Anda di halaman 1dari 20

Nama Dosen : Ikes Dwiastuti, SKM., M.

Epid

Mata kuliah : Epidemiologi Kesehatan Lingkungan

Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap


Tanah Dan Makanan

OLEH :

KELOMPOK IV

MIFTA HUSSAIDAH SYAM M.15.02.017

NOVIANTI M.15.02.018

NURINDAH M.15.02.019

PIRDAWATI M.15.02.021

PRISKA HANDAYANI M.15.02.022

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MEGA BUANA PALOPO

TAHUN 2018

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat serta KaruniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang ALHAMDULLILAH tepat pada waktunya yang berjudul
“Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah Dan Makanan “
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang segala sesuatu mengenai kontaminasi bahan beracun terhadap tanah dan
makanan dalam kesehatan lingkungan. Jika dilihat dari berbagai aspek, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita. Amin

Palopo, 14 Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengertian Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan


Makanan ...............................................................................................
B. Penyebab Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan Makanan
C. Dampak kontaminasi bahan beracun terhadap tanah dan makanan .....
D. Penaggulangan Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan
Makanan ...............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk kedalam tubuh
dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis
sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Umumnya berbagai bahan kimia yang
mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun telah diketahui.
Namun,tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan tumbuhan
, termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat
mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat
rendah.(Ahmad Djaeni Sediaoetama, 2004)
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman untuk dikonsumsi manusia, termasuk didalamnya
adalah bahan tambahan pangan,bahan baku pangan, dan bahan lain yang
sengaja atau tidak disengaja bercampur dengan makanan atau minuman
tersebut. (Winarno,1995)
Dalam setiap produksi yang menghasilkan pangan tak lepas dari
bahan-bahan kimia untuk membantu proses, contohnya pada proses
pengolahan yang sering digunakan untuk bahan tambahan pangan (BTM)
seperti pengawet makanan, pewarna makanan dan lain sebagainya. Akan
tetapi, hal-hal tersebut bukanlah suatu hambatan bagi manusia untuk selalu
mengkonsumsi makanan (pangan) karena makanan adalah kebutuhan
pokok manusia. Tiap hari manusia harus makan untuk memberi tenaga
pada tubuh.
Mungkin sering tak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita
konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang bersifat

4
racun dan membahayakan bagi tubuh,baik itu sebagai pewarna, penyedap
rasa dan bahan campuran lain.
Zat- zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam sel,
sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang
lama. Dampak negatif yang bisa saja terjadi yaitu dapat memicu kanker,
kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir dan masih banyak lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kontaminasi bahan beracun terhadap tanah dan
makanan?
2. Apa penyebab kontaminasi bahan beracun terhadap tanah dan
makanan?
3. Apa Dampak kontaminasi bahan beracun terhadap tanah dan
makanan?
4. Bagaimana cara penaggulangan kontaminasi bahan beracun terhadap
tanah dan makanan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kontaminasi bahan beracun terhadap
tanah dan makanan.
2. Untuk mengetahui penyebab kontaminasi bahan beracun terhadap
tanah dan makanan.
3. Untuk mengetahui Dampak kontaminasi bahan beracun terhadap
tanah dan makanan.
4. Untuk mengetahui cara penaggulangan kontaminasi bahan beracun
terhadap tanah dan makanan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan


Makanan
a. Pngertian kontaminasi bahan beracun terhadap tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah daritempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

b. Pngertian kontaminasi bahan beracun terhadap makanan


Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh melalui
saluran pencernaan, inhalasi atau kontak langsung yang menimbulkan
tanda dan gejala klinis khas. Pada dasarnya semua zat kimia dapat
menimbulkan keracunan tergantung pada jumlah dan caranya masuk
kedalam tubuh. Gejala klinis yang timbul sesuai dengan pengaruh zat
racun yang terkandung pada system tubuh. Umumnya pada penyakit

6
akibat keracunan makanan, gejala-gejala terjadi tak lama setelah
menelan bahan peracun tersebut, bahkan dapat segera setelah menelan
bahan beracun itu dan tidak melebihi 24 jam setelah tertelannya racun.
Salah satu penyebab keracunan bisa disebabkan pengkonsumsian suatu
makanan yang mengandung bahan yang bersifat racun bagi tubuh.
Keracunan makanan adalah istilah yang diberikan kepada infeksi
dengan bakteri, parasit, virus, atau racun dari kuman yang
mempengaruhi manusia melalui terkontaminasi makanan atau air.
Organisme kausatif yang paling umum adalah Staphylococcus atau
Escherechia coli.

