Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita
suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Perilaku Organisasi yang berjudul “Gaya Kepemimpinan
dalam Memahami Kelompok atau Tim Kerja Perspektif Komunikasi” ini dengan
lancar.

Makalah Perilaku Organisasi ini kami susun guna memenuhi tugas mata
kuliah Perilaku Organisasi yang diberikan oleh Ibu Eni Endaryati, S.Kom, MSi
selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Eni Endaryati, S.Kom,


Msi, selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan
pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Semarang, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
C. Rumusan Masalah ..............................................................................
D. Manfaat ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
A. Konsep Tentang Tim Kerja ................................................................
B. Membentuk Tim Kerja yang Efektif ..................................................
C. Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim .........................................
D. Tipe dan Gaya Kepemimpinan...........................................................
E. Macam-macam Komunikasi dalam Organisasi Tim Kerja ................
BAB III PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap


dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan
orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim
justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan
inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-
sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling
mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan
kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan
pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan
menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat
diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab
dalam keorganisasian.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan,
sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang
dilakukan oleh seorang individu. Tim boleh jadi merupakan kelompok kerja
yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat temporer yang bertugas untuk
menyelesaikan sebuah proyek tertentu.Tim yang relatif permanen biasanya
dinamakan “natural team work”, sedangkan yang temporer banyak disebut
sebagai “a cross-functional action team”biasanya terdiri dari orang-orang dari
berbagai bagian atau departemen. Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah
“self-directed”, karenanya tim semacam ini kurang memerlukan pengawasan,
dan memiliki otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa
bekerja secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan, dan
produktivitas, banyak organisasi yang memandang pembangunan tim
merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau groups
didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan

1
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja
(work groups) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi
terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna
membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat
di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota
tim. Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari
seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan
tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang
mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif
melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan
suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para
individunya.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan
baik. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam
menjalankan semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut.
Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-
kriteria tertentu yang harus dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam
berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen diperhatikan.
Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan khususnya dan
umumnya organisasi-organisasi lain, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu
komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan
komunikasi yang terjadidiluar perusahaan (external communication). Di dalam
komunikasi internal, baiksecara vertical, horizontal, maupun diagonal sering
terjadi kesulitan yangmenyebabkan terjadinya ketidak lancaran komunikasi
atau dengan kata lain terjadimiss komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan
adanya kesalah pahaman, adanya sifat psikologis seperti egois, kurangnya
keterbukaan antar pegawai, adanya perasaan tertekan dan sebagainya, sehingga
menyebabkan komunikasi tidak efektif dan pada akhirnya tujuan organisasi pun
sulit untuk dicapai. Maka penyusun mencoba menguraikan materi Tim kerja,
Tipe dan gaya kepemimpinan serta Komunikasi tim kerja dalam makalah ini.

2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep tentang Tim Kerja ?
2. Bagaimanakah membentuk Tim Kerja ?
3. Bagaimanakah mengubah individu menjadi pemain Tim Kerja ?
4. Apa sajakah tipe dan gaya kepemimpinan ?
5. Apa sajakah komunikasi dalam organisasi Tim kerja?

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diuraikan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Tim Kerja.
2. Model keefektifan Tim kerja.
3. Mengubah individu menjadi pemain Tim.
4. Macam-macam teori kepemimpinan.
5. Macam-macam komunikasi dalam Tim Kerja.

D. Manfaat
Melalui makalah ini pembaca lebih mengetahui dan memahami fungsi
dan manfaat bekerja dalam tim serta cara pandang komunikasi pemimpin.
Fungsi bekerja dalam tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan nilai-
nilai pribadi, serta dapat mendisiplinkan anggota lainnya. Anggota tim yang
menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan kewajiban untuk mematuhi
dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam tim. Selain itu tim
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan
bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda-
beda mungkin saja membawa perspektif atau pengaruh positif terhadap proses
pengambilan keputusan.
Tim tidak hanya penting dan bermanfaat pada organisasi saja, tetapi juga
memberikan manfaat bagi individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan
kepuasan sosial bagi para anggotanya. Manfaat lain dari tim adalah
meningkatkan komunikasi interpersonal diantara para anggotanya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Tentang Tim Kerja


