Anda di halaman 1dari 25

“Pengaruh Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Pengendalian Emosi

Karyawan Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Industri
Dari Dr.Ir. Hj. Hasnelly, MSIE

Disusun oleh:
Hilma Nur Fauziah (163020147)
Rissal Risyandi (163020163)
Shafira Annisa Rianti (163020167)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu psikologi industri dan organisasi menurut Munsterberg (dalam Berry 1998)
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam dunia kerja. Menurut Munandar
(2001) memberikan pengertian yang lebih rinci bahwa ilmu psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai
konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar
temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan
kemanfaatan bersama.
Manusia merupakan salah satu dimensi yang paling penting dalam sebuah organisasi.
Maka, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Perilaku manusia adalah sebagai
suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan
lingkungannya, dan perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan,
kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi
afektifnya yang berbeda dengan satu sama lain.
Kecerdasan emosional seorang pegawai merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan kinerja, karena dengan kecerdasan emosional seorang pegawai mampu
mengendalikan segala ego dan keinginannya serta mampu memahami orang lain atau rekan
kerjanya sehingga terciptanya suasana kelompok kerja yang dinamis. (Kuswandi Jaya, dkk.
2012).
Lingkungan kerja turut menentukan emosi pegawai dalam mewujudkan tujuan
organisasi. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pegawai dan
dapat mempengaruhi diri pegawai didalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
pimpinan kepadanya (Nitisemito, 2008 : 183). Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai
dengan memadainya perlengkapan atau fasilitas kerja, suasana kerja dan lingkungan tempat
kerja yang kondusif sangat membantu pegawai betah untuk bekerja sehingga dengan kondisi
lingkungan kerja seperti yang digambarkan tersebut diatas, pegawai diharapkan dapat
mengendalikan emosinya dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah digariskan dan
ditetapkan sebelumnya (B. Gani, 2014).
Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para
pegawai untuk bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
ditempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara
efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja yang terbentuk
antara sesama pegawai, hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisika
tempat pegawai bekerja (Mardiana, 2005).

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari individu dan emosi setiap individu ?
2. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi emosi individu dalam organisasi ?
3. Apa saja jenis lingkungan di tempat kerja dan pengaruhnya terhadap emosi individu?
4. Bagaimana suasana tempat kerja yang baik sehingga emosi karyawan dapat
terkendali?
5. Bagaimana emosi individu terhadap lingkungan kerja di Cipta Rasa cabang Kerkof
Cimahi bagian Produksi?

1.3.Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari individu dan emosi setiap individu
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi emosi individu dalam
organisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana dasar untuk menilai atau mengukur kinerja dalam
psikologi individu
4. Untuk mengetahui bagaimana suasana tempat kerja yang baik sehingga emosi
karyawan dapat terkendali
5. Untuk Bagaimana emosi individu terhadap lingkungan kerja di Cipta Rasa cabang
Kerkof Cimahi bagian Produksi.
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-
pihak terkait, yaitu:

1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran bagi perusahaan untuk
dapat memberikan perhatian yang lebih baik terhadap lingkungan kerja terhadap
pengendalian emosi, karena faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap kinerja
karyawan.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Pengaruh
Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Pengendalian Emosi Karyawan dan dapat
mempraktekkan teori yan selama ini penulis dapatkan di bangku kuliah pada
keadaan yang sebenarnya pada perusahaan Cipta Rasa Kerkof Cimahi bagian
Produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Individu dan Emosi Setiap Individu

 Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materil yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya.
Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa manusia yang dimaksud
secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang mengejawantahankan menunggalnya
bebagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang dari berbagai
segi, yaitu antara segi ( i ) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan
akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut mengambarkan keselarasan hubungan antara
manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitar
atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.

 Emosi
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yang ada
pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang,
takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan
sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan
pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami
oleh organisme.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, sehingga
emosi berbeda dengan mood atau suasana hati pada umunya berlangsung dalam waktu
yang relatif lebih lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan
dengan emosi. Apabila seseorang mengalami marah atau emosi, maka kemarahan
tersebut tidak segera hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam jiwa
seseorang ( ini yang dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang
bersangkutan. Namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen.
Temperamen adalah keadaaan psikis seseorang yang lebih permanen daripada mood,
karena itu temperamen lebih merupakan predisposisi yang ada pada diri seseorang, dan
karena itu temperamen lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila
dibandingkan dengan mood.

2.2 Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Emosi Individu dalam Organisasi


Faktor manusia memiliki peranan penting dimana manusia sebagai pelaku
pekerjaan memiliki banyak kekurangan, seperti kurangnya pengetahuan, kurang
keterampilan, motivasi yang kurang baik, stres fisik dan mental menyebabkan
kecelakaan kerja terjadi, sehingga bukan hanya melihat kondisi, tetapi manusia juga
sebagai operator memiliki banyak kelemahan (Suma’mur, 1989).
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri pekerja maupun
perusahaan. Pada diri pekerja, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah
kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada
pekerja ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke
aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan
berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.
Bagi perusahaan, konsekuensi negatif yang timbul dari stress kerja bersifat tidak
langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan
secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi,
hingga turnover (Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993). Dan
kepuasaan kerja pekerja sangatlah rendah ketika mengalami stress kerja.
Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat
berupa:
a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional
kerja.
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.
c. Menurunkan tingkat produktivitas.
d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.
Tetapi di sisi lain stress juga bersifat positif konstruktif bagi individu dimana
pekerja yang mampu mengatasi dan mengubah stres menjadi motivasi (dorongan) agar
lebih maju dimana job performancenya meningkat, lebih cekatan dalam bekerja, lebih
teliti, dan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan memuaskan.
Sedangkan dampak positif konstruktif stress terhadap perusahaan adalah dimana
produktifitas perusahaan meningkat, daya saing perusahaan yang meningkat, kualitas
output yang baik, tingkat absensi pekerja menurun, kepuasan kerja pekerja meningkat
dan finansial perusahaan mengalami surplus.

2.3 Jenis Lingkungan Di Tempat Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Emosi Individu

 Lingkungan Kerja Fisik


Pengertian lingkungan kerja fisik adalah seluruh keadaan yang berbentuk fisik
dan hal ini ada di sekitar wilayah tempat kerja dan bisa memberikan pengaruh
terhadap pekerja / pegawai, dengan secara langsung dan atau secara tidak langsung.
Dan didalam lingkungan kerja fisik kemudian terbagi menjadi dua (2) kategori
lagi yakni sebagai berikut :
a. Lingkungan kerja yang ada secara langsung saling berhubungan dengan pekerja /
pegawai, misalnya meja, kursi, almari, ruangan, pusat kerja dan lain sebagainya.
b. Lingkungan perantara (lingkungan umum) bisa juga dikatakan sebagai lingkungan
yang bisa memberikan pengaruh terhadap kondisi dari manusia. Contoh :
- Kebisingan
- Bau tidak sedap
- Kelembaban
- Temperatur suhu
- Udara
- Warna ruangan

 Pengertian lingkungan kerja non fisik


Pengertian lingkungan kerja non fisikadalah seluruh situasi yang terjadi dan
memiliki keterkaitan dengan hubungan kerja, baik itu dengan atasan ataupun sesama
pegawai / pekerja dan bawahan.
Didalam lingkungan kerja tidak hanya memperhatikan dari segi lingkungan fisik
saja, akan tetapi lingkungan kerja non fisik merupakan salah satu hal yang penting
dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Karena lingkungan kerja fisik maupun
lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi physiology dan psychologist pegawai
dalam bekerja.
a. Hubungan kerja antara bawahan dengan atasan
Maksudnya adalah hubungan kerja yang bersifat hirarki antara bawahan
dan atasan yang didasarkan dari adanya komunikasi yang baik, sehingga segala
sesuatunya akan berjalan dengan lancar sesuai aturan yang ada.
Adapun menurut pendapat Umar (2008:28) yang mengatakan bahwa
komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan biasanya digunakan untuk
mencari dan mendapatkan informasi tentang aktivitas-aktivitas dan keputusan-
keputusan yang meliputi :
1. Laporan pelaksanaan kerja
2. Usulan anggaran
3. Saran-saran yang menyangkut pelaksanaan tugas
4. Pendapat-pendapat serta keluhan-keluhan dalam pekerjaan.
Jadi dengan terjalinnya hubungan komunikasi yang lancar dan baik, akan
dapat memberikan keuntungan terhadap semua pihak yang terkait dan pekerjaan
pun dapat terselesaikan sesuai dengan yang ditargetkan.