B. Penyebab Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan


Makanan.
a. Penyebab Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut,
tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan
tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga
kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di
muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air
dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah
industri, dan limbah pertanian .
a) Limbah domestic
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman
penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;
kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta;
dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

7
5. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-
biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
6. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan
dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah
b) Limbah industry
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman
penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;
kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta;
dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri
pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam
c) Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea. Pestisida
pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.

b. Penyebab Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Makanan


Keracunan makanan ini bisa diakibatkan karena adanya
bentuk kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan ataupun

8
makanan dapat menyebabkan berbagai perubahan fisik dan
kimiawi. Apabila perubahan tersebut tidak diinginkan atau tidak
dapat diterima konsumen maka bahan pangan tersebut dinyatakan
telah rusak. Bentuk kerusakan bahan pangan ataupun makanan oleh
karena mikroorganisme adalah sebagai berikut:

1. Berjamur, disebabkan oleh kapang aerobik, banyak tumbuh pada


permukaan bahan
2. Pembusukan (rots), bahan menjadi lunak dan berair
3. Berlendir, pertumbuhan bakteri di permukaan yang basah akan
dapat menyebabkan flavor dan bau yang menyimpang serta
pembusukan bahan pangan dengan pembentukan lendir.
4. Perubahan warna, beberapa mikroorganisme menghasilkan
koloni-koloni yang berwarna atau mempunyai pigmen yang
memberi warna pada bahan yang tercemar
5. Berlendir kental seperti tali
6. Kerusakan fermentative
7. Pembusukan bahan berprotein
Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya,
tetapi tetap dikonsumsi manusia karena ketidaktahuan mereka
dapat dibagi menjadi 3 golongan :
a) Secara alami makanan itu memang telah mengandung zat
kimia beracun, misalnya, singkong yang mengandung HCN,
ikan dan kerang yang mengandung unsur toksik tertentu
(logam berat, misalnya Hg dan Cd) yang dapat
melumpuhkan sistem saraf dan napas.
b) Makanan dijadikan sebagai media perkembangbiakan
sehingga dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi
manusia, misalnya dalam kasus keracunan makanan akibat
bakteri (bacterial food poisoning).

9
c) Makanan sebagai perantara. Jika suatu makanan yang
terkontaminasi dikonsumsi manusia, di dalam tubuh manusia
agent penyakit pada makanan itu memerlukan masa inkubasi
untuk berkembang biak dan setelah beberapa hari dapat
mengakibatkan munculnya gejala penyakit. Contoh
penyakitnya antara lain typhoid abdominalis dan disentri
basiler
C. Dampak Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan
Makanan
a. Dampak Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah
Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat
mengganggu/ mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan
estika. Timbulan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga
tanah tidak bisa dimanfaatkan.
Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas
nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen
pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio
tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.
Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak
pada permukaan tanah menjadi racun.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang
menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme
di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk
berkembang.
Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas,
cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

10
Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Penimbunan
limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau
di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas
tertentu.
Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama,
permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam
tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan
turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu
timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran.
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung
zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron
merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika
meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian
akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu
karena hara tanah semakin berkurang.
Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya.
Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut

b. Dampak Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Makanan


Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh terjadinya
kontaminasi makanan sebagai dampak dari pencemaran makanan
adalah sebagai berikut:

11
1. Botulisme
Disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri
anaerob pembentuk spora, yaitu Clostridium botulinumyang
bersumber di tanah. Pencemaran bahan makanan oleh bakteri
ini biasanya pada makanan yang dikemas dalam kaleng yang
proses pengolahannya kurang baik, makanan yang tak
mengandung asam, dan ikan asap yang proses pengolahannya
kurang baik.Sering terlihat perubahan dalam kemasan
kalengan, kaleng tampak berkarat dan menggembung. Bila hal
ini terjadi, jangan mencicipi makanan tersebut sebelum
dilakukan perebusan selama kurang lebih 15 menit yang
mampu menghancurkan toksinnya.Sebaiknya makanan tersebut
dibuang.Gejala yang timbul biasanya tampak 12-36 jam setelah
mengonsumsi makanan yang tercemar, gejalanya antara lain
mual, muntah, lemah, pandangan kabur, sulit bernafas, diare
disusul paralisis akibat pengaruh eksotoksin Cl. botulinum
terhadap susunan saraf pusat dan perifer.Korban dapat
meninggal dunia akibat paralisis otot pemafasan.

2. Keracunan Makanan oleh Staphylococcus sp


Disebabkan oleh enterotoksin (racun) yang dihasilkan
Staphylococcus aureusyang berasal dari manusia; sumber
utamanya hidung, tenggorokan, dan luka infeksi.Bahan
makanan yang sering tercemar adalah makanan berprotein
tinggi yang tidak ditangani secara higienis, terutama dalam
temperatur hangat.Gejala keracunan timbul 2-3 jam bahkan 6
jam setelah menyantap makanan beracun ini dengan tanda-
tanda mual, muntah, diare, kejang perut tetapi tanpa demam
dan cepat sembuh.

3. Keracunan Makanan oleh Clostridium perfringens

12
Pencemaran oleh organisme ini selalu berhubungan
dengan penggunaan produk daging dan ayam, terutama
potongan daging panggang dalam ukuran besar atau daging
kalkun yang diisi bumbu-bumbu dan ayam yang dimasak
kurang sempuma dan dibiarkan dingin perlahan-lahan atau
disimpan dalam suhu kamar.Pada beberapa kasus wabah juga
disebabkan oleh pemanasan kembali daging atau kaldunya.
Gejala-gejala keracunan bahan pangan yang tercemar oleh
Clostridiumperfringensakan nampak 8-22 jam setelah
memakan bahan pangan yang tercemar, dengan gejala utama
sakit perut dan diare. Mungkin disertai demam dan rasa mual,
tetapi jarang disertai muntah.Angka kematiannya termasuk
rendah.

4. Keracunan Makanan oleh Bacillus cereus


Organisme ini tidak tergolong patogen, namun pada
sejumlah keracunan karena bahan pangan yang berhubungan
dengan daging saus berempah dan nasi goreng, ditemukan
banyak sel-sel Bacillus cereus.Organisme ini didapatkan secara
pada umumnya di tanah.Kemampuan membentuk spora
memungkinkan organisme ini tetap hidup pada operasi
pengolahan dengan pemanasan. Ada dua bentuk gejala
keracunan bahan makanan yang tercemar oleh bakteri ini yaitu
:Mual dan muntah, dengan masa inkubasi 1-5 jam, keram perut
yang hebat disertai diare, dengan masa inkubasi 8-12jam.

5. Infeksi oleh Vibrio Parahaemolyticus


Organisme ini didapatkan dalam air dan bahan makanan
yang berasal dari laut, misalnya ikan dan kerang. Proses
pemasakan dapat menghancurkan bakteri ini, tapi pencemaran
kembali dapat terjadi ketika ada kontak antara bahan makanan

13
masak dan yang mentah. Gejala klinis yang nampak adalah
diare berair, sakit perut, mual, muntah, demam, dan sakit
kepala, dengan masa inkubasi 12-24 jam

6. Shigellosis
Shigella dipindahkan melalui makanan, jari-jari, dan
melalui lalat.Infeksi Shigella spterdapat dalam bahan makanan
akibat pencemaran dari para pengelola yang telah terinfeksi,
atau akibat air yang tercemar kotoran. Infeksi ini
mulaimenunjukkan gejala setelah melewati masa inkubasi
pendek (1-4 hari), yaitu : sakit perut, kejang, diare, dan demam.
Kotoran berupa cairan serta mengandung lendir dan darah,
dapat juga terjadi spasmus rektum Gejala ini dapat kembali
secara spontan dalam beberapa hari, pada anak-anak kadang-
kadang disertai dehidrasi dan asidosis.Di antara beberapa
spesies Shigella, penyakit yang disebabkan oleh Shigella
dysenteriae biasanya yang terhebat. Penyakit akibat makanan
yang sering terjadi antara lain adalah demam tifoid akibat
kuman Salmonella typhii, hepatitis A akibat virus hepatitis A,
disentri akibat kuman Shigella dysentriae atau amuba.
7. Demam tifoid
Seperti namanya, penyakit ini diawali dengan demam tinggi
terutama pada sore atau malam hari. Seringkali disertai dengan
mual, muntah, nyeri perut, susah buang air besar, namun pada
beberapa kasus justru disertai diare. Setelah demam lebih dari
satu minggu, barulah antibodi timbul di dalam darah, dan saat
itulah diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.Pemberian
antibiotik dapat mengatasi penyakit ini.Saat ini telah
berkembang vaksin untuk mencegah demam tifoid.

14
8. Hepatitis A
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kuning di seluruh
tubuh penderita.Kuning biasanya pertama kali disadari
penderita di bagian mata saat bercermin.Buang air kecil
menjadi coklat tua seperti teh.Tidak jarang disertai demam,
mual, dan nyeri perut di bagian kanan atas.
Virus hepatitis A ditularkan melalui kotoran penderita yang
telah terinfeksi hepatitis A. Kotoran yang mencemari makanan
inilah yang dapat menjadi media penularan.Oleh karena itu,
pekerjaan pengolah makanan sebaiknya tidak ditempati oleh
penderita hepatitis A karena higiene tangan yang kurang baik
dapat menjadi celah bagi penularan.Hepatitis A dapat dicegah
dengan melakukan vaksinasi.
9. Diare
Diare merupakan gejala umum dari penyakit yang
disebabkan oleh makanan.Yang perlu diwaspadai pada diare
adalah kekurangan cairan.Sebisa mungkin penderita diberikan
cairan oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.Bila
jumlah cairan yang masuk tidak dapat mengimbangi yang
keluar, maka sebaiknya disarankan untuk dibawa ke RS untuk
meminta pertolongan lebih lanjut, terutama untuk terapi cairan.
Bentuk lain dari diare adalah disentri, yang ditandai oleh buang
air besar cair berdarah yang membutuhkan penanganan spesifik
yang berbeda akibat mikroorganisme jenis lain.

