Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita
suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Perilaku Organisasi yang berjudul “Gaya Kepemimpinan
dalam Memahami Kelompok atau Tim Kerja Perspektif Komunikasi” ini dengan
lancar.
Makalah Perilaku Organisasi ini kami susun guna memenuhi tugas mata
kuliah Perilaku Organisasi yang diberikan oleh Ibu Eni Endaryati, S.Kom, MSi
selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi.
Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
C. Rumusan Masalah ..............................................................................
D. Manfaat ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
A. Konsep Tentang Tim Kerja ................................................................
B. Membentuk Tim Kerja yang Efektif ..................................................
C. Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim .........................................
D. Tipe dan Gaya Kepemimpinan...........................................................
E. Macam-macam Komunikasi dalam Organisasi Tim Kerja ................
BAB III PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja
(work groups) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi
terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna
membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat
di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota
tim. Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari
seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan
tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang
mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif
melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan
suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para
individunya.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan
baik. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam
menjalankan semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut.
Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-
kriteria tertentu yang harus dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam
berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen diperhatikan.
Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan khususnya dan
umumnya organisasi-organisasi lain, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu
komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan
komunikasi yang terjadidiluar perusahaan (external communication). Di dalam
komunikasi internal, baiksecara vertical, horizontal, maupun diagonal sering
terjadi kesulitan yangmenyebabkan terjadinya ketidak lancaran komunikasi
atau dengan kata lain terjadimiss komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan
adanya kesalah pahaman, adanya sifat psikologis seperti egois, kurangnya
keterbukaan antar pegawai, adanya perasaan tertekan dan sebagainya, sehingga
menyebabkan komunikasi tidak efektif dan pada akhirnya tujuan organisasi pun
sulit untuk dicapai. Maka penyusun mencoba menguraikan materi Tim kerja,
Tipe dan gaya kepemimpinan serta Komunikasi tim kerja dalam makalah ini.
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep tentang Tim Kerja ?
2. Bagaimanakah membentuk Tim Kerja ?
3. Bagaimanakah mengubah individu menjadi pemain Tim Kerja ?
4. Apa sajakah tipe dan gaya kepemimpinan ?
5. Apa sajakah komunikasi dalam organisasi Tim kerja?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diuraikan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Tim Kerja.
2. Model keefektifan Tim kerja.
3. Mengubah individu menjadi pemain Tim.
4. Macam-macam teori kepemimpinan.
5. Macam-macam komunikasi dalam Tim Kerja.
D. Manfaat
Melalui makalah ini pembaca lebih mengetahui dan memahami fungsi
dan manfaat bekerja dalam tim serta cara pandang komunikasi pemimpin.
Fungsi bekerja dalam tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan nilai-
nilai pribadi, serta dapat mendisiplinkan anggota lainnya. Anggota tim yang
menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan kewajiban untuk mematuhi
dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam tim. Selain itu tim
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan
bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda-
beda mungkin saja membawa perspektif atau pengaruh positif terhadap proses
pengambilan keputusan.
Tim tidak hanya penting dan bermanfaat pada organisasi saja, tetapi juga
memberikan manfaat bagi individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan
kepuasan sosial bagi para anggotanya. Manfaat lain dari tim adalah
meningkatkan komunikasi interpersonal diantara para anggotanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.
Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular.
Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
3. Tipe/Jenis-jenis Tim
Tim dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang
paling umum digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah :
a. Tim Pemecah Masalah
Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk
membahas perbaikan kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam
5
tim pemecah masalah, anggota bernagi gagasan atau menawarkan saran
mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi
jarang tim-tim diberi wewenang untuk melaksanakan secara sepihak
setiap tindakan mereka yang disarankan.
d. Tim Virtual
Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer
untuk mengikat secara fisik secara bersama membagi anggota untuk
mencapai tujuan bersama. Mereka mengizinkan orang untuk bergabung
secara langsung dengan menggunakan komunikasi langsung
diantaranya seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-mail.
Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis
dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja
lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau
pihak – pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual
adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok
6
orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks,
memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis
tertentu.
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil, hasil produktif dan
kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan
keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan
kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan
tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks
organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan.
Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami
dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma,
dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Ciri-ciri tim yang
efektif :
1. Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal
yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada
anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun
tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota
tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka
yakin ke arah mana harus mendayung.
7
mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
5. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini
merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada
pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada
konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai
aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun
8
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik
yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera
dikendalikan.
6. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidak beresan dalam tim yang lambat laun
akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu
diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis
suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang
dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki
anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan
bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian
pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan
berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling
menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling
memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing
Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi
tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif
bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang
diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus
9
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya
sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk
kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa
diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata
keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila
perusahaan, beasiswa bagi anak).
8. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan
evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses
pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini
penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga
bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan
pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
10
rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena
membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
b. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagimana tim dapat
dibentuk menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
1. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe
keterampilan yang berbeda. Pertama, tim perlu orang-orang dengan
keahlian teknis. Kedua, perlu orang dengan keterampilan pemecah
masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan
membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan
keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian
konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.
2. Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-
macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim
secara keseluruhan.
