakan nyeri pada sudut Immunosupresi Kerusakan
bibirnya Ibu mengatakan anaknya sulit membrane
2 makan karena adanya lesi pada mulut- mukosa oral
nya
DO: tampak ada plak berwarna putih di
sudut bibirnya,mulut tampak kering,
Lesi didaerah sudut bibir
DS:
3 Anak mengatakan nyeri didaerah mulut Agen Injuri Biologis Nyeri Akut
3 DO:Anak tampak rewel,Skala nyeri 3
DS:
4 Anak mengatakan nyeri disudut Ketidakmampuan da- Ketidakseim-
bibirnya,Ibu mengatakan anaknya sulit lam memasukan ma- bangan nu-
4 makan kanan oleh karena trisi kurang
DO: Tampak lesi pada sudut bibirnya, adanya trust dari kebu-
makan habis 1/3 porsi tuhan tubuh

3. DIAGNOSA KEPERWATAN YANG MUNCUL PADA ASKEP KANDIDIASIS

1. Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan Immunosupresi.


2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injuri Biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketid-
akmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adnya trust
4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Kelembapan kulit.

4. PERENCANAAN

1. Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan Infeksi/Immunosupresi/


imunokompromise
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kerusakan
membrane mukosa dapat berkurang s/d hilang
Kriteria Hasil :
a. Menunjukan membrane mukosa utuh, berwarna merah jambu, bebasdari ulserasi
dan inflamasi
b. Menunjukan teknik memperbaiki/mempertahankan keutuhan mukosa oral.
Intervensi :
a. Kaji membran mukosa oral/lesi oral perhatikan keluhan nyeri, bengkak, sulit
mengunyah/menelan
b. Berikan perawatan oral setiap hari dan setelah makan
c. Rencanakan diet untuk menghindari garam, pedas, gesekan dan makanan/minuman
asam
d. Dorong pemasukan oral sedikitnya 2500 ml/hari
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti jamur dan pemeriksaan spec-
imen cultur lesi

2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injuri Biologis


Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan Nyeri dapat
berkurang s/d hilang/ terkontrol
Kriteria Hasil :
a. Mengatakan tidak nyeri lagi
b. Ekspresi wajah tampak relax
c. Skala nyeri 0-1
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas(Skala 1-10), frekwensi dan waktu
b. Berikan perawatan oral setiap hari
c. Berikan aktifitas hiburan misalnya: menonton TV, Menggambar/mewarnai
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketid-
akmampuan dalam memasukan makanan oleh karena adnya trust
Tujuan : setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi klien dapat terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil :
a. Menunjukan pemasukan nutrisi secara adekuat
b. Mempertahan berat badan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan untuk mengunyah,menelan
b. Timbang BB sesuai kebutuhan
c. Berikan perawatan mulut setiap hari, hindari obat kumur yang mengandung alcohol
d. Rencanakan diet dengan klien atau orang terdekat, sediakan makanan yang sedikit
tapi sering berupa makanan padat nutrisi yang tidak bersifat asam dan juga minu-
man yang disukai pasien.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diet klien
4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Kelembapan kulit
Tujuan : setelah dilakukan Asuhankeperawatan selama 1x24 jam diharapkan integritas ku-
lit kembali normal.
Kriteria Hasil :
a. Menunjukan tingkah laku/teknik untuk mencegah kerusakan kulit
b. Menunjukan kemajuan pada luka/ penyembuhan lesi
Intervensi :
a. Kaji kulit setiap hari,catat warna, turgor, sirkulasi, sensasi, gambaran lesi dan amati
perubahan
b. Bantu atau instruksikan dalam kebersihan kulit misalnya membasuh dan men-
geringkan dengan hati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion
atau krim
c. Bersihkan area perianal dengan membersihkan menggunakan air dan air mineral,
hindari penggunaan kertas toilet jika timbul vesikel
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan topical / sistemik sesuai
indikasi
e. Kolaborasi untuk pemeriksaan kultur dari lesi kulit terbuka
DAFTAR PUSTAKA

Brunner 7 Suddarth vol 3 , 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGG

Conny Riana Tjampakasari. Karakteristik Candida albicans. Dalam : Cermin Dunia Kedokteran,
Vol.151, 2006 ; 33-5

Dermatomikosis superfisialis. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2005 ; 55-66

Doenges M E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan dokumentasi


perawatan pasien edisi 3 , Jakarta : EGC

Fatta Madani. Kandidosis, Dalam : Marwali Harahap. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan I, Hipokrates,
Jakarta, 2000. Pp:81-2

Hasan Rusepno 2005 , Ilmu Keperawatan Anak , Jakarta : FKUI

Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
2006. Pp:103-6

Lies Marlysa Ramali, Sri Wardani. Kandidiasis Kutan dan Mukokutan. Dalam: Harahap

Marwali 2000 , Ilmu Penyakit Kulit , Jakarta : Hipokrates

Sandy S Suharno. Tantien Nugrohowati, Evita H. F. Kusmarinah. Mekanisme Pertahanan


Pejamu pada Infeksi Kandida. Dalam : Media Dermato-venereologica Indonesiana,
Jakarta, 2000 ; 187-92

SMF Ilmu Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin. Airlangga University Press, 2007. Pp:86-92

Anda mungkin juga menyukai