Makanan yang Berbahaya bagi Kesehatan


Ciri-ciri makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi adalah:
a. Sudah ditumbuhi jamur dan dihinggapi lalat
b. Berubah warna
c. Sudah membusuk
d. Sudah lewat batas kedaluarsa

15
e. Makanan disimpan dalam wadah seperti kaleng yang sudah
berkarat
f. Makanan yang sudah dicemari hewan
g. Makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya

D. Penaggulangan Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah dan


Makanan
a. Penaggulangan Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Tanah
Limbah domestik yang berjumlah sangat banyak
memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari tanah.
Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan
sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Oleh karena itu, sangatlah bijaksana jika
setiap rumah tangga dapat memisahkan sampah atau limbah atas
dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah yang
berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir. Adapun
cara penanggulangan yayang lain yaitu di antaranya :
1. Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya
dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah
sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi;
dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll.
2. Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan
pendaur-ulangan sampah.
3. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan
kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida
4. Mengolah limbah industri dalam pengolahan limbah, sebelum
dibuang kesungai atau kelaut.

16
5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Misalnya
mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus dengan
bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau
daun jati.

b. Penaggulangan Kontaminasi Bahan Beracun Terhadap Makanan


Adapun upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Mencegah kontaminasi pada pangan
a) menyentuh makanan sesedikit mungkin
b) menghindarkan makanan dari semua sumber bakteri
c) menutup makanan
d) memisahkan makanan mentah dari makanan yang sudah
dimasak
e) menghindarkan hewan dan serangga dari tempat makanan
f) membuang sisa makanan dan sampah lain dengan hati-hati
g) menjaga tempat sampah tetap tertutup
h) menjaga segalanya sebersih mungkin
2. Menghentikan perkembangbiakan bakteri yang ada pada
makanan untuk mencegah makanan yang kering menjadi
lembab, bakteri tidak dapat tumbuh tanpa kelembaban,
menyimpan makanan pada suhu penyimpanan yang aman yaitu
pada suhu di bawah 5°C atau menyimpan makanan panas di atas
63°C.
3. Memasak makanan hingga benar-benar matang
4. Mengusahakan tidak menyiapkan makanan sebelum diperlukan
5. Tidak menyimpan makanan pada zona suhu bahaya (5 -63°C)
lebih lama dari yang diperlukan.
6. Menghindarkan pemanasan makanan kembali

17
Bakteri memerlukan makanan, kelembaban, kehangatan dan
waktu untuk tumbuh. Beberapa cara menghilangkan atau
mengurangi kontaminasi oleh bakteri antara lain dengan
memanaskan atau mencairkan makanan sepenuhnya sebelum
memasak kecuali instruksi yang ada menyatakan sebaliknya,
dan menjaga tempat agar tetap bersih.
Contoh : SPO Sanitasi (SSOP) dalam bidang pengolahan Hasil
Perikanan

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.
2. Keracunan makanan adalah istilah yang diberikan kepada infeksi
dengan bakteri, parasit, virus, atau racun dari kuman yang
mempengaruhi manusia melalui terkontaminasi makanan atau air.
Organisme kausatif yang paling umum adalah Staphylococcus atau
Escherechia coli.
3. Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri,
dan limbah pertanian .
4. Keracunan makanan ini bisa diakibatkan karena adanya bentuk
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme. Pertumbuhan
mikroorganisme pada bahan pangan ataupun makanan dapat
menyebabkan berbagai perubahan fisik dan kimiawi. Apabila
perubahan tersebut tidak diinginkan atau tidak dapat diterima konsumen
maka bahan pangan tersebut dinyatakan telah rusak.
5. Ciri-ciri makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi adalah: Sudah
ditumbuhi jamur dan dihinggapi lalat, Berubah warna, Sudah
membusuk, Sudah lewat batas kedaluarsa, Makanan disimpan dalam
wadah seperti kaleng yang sudah berkarat, Makanan yang sudah
dicemari hewan, Makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya

19
DAFTAR PUSTAKA

H.J. Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University


Press

Budiman Chandra, 2007. Pengantar kesehatan lingkungan. EGC. Jakarta

Daud Anwar, 2005. Dasar-dasar kesehatan lingkungan. Fakultas kesehatan

masyarakat universitas hasanuddin. Makassar

http://seafast.ipb.ac.id/article/penanganan _kontaminan_pangan.pdf (tanggal 14


Mei 2018).

20

Anda mungkin juga menyukai