11
4. Ukuran Tim kerja
Tim kerja terbaik cenderung lebih kecil. Bila anggotanya lebih
dari 10 sampai 12, menjadi sulit bagi mereka untuk menyelesaikan
banyak hal. Jadi dalam merancang tim yang efektif, para manajer harus
menjaga agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.
5. Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota
yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya. Ini adalah hal positif
bagi tim, karena merupakan perbaikan besar bagi penyesuaian dan
membuat kurang percaya bagi anggota tunggal.
6. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan,
beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari
parstisipasi tim. kinerja tim yang tinggi seperti menggabungkan orang
yang senang bekerja sebagai bagian dalam tim.
c. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
1. Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk
melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi
pengaruh seperti informasi yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan
staf, dorongan dan asisten administrasi.
12
hal itu cocok dalam memadukan keterampilan-keterampilan individual
menuntut kepemimpinan dan struktur.
d. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses.
Pada komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
1. Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti
dan memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota
sebagai suatu visi.
3. Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka
percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.
13
4. Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk.
Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan
pilihan secara kritis masalah, dan dapat diambil suatu pilihan keputusan
tim yang lebih baik. Oleh karena itu keefektifan tim dikarakteristikkan
dengan suatu konflik yang pantas.
5. Kemalasan sosial
Individu-individu dapat bersembunyi dalam suatu kelompok.
Mereka dapat menyibukkan diri dalam “kemalasan sosial” dan
meluncur bersama upaya kelompok karena sumbangan individual
mereka tidak dapat dikenali. Tim yang sukses membuat anggota-
anggota secara individual maupun gabungan bertanggung jawab untuk
maksud, tujuan dan pendekatan tim.
14
pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran
tim mereka maupun persyaratan teknis. Banyak calon yang melamar
pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon
semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan mempunyai
tiga pilihan :
Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi
pemain tim.
Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
Tidak mempekerjakan calon itu.
b. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang
mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian
tim. Spesialis pelatihan menjalankan latihan-latihan yang
memungkinkan karyawan untuk mengalami kepuasan yang dapat
diberikan oleh kerja tim.
c. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya
kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-
bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk
keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif
15
menyusun peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian tujuan.
Berikut Tipe dan Gaya kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
16
b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya.
Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua
sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan
pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar
dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat
keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin.
17
sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
b. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang dilancarkan dari atas
ke bawah (downward communication) dan sebaliknya dari bawah ke atas
(upward communication) atau dengan kata lain komunikasi yang
dilancarkan oleh pihak atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari
bawahan kepada atasan (two way trafficcommunication). Karena
komunikasi menyangkut masalah hubungan manusiadengan manusia, maka
suksesnya komunikasi tergantung pada frame of referencemanusia-manusia
yang terlibat di dalamnya.
18
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara
mendatar antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan
karyawan dan sebagainya.Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat
proses komunikasi dengan jalurseperti itu adalah tugas Public Relation
Officer ( Kepala Hubungan Masyarakat).Antara komunikasi vertical dengan
komunikasi horizontal terkadang terjadikomunikasi diagonal.
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar pimpinan antara
pimpinan seksidengan pegawai seksi lain. Seperti kita ketahui bahwa
komunikasi internal ini bukansaja terjadi dalam tiga kontek seperti yang
telah dijelaskan dimuka, melainkan dapatpula terjadi secara personal
(personal communication) dan secara kelompok (groupcommunication).
a. Komunikasi personal (personal communication)
Komunikasi personal adalah komunikasi antar dua orang yang
dapatberlangsung secara tatap muka (face to face communication)
dankomunikasi bermedia (mediated communication). Beberapa hal
yang perludiperhatikan dalam melakukan komunikasi personal tatap
muka adalahsebagai berikut:
1) Bersikaplah empati dan simpati
2) Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya
3) Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong
4) Kemukakanlah fakta dan kebenaran
5) Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
6) Jangan bersikap super
7) Jangan mengkritik
8) Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan
b. Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang
dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
1) Komunikasi kelompok kecil
19
Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer atau
seorang administrator dengan sekelompok karyawan yang
memungkinkanterdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk
memberikantanggapan secara verbal.
2) Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini adalah kelompok komunikasi yang karena
jumlahnyabanyak, dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat
kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal.
e. Proses Komunikasi
Pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua tahap yaitu secara
primerdan sekunder.Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol).Misalnya berupa bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan sebagainya.Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh seseorangkepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelahmemakai
lambang media. Misalnya dengan menggunakan media telepon, radio,surat,
papan pengumuman dan sebagainya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
Kepentingan tugas
b. Komposisi
Kemampuan
Personalitas
Aturan dan diversitas
Ukuran
Kefleksibelan
Pilihan pada kelompok kerja
c. Konteks
Sumber yang memadai
Kepemimpinan
Penilaian kinerja dan ganjaran
d. Proses
Tujuan secara umum
Tujuan khusus
Kemampuan diri
Konflik
Kemalasan sosial
22
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Horizontal
Komunikasi Diagonal
Komunikasi personal (personal communication)
Komunikasi kelompok (group communication)
23
DAFTAR PUSTAKA
http:kumpulanmakalahjanuari2008/blogspot.com/
http://www.google.co.id
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.
http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-
macam-gaya-kepemimpinan/
http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-dan-perilaku-
kepemimpinan.html
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12246/BAB%20V%20Pe
mbahasan_%20I09faz.pdf
24