Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahkluk hidup termasuk didalamnya tumbuhan dan hewan baik
mikroorganisme maupun makroorganisme sama – sama memiliki aktifitas
tertentu dalam mempertahankan hidupnya, salah satunya adalah respirasi. Namun
apakah respirasi tumbuhan sama dengan respirasi hewan?? Tumbuhan dan hewan
pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda.
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang
berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya.
Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri,
menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai
batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus bergerak, harus mencari
makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga
integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan
atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui
pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah,
memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang
diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan
sebagian besar harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas
pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan
pertumbuhan.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi
pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang
dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Respirasi adalah
proses Reduksi, Oksidasi, dan Dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun
tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam
proses tersebut di sebabkan sejumlah energy. Tenaga yang di bebaskan dalam
respirasi berasal dari tenaga potensial kimia yang berupa ikatan kimia.
Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh
tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah
proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat
organik karbohidrat dengan bantuan cahaya.
Dengan adanya perbedaan dari aktifitas hewan dan tumbuhan, terlebih
khusus pada proses respirasi. Maka melalui makalah ini diharapkan dapat
memberikan paparan yang relefan menganai respirasi pada tumbuhan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian atau definisi dari respirasi ?
2. Dimana letak respirasi dalam sel ?
3. Apa saja jenis-jenis respirasi ?
4. Bagaimana mekenisme terjadinya proses respirasi ?
5. Faktor- factor apa yang mempengaruhi proses respirasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari respirasi.
2. Mengetahui tentang tempat terjadinya proses respirasi.
3. Mengetahu jenis-jenis respirasi.
4. Mempelejari bagaimana terjadinya proses respirasi.
5. Mengetahui dan mempelejari faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses
respirasi.
BAB II
ISI

A. Pengertian Respirasi
Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi
menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Energi ini
diproleh dengan cara menyadap energi kimia yang terbentuk dalam moleul
organik yang disintesis oleh proses fotosintesis. Proses pelepasan energi yang
menyediakan energi bagi keperluan sel itu dikenal dengan istilah proses respirasi.
Biasanya respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen
dari udara membentuk karbon dioksida dan air.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan
jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan
dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-
hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah
respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah
pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari
individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan
dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu
melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai
unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula
atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa
molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi),
energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau
NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan
energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen
sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob.
Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang
disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses
pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri
anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai
oksidator. Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme
eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

B. Letak Terjadinya Proses Respirasi


Reaksi respirasi sebagian berlangsung dalam mitokondria dan sebagian
yang lain terjadi di sitoplasma mitokondria mempunyai membrane ganda (luar
dan dalam) dengan ruangan intermembran (di antara membrane luar dan dalam).
Berdasarkan pernyataan yang berbunyi “ baik menggunakan oksigen atau
tidak” terkandung pengertian ada respirasi yang menggunakan oksigen (respirasi
aerob) dan respirasi yang tidak memerluka oksigen (respirasi anaerob). Respirasi
anaerob hanya dapat di lakukan oleh kelompok mikroorganisme tertentu (bakteri),
sedangkan pada organisme tingkat tingi belum di ketahui kemampuannya untuk
malakukan respirasi anaerob. Dengan demikian bila tidak tersedia oksigen,
organisme tingkat tinggi tidak akan melakukan respirasi anaerob melainkan akan
melakukan proses permentasi.sementara itu,berdasarkan pernyataan yang
berbunyi”menjadi senyawa yang lebih sederhana”terkandung pengertian ada
respirasi yang hasil akhirnya berupa CO2 dan H2O (respirasi sempurna) dan
respirasi yang hasil akhirnya berupa senyawa organic (respirasi tidak sempurna).

C. Jenis-Jenis Respirasi
 Respirasi Aerobik
Adalah proses biologi dimana senyawa organik tereduksi dimobilisasi dan
kemudian dioksidasi secara terkontrol. Dalam proses ini energi bebas dilepaskan
dan kemudian digabungkan dalam bentuk ATP, yang dapat segera digunakan
dalam perkembangan tanaman.
Respiarsi aerobik secara umum disebut oksidasi senyawa gula berkarbon 6
(glukosa ). Dengan reaksi dasar:
C6H12O6 + O2 + H2O 6 CO2 + 12 H2O
Glukosa di oksidasi secara sempurna menjadi CO2, dan oksigen (akseptor
hidrogen terakhir) direduksi menjadi air. Oksidasi glukosa dilakukan secara
bertahap dalam beberapa rangkaian reaksi guna menghindari kerusakan struktur
seluler ( kebakaran) akibat pelepasan energi yang sangat besar.
Tahap – tahap repirasi aerobik ( oksidasi glukosa):
1. Glikolisis
Istilah glikolisis yang berarti pemecahan gula, diperkenalkan pada tahun
1909 untuk maksud perombakan gula menjadi etil alkohol. Tetapi sebagian sel
akan menghasilkan asam piruvat, bukan etanol, jika mendapat aerasi secara
normal. Glikolisis terjadi pada semua organisme hidup. Secara evolusi, tahapan
ini dianggap sebagai tahapan yang paling tua dari ketiga tahapan respirasi.
Glikolisis merupakan tahapan pertama respirasi, dimana glukosa dipecah
menjadi 2 buah senyawa 3 karbon, yang kemudian dioksidasi dan diubah menjadi
asam piruvat, yang akan digunakan dalam siklus asam trikarboksilat. Oksigen
tidak dibutuhkan pada konversi glukosa menjadi asam piruvat, sehingga glikolisis
dianggap sebagai cara menghasilkan energi pada jaringan tanaman ketika
konsentrasi oksigen rendah.
Tahapan reaksi glikolisis dimulai dengan terjadinya dua kali fosforilasi
glukosa/fruktosa, dan kemudian pecah menjadi 2 buah senyawa gula 3 karbon:
glyceraldehyde-3-phosphat Reaksi ini memerlukan 2 ATP/glukosa Setelah
terbentuk glyceraldehyde-3-phosphat, jalur glikolisis ini mulai dapat mengekstrak
energi. Jika tidak terdapat O2, siklus asam trikarboksilat dan transport elektron
tidak terjadi, sehingga reaksi glikolisis tidak dapat berlanjut karena tidak adanya
suplai NAD+. Akibatnya reaksi yang dikatalisis oleh glyceraldehyde-3-phosphat
dehidrogenase tidak dapat berlangsung.
2. Siklus Krebs / daur trikarboksilat
Dinamakan siklus krebs untuk menghargai ahli biokimia dari ingris, Hans
A Krebs, yang pada tahun 1937 mengajukan suatu daur reaksi untuk menerangkan
cara perombakan piruvat pada otot dada burung merpati. Siklus krebs terjadi di
matriks pada mitokondria. Siklus asam trikarboksilat disebut juga siklus asam
sitrat karena pentingnya asam sitrat sebagai substrat intermediet dalam siklus ini
Asam piruvat hasil glikolisis, ketika memasuki matriks mitokondria,
didekarboksilasi oksidatif sehingga menghasilkan NADH, CO2, dan asam asetat.
Asam asetat selanjutnya digabungkan dengan coenzim A, membentuk Asetil
CoenzimA (asetil co A). Konversi asam piruvat menjadi asetil coA terdiri atas tiga
tahapan yaitu dekarboksilasi, oksidasi dan konjugasi dengan Asetil coA. Oksidasi
piruvat dalam mitokondriamenghasilkan 3 molekul CO2, 4 NADH,FADH dan
ATP.
3. Transpor Elektron
Elektron berenergi tinggi yang ditangkap selama siklus asam trikarboksilat
harus diubah menjadi ATP, untuk dapat dimanfaatkan. Untuk setiap molekul
glukosa yang dioksidasi melalui glikolisis dan siklus Krebs, akan dihasilkan 2
NADH dalam sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam matriks.
NADH + H+ + ½ O2 NAD+ + H20.
Oksidasi glukosa secara sempurna menghasilkan 4 ATP, 2 NADH dalam
sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam mitokondria. Karena 1 NADH setara
dengan 3 ATP dan 1 FADH2 setara 2 ATP, maka dari 1 molekul glukosa
dihasilkan total 38 ATP. Secara umum 56 % dari total energi yang tersedia dalam
glukosa dapat dikonversi menjadi ATP.
 Respirasi Anaerobik
Respirasi anaerob merupakan respirasi tanpa menggunakan oksigen.
Dalam kondisi tidak ada oksigen, tanaman melakukan metabolisme fermentatif.
Fermentasi dapat terjadi melalui fermentasi alkohol atau fermentasi asam laktat.
Laktat dianggap merupakan produk akhir fermentasi yang relatif lebih
berbahaya dibanding alkohol karena akumulasi laktat berdampak pada penurunan
pH sitosol.

D. Mekanisme Terjadinya Proses Respirasi


Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H, 2O6 + 6O2 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O+ CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
2 molekul asam piravat.
2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.
2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi
kimia.
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai
NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria
(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem
pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi
selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh
melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan
hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 5O2 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Respirasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara
lain: umur/usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran
organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga
mempengaruhi rata-rata pernapasan. Untuk mengetahui bahwa kecambah kacang
hijau melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat mengamati tabung
respirometer. Jika kecambah kacang hijau dalam tabung berespirasi maka kita
akan menemukan uap air yang menempel dalam tabung respirometer, tetapi jika
tidak ada uap air itu artinya kecambah kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap
air dijadikan indikator respirasi karena dalam proses respirasi akan dilepaskan
karbon dioksida dan uap air. Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam
mengoleskan vaselin pada sumbat, jangan sampai ada rongga udara yang masih
terbuka karena hal ini bisa mengganggu pengamatan.
Respirasi aerob pada pengukuran respirasi kecambah berarti diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbodioksida serta energi. Sedangkan respirasi anaerob
berarti respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan dihasilkan
senyawa selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida atau asam asetat
dengan sedikit energi. Adapun persamaan reaksi dari respirasi + KOH adalah :
C6H12O6 + KOH 2C2 H5OH + 2CO2 + K + ENERGI
Respirasi aerob pada pengukuran respirasi kecambah berarti diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbodioksida serta energi. Sedangkan respirasi anaerob
berarti respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan dihasilkan
senyawa selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida atau asam asetat
dengan sedikit energi. Laju respirasi dapat diketahui dari waktu yang digunakan
kecambah kacang hijau untuk menarik eosin, sedangkan banyaknya oksigen yang
diperlukan selama proses respirasi dapat diketahui dari sejauh mana eosin naik.
Kecambah kacang hijau menarik eosin dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
kenaikan eosin secara lambat. Kenaikan ini terjadi, sejauh 200 pada skala
respirometer dengan menggunakan akuades. Sedangkan pada tahap kedua, yaitu
tahap kenaikan 160 pada skala respirometer dengan menggunakan KOH 10 %.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Respirasi pada tumbuhan merupakan proses pelepasan energi yang
menyediakan energi bagi keperluan sel.
2. Respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
 Respirasi anaerob: proses respirasi tanpa menggunkan oksigen
 Respirasi aerob: Proses respirasi dengan membutuhkan oksigen
3. Hasil dari respirasi:
 Respirasi anaerob ( fermentasi) menghasilkan asam laktat atau etanol.
 Respirasi aerob:
 Glikolisis : menghasilkan 2 NADH ( 1 NADH= 3 ATP) = 6 ATP
 Daur krebs : menghasilkan 2 ATP+ 8 NADH + 2 ubikuinol( 1
ubikuinol = 2 ATP) jadi jumlah total ATP= 30
 Jadi jumlah total = 36 untuk satu molekul glukosa.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.


Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat.Banjarbaru.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. PT
Gramedia. Jakarta.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai