Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Keadaan Geografi

SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

ada di Surakarta, yang beralamat di Jalan Mr. Sartono No 30 Surakarta,

Jawa Tengah. SMA Negeri 6 Surakarta mempunyai koordinat 7°33’3”S

110°49’51”E dan NPSN 20327971. Sama dengan SMA pada umumnya di

Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta ditempuh

dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas X sampai kelas XII.

SMA Negeri 6 Surakarta mempunyai beberapa fasilitas yaitu 30

ruang kelas, aula, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium

biologi, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, ruang pramuka,

ruang uks, perpustakaan, bascamp untuk pecinta alam, ruang osis, ruang

musik, ruang guru, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang STP2K, ruang

BK/BP, mushola, lapangan basket, lapangan volley, dan kantin sekolah

Adapun batas wilayah SMA Negeri 6 Surakarta adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara : SLB dan gedunng Masedar

b. sebelah timur : kios rumah makan

c. sebelah selatan : SMA Negeri 5 Surakarta

d. sebelah barat : SMA Negeri 5 Surakarta.

38
39

2. Keadaan Demografi

SMA Negeri 6 Surakarta terdiri dari 30 kelas dengan jumlah siswa

dan siswi sebanyak 828 murid, dengan perincian jumlah siswa sebanyak

406 murid, dan jumlah siswi perempuan sebanyak 422 murid.

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat Pengetahuan Responden

Responden dalam penelitian adalah 70 sampel dari seluruh siswa

dan siswi kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 10 kelas,

yang masing-masing kelas diambil siswa dan siswi sebanyak 7 orang dengan

cara diundi.

Setelah berbagai tahap penelitian dilakukan dan data terkumpul,

selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan berbagai cara

seperti editing, coding, entry dan tabulating. Hasil data yang telah diolah

kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

remaja putra dan putri di kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta tentang bahaya

aborsi.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan remaja putra dan putri

di kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta tentang Bahaya Aborsi

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase


1 Baik 9 12,9%
2 Cukup 49 70%
3 Kurang 12 17,1%
Total 70 100%
Sumber: Data Primer
40

Dari tabel diatas menunjukan tingkat pengetahuan remaja putra dan putri

sebagai berikut: sejumlah 9 responden (12,9%) berpengetahuan baik, 49

responden (70%) berpengetahuan cukup, serta 12 responden (17,1%)

berpengetahuan kurang.

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi Prosentase


Responden
1 <17tahun 33 47,14%
2 17 tahun 35 50,00%
3 >17 tahun 2 2,86%
Total 70 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan responden

berdasarkan umur adalah 33 murid (47,14%) berusia <17tahun, kemudian

35 murid (50,00%) berusia 17 tahun, serta 2 murid (2,86%) berusia >17

tahun.

C. Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja putra dan putri di kelas

XI SMA Negeri 6 Surakarta tentang Bahaya Aborsi ini, dilakukan terhadap 70

responden.

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan remaja putra dan putri

di kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta yaitu: 9 responden (12,9%)

berpengetahuan baik, 49 responden (70%) berpengetahuan cukup, serta 12

responden (17,1%) berpengetahuan kurang.


41

Dari hasil penelitian mayoritas siswa dan siswi berpengetahuan cukup,

dikarenakan cukup mengetahui tentang risiko terhadap kesehatan fisik dan

risiko terhadap kesehatan mental. Hal ini dikarenakan, siswa dan siswi belum

sepenuhnya mengerti dan mendapatkan informasi mengenai bahaya aborsi

baik di lingkungan keluarga misalnya orang tua maupun dari saudaranya

memberikan pengetahuan yang cukup mengenai bahaya aborsi dan di

lingkungan masyarakat misalnya guru BP memberikan pengetahuan yang

cukup mengenai bahaya aborsi kepada siswa dan siswi serta mempunyai

teman yang memiliki pengetahuan yang sama.

Menurut Kartini (2010), pengawasan dan perhatian dari orang terdekat

sangat diperlukan untuk dapat memberikan pengawasan dan perhatian kepada

anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak hanya

menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma atau aturan

sosial yang sudah ada.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan responden

berdasarkan umur di kelas XI adalah 3 murid (47,14%) berusia <17tahun,

kemudian 35 murid (50,00%) berusia 17 tahun, serta 2 murid (2,86%)

berusia >17 tahun.

Sesuai dengan pendapat dari Notoatmodjo (2010), bahwa dengan

bertambahnya usia seseorang, maka pemikirannya akan semakin berkembang

sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat. Selain itu terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya: menurut Notoatmodjo

(2010), pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran


42

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain,

kepercayaan adalah suatu sikap menerima pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan, faktor lain yang mempengaruhi

pengetahuan adalah pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang berpendidikan

lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan

dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang

menekuni suatu bidang pekerjaan akan memiliki pengetahuan mengenai

segala sesuatu mengenai apa yang dikerjakannya.

Sedangkan menurut Nursalam (2003), dukungan atau support dari

orang lain dan orang terdekat sangat berperan dalam melakukan suatu

tindakan dan sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

dengan mayoritas berpengetahuan cukup, disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, sosial budaya, dan

dukungan keluarga. Sehingga sangat diperlukan peran serta tenaga kesehatan,

guru dan orangtua untuk memberikan pemahaman dan informasi yang lebih

baik tentang bahaya aborsi.

D. Keterbatasan

Penelitian ini tidak terdapat kendala tetapi mempunyai keterbatasan di dalam

pelaksanaan penelitian, yaitu:


43

1. Penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan alat (kuisioner) yang

menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia.

2. Penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan remaja putra dan putri

tentang bahaya aborsi tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian

yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai