Anda di halaman 1dari 6

Gambaran Pengetahuan Pasien Katarak Tentang Tindakan Operasi di Poli Mata

RSUD Raden Mataher Provinsi Jambi Tahun 2013


Bambang Herianto1, Kuswaya Waslan2, Oki Permana3

1.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi
2.
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
3.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi

Abstract
Background : vision is one of important sense instrument for human. The abnormality of the
eye is cataract. Cataract is eye’s abnormality which causes blindness and vision discruption.
Cataract is the most causing of blindness in the world. Approximately 1,5 million Indonesian
people get blindness and more then half of it is caused by cataract. Surgery is the treatment
for cataract. Knowledge is result of know, and it is happened after person do sensing to
specific object. Some research showed that any patient denied cataract surgery. The factor
that influence patient to refuse surgery is knowledge.
Method : this study is descriptive. Sample in this study is patient who come to eye poly and
they are diagnosed cataract. Amount sample is 96 respondent. The data was taken by
answering the questionnaire.
Results : Respondent in good knowledge category about cataract is 37 persons or 38.5%.
Respondent in enough knowledge category about cataract is 14 persons or 14.6%.
Respondent in poor knowledge category about cataract is 45 persons or 46.9%. Respondent
in good knowledge category about cataract surgery definition is 17 persons or 17.7%.
Respondent in enough knowledge category about cataract surgery definition is 0 persons or
0%. Respondent in poor knowledge category about cataract surgery definition is 79 persons
or 82.3%.
Conclusion : The highest percentage of respondent knowledge about cataract is poor
category approximately 45 persons or 46.9%. The highest percentage of respondent
knowledge about cataract surgery is poor category approximately 79 persons or 82.3%.
Key words : Cataract, Knowledge, Surgery

PENDAHULUAN terlihat sejak bayi lahir yang disebut katarak


Mata merupakan salah satu panca indera kongenital. Katarak kongenital dan juvenil
yang sangat penting bagi manusia dan disebut juga katarak perkembangan atau
penglihatan merupakan hal yang sangat pertumbuhan karna secara biologik serat
penting dalam menentukan kualitas hidup lensa masih dalam perkembangannya.
manusia. Kelainan pada mata dapat Katarak pada usia lanjut di sebut juga
menyebabkan ganggaun penglihatan hingga katarak senil. Kekeruhan lensa dapat juga
dapat menyebabkan kebutaan. 1,2 terjadi akibat penyakit lain yang disebut
Kelainan pada lensa dapat berupa kekeruhan katarak komplikata atau dapat akibat ruda
lensa yang disebut katarak, dapat terjadi pada paksa yang disebut katarak trauma.3
embrio di dalam kandungan yang sudah
Pada tahun 2010, WHO mengeluarkan orang tersebut akan semakin luas pula
estimasi global terbaru diamana terdapat 285 pengetahuannya. Akan tetapi perlu
juta orang mengalami gangguan penglihatan ditekankan, bukan berarti seseorang yang
dan 39 juta orang diantaranya mengalami berpendidikan rendah mutlak
4,5
kebutaan. Hasil Survei Kesehatan Indera berpengetahuan rendah pula.8
Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993- Hal ini mengingat bahwa peningkatan
1996 menunjukkan bahwa 1,5 % penduduk pengetahuan tidak mutlak di peroleh melalui
Indonesia mengalami kebutaan dan lebih dari pendidikan non formal. Pengetahuan
setengahnya (sekitar 1,5 juta) kebutaan seseorang tentang suatu objek mengandung
tersebut disebabkan oleh katarak.6,7 dua aspek yaitu aspek positif dan aspek
Data yang peneliti peroleh Di poli mata negatif. Kedua aspek ini akan menentukan
RSUD Raden Mattaher Jambi menunjukan, sikap seseorang, semakin banyak aspek
jumlah pasien katarak dipoli mata pada tahun positif dan objek yang diketahui, maka akan
2011 pasien rawat jalan sebanyak 2804 menimbulkan sikap positif terhadap objek
pasien katarak dan jumlah pasien rawat inap tertentu.8
yang akan di lakukan operasi 574 pasien Di samping pengetahuan, kerja sama
rawat inap. individu, keluarga dan tenaga kesehatan juga
Katarak merupakan suatu keadaan patologis sangat penting. Keluarga memiliki peranan
lensa, dimana lensa akan menjadi keruh untuk memberikan perhatian khusus dan
akibat terjadinya hidrasi cairan lensa atau pengawasan sedini mungkin untuk mencegah
denaturasi protein, kekeruhan akan mengenai terjadinya penurunan fungsi penglihatan atau
kedua mata dan berjalan secara progresif kebutaan. Dari sini petugas kesehatan
dan tidak mengalami perubahan dalam waktu diharapkan mampu memberikan penyuluhan
yang lama, kekeruhan pada lensa dapat yang adekuat tentang tindakan operasi yang
terjadi sejak lahir dan akan mulai terlihat akan dilakukan tersebut.
pada usia 1 tahun sampai pada usia lebih dari Disamping itu juga persiapan operasi yang
50 tahun.4 adekuat meliputi persiapan fisik dan
Sebagai pasien yang memiliki penyakit psikologi dari pasien juga sangat diperlukan.
katarak maka dibutuhkan pengetahuan Jadi permasalahan dalam penelitian ini
mengenai katarak. Pengetahuan itu sendiri adalah masih ada pasien katarak menolak
dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. dilakukan tindakan operasi, oleh karena itu
Pengetahuan sangat erat hubungannya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan pendidikan, dimana diharapkan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka pasien katarak tentang tindakan operasi di
Poli Mata RSUD Raden Matahher Jambi Mataher Provinsi Jambi yaitu menurut pasien
Tahun 2013. katarak yang ebagian besar pelayanannya
cukup sebesar 86 orang atau 89.6 % dan
METODE PENELITIAN kurang 10 orang atau 10.4 %
Penelitian yang bersifat deskriptif ini Fasilitas yang di gunakan pasien katarak
dilakukan pada seluruh pasien katarak yang yang berkunjung di poli mata RSUD Raden
periksa di Poli Mata RSUD Raden Matahher Mataher Prov.Jambi yaitu menggunakan
Jambi pada bulan juni Tahun 2013. layanan Askes 46 orang atau 47,9%,
Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan jamkesmas 22 orang atau 22,9%, jamkesda
dengan cara minimal sampel yaitu 93 orang 12 orang atau 12,5%, Asuransi lain 1 orang
yang akan dilakukan tindakan operasi dan atau 1,04%, umum 15 orang atau 15,6%.
bersedia mengisi informed concent.
Instrumen penelitian menggunakan lembar PEMBAHASAN
kuisioner tertutup dan di uji validitas dan Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang
reliabilitas dari kuisioner. Kemudian Katarak
menandatangani lembar informed concent. Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,
Data yang telah diambil akan dibuat tabel terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
deskriptif dari pengetahuan pasien yang akan pengetahuan seseorang salah satunya adalah
dioperasi. informasi. Dimana kemudahan dalam
memperoleh suatu informasi dapat
HASIL PENELITIAN membantu mempercepat seseorang untung
Hasil penelitan ini menunjukkan memperoleh pengetahuan yang baru. Selain
pengetahuan pasien katarak tentang katarak faktor informasi yang dapat mempengaruhi
mempunyai pengetahuan yang baik 37 pengetahuan yang baru. Selain faktor
orang atau 38.5%, cukup 14 orang atau informasi yang dapat mempengaruhi
14,6%, dan pengetahuan kurang sebanyak pengetahuan seseorang terdapat pula faktor
45 orang atau 46.9 %. pendidikan dan pengalaman yang juga dapat
Pengetahuan pasien katarak tentang tindakan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
operasi mempunyai pengetahuan yang baik Pendidikan berarti bimbingan yang di
yaitu 17 orang atau 17.7%, cukup 0 orang berikan seseorang pada orang lain terhadap
atau 0 %, dan pengetahuan kurang sebanyak sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
79 orang atau 82.3 %. Tidak dapat di pungkiri bahwa makin tinggi
Persepsi pasien katarak tentang pendidikan sesorang semakin mudah pula
pelayanan di Poli Mata RSUD Raden mereka dapat menerima informasi. Dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan disebabkan karena pendidikan, umur dan
yang dimilikinya.9 pekerjaan. Seseorang yang berpendidikan

Hasil penelitian menemukan bahwa dari tinggi pengetahuannya akan berbeda dengan

dari 96 responden katarak di Poli Mata orang yang hanya berpendidikan sekolah

RSUD Raden Mataher Jambi pada Bulan dasar (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

