Anda di halaman 1dari 6

ICERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN RENCANA TEKNIK RINCI (RTR)


TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH
KABUPATEN/KOTA •A•
(KOTA KECILATAU SEDANG)

I. Latar Belakang
Kabupaten/Kota •A" merupakan salah satu daerah administratif tingkat II di daerah administratif tingkat
2
l/Provinsi "B", dengan luas wilayah xxxx km dan jumlah penduduk sebanyak xxxx jiwa (BPS 2010), serta
terkategorikan sebagai kota kecil/sedang. Kabupaten/Kota "A" terbagi menjadi xx (xxxx) kecamatan dan
beribukota di Kota •c". Adapun kepadatan penduduk di ibukota tersebut adalah xxx km dengan juml ah
2

penduduk sebanyak xxx jiwa. Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah dengan penyediaan infrastruktur
perkotaan,termasuk infrastruktur persampahan. Hal ini terkait dengan masalah persampahan yang sangat
erat kaitannya dengan perkembangan demografi dan perilaku masyarakat dalam pola penangangan sampah
eksisting.
Umumnya kota di Indonesia memiliki sistem penanganan sampah dengan metode penanganan yang kurang
tepat, yaitu dengan metode kumpul-angkut-buang. Sampah selalu diidentikkan dengan barang sisa atau hasil
buangan tak berharga. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan pergeseran gaya
hidup masyarakat yang lebih konsumtif, akan mengakibatkan semakin bertambahnya kuantitas volume
sampah yang harus ditangani. Sampah organik (sampah makanan dan sampah halaman) diharapkan telah
diolah pada tataran sumber atau pada skala komunal,begitu pula pemilahan sampah anorganik yang masih
dapat didaurulang (sampah kertas,sampah plastik, sampah logam,dan sampah gelas). Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah yang menggunakan proses pengurugan (landfilling) merupakan infrastruktur pengolahan
sampah, yang diharapkan dapat menjadi pengolahan final sampah yang berupa residu saja (sampah tekstil,
sampah karet, dan sampah lain-lain).
Keterbatasan pembiayaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan kebijakan eksisting saat ini, masih
menjadikan TPA sampah yang mengoperasikan proses pengurugan sebagai teknologiterpilih. Dengan biaya
pengoperasian-pemeliharaan-perawatan yang mencapai Rp 60.000-100.000/ton sampah,merupakan biaya
yang paling terjangkau pada saat ini oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengoperasikan-memelihara-
merawat sebuah TPA sampah. Oleh karenanya, penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) sebuah TPA sampah
yang andal,merupakan kunci dari keberhasilan pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan perawatan
dari infrastruktur TPA sampah.

II. Maksud Dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya penyusunan RTR TPA sampah Kabupaten/Kabupaten "A" adalah tersedianya RTR
TPA sampah Kabupaten/Kota "A" yang sesuai dengan nonma-standar-pedoman-kri teria yang ber1aku.

Sedangkan tujuannya adalah :


1. Mendapatkan dokumen perencanaan teknik TPA sampah yang sesuai norma-standar-pedoman-kri teria,
yang terjangkau dalam hal pembangunan-pengoperasi an-pemeliharaan-perawatannya .
2. Mendorong kinerja TPA sampah yang sesuai dengan norma-standar-pedoman-kri teria.

Ill. Nama dan Organlsasl Penggunajasa


Nama organisasi pengguna jasa adalah Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Provinsi xxx, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1
Kerangka Acuan Kerja

IV. Sumber Pendanaan


Kegiatan ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, DIPA tahun anggaran 20... dengan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta Rupiah), yang dialokasikan melalui Satuan
Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi xxx.

V. Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut, ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan adalah :
1. Melaksanakan pengumpulan dan analisis data, yang dilanjutkan dengan perencanaan teknik yang
meliputi:
a. Data sampah yang harus ditangani:
o Data cakupan lokasi pelayanan penanganan sampah yang harus ditangani (eksisting dan hingga 20
tahun ke depan), serta kuantitas dan karakteristik sampah yang harus ditangani.
o Data jenis, jumlah,kondisi dan kinerja kendaraan pengangkut sampah.

b. Data area (umum) yang akan dibangun, meliputi :


o Data lokasi (minimal menginformasikan luas TPA sampah, jarak ke bandar udara terdekat, jarak ke
daerah pelayanan, jarak ke permukiman terdekat, jarak ke badan air terdekat, jarak muka air tanah
kondisi permeabilitas tanah, dsb.).
o Data ketersediaan tanah penutup, akses terhadap sarana listrik, dan akses jalan masuk.

c. Data area (detail) yang akan dibangun, meliputi :


o Membuat benchmark dan lokasi batas-batas area TPA sampah, diukur dengan menggunakan data
posisi horizontal (dalam Lintang Selatan atau Lintang Utara, serta Bujur Barat atau Bujur Timur) dan
data posisi horizontal (dalam elevasi ketinggiannya terhadap paras air laut).
o Melakukan pengukuran kontur, topografi, dan kemiringan/slope tersebut dengan perbedaan
interval minimum 0,25 meter untuk tanah bergelombang dan interval minimum 0,5-1 meter untuk
tanah yang relatif datar, dengan informasi yang jelas tentang :
- Batas-batas tanah.
- Kemiringan dan ketinggian.
- Sumber-sumber air yang berbatasan.
- Jalan penghubung dari jalan umum ke lokasi tersebut.
- Tata guna tanah yang ada.

