Konsep Nyeri Dan Relaksasi
Konsep Nyeri Dan Relaksasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Tamsuri (2007) berat secara umum nyeri adalah suatu rasa yang
berat yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat
bahwa nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang tidak dapat
dirasakan orng lain dan merupakan tanda dan gejala telah terjadinya
gangguan fisiologikal.
2. Pengkajian Nyeri
dari sudut pandang klien. Apabila nyeri bersifat akut, ada kemungkinan
nyerinya. Selama episode nyeri akut, tindakan perawat yang utama adalah
nyeri, lokasi nyeri, tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Sedangkan untuk
klien yang mengalami nyeri kronik, cara pengkajian yang paling baik
kognitif, perilaku pengalaman nyeri dan pada riwayat nyeri itu sendiri
terbatas.
3) Karakteristik nyeri
sering nyeri kambuh, dan apakah munculnya nyeri itu pada waktu
yang sama.
b) Lokasi
c) Keparahan
d) Kualitas
e) Pola nyeri
f) Cara mengatasi
muncul dan kaji juga apakah tindakan yang dilakukan klien itu bisa
a. Tingkat nyeri
Individu dapat diminta untuk membuat tingkat nyeri pada skala verbal
(misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat nyeri). Atau
yaitu : 0 = Tidak nyeri, 1-3 =Nyeri ringan, 4-6 = Nyeri sedang dan 7-
berikut :
(Tamsuri, 2007).
b. Karakteristik nyeri
Termasuk letak, durasi (menit, jam, hari, bulan), irama (misal terus
c. Efek nyeri
4. Klasifikasi Nyeri
akut terjadi dalam waktu yang singkat dari 1 detik sampai kurang dari
nyeri kronik.
Nyeri akut umumnya terjadi pada cidera penyakit akut atau pada
dapat menyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi. Klien yang
1) Nyeri Ringan
2) Nyeri Sedang
3) Nyeri Berat
berikut:
2) Nyeri visceral
3) Nyeri alih
reseptor nyeri. Jalan masuk neuron sensoris dan organ yang terkena
24
4) Radiasi
Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cidera ke bagian tubuh yang
bagian tubuh bawah atau sepan ang bagian tubuh nyeri dapat
skiatik.
neuron, misalnya pada neuralgia dan dapat ter adi secara akut maupun
saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
b. Ansietas
c. Budaya
d. Usia
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri
nyeri diperiksakan.
e. Perhatian
nyeri.
f.Pola koping
perlindungan.
h. Efek placebo
i. Mekanisme Nyeri
sama mengalami intesitas nyeri yang sama. Sensasi yang sangat nyeri
untuk seseorang mungkin tidak terasa bagi orang lain (Brunner &
Suddarth’s, 2002).
a. Pengertian
Suddarth (2002) nyeri pasca operasi yaitu nyeri akut yang berlangsung
kurang dari 6 bulan dengan skala nyeri berat dengan sebab dan lokasi
Bentuk nyeri pasca bedah merupakan nyeri akut yang disebabkan oleh
POST OPERASI
WOUND CARE
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
medis lain yang menimbulkan rasa sakit. Anestesi umum dihubungkan dengan
operasi harus dikontrol secara adekuat sebab nyeri yang tidak diatasi secara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai nyeri pada pasien pasca operasi
seksio sesarea dan membandingkan nilai nyeri setelah pemberian ketorolak dan
dan uji Man Whitney U. Pada skor VAS kelompok ketorolak tramadol terjadi
peningkatan nilai rerata dari jam ke-0 sebesar 0; pada jam ke-2 menjadi 1;
pada jam ke-4 menjadi 4,5; dan pada jam ke-6 meningkat menjadi 6,5. Pada
skor VAS kelompok petidin nilai rerata dari jam ke-0 sebesar 0; tetap stabil
pada angka 0 pada jam ke-2; pada jam ke-4 menjadi 7; dan pada jam ke-6
bermakna pada jam ke-4 dan jam ke-6 antara kelompok ketorolak +
tramadol dan kelompok petidin. Nilai rerata VAS pada kelompok ketorolak +
tramadol lebih rendah dibandingkan nilai rerata VAS pada kelompok petidin
syaraf, itu terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu yang juga
a. Autogenic Training
rasa hangat, lemas atau rileks pada bagian tubuh tertentu, juga rasa
lega karena nafas yang dalam dan pelan. Sensasi yang dirasakan ini
32
b. Progressive Training
agar lebih rileks, terasa lebih lemas dan tidak kaku. Efek yang
demikian sebaliknya.
c. Meditation
d. Teknik Pernafasan
(Prihardjo, 2003).
untuk melepaskan ketegangan yang ada, yang pada dasarnya tetap sadar.
pikiran dari stimulasi luar. Teknik relaksasi adalah suatu cara yang
2007).
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
rileks.
2. Manfaat teknik relaksasi pernapasan
Simkin (2007), menyatakan tujuan relaksasi pernapasan yaitu:
a. Menurunkan kecemasan /stress
b. Membantu melupakan nyeri yang dirasakan
c. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
d. Meningkatkan rasa nyaman
e. Menolong menghemat energy
f. Membantu pasien berkomunikasi lebih efektif dengan orang – orang
disekitarnya
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi
meliputi :
5 kali.
nafas.
(Kuswandy, 2007).
37
2002).