b. Hubungan kerja antar pegawai


Untuk menciptakan suatu tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau
instansi pemerintah, maka harus terdapat adanya kerjasama yang baik antar sesama
pegawai/pekerja, maupun antar bawahan dengan atasan ataupun pimpinan. Sebab
dengan demikian akan menambah suasana yang harmonis dalam sebuah kegiatan
organisasi, sehingga pekerjaan yang diberikan oleh atasan tidak menjadi sebuah
beban bagi pegawai.

c. Tata Kerja dan kemampuan menyesuaikan diri yang baik


Kondisi tata kerja yang ideal tentunya adalah ruang waktu dan tempat yang
amat menyenangkan, sebab dengan tata kerjalah akan dapat menyelesaikan banyak
masalah dan persoalan-persoalan pekerjaan dengan waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jadi untuk hal ini setiap pegawai akan mempunyai rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaan yang ia kerjakan dan sekaligus dapat melatih
setiap pegawai untuk terampil bekerja di bidangnya masing-masing.
2.4 Bagaimana Suasana Tempat Kerja Yang Baik Sehingga Emosi Karyawan Dapat
Terkendali?
 Membangun Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang baik adalah dasar dari sebuah kerjasama. Bagaimana sebuah
tim dapat bekerjasama dengan baik, jika tidak ada komunikasi di antara anggotanya.
Jika komunikasi baik sudah tercipta, maka antar rekan kerja kan seperti sahabat.
Atasan mampu menerima masukan dari stafnya. Sebaliknya, staf pun akan menerima
setiap kritik yang membangun dari atasannya. Kalau komunikasi yang baik sudah
terjalin, maka akan tercipta keharmonisan. Kalau sudah harmonis, target atau
rintangan apa pun bisa diatasi dengan baik oleh tim.

 Merancang Tempat Kerja yang Nyaman


Bagus tidaknya hasil kerja seorang karyawan terkadang ditentukan apakah ia
nyaman dengan tempat (ruangan) kerjanya. Selaku HR, berikanlah kebebasan
karyawan untuk menata meja kerja dan ruangannya sendiri. Mungkin karyawan akan
membawa poster penyanyi idola atau membawa pot bunga mungil nan cantik untuk
memompa semangatnya dalam bekerja. Biarkan juga karyawan mendengarkan
musik, selama tidak mengganggu karyawan lainnya. Tentunya untuk beberapa
bidang industri kerja hal tersebut mungkin tidak bisa dilakukan. Namun untuk
industri lain, misalnya industri kreatif, hal tersebut mudah untuk dilakukan. Coba
saja terapkan, dan buktikan apakah kinerja karyawan meningkat. Perusahaan besar
seperti Google sudah menerapkannya loh.

