Anda di halaman 1dari 7

Boiler

Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler) adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan
digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang
populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain. Pendidih
merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi
industri.

Berdasarkan tekanannya, Ketel Uap terbagi menjadi:

(-) Ketel Uap tekanan rendah (Tekanan Kerja <= 0.5 kg/cm2 melebihi tekanan udara luar)

(-) Ketel Uap (Tekanan Kerja > 0.5 kg/cm2 melebihi tekanan udara luar)

Berdasarkan tempat pemakaiannya, Ketel Uap terbagi menjadi:

(-) Ketel Uap darat (uji berkala tiap 2 tahun)

(-) Ketel Uap kapal (uji berkala tiap 1 tahun)

(-) Ketel Uap lokomotif (uji berkala tiap 3 tahun)

Dalam pemanfaatannya untuk mengkonversi energi yang terkandung dalam batu bara
menjdi uap bersuhu tinggi dibutuhkan boiler yang berjalan secara efisien. Efisiensi boiler adalah
sebuah besaran yang menunjukkan hubungan antara supply energi masuk ke dalam boiler dengan
energi keluaran yang dihasilkan oleh boiler. Secara umum, efisiensi boiler dapat dilakukan dengan 2
metode, yaitu :
1) Metode Langsung: Dimana perolehan energi dari kerja fluida (air dan uap) dibandingkan dengan
kandungan energi dari bahan bakar boiler.

Berikut adalah contoh perhitungan dari perhitungan secara langsung

Jawab :
2) Metode Tidak Langsung: Dimana efisiensi adalah perbedaan antara kerugian dan masukan energi.
3. Hitung HHV dan LHV dari Gas LPG yang terdiri dari 30 persen propana dan 70 persen
butana

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan panas.
Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar sempurna disebut nilai
kalor bahan bakar (Calorifix Value, CV). Berdasarkan asumsi ikut tidaknya panas laten
pengembunan uap air dihitung sebagai bagian dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka nilai
kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.
Nilai kalor atas (High Heating Value, HHV) merupakan nilai kalor yang diperoleh
secara eksperimen dengan menggunakan kalorimeter dimana hasil pembakaran bahan bakar
didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk dari
pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan panas latennya. Secara teoritis, besarnya
nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui komposisi bahan bakarnya dengan
menggunakan persamaan Dulong:
𝑂2
HHV = 33950 + 144200 (H2 - ) + 9400 S
𝑆
Keterangan: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)
C = Presentase karbon dalam bahan bakar
H2 = Presentase hidrogen dalam bahan bakar
O2 = Presentase oksigen dalam bahan bakar
S = Presentase sulfur dalam bahan bakar
Nilai kalor bawah (Low Heating Value, LHV) merupakan nilai kalor bahan bakar
tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya kandungan hidrogen
dalam bahan bakar cair berkisar 15% yang berarti setiap satu satuan bahan bakar, 0,15 bagian
merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar adalah setengah dari jumlah mol hidrogennya.
Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada proses
pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada di dalam bahan
bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada tekanan parsial 20 kN/m2
(tekanan yang umum timbul pada gas buang) adalah sebesar 2400 kJ/kg sehingga besarnya
nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2)
Keterangan: LHV = Nilai kalor bawah (kJ/kg)
M = Presentase kandungan air dalam bahan (moisture)
Menghitung volume LPG tekanan 239 atm
T = 30oC + 273
= 303 K
R = 0,0825 liter.atm/mol.K
Mol LPG = 67,193 mol

Propana (C3H8) = 44 kg/kmol x 30% = 13,2 kg/kmol


Butana (C4H10) = 58 kg/kmol x 70% = 40,6 kg/kmol +
BM Campuran = 53,8 kg/kmol

PV =nRT
𝑛𝑅𝑇
V =
𝑃
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟.𝑎𝑡𝑚
47,993 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,0825 𝑥 303 𝐾
𝑚𝑜𝑙.𝐾
=
293 𝑎𝑡𝑚
= 5,019 liter
PV =mRT
𝑃 𝑉 𝐵𝑀
m =
𝑅𝑇
239 𝑎𝑡𝑚 𝑥 5,019 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑥 53,8 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟.𝑎𝑡𝑚
0,0825 𝑥 303 𝐾
𝑚𝑜𝑙.𝐾

= 2,582 kg

HHV Propana (C3H8)* = 45,4 Mj/kg


𝐾𝑐𝑎𝑙
= 45500 kj/kg x
4,1868 𝐾𝑗

= 10843,60 kcal/kg
HHV Butana (C4H10)* = 47,4 Mj/kg
𝐾𝑐𝑎𝑙
= 47300 kj/kg x
4,1868 𝐾𝑗

= 11318,58 Kcal/kg
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑃𝐺
Mol Campuran =
𝐵𝑀 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
2,582 𝑘𝑔
= 𝑘𝑔
53,8
𝑘𝑚𝑜𝑙

= 0,048 kmol
Massa propana = 30% x 0,048 kmol
= 0,014 kmol x 44 kg/kmol
= 0,634 kg
Massa butana = 70% x 0,048 kmol
= 0,034 kmol x 58 kg/kmol
= 1,948 kg
Q1 = Q C3H8 + Q C4H10
= (m x HHV C3H8) + (m x HHV C4H10)
= (0,634 kg x 10843,60 kcal/kg) + (1,948 kg x 11318,58
kcal/kg)
= 6874,82 kcal + 22043,58 kcal
= 28918,40 kcal

Anda mungkin juga menyukai