Rhematoid arthrithisin elderlycanincrease pain level because there is an
inflamation. One of therapy non farmacologic that use to decrease pain level by use combination warm and cold compress. Warm and cold compress believed can increase threshold of pain. The purpose of this research is to make true there is or there is not influence warm and cold compress technique to change joint pain level in elderly with rheumatoid arthritis. The research method is pra experiment with one group pre test-post test design. Sample in this research is all number population elderly with Rheumatoid Arthritis that choose with total sampling technique with total respondent 18 respondents. Instrument that use in this research is protap warm and cold compress. The result of statistic test with descriptive modus used SPSS for windows show the value of modus before give an action is 3,00 that is mean reasonable level of pain and the value after give an action is 2,00 that is mean categories abated pain. That mean there is influence relaxation combination warm and cold to change pain level in elderly with rheumatoid arthritis. Gate control theories said that kuataneus stimulation warm and cold compress activated neuron big sensor A-beta if stimulus taktil that domination in subtanciesgelatinose will meet pain gate that make sinap gate close the transmission or stimulus obstruct and influence decrease the joint pain level. Based from the result of research above, combination warm and cold compress can adopt by respondent for decrease joint pain level out of farmacologic therapy.
Key word : warm and cold compress, rheumatoid arthrithis pain
PENDAHULUAN Pada sebagian besar lansia, nyeri
merupakan masalah yang akan Rheumatoid Arthritis merupakan mempengaruhi aktifitas kegiatan penyakit kronis sistemik yang sehari-hari dan kualitas hidupnya. progresif pada jaringan pengikat ini Nyeri juga merupakan keadaan yang mencakup peradangan pada sangat mengganggu dan menyebabkan persendian synovial yang simetris penyakit lain menjadi lebih parah sehingga menyebabkan kerusakan (Darmojo, 2000). Sebagian besar persendian (Reeves, 2001).Awitan lansia belum mengetahui bagaimana rheumatoid arthritisditandai oleh pertolongan pertama untuk gejala umum inflamasi, berupa mengurangi nyeri sendi, mereka hanya demam, keletihan, nyeri dan mengandalkan obat-obatan dari pembengkakan sendi (Corwin, 2009). dokter. Ada banyak cara non- farmakologi untuk menguragi respon rasa nyeri akibat reumatik sudah nyeri yang timbul akibat rheumatoid cukup menggangguaktivitas arthtritis, salah satunya kompres masyarakat Indonesia, terutama hangat dan dingin. Penatalaksanaan mereka yang memiliki aktivitas. tersebut masih belum banyak Prosentase efektifitas kompres diterapkan oleh masayarakat. hangat berdasarkan penelitian yang Hampir 8% orang-orang berusia dilakukan oleh Ilham Nur Riza tahun 50 tahun ke atas mempunyai keluhan 2012 menghasilkan bahwa 38,5% dari pada sendi-sendinya, misalnya linu- total responden mengalami penurunan linu, pegal, dan kadang-kadang terasa intensitas nyeri setelah diberikan seperti nyeri. Biasanya yang terkena terapi kompres hangat. Penelitian lain ialah persendian pada jari-jari, tulang yang dilakukan oleh Muhamad Irafat punggung, sendi-sendi penahan berat tahun 2010 tentang kompres dingin tubuh (lutut dan panggul) (Azizah, menghasilkan bahwa 40% dari total 2011). Hasil survei di benua Eropa responden menunjukan perubahan pada tahun 2004menunjukkan bahwa nyeri sendi sesudah diberikan penyakit reumatikmerupakan penyakit kompres dingin. kronik yang palingsering Hasil studi pendahuluan pada dijumpai.Kurang lebih 50% penduduk tanggal 31 Desember 2013 di UPTD Eropa yang berusia diatas 50 Puskesmas Desa Kejapanan tahunmengalami keluhan nyeri Kecamatan Gempol Kabupaten muskuloskeletal(Deslinda, 2011). Pasuruan, di Dusun Penanggungan Di Indonesia, data epidemiologi Desa kejapanan terdapat sebanyak 18 tentang penyakit rheumatoid arthritis lanjut usia yang menderita masih sangat terbatas. Hasil penelitian Rheumatoid arthritis. Data dari WHO-Community Study of the puskesmas apabila lansia merasakan Elderly, Central Java 1990, bahwa nyeri sebagian besar meminta obat dari 1203 responden lansia, penyakit untuk menurunkan nyeri pada sendi, atau keluhan yang menempati untuk sehari-harinya tidak ada presentase paling banyak adalah penangganan secara khusus baik arthritis atau reumatisme dengan farmakologis atau non farmakologis. jumlah presentase 49,0% (Azizah, Kasus nyeri sedang sampai berat, 2011). Hasil studi tentang kondisi tindakan non-farmakologis menjadi sosialekonomi dan kesehatan lansia suatu pelengkap yang efektif untuk yang dilaksanakan Komnas Lansia mengatasi nyeri disamping tindakan tahun 2006, diketahuibahwa farmakologis yang utama (Prasetyo, penyakitterbanyak yang diderita lansia 2010). Beberapa lansia mungkin adalah penyakit sendi (52,3%) (Pusat mengalami kesulitan untuk merubah Komunikasi Publik, Departemen pola pikir dan perilaku, akan tetapi Kesehatan, 2008 dalam Afriyanti, banyak diantaranya yang mendapat 2009). Hasil penelitian terakhir dari manfaat dari strategi non Zeng QY tahun 2008 (Purnomo, farmakologik ini (Darmojo, 2000). 2010), prevalensi nyerirematik di Jenis tindakan non-farmakologis Indonesia mencapai 23,6% hingga antara lain: relaksasi, imajinasi 31,3%. Angka inimenunjukkan bahwa terbimbing, distraksi, stimulasi vasokontriksi ini menghasilkan kutaneus (Prasetyo, 2010). perubahan fisiologis suhu jaringan, Kompres hangat dan dingin dapat ukuran pembuluh darah, tekanan menghilangkan nyeri dan darah kapiler area permukaan kapiler meningkatkan proses penyembuhan untuk pertukaran cairan elektrolit panas lembab menghilangkan (Churlish, 2009), sehingga dapat kekakuan pada pagi hari akibat untuk mengurangi inflamsi akut, arthritis, tetapi kompres dingin sebaliknya pada pemberian kompres mengurangi nyeri akut dan sendi yang dingin yang lebih lama akan memicu mengalami peradangan akibat tejadinya vasodilatasi sekunder yang penyakit tersebut (Potter, 2005). disebut hunting respon yang dipercaya Tindakan kompres hangat dapat merupakan mekanisme proteksi digunakan untuk mengurangi maupun jaringan perifer tubuh. Efek fisiologi meredakan rangsang pada ujung saraf kompres dingin terhadap atau memblokir arah berjalanya neruromuskular adalah meningkakan impuls nyeri menuju ke ambang nyeri, menurunkan kecepatan otak.Pemberian kompres hangat pada hantar saraf dan mengurangi spasme daerah tubuh akan memberikan sinyal otot (Andrea, 2002). ke hipotalamus melalui sumsum Teori gate control mengatakan tulang belakang. Ketika reseptor yang bahwa stimulasi kutaneus: kompres peka terhadap panas di hipotalamus hangat dan kompres dingin bahwa dirangsang, system efektor cara ini menyebabkan pelepasan mengeluarkan sinyal yang memulai endorfin suatu pembunuh nyeri alami berkeringat dan vasodilitasi yang berasal dari tubuh memblok perifer.Perubahan ukuran pembuluh transmisi stimulus nyeri, darah diatur oleh pusat vasomotor neuromodulator ini menutup pada medulla oblongata dari tangkai menakanisme pertahanan dengan otak, dibawah pengaruh hipotalamus menghambat pelepasan sustansi P, bagian anterior sehingga terjadi mengaktifkan serabut saraf sensori A- vasodilatasi.Vasodilitasiini beta yang lebih besar dan lebih cepat menyebabkan aliran darah sehingga proses ini menurunkan transmisi nyeri suplai oksigen ke jaringan lancar dan melalui serabut C dan delta –A metabolisme jaringan meningkat berdiameter kecil, gerbang sinap Jaringankhususnya yang mengalami menutup transmisi nyeri (Potter, radang dan nyeri diharapkan akan 2005). terjadi penurunan nyeri sendi pada Menurut Price(1995), kompres jaringan yang meradang (Tamsuri, hangat sebagai metode yang sangat 2007). Efek fisologi terapi dingin efektif untuk mengurangi nyeri atau adalah vasokontriksi pembuluh darah kejang otot. Panas dapat disalurkan Perubahan ukuran pembuluh darah melaui konduksi (botol air diatur oleh pusat vasomotor pada panas).Panas dapat melebarkan medulla oblongata dari tangkai otak, pembuluh darah dan dapat dibawah pengaruh hipotalamus bagian meningkatkan aliran anterior sehingga terjadi darah.SedangkanKompres dingin pada vasokontriksi. Terjadinya tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. menggunakan teknik wawancara (pre Kompres dingin pada bagian tubuh test dan post test). akan menyerap panas dari area tersebut. Kompres dingin menghasilkan perubahan fisioligis HASIL PENELITIAN suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler area Berdasarkan usiamenunjukkan permukaan kapiler untuk pertukaran bahwa sebagian besar lansia yang cairan elektrolit. Kompres dingin tinggal di dusun penanggungan paling baik untuk peradangan sendi berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 9 akut selama serangan, mengurangi responden atau 50 %.Berdasarkanjenis pembekakan mengurangi kejang otot kelamin menunjukkan bahwa sebagian dan menghilangkan rasa nyeri besar responden memiliki jenis (Churlish, 2009). kelamin perempuan yaitu sebanyak 13 Tujuan penelitian ini untuk responden atau 72,2%. menganalisis perubahan intensitas Berdasarkantingkat pendidikan nyeri sendi rheumatoid arthritis pada menunjukkan bahwa sebagian besar 6 lansia dengan pemberian teknik responden atau 33,3% apabila relaksasi kombinasi kompres hangat merasakan nyeri sendi dibawa ke dan dingin di Dusun Penanggungan puskesmas. Berdasarkan Hasil analisis Desa Kejapanan Kecamatan Gempol perubahan skala nyeri sebelum dan Kabupaten Pasuruan. sesudah diberikan kompres hangat dan dingin yang disajikan dalam tabel 4.8 METODE PENELITIAN menunjukkan bahwa frekuensi skala nyeri yang dialami responden sebelum Penelitian ini menggunakan diberikan perlakuan adalah 10 atau jenis pra-eksperimen dengan 55,5% termasuk dalam klasifikasi rancangan one group pre test-post test nyeri sedang, setelah diberi perlakuan design. Variabel dependent dalam frekuensinya berubah menjadi 6 atau penelitian ini adalah kompres hangat 33,4%. dan dingin, sedangkan variabel independent adalah nyeri Tabel 1 Distribusi Frekuensi responden rheumatoid.Sampel dalam penelitian berdasarkan tindakan yang dilakukan ini adalah seluruh jumlah populasi pada saat mengalami nyeri di Dusun lansia dengan rhematoid artritis yang Penanggungan Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten di ambil dengan teknik total sampling Pasuruan tanggal 16 Juni – 22 Juni dengan 18 responden.Instrumen yang 2014 digunakan dalam penelitian ini adalah protap kompres hangat dan NO Tindakan Frekuensi Prosentase dingin.Sampel diambil dengan pada saat (F) (%) nyeri menggunakan total sampling. 1 Dibiarkan 4 22,2% Penelitian ini dilaksankan pada 2 Diberi 6 33,3% tanggal 16 juni – 22 juni 2014. Teknik obat gosok pengumpulan data dalam penelitian ini 3 Kompres 2 11,2% hangat 4 Dibawa ke 6 33,3% puskesmas Total 18 100 Hasil frekuensi yang disajikan dalam reseptor tersebut tidak aktif.Dalam tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian keadaan patologis, misalnya inflamasi, besar 6 responden atau 33,3% apabila nosiseptor menjadi sensitive bahkan merasakan nyeri sendi dibawa ke hipersensitif. Adanya pencederaan puskesmas. jaringan akan membebaskan berbagai jenis mediator inflamasi, seperti Tabel 2Distribusi Frekuensi skala nyeri prostaglandin, bradikinin, histamin sebelum dan sesudah diberikan kombinasi kompres hangat dan dingin pada lansia dan sebagainya. Mediator inflamasi dengan rheumatoid arthritis di Dusun dapat mengaktivasi nosiseptor yang Penanggungan Desa Kejapanan Kecamatan menyebabkan munculnya nyeri Gempol Kabupaten Pasuruan tanggal 16 (Lelo,2004) Juni – 22 Juni 2014 Rasa nyeri timbul dapat juga Klasifikasi Sebelum Sesudah dipengaruhi oleh faktor usia, jenis Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (F) (%) (F) (%) kelamin Hal tersebut wajar, karena Tidak nyeri 0 0 0 0 respon nyeri antara satu individu Nyeri Ringan 2 11,1% 12 66,6% dengan individu yang lainnya tidak Nyeri Sedang 10 55,5% 6 33,4% sama atau berbeda-beda. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih Nyeri Berat 5 27,8% 0 0 dari sekedar sensasi tunggal yang Nyeri Sangat Berat 1 5,6% 0 0 disebabkan oleh stimulus Total 18 100 18 100 tertentu.Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.Responden dalam menangani nyeri sendi, sangat Tabel 2 menunjukkan bahwa kurang mengerti dikarenakan sangat frekuensi skala nyeri yang dialami minimnya pengetahuan tentang responden sebelum diberikan perlakuan penatalaksanaan nyeri sendi.Sehingga adalah 10 atau 55,5% termasuk dalam kebanyakan responden, dalam klasifikasi nyeri sedang, setelah diberi menghilangkan nyeri sendi hanya perlakuan frekuensinya berubah menjadi 6 menggunakan obat gosok dan atau 33,4%. memeriksakan ke puskesmas PEMBAHASAN terdekat.Sehingga dalam Pemberian Tabel 2 menunjukkan sebelum tindakan farmakologi atau pun non dilakukan kombinasi kompres hangat farmakologis lebih awal itu bisa dan dingin sebanyak 2 responden mencegah bahkan bisa mengurangi 11,1% mengalami skala nyeri ringan, rasa nyeri sendi yang dirasakan 10 responden 55,5% yang mengalami responden salah satunya dengan nyeri sedang, 5 responden 27,8% pemberian kombinasi kompres hangat mengalami nyeri berat, dan 1 dan dingin yang merupakan tindakan responden 5,6% mengalami nyeri non farmakologis. sangat berat. Terdapat berbagai tindakan Nyeri timbul oleh karena yang dapat dilakukan untuk aktivasi dan sensitisasi sistem mengurangi rasa nyeri yang nosiseptif, baik perifer maupun diderita.Tindakan-tindakan tersebut sentral.Dalam keadaan normal, mencakup tindakan non-farmakologis dan tindakan farmakologis. Salah satu tindakan non-farmakologis yang perlakuan adalah 2,00 yang dipakai adalah teknik relaksasi menunjukkan skala nyeri ringan, kompres hangat dan dingin Prasetyo artinyaterdapat pengaruh teknik (2010), menjelaskan bahwa relaksasi relaksasi kombinasikompres hangat adalah suatu tindakan untuk dan dingin terhadap penurunan “membebaskan” mental dan fisik dari intensitas nyeri sendi pada lansia ketegangan dan stres, sehingga dapat dengan rheumatoid arthritis. meningkatkan toleransi terhadap Hal ini dikarenakan pemberian nyeri. Berbagai metode digunakan kompres hangat dan dingin sangat untuk menurunkan kecemasan dan bermanfaat meningkatkan ketegangan otot sehingga didapatkan permeabilitas kapiler, penurunan denyut jantung, penurunan meningkatkanmetabolisme seluler, respirasi serta penurunan ketegangan merelaksasikan otot, meredakan nyeri otot. dengan membuat area mati rasa, Jika dibandingkan dengan memperlambat aliran impuls nyeri dan nyeri yang dirasakan responden pada meningkatkan ambang nyeri. kelompok sebelum diberikan Stimulasi kutaneus adalah perlakuan, maka terdapat perubahan stimulasi kulit yang digunakan untuk intensitas nyeri sendi yang dirasakan menghilangkan nyeri. Seperti masase responden sesudah diberikan mandi air hangat dan kompres dingin perlakuan. Perubahan intensitas nyeri merupakan langkah-langkah tersebut dapat terjadi karena pengaruh sederhana dalam upaya menurunkan teknik relaksasi, baik dari teknik nyeri, cara kerja stimulasi kutaneus relaksasi kombinasi kompres hangat adanya pemikiran bahwa pelepasan dan dingin. Dikarenakan kompres endorfrin sehingga transmisi stimulasi hangat membuat pembuluh darah nyeri terblokade. Tindakan stimulasi mengalami inflamsi akan terjadi kulit seperti hangat dan kompres vasodilatasi (pelebaran pembuluh dingin ini disebutkan dapat darah) sehingga asupan oksigen yang menurunkan tingkat nyeri menuju ke jaringan akan semakin (Crisp&Taylor, 2005). meningkat. Sedangkankompres dingin SerabutA-delta berdiameter dipecaya untuk efek anastesi lokal, kecil membawa impuls nyeri cepat memperlambat pertumbuhan bakteri, sedangkan serabut C membawa mengurangi inflamasi, meredakan impuls nyeri lambat.Sebagai nyeri dengan membuat area menjadi tambahan bahwa serabut A-Beta yang mati rasa, meperlambat aliran impuls berdiameter lebar membawa impuls nyeri dan meningkatkan amabang yang dihasilkan oleh stimulus taktil nyeri. (perabaan/sentuhan). Di dalam Hasil penghitungan statistis substansia gelatinosa impuls ini akan menggunakan uji deskriptif modus bertemu dengan suatu “gerbang” yang dengan bantuan SPSS versi 17.0 membuka dan menutup berdasarkan diketahui bahwa nilai modus sebelum prinsip siapa yang lebih mendominasi, diberikan perlakuan adalah 3,00 yang serabut taktil A-Beta ataukah serabut menunjukkan skala nyeri sedang dan nyeri yang berdiameter kecil.Apabila nilai modus setelah diberikan impuls yang dibawa serabut nyeri yang berdiameter kecil melebihi rheumatoid arthritisdi Dusun impuls yang dibawa oleh serabut taktil Penanggungan Desa Kejapanan A-beta maka “gerbang” akan terbuka Kecamatan Gempol Kabupaten sehingga perjalanan impuls nyeri tidak Pasuruan sebagian besar 10 terhalangi sehingga impuls akan responden 55,5% yang mengalami sampai otak. Sebaliknya, apabila nyeri sedang. impuls yang dibawa oleh serabut taktil 2. Intensitas nyeri sendi sesudah lebih mendominasi, “gerbang” akan pemberian teknik relaksasi menutup sehingga impuls nyeri akan kombinasi kompres hangat dan terhalangi. Alasan inilah yang dinginpada lansia dengan mendasari mengapa dengan rheumatoid arthritisdi Dusun melakukan kombinasi kompres hangat Penanggungan Desa Kejapanan dan dingin dapat mengurangi durasi Kecamatan Gempol Kabupaten dan intensitas nyeri. Pasuruan, menunjukkan sebagian Penelitian inimenunjukkan besar reponden setelah dibeikan adanya pengaruh pemberian kombinasi kompres hangat dan kombinasi kompres hangat dan dingin dingin mengalami penurunan nyeri, pada lansia dengan rheumatoid sebanyak 12 responden mengalami arthritis di Dusun Penanggungan nyeri ringan 66,6%. Desa Kejapanan Kecamatan Gempol 3. Terdapat peubahan pemberian Kabupaten Pasuruan apabila sebelum teknik relaksasikombinasi kompres responden merasakan nyeri sendi yang hangat dan dingin terhadap kronis. Faktor pemberian kombinasi intensitas nyeri sendi pada lansia suhu kompres hangat dan dingin juga dengan rheumatoid arthritis di menentukan keberhasilan dari Dusun Penanggungan Desa kombinasi kompres hangat dan dingin Kejapanan Kecamatan Gempol tersebut, dengan pemberian kombinasi Kabupaten Pasuruan dengan hasil kompres hangat dan dingin yang modus pada uji deskriptif dengan sesuai dengan prosedur maka akan SPSS yaitu sebelum 3,00 yaitu didapatkan hasil yang maksimal serta Nyeri Sedang dan sesudah 2,00 bisa mencegah terjadinya inflamasi yaitu nyeri ringan. Teknik pada daerah sendi yang terkena relaksasikombinasi kompres hangat rheumatoid arthritis. Oleh sebab itu dan dingindapat menurunkan pemberian terapi kombinasi kompres intensitas nyeri. hangat dan dingindapat digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri REKOMENDASI pada responden dengan rheumatoid arthritis. 1. Bagi Lanjut Usia Diharapkan lansia untuk lebih SIMPULAN sering dan teratur melaksanakan teknik relaksasi kombinasi kompres 1. Intensitas nyeri sendi sebelum hangat dan dingin yang mempunyai pemberian teknik relaksasi efek menguntungkan terhadap kombinasi kompres hangat dan penurunan intensitas nyeri sendi dinginpada lansia dengan akibat rheumatoid arthritis.Perlakuan tersebut tidak DAFTAR PUSTAKA memerlukan biaya, mudah dilakukan dan tidak menimbulkan Afriyanti, F. N. 2009. Tingkat resiko jika dilakukan. Pengetahuan Lansia Tentang 2. Bagi Petugas Penyakit Rheumatoid Arthritis Di Kesehatan Panti Sosial Tresna Werdha Diharapkan teknik relaksasi (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung kombinasi kompres hangat dan Jakarta Tahun 2009.Skripsi dingin dijadikan salah satu Sarjana Ilmu Keperawatan alternatif tindakan keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu mandiri yang dapat digunakan oleh Kesehatan Universitas Islam perawat untuk menurunkan Negeri Syarif Hidayatullah intensitas nyeri sendi pada lansia Jakarta.http://perpus.fkik.uinjkt.a penderita rheumatoid arthritis. c.id/file_digital/SKRIPSI.pdf 3. Bagi Peneliti diakses pada tanggal 11 Selanjutnya Desember 2012. 1) Dikarenakan pada penelitian ini pemberian teknik relaksasi Andrea, S. C. 2002. Perbandingan kombinasi kompres hangat dan Efek Terapi Panas Dengan dinginhanyaberlangsung selama Terapi Dingin Terhadap 1 minggu. Diharapkan Pengurangan Nyeri pada penelitian ini dilakukan secara Penderita Osteoarthritis Lutut di berkelanjutan, sehingga efek Instalasi Rehabilitasi Medik dari teknik relaksasi kombinasi RSUP Dr. Kariadi kompres hangat dan Semarang.Tahun 2002.Program dinginterhadap perubahan studi Rehabilitasi Medic intensitas nyeri sendi pada Fakultas Kedokteran Universitas lansia dengan rheumatoid Dipenegoro arthritis dapat diketahui lebih Semarang.http://eprints.undip.ac. jelas. id/14725/1/2002FK541.pdfdiaks 2) Untuk penelitian selanjutnya espada tanggal 23 Mei 2014. yang terkait dengan judul penelitian ini, diharapkan pengukuran intensitas nyeri Churlish. (2009). Jawaban-Jawaban menggunakan dua metode, yaitu Alternatif Untuk Arthritis Dan secara subjektif maupun Rheumatic. Yogyakarta: Citra objektif. Adi Pratama. 3) Untuk peneliti selanjutnya Corwin, E. (2009). Buku Saku dalam melakukan kombinasi Patofisiologi (3 ed.). Jakarta: kompres hangat dan dingin EGC. memperhatikan factor penggunaan terapi farmakologis Deslinda, G. 2011. Pelatihan Humor berupa obat analgesic aga hasil Untuk Penanganan Depresi penelitian tidak terjadi bias yang Penderita Nyeri Sendi.Tesis tinggi. Magister Profesi Psikologi Kesehatan Universitas Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta.http://etd.eprints.ums.ac Surakarta.http://etd.eprints.ums.a .id/10414/1/J210060078.pdf c.id/15051/3/Bab_1_.pdf diakses Diakses pada Tanggal 15 Oktober pada tanggal 11 Desember 2012. 2012. Reeves, C. J. (2001). Buku Saku Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah. Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Jakarta: Salemba Medika. Ilmu. Tamsuri, A. (2007). Konsep Dan Darmojo, B, dan Martono, H. (2000). Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: Buku Ajar Geriatri: Ilmu EGC. Kesehatan Lanjut Usia (2 ed.). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Muhammad, I. (2010). Pengaruh Pemberian Teknik Stimulasi Kulit Kompres Dingin (Es) terhadap Skala Nyeri (Rheumatik) pada Lansia di Dusun Pateboan Desa Kebonwaris Kec.Pandaan- Pasuruan.Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Stiker Bina Sehat PPNI Mojokerto. Potter, P. A. dan Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktis (4 ed.). Jakarta: EGC. Prasetyo, S. N. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purnomo, J. (2010). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Reumatik dengan Sikap Lansia dalam Mengatasi Kekambuhan Penyakit Reumatik di Posyandu Lansia Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.Skripsi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu
The Breakthrough Back Pain Healing and Relief Plan: The book that unlocked the secrets of back pain care, sciatica pain relief naturally via diet, exercises & understanding the mind-body connection
The Cold Plunge Cryotherapy Book: Diving Into the Healing Powers of Cold Water Exposure Therapy - Guide to Boosting Wellness Through Stress Reduction, Improving Sleep, and Increasing Energy