Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

HIPERTENSI PADA Ny. S DI WISMA ANDHONG SUMAWI


BPSTW UNIT ABIYOSO PAKEM YOGYAKARTA

Di Susun Oleh:

ALI IMRAN
2213135

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANJENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta


Telp (0274) 4342000
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Topik :Keperawatan Keluarga


Pemateri : Ali Imran
Pokok Bahasan : Hipertensi
Sasaran : Ny. S
Tempat : DI WISMA ANDHONG SUMAWI DI BALAI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA UNIT ABIYOSO
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Februari 2017
Waktu : 13.00-13.30 WIB

A. Latar belakang
Berdasarkan pengkajian pasien pada tanggal 28 februari 2017. Di dapatkan data
bahwa Ny. S Dengan Usia 74 Tahun, Mengalami Hipertensi dimana tekanan darah klien
170/100 mmHg. Menurut WHO (2013) menyatakan bahwa Tekanan darah dengan sistol
160 sd 179 dan Diastol 100 sd 109 adalah merupakan Hipertensi Stag III. Hipertensi
pada lansia dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak sehingga bisa terjadi
kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai kematian. (Nurafif Kusuma,2015).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Khoiriyah & Chanif (2016)
membuktikan bahwa teraphy massase hipertensi dapat meningkatkan aliran darah.
Kompresi pada otot merangsang aliran darah vena dalam jaringan subkutan dan
mengakibatkan retensi darah menurun dalam pembuluh darah perifer dan meningkatkan
drainase getah bening. Selain itu juga dapat menyebabkan pelebaran arteri yang
meningkatkan suplai darah kedaerah yang sedang dipijat, juga dapat meningkatkan
pasokan darah dan meningkatkan efektifitas kontraksi otot serta membuang sisa-sisa
metabolisme dari otot-otot sehingga membantu mengurangi ketegangan pada otot,
merangsang relaksasi dan kenyamanan sehingga terapi massase hipertensi efektif dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Menurut Jurnal Robert Walaszek (2015) melakukan penelitian pijat hipertensi dengan
menggunakan metode pijat klasik di (Rumah Sakit Spesialis Jedrzej Sniadecki) pada
wanita usia rata-rata 63-68 tahun, tinggi badan 167 cm, dan berat badan 70 kg. pijat klasik
ini dilakukan pada pasien hipertensi dengan beberapa teknik. Yaitu: teknik pertama
dengan pembelaian, teknik kedua dengan menggosok, teknik ketiga dengan meremas, dan
teknik terakhir dengan cara getaran. Pijat hipertensi dilakukan di bagian tungkai bawah
selama sepuluh hari dan membuktikan bahwa ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada
pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat klasik. Setelah dilakukan
pijat klasik terdapat penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistol dan diastol pada
pasien hipertensi.
B. Tujuan
1. Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan dan latihan massase hipertensi, di harapakan
Ny.S mampu memahami tentang langkah-langkah dari massase hipertensi serta
manfaatnya untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

2.Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 1x30 menit Ny. “S” mampu menjelaskan:
a. Pengertian dari massase hipertensi
b. Manfaat dari massase hipertensi
c. Langkah-langkah massase hipertensi

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Diskusi
2. Waktu/Tempat : Jam 13:00 s/d Selesai
3. Setting Tempat : Audiens duduk berhadapan dengan pemateri
4. Alat berupa : Tensi meter, Minyak Zaitun atau Oil Olive, Baskom, Tissue, Handuk
Kecil
5. Media : Lieflet
6. Kriteria Evaluasi
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Proses :
1. Peserta datang tepat waktu
2. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
3. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
4. Media dapat digunakan secara efektif
c. Hasil :
1. Penderita hipertensi setelah masase kaki menjadi nyaman, segar dan rileks.
2. Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah masase kaki.
Setting tempat
Keterangan:

: Pemateri

: Audien/Pasien
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 menit Pembukaan: - Menjawab salam
- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan nama dan akademi - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dan topik - Menjawab
- Menanyakan kesiapan pasien
2. 20 menit Kegiatan Inti: - Mendengarkan
- Memberikan penjelasan tentang masase - Menyimak
hipertensi - Menyimak
- Bertanya
- Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
- Mendemonstrasikan masase kaki
- Menjawab pertanyaan

3. 5 menit Penutup - Mendengarkan


- Meyimpulkan materi - Menjawab salam
- Memberikan evaluasi secara lisan
- Memberikan salam penutup
Lampiran

Materi Penyuluhan “Hipertensi”

A. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).

C. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetik (keturunan), bertambahnya usia
dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin
(hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan.

D. Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report Of Joint National Commite on Prevention,
Detecion, Evaluation, and Treatment Of Hight Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2.

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan Darah Diastolik

mmHg mmHg
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 >160 <100
Sumber: JNC (The Seventh Report Of Joint National Committee on
Prevention, Detecion, Evaluation, and Treatment Of Hight Blood Pressure.

E. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
1. Sakit kepala , pusing dan terasa berat pada tengkuk
2. Nggliyer
3. Sukar tidur
4. Mata berkunang-kunang
5. Telinga berdenging
6. Rasa mual dan muntah
7. Kadang mimisan dan mudah tersinggung
F. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)

G. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter
b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
1. Mengurangi asupan garam dan lemak
2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
3. Berhenti merokok bagi yang merokok
4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak

E. Masase
Masase adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan.

F. Manfaat Masase
1. Menimbulkanrelaksasi yang dalam sehingga meringankan kelelahan jasmani dan
rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang
akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah (Kaplan,2006).
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan inflamasi,
dikarenakan masase meningkatkan sirkulasi baik darah maupun getah bening
(Price, 2007).
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ internal
berdasarkan filosofi aliran energi meridian masase mampu memperbaiki aliran
peredaran energi (meridian) didalam tubuh menjadi positif sehingga memperbaiki
energi tubuh yang sudah lemah (Thie, 2007; Dalimartha, 2008).
4. Mendorong kepada postur tubuh yang benar dan membantu memperbaiki
mobilitas (Price, 2007). Menurut George Goodheart (2008), otot yang tegang
menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang belakang keluar dari posisi normal
sehingga postur tubuh mengalami perubahan, masase berfungsi untuk
menstimulasi saraf otonom yang dapat mengendurkan ketegangan otot
(Perry&Potter,2005).
5. Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang sebagian akan mengimbangi
kurangnya latihan yang aktif karena masase meningkatkan sirkulasi darah yang
mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital yang telah melemah
(Price, 1997; Dalimartha,

H. Langkah –langkah masase untuk penderita Hipertensi


1. Hal yang harus diperhatikan
a. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.
b. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin,
pencahayaan yang cukup tidak remang-remang.
c. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai
telapak kaki ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien.
2. Alat
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Minyak zaitun atau oil olive
d. Lembar observasi tekanan darah
e. Handuk kecil
f. Baskom
g. Tissu
3. Prosedur tindakan
a. Persiapan
1) Peneliti menyediakan alat
2) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
3) Peneliti mengukur tekanan darah penderita hipertensi (ringan dan sedang)
sebelum melakukan masase kaki dan di catat dalam lembar observasi.
4) Peneliti mempersiapkan posisi klien untuk dimasase dan mempersiapkan
pemijat untuk memijat.
b. Pelaksanaan Masase Kaki
1) Effleurage, gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan pada bagian
awal yang bertujuan untuk meratakan minyak esensial lavender dan
menghangatkan otot agar lebih rileks.
2) Masase pada bagian kaki belakang, kaki depan lalu telapak kaki. Masase
dilakukan selama 20 menit.
3) Masase pada kaki bagian depan
Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kakidengan jari-jari menuju
ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke atas pangkal
paha dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
4) Effleurage, gerakan mengusap dengan ringan yang bertujuan untuk
mengakhiri masase dan membersihkan sisa minyak esensial lavender.
c. Kriteria hasil:
1) Penderita hipertensi setelah masase kaki menjadi nyaman, segar dan rileks.
2) Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah masase kaki.
Referensi

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta


Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI,
Jakrta, 1999.
JNC 7. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, 42:1206-52.
Diakses tanggal 27 Februari 2017.
Huda Nuraffif dan Hardi kusuma. ( 2015 ). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Dan Medis & NANDA, Jilid 3. 2015. Penerbit :
Mediaction Yogyakarta.
Kemenkes RI. (2015, Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI, Hipertensi.
Khoiriyah & Chanif (2016)Efektifitas Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kota Semarang. Jurnal Program Studi Ilmu
Keperawatan ISSN 2407-9189.
Robert. W (2015). JTM Journal Of Traditional Chinese Medicine. Impact of classic
massage on blood pressure in patients with clinically diagnosed hypertension.
August 15, 2015 | Volume 35 | Issue 4.

Anda mungkin juga menyukai