Mengapa bayi suka menghisap jari? Jangan hawatir, karena setiap bayi pasti akan mengisap jari.
Terlebih pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan mengisap jari acap kali dilakukan. Reflek hisap
yang dilakukan bayi sudah dilakukan sejak berada dikandungan, sehingga apabila hal ini terjadi
maka bayi menunjukkan keadaan normal. Itulah mengapa, bila bayi mau menyusu, puting susu
ibu tak perlu dipaksa dimasukkan ke mulut bayi. Cukup pipinya digeser-geser dengan puting,
maka bayi akan mencari arah puting.
Dalam teori psikologi disebutkan bahwa dorongan untuk melakukan hisapan ini ada dua
yakni libido (dorongan seksual pada anak yang berbeda dengan orang dewasa) yang merupakan
dorongan primer yang merupakan sumber energi ego dalam pengalaman awal bayi terhadap
lingkungan di luar rahim ibunya. Kemudian, yang kedua adalah dorongan agresif yang terlihat
pada upaya menggigit, mengunyah, meludah dan menangis.
Bayi baru lahir berada dalam tahap awal pengalaman menyalurkan insting primitifnya
yakni pemuasan oral (oral gratification) dengan melakukan hisapan dan belum menyadari
hubungan pemenuhan kebutuhan makanan (rasa lapar dan haus) dengan aktivitasnya
melakukan hisapan mulut dan keluarnya ASI. Lambat laun pengalaman menghisap ini membuat
bayi menyimpan memori pertama dalam kehidupannya bahwa dengan menghisap ASI pada
payudara ibunya ia akan merasa kenyang, nyaman, kebutuhan rasa aman dan kasih sayang
terpenuhi.
Bayi suka menghisap jari adalah modal awal untuk perkembangan pisokologisnya. Perlu
diketahui pada bayi prematur memang daya hisap pada saat menyusui belum seberapa kuat,
namun sebaiknya tetap lakukan kontak fisik menyusui bayi bila keadaan bayi stabil dan tanpa alat
bantu pernafasan. Minta pada perawat untuk metode kanguru. Meskipun kemampuan bayi
prematur menghisap hanya sebentar karena mudah lelah dan tertidur, pastikan bahwa ibu telah
memberi kesempatan pada bayi untuk menghisap dan menyalurkan kebutuhan fase oral.
Kenyataannya, dengan menghisap sesuatu meskipun bukan makanan pada bayi prematur juga
akan lebih cepat naik berat badannya dan mengurangi frekuensi bayi menangis (Anderson,
1986).
Sementara itu, pengamatan pada bayi yang lahir dengan kelainan bibir sumbing dan
menjalani operasi celah bibir, ternyata bayi tetap berusaha untuk mendapatkan kepuasan dan
pemenuhan fase oral ini dengan menghisap lidahnya sendiri. Dengan demikian, sebaiknya ibu
lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pemuasan fase oral untuk perkembangan bayi,
karena fase oral ini hanya berlangsung hingga 18 bulan. Ibu tak perlu cemas. Menghisap jari ini
tidak akan menjadi kebiasaan buruk pada bayi. Dengan catatan, tangan dan jari bayi bersih. Bila
sesekali ia menghisap mainan maka ibu perlu memastikan bahwa mainan anak yang dihisap
bersih.
Bila anak sudah tumbuh gigi permanen atau usia 4 tahun anak masih mengemut jari, ibu
bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Untuk membantu menghilangkan kebiasaan
menghisap jari atau benda - benda di usia lebih dari 2 tahun ibu bisa menggantikan dengan
memberi kesempatan anak memegang jenis makanan berupa potongan buah-buahan segar dan
memperpanjang waktu pemberian makan. Perhatikan agar bayi tidak memasukkan benda -
benda berbahaya ke dalam mulut untuk dihisap.