1. Pengertian Tim Kerja
Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan
oleh para ahli, antara lain :
a. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim
lebih baik daripada kinerja per individu disuatu organsasi.
b. Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitive, dan
senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam
dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif
melalui usaha yang terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka
menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan
potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang
lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul
daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut
keterampilan ganda.
c. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih
yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik.
d. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil
orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen
untuk maksud bersama.
e. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien.

4
2. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.
Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular.
Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.

Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai


dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang
bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja
adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan
mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam
bidang tanggung jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan
kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar
jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja
yang lebih besar daripada jumlah masukan.

Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan yang saling


melengkapi untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Kerja
tim dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Pekerjaan menjadi lebih ringan karena dilakukan bersama
b. Dapat menimbulkan semangat kebersamaan.
c. Lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan sendiri-sendiri.
d. Kinerja organisasi lebih meningkat.

3. Tipe/Jenis-jenis Tim
Tim dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang
paling umum digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah :
a. Tim Pemecah Masalah
Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk
membahas perbaikan kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam

5
tim pemecah masalah, anggota bernagi gagasan atau menawarkan saran
mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi
jarang tim-tim diberi wewenang untuk melaksanakan secara sepihak
setiap tindakan mereka yang disarankan.

b. Tim Kerja Pengelola Diri


Tim kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan (biasanya
10 sampai 15 orang) yang memikul tanggung jawab dari mantan
penyelia mereka. Tim ini mencakup kerja tentang perencanaan dan
penjadwalan kerja, kontrol kolektif atas langkah kerja, membuat
keputusan operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan. Tim ini
bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh anggota itu untuk
saling menilai kinerja.

c. Tim Lintas Fungsional.


Tim lintas fungsional adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki
yang sama, tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda. Tim lintas
fungsional merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang
dari aneka bidang dalam suatu organisasi (atau bahkan antar organisasi)
untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah, serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.

d. Tim Virtual
Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer
untuk mengikat secara fisik secara bersama membagi anggota untuk
mencapai tujuan bersama. Mereka mengizinkan orang untuk bergabung
secara langsung dengan menggunakan komunikasi langsung
diantaranya seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-mail.
Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis
dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja
lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau
pihak – pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual
adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok

6
orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks,
memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis
tertentu.

B. Membentuk Tim Kerja yang Efektif

Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil, hasil produktif dan
kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan
keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan
kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan
tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks
organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan.
Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami
dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma,
dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Ciri-ciri tim yang
efektif :
1. Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal
yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada
anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun
tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota
tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka
yakin ke arah mana harus mendayung.

2. Antusiasme yang tinggi.


Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki
antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi
kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan
pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian

7
mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan tanggung jawab yang jelas.


Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan
terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan
waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai
peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Komunikasi yang efektif.


Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif
antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak
yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan
berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap
anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas,
jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah
kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan
secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh
tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang
perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).

5. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini
merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada
pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada
konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai
aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun

8
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik
yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera
dikendalikan.

6. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidak beresan dalam tim yang lambat laun
akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu
diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.

7. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis
suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang
dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki
anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan
bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian
pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan
berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling
menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling
memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing
Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi
tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif
bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang
diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus

9
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya
sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk
kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa
diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata
keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila
perusahaan, beasiswa bagi anak).

8. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan
evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses
pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini
penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga
bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan
pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.

Komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif dapat


digolongkan dalam empat kategori umum. Kategori pertama rancangan
pekerjaan, kedua berkaitan dengan komposisi tim. ketiga adalah sumber dan
konstekstual lain yang menciptakan tim menjadi efektif. Terakhir, proses
variabel yang menunjukkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi
efektifitas.
a. Rancangan pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan
tanggung jawab bersama untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok
rancangan kerja meliputi variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi,
keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan untuk
menyelesaikan dan mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja
dalam tugas atau proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang
lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan

10
rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena
membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.

b. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagimana tim dapat
dibentuk menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
1. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe
keterampilan yang berbeda. Pertama, tim perlu orang-orang dengan
keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan keterampilan pemecah
masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan
membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan
keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian
konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.

2. Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-
macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim
secara keseluruhan.

3. Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman


Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi
untuk sebuah tim berdasarkan pada kepribadian dan pilihan kesukaan
mereka. Tim yang berkinerja tinggi benar-benar mencocokkan orang
dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran potensial dalam tim
yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir, pengorganisasi,
penghasil, pengontrol, pemelihara, dan penasehat. Tim kerja yang
berhasil adalah tim yang memiliki orang-orang untuk mengisi semua
peran dan menyeleksi orang-orang untuk bermain dalam peran-peran
ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.

11
4. Ukuran Tim kerja
Tim kerja terbaik cenderung lebih kecil. Bila anggotanya lebih
dari 10 sampai 12, menjadi sulit bagi mereka untuk menyelesaikan
banyak hal. Jadi dalam merancang tim yang efektif, para manajer harus
menjaga agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.

5. Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota
yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya. Ini adalah hal positif
bagi tim, karena merupakan perbaikan besar bagi penyesuaian dan
membuat kurang percaya bagi anggota tunggal.

6. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan,
beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari
parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti menggabungkan orang
yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.

c. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
1. Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk
melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi
pengaruh seperti informasi yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan
staf, dorongan dan asisten administrasi.

2. Kepemimpinan dan struktur


Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa
dan memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam
berbagi beban kerja. Disamping itu tim perlu menetapkan bagimana
jadwal ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk
dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan konflik, dan
bagaimana kelompok akan mengambil dan memodifikasi keputusan.
Menyepakati mengenai hal-hal yang spesifik dari kerja dan bagimana

12
hal itu cocok dalam memadukan keterampilan-keterampilan individual
menuntut kepemimpinan dan struktur.

3. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar


Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang tetap, insentif
individual, dan semacamnya, tidaklah konsisten dengan pengembangan
tim kinerja tinggi. Jadi disamping mengevaluasi dan mengganjar
karyawan untuk sumbangan individual mereka, manajemen hendaknya
mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, berbagi laba,
berbagi hasil, insentif kelompok kecil, dan modifikasi-modifikasi sistem
lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.

d. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses.
Pada komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
1. Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti
dan memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota
sebagai suatu visi.

2. Menegakkan tujuan spesifik


Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka
menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan
membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi
kepada tim.Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah komunikasi yang
jelas. Tujuan juga membantu memelihara fokus mereka pada perolehan
hasil.

3. Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka
percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.

13
4. Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk.
Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan
pilihan secara kritis masalah, dan dapat diambil suatu pilihan keputusan
tim yang lebih baik. Oleh karena itu keefektifan tim dikarakteristikkan
dengan suatu konflik yang pantas.

5. Kemalasan sosial
Individu-individu dapat bersembunyi dalam suatu kelompok.
Mereka dapat menyibukkan diri dalam “kemalasan sosial” dan
meluncur bersama upaya kelompok karena sumbangan individual
mereka tidak dapat dikenali. Tim yang sukses membuat anggota-
anggota secara individual maupun gabungan bertanggung jawab untuk
maksud, tujuan dan pendekatan tim.

C. Mengubah individu menjadi pemain tim


1. Tantangan
Penghalang besar dalam menggunakan tim kerja adalah penolakan
individual. Sukses seorang karyawan tidak lagi didefinisikan dalam kinerja
individu.untuk berkinerja baik sebagai anggota tim, individu-individu harus
mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-
perbedaan dan memecahkan konflik-konflik; serta menghaluskan tujuan
pribadi untuk kebaikan tim. Tantangan menciptakan pemain tim akan paling
besar jika ; budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan
dimasukkan ke dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis
menghargai prestasi individual.
2. Membentuk pemain tim
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah
individu menjadi pemain tim :
a. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk
menjadi pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim,
disamping keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi

14
pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran
tim mereka maupun persyaratan teknis. Banyak calon yang melamar
pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon
semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan mempunyai
tiga pilihan :
 Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi
pemain tim.
 Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
 Tidak mempekerjakan calon itu.

b. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang
mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian
tim. Spesialis pelatihan menjalankan latihan-latihan yang
memungkinkan karyawan untuk mengalami kepuasan yang dapat
diberikan oleh kerja tim.

c. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya
kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-
bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk
keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif

D. Tipe dan Gaya kepemimpinan


Bass (1960) menjelaskan bahwa faktor “struktur yang mengawali”
berpengaruh atas sepertiga dari variasi total dalam penelitian kepemimpinan,
dan “pertimbangan” serta “struktur yang mengawali” berpengaruh atas 83
persen dari variansi. Seorang pemimpin yang dinilai baik menitikberatkan pada
pemenuhan janji, penghargaan dan dukungan sebagai teknik motivasi dan
bertindak dengan cara yang hangat dan membantu, menunjukkan perhatian dan
penghargaan kepada bawahan. Pemimpin yang dinilai buruk member ancaman,
merendahkan, berperilaku tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta

15
menyusun peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian tujuan.
Berikut Tipe dan Gaya kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire


Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di
mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi. Keempat gaya kepemimpinan
berdasarkan kepribadian adalah Karismatis, Diplomatis, Otoriter dan
Moralis :
a) Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini
bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah
beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan.
Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan
alasan, permintaan maaf, dan janji.

16
b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya.
Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua
sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan
pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar
dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat
keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin.

c) Gaya Kepemimpinan Otoriter


Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian
prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi
langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah
harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah –
langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam
adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka
sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara.
Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

d) Gaya Kepemimpinan Moralis


Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya
Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati
yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah
hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang –
orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala
kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah
emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak

17
sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.

F. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja


a. Komunikasi Internal
Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang peranan yang
sangat penting. Komunikasi merupakan unsur pertama dalam berbisnis.
Dalam menyoroti masalah komunikasi, menegaskan bahwa komunikasi
merupakan darah sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi
dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi.
Lebih tegas dikatakan bahwa komunikasi itu sangat penting, sehingga
apabila tidak ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan berfungsi.
Meskipun kita tahu arti penting komunikasi, namun bagaimanapun masih
diragukan apakah setiap orang menyadari dengan sungguh-sungguh arti
atau makna dari komunikasi yang baik. Dalam upaya menyampaikan pesan,
ide, gagasan serta informasi lainnya dapat terjadi dalam kontek secara
vertical, horizontal, maupun secara diagonal di dalam suatu organisasi. Hal
itu menunjukan terjadinya komunikasidi dalam organisasi (Internal
Communication). Jika kita simpulkan ternyata komunikasi internal ini
hanya merupakan suatu pertukaran informasi didalam organisasi baik dalam
kontek secara vertical maupun secara horizontal. Meskipun komunikasi
internal ini terjadi dalam tiga kontek yang ada, komunikasi internalpun
dapat berlangsung secara interpersonal dan secara kelompok.

b. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang dilancarkan dari atas
ke bawah (downward communication) dan sebaliknya dari bawah ke atas
(upward communication) atau dengan kata lain komunikasi yang
dilancarkan oleh pihak atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari
bawahan kepada atasan (two way trafficcommunication). Karena
komunikasi menyangkut masalah hubungan manusiadengan manusia, maka
suksesnya komunikasi tergantung pada frame of referencemanusia-manusia
yang terlibat di dalamnya.

18
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara
mendatar antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan
karyawan dan sebagainya.Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat
proses komunikasi dengan jalurseperti itu adalah tugas Public Relation
Officer ( Kepala Hubungan Masyarakat).Antara komunikasi vertical dengan
komunikasi horizontal terkadang terjadikomunikasi diagonal.

d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar pimpinan antara
pimpinan seksidengan pegawai seksi lain. Seperti kita ketahui bahwa
komunikasi internal ini bukansaja terjadi dalam tiga kontek seperti yang
telah dijelaskan dimuka, melainkan dapatpula terjadi secara personal
(personal communication) dan secara kelompok (groupcommunication).
a. Komunikasi personal (personal communication)
Komunikasi personal adalah komunikasi antar dua orang yang
dapatberlangsung secara tatap muka (face to face communication)
dankomunikasi bermedia (mediated communication). Beberapa hal
yang perludiperhatikan dalam melakukan komunikasi personal tatap
muka adalahsebagai berikut:
1) Bersikaplah empati dan simpati
2) Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya
3) Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong
4) Kemukakanlah fakta dan kebenaran
5) Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
6) Jangan bersikap super
7) Jangan mengkritik
8) Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan
b. Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang
dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
1) Komunikasi kelompok kecil

19
Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer atau
seorang administrator dengan sekelompok karyawan yang
memungkinkanterdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk
memberikantanggapan secara verbal.
2) Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini adalah kelompok komunikasi yang karena
jumlahnyabanyak, dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat
kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.
e. Proses Komunikasi
Pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua tahap yaitu secara
primerdan sekunder.Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol).Misalnya berupa bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan sebagainya.Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorangkepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelahmemakai
lambang media. Misalnya dengan menggunakan media telepon, radio,surat,
papan pengumuman dan sebagainya.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Memahami Tim Kerja” maka


pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan
hasil kajian pustaka dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam
makalah ini. Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi
ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih.
Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga,
orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang
bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja
adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan
mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam
bidang tanggung jawabnya.
3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim pemecah masalah, Tim kerja pengelola diri,
Tim lintas fungsional dan Tim Virtual.
4. Ciri –ciri tim yang efektif apabila : memiliki tujuan yang sama, antusiasme
yang tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif,
Resolusi konflik, Shared power, keahlian, dan Evaluasi.
5. Komponen-komponen untuk menciptakan tim yang efektif antara lain :
a. Rancangan pekerjaan
 Otonomi
 Macam-macam keahlian
 Identitas tugas

21
 Kepentingan tugas

b. Komposisi
 Kemampuan
 Personalitas
 Aturan dan diversitas
 Ukuran
 Kefleksibelan
 Pilihan pada kelompok kerja

c. Konteks
 Sumber yang memadai
 Kepemimpinan
 Penilaian kinerja dan ganjaran

d. Proses
 Tujuan secara umum
 Tujuan khusus
 Kemampuan diri
 Konflik
 Kemalasan sosial

e. Tipe dan Gaya kepemimpinan


 Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
 Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
 Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
 Gaya Kepemimpinan Karismatis
 Gaya Kepemimpinan Diplomatis
 Gaya Kepemimpinan Otoriter
 Gaya Kepemimpinan Moralis

f. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja


 Komunikasi Internal

22
 Komunikasi Vertikal
 Komunikasi Horizontal
 Komunikasi Diagonal
 Komunikasi personal (personal communication)
 Komunikasi kelompok (group communication)

23
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks Jakarta.

Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks Jakarta

http:kumpulanmakalahjanuari2008/blogspot.com/

sutiyonokudus.wordpress.com/…./memahami tim kerja

widyastutidyah.worpress.com/……/makalah kerjasama tim

http://www.google.co.id

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.

http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-
macam-gaya-kepemimpinan/

http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-dan-perilaku-
kepemimpinan.html

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12246/BAB%20V%20Pe
mbahasan_%20I09faz.pdf

Pengaruh Gaya Kepemimpina, Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan, Siswandi.

24

Anda mungkin juga menyukai