Juni – Juli 2013. Yang memiliki pengetahuan Hasil penelitian menemukan bahwa dari

Baik, cukup dan kurang mengenai penyakit dari 96 responden katarak di Poli Mata

katarak yaitu baik 37 orang atau 38.5%, RSUD Raden Mataher Jambi pada Bulan

cukup 14 orang atau 14,6%, dan pengetahuan Juni – Juli 2013. yang memiliki pengetahuan

kurang sebanyak 45 orang atau 46.9 %. Baik,cukup dan kurang mengenai pengertian
tindakan operasi yaitu 17 orang atau 17.7%,
Dari kusioner yang telah di tanyakan
cukup 0 orang atau 0 %, dan pengetahuan
kepada responden bahwa masih ada
kurang sebanyak 79 orang atau 82.3 %.
responden yang masih belum mengerti
Pada penelitian ini, didapatkan proporsi
tentang struktur mata dan penyakit katarak
terbesar tingkat pengetahuan menegenai
contohnya pada pertayaan kusioner No.1 di
pengertian operasi katarak di Poli Mata
mana pasien belum mengetahui apa itu lensa
RSUD Raden Mataher Provinsi Jambi adalah
mata dan juga pasien masih belum
tingkat pengetahuan kurang. Hal ini dapat di
mengetahui bahwa katarak juga bisa terjadi
artikan bahwa mayoritas pasien sebenarnya
pada masih bayi atau katarak juvenile contoh
belum mengerti tentang operasi katarak.
pertayaan No.3 pada kuisioner.
Penelitian yang di lakukan sofia Arditya
Pada penelitian ini, didapatkan proporsi
k dan fittin L. Rahmi pada tahun 2007
terbesar tingkat pengetahuan pasien katarak
dengan jumlah sampel 50 responden di
di Poli Mata RSUD Raden Mataher Provinsi
dapatkan hasil yang berbeda yaitu
Jambi adalah tingkat pengetahuan kurang.
pengetahuan kurang 34%,sedang 38% dan
Hal ini dapat di artikan bahwa mayoritas
pengetahuan baik 28 %.10
pasien sebenarnya belum mengerti tentang
penyakit katarak. Penelitian yang di lakukan oleh Novia
Chandra Prastica pada tahun 2012 dengan
Gambaran Pengetahuan Pasien tentang
jumlah reponden 21 orang maka di dapatkan
Tindakan Operasi
hasil hampir setengahnya (47,7%)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 96
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
pasien katarak sebagian besar mempunyai
katarak . 11
pengetahuan kurang tentang pengertian
tindakan operasi. Hal ini kemungkinan
Dengan tingkat pengetahuan baik atau 89.6 % dan kurang 10 orang atau 10.4%.
cukup, memungkinkan seseorang bukan Sebagian besar pelayanan sudah cukup baik
hanya sekedar mengetahui saja informasi itu dari segi pelayanan, peran tenaga
yang diterima, tetapi juga bisa menguasai kesehatan, fasilitas alat – alat, obat – obatan,
sepenuhnya informasi tersebut, khususnya dan ruangan.
tentang dampak apabila tidak dilakukan Penelitian yang di lakukan Rita rezki
operasi pada pasien katarak. Hal ini sesuai siregar mengenai persepsi kepuasam pasien
dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo pada pelayanan di poli umum Puskesmas
(2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan paal merah 1 kota Jambi tahun 2013 didapat
merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah hasil rata–rata tingkat kepuasan bahwa dari
orang melakukan penginderaan terhadap 97 responden,sebanyak 73 responden atau
suatu objek tertentu. melalui panca indera 75.3% pasien puas, dan sisanya 24
manusia, yaitu: indera penglihatan, responden 24.7% pasien tidak puas.33
pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang Pencarian pelayanan kesehatan
disimpan dalam ingatan meliputi fakta, tergantung berbagai faktor, seperti faktor
kaidah, prinsip dan metode yang diketahui. pendidikan, faktor sosial, faktor budaya,
Hasil tersebut dikuatkan oleh pendapat faktor ekonomi, dan lain- lain. Salah satunya
Winkel (1998), bahwa pengetahuan pendidikan berkaitan dengan kebutuhan
mencakup ingatan akan hal- hal yang pernah pencarian pelayanan kesehatan. Pendidikan
dipelajari dan disimpan dalam ingatan, yang mempengaruhi apa yang dilakukan, hal
meliputi fakta, kaidah, prinsip dan metode tersebut tercermin dari pengetahuan, sikap
yang diketahui. Pengetahuan disimpan dalam dan prilaku.pendidikan yang rendah
ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
bentuk ingatan mengingat atau mengenal kesehatan yang rendah. Pendidikan akan
kembali. berpengaruh terhadap pengetahuan yang
Persepsi Pasien Katarak tentang dimilikinya. Pengetahuan adalah faktor
Pelayanan di Poli Mata RSUD Raden penentu prilaku. Fungsi pengetahuan juga
Mataher Provinsi Jambi bisa membantu seseorang untuk mengurangi
Berdasarkan tabel 4.3 Mengenai persepsi ketidak pastian atau kebingungan. Jika
pelayanan pasien di Poli Mata RSUD Raden seseorang pasien sebelumnya telah
Mataher hasil dari peneliti lakukan dengan mengetahui kualitas jasa/pelayanan yang
96 orang pasien katarak yang berkunjung di akan dibelinya, maka hal itu akan
poli mata RSUD Raden Mataher Jambi maka mengurangi ketidakpastian atau resiko
di dapatkan hasil yaitu cukup 86 orang atau pembelian.12
Penglihatan dan Kebutaan untuk Mencapai
Vision 2020. Diunduh 30 Agustus 2012.
KESIMPULAN URL:http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bi
Sebagian besar pasien katarak mempunyai tstream/123456789/1030/3/KMK1473-1005-
G56.pdf
pengetahuan kurang tentang pengertian 7. Gangguan penglihatan masih menjadi masalah
penyakit katarak yaitu 45 orang atau 46.9%. kesehatatan
hhtp://www.depkes.go.id/index.php/berita/pr
Sebagian besar pasien katarak mempunyai ess-release/845-gangguan-penglihatan-masih-
pengetahuan kurang tentang tindakan operasi menjadi-masalah-kesehatan.pdf
8. A Wawan dan Dewi M. Pengetahuan,Sikap
yaitu 79 orang atau 82.3%. dan Prilaku Manusia.Yogyakarta.Nuha
Sebagian besar persepsi pasien katarak Medika.2011
9. Mubarak WI, Nurul C, Khorul R, Supriadi .
tentang pelayanan di Poli Mata RSUD Raden Promosi kesehatan sebuah pengantar proses
belajar mengajar dalam pendidikan.
Mataher Jambi adalah cukup yaitu 86 orang
Yogyakarta : Graha Ilmu : 2007. Hal 26 – 31.
atau 89.6% 10. Sofia Arditya K. dan Fifin L. Rahmi. Hubungan
pengetahuan dan sikap terhadap operasi
Sebagian besar pasien yang berkunjung ke
katarak pada pasien katarak senilis di RSUP Dr.
poli mata RSUD Raden Mataher Kariadi Semarang. Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro:2007
menggunakan layanan Askes yaitu 46 orang 11. Rita Rezki Siregar. Gambaran persepsi
atau 47.9 %. kepuasan pasien pelayanan dokter di poli
umum puskesmas paal merah 1 kota jambi
tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA 12. Tijipto, Fandi dan Diana, Anastasia. Total
Quality Management. Yogyakarta: Andi
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Offset.2006
Tahun2009 tentang Kesehatan
2. Afandi, Dedi Hak Atas Kesehatan dalam
Perspektif HAM. Jurnal Ilmu kedokteran,Maret
2008.Jilid 2 Nomor 1 ISSN 1978-662X
3. Prof.dr.Sidarta Ilya Sp.M. Ilmu Penyakit Mata
Edisi ke 2.Jakarta:CV Sagung Seto.2002
4. Pascolini D, Mariotti SPM. Global Estimates of
Visual Impairment. 2010. British Journal
Ophthalmology Online First published
December 1, 2011 as 10.1136/bjophthalmol-
2011-300539.Diunduh 30 Agustus 2012. URL
:http://www.who.int/blindness/VI_BJO_text.p
df
5. World Health Organization. Global Data On
Visual Impairments 2010. Switzerland : World
Health Organization. Diunduh 30 Agustus
2012.
URL:http://www.who.int/blindness/GLOBALD
ATAFINALforweb.pdf
6. Menteri Kesehatan RI. KEPMENKES No
1473/MENKES/SK/X/2005. Rencana Strategi
Nasional Penanggulangan Gangguan

Anda mungkin juga menyukai