 Dukungan dari Pihak Manajemen


Kenyamanan kerja para karyawan harus pula didukung oleh pihak
manajemen.Hal ini berkaitan dengan peraturan kerja dan kesejahteraan bagi
karyawan. Caranya, dengan memberikan semua fasilitas yang telah dijanjikan pada
karyawan. Misalnya jika pada kesepakatan semula pihak manajemen berjanji
memberikan tunjangan komunikasi, maka berikanlah. Jika pada kesepakatan semula,
ada rewards bagi yang bekerja melampaui target perusahaan, maka tunaikanlah
rewards tersebut.
 Lingkungan Kerja yang Berorientasi Pada Hasil
Di dalam sebuah lingkungan kerja yang beriorientasi pada hasil, karyawan
bebas melakukan apa pun sepanjang ia memenuhi target sesuai tenggat waktu yang
ditentukan perusahaan. Jadi, sekali-kali bebaskanlah karyawan untuk keluar saat jam
kerja. Hal itu mungkin bermanfaat untuk mengurangi kepenatan bekerja. Bisa juga
siapkan sofa atau tempat tidur untuk karyawan beristirat tidur siang sebentar atau
juga untuk beristirahat sebentar ketika sampai larut malam mengerjakan deadline.
Cara yang lain misalnya, sekali-kali mengadakan meeting di luar kantor, misalnya di
kafe atau restoran, sebagai penyegaran. Mungkin dengan begitu, ide-ide baru nan
segar akan bermunculan.

 Ciptakan Kebersamaan
Terakhir, ciptakanlah kebersamaan dalam perusahaan sebagai sebuah tim.
Banyak hal yang dapat dilakukan. Misalnya dengan mengadakan office gathering
atau team building. Perusahaan besar tentunya sudah memiliki budget tersendiri
untuk itu. Namun tidak ada salahnya bila memilih tempat yang tidak begitu jauh
supaya menghemat pengeluaran. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah
mengadakan acara makan siang bersama. Ataupun juga mengadakan pesta kejutan
sederhana bagi karyawan yang sedang berulang tahun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian


Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah sistematis (Usman dan Akbar, 2008: 41).
Penelitian dapat dibagi menurut bidang, tempat, pemakaian, tujuan, waktu, jenis,
metode, logika, dan filsafat. Jenis penelitian dibagi menjadi penelitian historis, penelitian
deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan, penelitian
korelasi, penelitian kausal komperatif, penelitian eksperimental sungguhan, penelitian
eksperimen semu, penelitian tindakan (Usman dan Akbar, 2008: 3-6).
Penelitian ini menggunakan metode survai, jenis penelitian kuantitatif sedangkan
dalam menganalisis data menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008: 147). Jenis penelitian kuantitatif merupakan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008: 7).

3.2 Variabel penelitian


Variabel penelitian adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam
suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif ( Arikunto, 2006: 10). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independent (X) yaitu Lingkungan kerja (X1) dan Hubungan antara atasan, bawahan dan
antar anggota; dan variabel dependent (Y) yaitu Emosi dan Kenyamanan

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi.
Tabel 1: pegawai Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi Berdasarkan
Status kepegawaian tahun 2018
Status kepegawaian Jumlah Presentasi
Pegawai Tetap 40 100%
Sumber : Data Pegawai Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi 2018

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif.

Berdasarkan populasi tersebut maka digunakan perhitungan jumlah responden yang


digunakan adalah dengan menggunakan Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)

n = N/N(d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Jumlah populasi karyawan Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi 2018
adalah 32 orang. Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 36 orang

n = 40/(40 x (0.05)^2 +1) = 36.36  36

3.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak
melalui perantara. Data primer yang digunakan berupa data subyek (self report data) yang
berupa opini dan karakteristik dari responden. Data primer dalam penelitian ini berupa:
1. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, status kepegawaian, usia, pendidikan
terakhir dan lama bekerja.
2. Opini atau tanggapan responden atas Lingkungan kerja dan emosi pegawai.
Sumber data adalah sampel karyawan Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian
Produksi 2018.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangatlah penting karena berkaitan
dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian,
sehingga simpulan yang diambil adalah benar. Oleh karena itu dalam penelitian, metode
pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat. Dalam penelitian ini metode pengumpulan
data yang digunakan adalah Metode angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan secara
langsung atau melalui pos atau internet. Jenis angket ada dua, yaitu tertutup dan terbuka.
Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih dan menjawab secara
langsung.(Sugiyono, 2008: 142).
Kuesioner ini ditujukan kepada pegawai Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian
Produksi untuk mengetahui persepsi responden (pegawai) tentang pengaruh lingkungan kerja
terhadap pengendalian emosi individu.

3.6 Teknik Pengolahan Data


Proses pengolahan data yang dilakukan adalah :
1. Edit, yaitu kegiatan memeriksa dan meneliti kembali data yang diperoleh dari hasil
kuesioner dan wawancara, untuk mengetahui apakah data yang ada sudah cukup dan
lengkap ataukah perlu ada pembetulan.
2. Koding, yaitu kegiatan melakukan klasifikasi data dari jawaban responden dengan
memberikan kode/simbol serta skor menurut kriteria yang ada. Jawaban setiap item
instrumen tersebut menggunakan skala Likert dalam bentuk pilihan. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2001: 73-74). Untuk setiap item pernyataan diberi
skor satu sampai dengan lima dari hasil yang terendah sampai yang tertinggi.
3. Tabulasi, yaitu kegiatan melakukan pengolahan data ke dalam bentuk tabel dengan
memproses hitung frekuensi dari masing-masing kategori, baik secara manual maupun
dengan bantuan komputer.

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur
memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan
Schindler, dalam Zulganef, 2006). Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang
diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur
sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut.
2. Menurut Sugiono (2005), Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Menurut Sukadji (2000), uji
reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang
diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien.
Koefisien yang tinggi berarti reliabilitas yang tinggi. Menurut Anastasia dan Susana
(1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang dicapai
oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent
items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

3.9 Metode Analisis Data


Teknik pengolahan data menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan perhitungan
komputasi program SPSS (Statistical program for Social Science) yaitu suatu program
komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara tepat dan cepat, menjadi
berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Analisis data adalah
pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturanaturan yang
ada sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006: 239). Analisis data dilakukan
dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan simpulan. Pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu:
Pengaruh Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Pengendalian Emosi Karyawan Cipta
Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi
Analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persentase, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X dan Y.
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus:
DP = ×100% N n
Keterangan:
DP: Deskripsi persentase
n : Jumlah skor yang diharapkan
N : Nilai persentase atau hasil
(Ali, 1992:184)
2 .Analisis Regresi Linear berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Pengendalian Emosi
Karyawan Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Keterangan :
Y : variabel terikat (dependent)
X (1,2,3,…) : variabel bebas (independent)
a : nilai konstanta
b (1,2,3,…) : nilai koefisien regresi

Dalam melakukan analisis regresi linear berganda penulis menggunakan bantuan


komputer dengan program SPSS versi 24.

3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (ttest) untuk
melihat sejauhmana pengaruh (positif/negatif) variabel bebas (X1 dan X2= Motivasi dan
Lingkungan Kerja) terhadap variabel terikat (Y= Hubungan antara atasan bawahan dan antar
anggota).

Pengujian hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut :


-Ho diterima bila F hitung < F tabel
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel
Jika:
 t hitung < t tabel maka ho diterima, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat
 t hitung > t tabel maka h1 diterima, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat
BAB 4
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode Analisis korelasi.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel. Nilai
signifikansi yang berada dibawah 0,05 menunjukkan sebagai item yang valid.
Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

A. Lingkungan
- Lingkungan Tempat Kerja

NO Pertanyaan t-hitung t-tabel Keterangan


Kebersihan dalam lingkungan kerja
1 2,4397 1,7011 Valid
terjaga
2 Penerangan yang diberikan cukup 2,5704 1,7011 Valid
Terdapat fasilitas yang disediakan
3 oleh perusahaan untuk kami agar 6,5582 1,7011 Valid
mudah bekerja
4 Sirkulasi udara cukup 4,4161 1,7011 Valid
Terdapat kegiatan rekreasi yang
5 1,2591 1,7011 Tidak Valid
diselenggarakan perusahaan
- Hubungan Antara Atasan, Bawahan dan antar anggota

NO Pertanyaan t-hitung t-tabel Keterangan


Tidak ada rasa canggung kepada tiap
1 1,8159 1,7011 Valid
karyawan
Pimpinan memberikan sanksi yang
2 5,3635 1,7011 Valid
sepadan
Tingkat toleransi antar anggota
3 3,8780 1,7011 Valid
tinggi
4 Pimpinan berlaku adil 2,0423 1,7011 Valid
Setiap profesi memiliki rasa respect
5 2,9547 1,7011 Valid
yang tinggi
6 Terdapat solidaritas tinggi dalam tim 2,7410 1,7011 Valid
Setiap karyawan memberikan
7 kebebasan dalam mengungkapkan 0,3774 1,7011 Tidak Valid
pendapat
B. Emosi dan Kenyamanan

NO Pertanyaan t-hitung t-tabel Keterangan


Suasana yang tertekan membuat
1 1,5311 1,7011 Tidak Valid
saya stress
Fasilitas yang diberikan membuat
2 2,4859 1,7011 Valid
saya nyaman bekerja
Hubungan antar karyawan berjalan
3 4,2182 1,7011 Valid
baik
Penataan cahaya membuat saya
4 3,9894 1,7011 Valid
mudah dalam bekerja
Gaji yang diberikan cukup membuat
5 3,4627 1,7011 Valid
saya termotivasi
Saya merasa termotivasi dalam
6 3,5538 1,7011 Valid
mencapai posisi tertentu
Kebersihan dalam lingkungan kerja
7 3,5419 1,7011 Valid
membuat saya nyaman bekerja
Sirkulasi udara dalam tempat kerja
8 saya membuat saya nyaman dalam 2,0429 1,7011 Valid
bekerja
Hubungan antar karyawan yang
9 terjalin membuat saya nyaman 2,0279 1,7011 Valid
bekerja
Adanya perbedaan pendapat antar
10 karyawan membuat saya tidak 3,1156 1,7011 Valid
nyaman dalam bekerja
Adanya pelatihan yang diberikan
perusahaan memberikan kemudahan
11 3,4708 1,7011 Valid
terhadap pekerjaan yang saya
lakukan diperusahaan

Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak semua indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai korelasi
yang lebih besar namun sebagian besarmya nilia korelasi hasil penelitian dari beberapa
indikator memiliki nilai korelasi lebih besar dari 1,701. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa dua puluh indikator dinyatakan valid dan tiga indikator dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus


Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas
pada tabel berikut ini:

No Variabel Alpha Cronbach Keterangan


1 (X1) Lingkungan Kerja 0,544 Reliabel
2 X (X2) Hubungan antara atasan, 0,554 Reliabel
bawahan dan antar anggota
3 Y Emosi dan Kenyamanan 0,832 Reliabel

Berdasarkan Tabel hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan
pada variabel Lingkungan Kerja; Hubungan antar atasan, bawahan dan antar anggota; dan
Emosi dan kenyamanan pada karyawan Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi
dapat dikatakan reliabel

3. Regresi Linier Berganda

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .881a .776 .552 1.985
a. Predictors: (Constant), Hubungan antar atasan, bawahan dan antar anggota(X2), Lingkungan Kerja(X1)

Tabel diatas menjelaskan tentang besarnya nilai korelasi/hubungan yang


dilambangakan dengan (R), Yaitu sebesar 0.881.Sedangkan pada kolom R Square
menjelaskan besarnya Presentase (%) pengaruh variabel Independent (X1) dan (X2) terhadap
variabel Dependent (Y) yang disebut dengan koefisien determinasi. Dari tabel diperoleh nilai
koefisien R Square sebesar 0.776 artinya bahwa pengaruh variabel hubungan antara atasan,
bawahan dan antar anggota; dan lingkungan kerja terhadap Emosi dan kenyamanan adalah
sebesar 77,6%.Sedangkan sisanya sebesar 22,4% yang dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan pada Karyawan Cipta Rasa
cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan
kerja berpengaruh terhadap pengendalian emosi individu. Hal ini dapat ditunjukkan
dari tanggapan yang sesuai dari responden terhadap kondisi masing-masing variabel.
Dari hasil tersebut, diperoleh bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap
pengendalian emosi karyawan seperti adanya perusahaan memberikan kesempatan
untuk menduduki posisi tertentu, kebersihan lingkungan yang terjaga dan terjalin
hubungan baik antar atasan, bawahn maupun tiap anggota.

B. Saran
Dari hasil penelitian ini dapat diberikan saran yaitu perlu terciptanya
lingkungan yang nyaman untuk karyawan perusahaan dapat bekerja sehingga emosi
individu dapat terkendali dan membuat karyawan menjadi nyaman dalam bekerja
sehingga tumbuh rasa loyal terhadap perusahaan tempat bekerja dan produktivitas
mungkin dapat bertambah.
LAMPIRAN.1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Karyawan/Karyawati
Cipta Rasa cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi
Di Bandung

Dengan Hormat,

Kami adalah mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknologi Pangan Univesitas


Pasundan Bandung, yang sedang melakukan penelitian sebagai bahan untuk penyusunan
tugas pada mata kuliah Psikologi Industri. Dalam penyusunan tugas ini, kami menggunakan
kuesioner untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun judul tugas kami adalah
“Pengaruh Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Pengendalian Emosi Karyawan di Cipta Rasa
cabang Kerkof Cimahi bagian Produksi”. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami
memohon kesediaan Bapak/Ibu selaku karyawan/karyawati, untuk meluangkan waktu
mengisi kuesioner ini dengan menjawab setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti.
Kejujuran Bapak/Ibu akan kami hargai.

Atas kesediaan dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
1. Identitas Responden

Berilah tanda centang () pada pilihan jawaban yang sesuai identitas Bapak/Ibu:

a. Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
b. Usia
Dibawah 20 th 36 – 45 th
20 – 25 th Diatas 45 th
26 – 35 th
c. Pendidikan Terakhir
SD SMA
SMP DIII/S1
d. Lama Bekerja
1 – 5 th 16 – 20 th
6 – 10 th Diatas 20 th
11 – 15 th

e. Status Kepegawaian

Pegawai Tetap
Kontrak

Outsourcing

A. Lingkungan
- Lingkungan Tempat Kerja

Sangat Cukup Tidak Sangat


NO Pertanyaan Setuju
Setuju setuju setuju tidak setuju
Kebersihan dalam lingkungan kerja
1
terjaga
2 Penerangan yang diberikan cukup
Terdapat fasilitas yang disediakan
3 oleh perusahaan untuk kami agar
mudah bekerja
4 Sirkulasi udara cukup
5 Terdapat kegiatan rekreasi yang
diselenggarakan perusahaan

- Hubungan antara atasan, bawahan dan antar anggota

Sangat Cukup Tidak Sangat


NO Pertanyaan Setuju
Setuju setuju setuju tidak setuju
Tidak ada rasa canggung kepada tiap
1
karyawan
Pimpinan memberikan sanksi yang
2
sepadan
Tingkat toleransi antar anggota
3
tinggi
4 Pimpinan berlaku adil
Setiap profesi memiliki rasa respect
5
yang tinggi
6 Terdapat solidaritas tinggi dalam tim
Setiap karyawan memberikan
7 kebebasan dalam mengungkapkan
pendapat

C. Emosi dan kenyamanan

Sangat Cukup Tidak Sangat


NO Pertanyaan Setuju
Setuju setuju setuju tidak setuju
Suasana yang tertekan membuat
1
saya stress
Fasilitas yang diberikan membuat
2
saya nyaman bekerja
Hubungan antar karyawan berjalan
3
baik
Penataan cahaya membuat saya
4
mudah dalam bekerja
Gaji yang diberikan cukup membuat
5
saya termotivasi
Saya merasa termotivasi dalam
6
mencapai posisi tertentu
Kebersihan dalam lingkungan kerja
7
membuat saya nyaman bekerja
Sirkulasi udara dalam tempat kerja
8 saya membuat saya nyaman dalam
bekerja
Hubungan antar karyawan yang
9 terjalin membuat saya nyaman
bekerja
Adanya perbedaan pendapat antar
10 karyawan membuat saya tidak
nyaman dalam bekerja
11 Adanya pelatihan yang diberikan
perusahaan memberikan kemudahan
terhadap pekerjaan yang saya
lakukan diperusahaan

Anda mungkin juga menyukai