2. Mengumpulkan informasi hidrogeologi, hidrologi, geoteknik, dan klimatologis yang akurat dan mewakili,
meliputi :
a. Kondisi tanah: minimal data terkait kedalaman, tekstur, struktur, porositas, permeabilitas, dan daya
dukung tanah.
b. Kondisi bedrock: minimal data terkait kedalaman, jenis, dan kehadiran fraktur.
c. Kondisi kegempaan.
d. Kondisi air tanah di daerah lokasi: kedalaman rata-rata, kemiringan hidrolis, arah aliran, kualitas, dan
penggunaan.
e. Kondisi air permukaan di daerah lokasi kedalaman rata-rata, kemiringan hidrolis, arah aliran, kualitas,
dan penggunaan.
f. Data klimatologis : curah hujan, evaporasi, temperatur, kecepatan angin, dan arah angin, minimal 5
tahun terakhir.

Informasi terkait kondisi tanah harus menggambarkan nilai daya dukung tanah (dalam satuan kg/cm2,
minimal pada 5 titik dalam 1 hektar TPA sampah). Informasi hidrogeologi yang dikumpulkan meliputi data
geolistrik atau data sekunder mengenai akuifer, termasuk laporan analisis mengenai kondisi hidrogeologi.
Untuk lahan seluas 10 ha atau kurang, diwajibkan diambil minimal 8 titik geolistrik, untuk mengetahui

2
Kerangka Acuan Kerja

arah aliran air tanah, muka air tanah, permeabilitas tanah, jenis tanah, dsb. Informasi geoteknik yang
dikumpulkan berupa hasil pengamatan dan analisis data mekanika tanah (termasuk peta titik-titik sondir
dan boring), dan termasuk laporan analisis kondisi mekanika tanah. Untuk lahan dengan luas 10 ha atau
kurang, diwajibkan minimal diambil 6 titik sondir dan 3 titik boring (handboring ±6 m). Pengambilan
sampel tanah untuk dianalisis di laboratorium tanah diambil setiap kedalaman 2 m. Parameter yang
dianalisis di laboratorium mencakup seluruh parameter (triaxial, undrain, consolidation, permeability,
perkolasi, dll). Untuk lahan lebih dari 10 ha, jumlah pengambilan titik geolistrik, sondir, maupun boring
berlaku kelipatannya.

3. Menyusun Perencanaan teknik


1. Perencanaan Teknik yang meliputi :Nota desain, spesifikasi teknik, gambar teknik (berukuran minimal
A3, skala penggambaran yang proporsional, mencakup denah-tampak-potongan-bird-eye view),
prosedur standar pembangunan-pengoperasian-pemeliharaan-perawatan (termasuk metode kerja
konstruksi), kebutuhan biaya (investasi dan pengoperasian-pemeliharaan-perawatan, dengan
menyampaikan detailasi sumber penentuan Harga Perkiraan Sendiri), dan dokumen lelang:
a. Jalan akses.
b. Jalan operasional.
c. Jalan ram.
d. Sabuk hijau.
e. Jembatan timbang.
f. Kantor, laboratorium, dan sarana pendukung (sarana air bersih, sarana sanitasi, dan sarana listrik).
g. Pagar.
h. Saluran drainase.
i. Kawasan longsor dan perkuatannya.
j. Tanggul.
k. Unit pengolahan sampah (sel landfill) yang terdiri dari pelapis (sintetik atau alami), pipa
pengumpul air lindi, dan gravel.
l. Unit pengolahan air lindi.
m. Unit pengolahan gas bio yang terdiri dari pipa penangkap, pelepas, dan pemanfaatan/pembakaran
gas bio.
n. Sumur pantau.
o. Alat berat.

2. Gambar perencanaan teknik dibuat dalam skala 1 : 1.000-2.000 untuk rencana tapak dan skala 1:100-
200 untuk gambar detail (denah, potongan, dan bird-eye view), .
3. Membuat peta situasi yang mengakomodir batas-batas tanah, bangunan sekitarnya, vegetasi, pemilik
tanah, kemiringan, ketinggian, sumber air dan arah aliran air di sekitar lokasi , jalan akses, jalan
operasi, penggunaan lahan, dan infrastruktur yang ada di lokasi.
Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), 11
pt
VI. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyusunan RTR TPA sampah ini adalah 180 (seratus delapan puluh) Formatted: Normal, Indent: Left: 0"

hari kalender, terhitung sejak penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

VII. Metoda Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam menyusun RTR TPA sampah ini adalah :
1. Pengumpulan data primer dan sekunder melalui metode survai yang memadai.
2. Analisis data dan evaluasi lokasi.
3. Perancangan beberapa alternatif dan evaluasi alternatif yang paling tepat.

3
Kerangka Acuan Kerja

4. Pendetailan desain.

VIII. Tugas dan Kewajiban


Konsultan/pelaksana pekerjaan:
1. Melaksanakan KAK dan penjabarannya sejalan dengan maksud/tujuan.
2. Membantu Penanggung Jawab Kegiatan agar menjaga waktu dan jadwal sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja.
3. Menyampaikan hal-hal substansial yang dianggap perlu untuk meningkatkan mutu pekerjaan dan hal-hal
administrasi yang di luar kewenangan pelaksana pekerjaan, seperti koordinasi antar instansi.

Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan:


1. Membantu pelaksana pekerjaan dalam penyelesaian administrasi dan hal-hal di luar kewenangan
pelaksana pekerjaan.
2. Secara intensif memantau kegiatan pelaksana pekerjaan dalam menjaga jadwal.

IX. Kebutuhan Tenaga Ahli


Beberapa personil tenaga ahli yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan penyusunan RTR TPA sampah
ini, antara lain :
1. Ahli Geoteknik atau Ahli Teknik Penyehatan/Lingkungan (Pimpinan Tim).
Sarjana Strata 2 Teknik Sipil/Geoteknik/Teknik Penyehatan/Lingkungan dengan pengalaman kerja 8
(delapan) tahun dengan pengalaman profesional pada bidang dalam masalah penanganan sampah dan
perencanaan teknik TPA sampah minimal 5 (lima) tahun serta pernah menjadi Pimpinan Tim, bertugas
melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi terkait.
2. Ahli Hidrogeologi.
Sarjana Strata 1 Teknik Geologi minimal pengalaman 5 (lima) tahun di bidang hidrogeologi, bertugas
mengidentifikasi hidrogeologi di lokasi TPA sampah yang akan direncanakan.
3. Ahli Teknik Sipil.
Sarjana Teknik Sipil, berpengalaman selama minimal 5 (lima) tahun dalam desain sistem persampahan,
bertugas menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi geoteknik dan kegempaan di lokasi studi,
perencanaan teknis konsep desain khususnya analisis struktur fasilitas fisik yang direncanakan.
4. Ahli Teknik Lingkungan
Sarjana Strata 1 Teknik Lingkungan/Penyehatan minimal pengalaman 5 (lima) tahun di bidang
persampahan, bertugas menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan rancangan kegiatan serta
perencanaan teknik TPA sampah dan sistem penanganan sampah.
5. Ahli Geodesi
Sarjana strata 1 Teknik Geodesi minimal pengalaman 5 (lima) tahun di bidang pengukuran topografi
tanah, bertugas melakukan pengukuran, penggambaran, analisis serta evaluasi mengenai kontur lokasi
calon TPA sampah.
6. Ahli Estimasi Biaya.
Sarjana strata 1 Teknik Sipil minimal pengalaman 5 (lima) tahun di bidang evaluasi harga satuan dan
penyusunan rencana anggaran biaya, bertugas melakukan evaluasi harga satuan dan penyusunan
rencana anggaran biaya investasi dan biaya pengoperasian-pemeliharaan-perawatan TPA sampah.

Beberapa personil tenaga pendukung/penunjang yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan


penyusunan RTR TPA sampah ini, antara lain:
1. Asisten Hidrogeologi.
2. Asisten Teknik Sipil.
3. Asisten Teknik Penyehatan/Lingkungan.
4. Surveyor.

4
Kerangka Acuan Kerja

5. Asisten Surveyor.
6. CAD Operator.
7. Operator Komputer.

X. Pelaporan
Konsultan dalam menjalankan tugasnya diwajibkan menyampaikan laporan kegiatan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar serta 1 (satu) buah CD berisikan softcopy
(dalam format .pdf dan .dwg), dan diserahkan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah menerima SPMK.
Laporan ini berisikan :
a. Tanggapan atau komentar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Rencana kerja konsultan/metodologi serta gambaran awal persiapan, dasar pemikiran dalam kajian
studi, hasil survai pengenalan, kajian masalah, dan arah perencanaan, serta penugasan personil sesuai
dengan yang tercantum dalam lingkup pekerjaan.
c. Pengaturan dan Penjadwalan Tenaga Ahli.

2. Laporan Antara
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar serta 1 (satu) buah CD berisikan softcopy (dalam format .pdf
dan .dwg), dan diserahkan 60 (enam puluh) hari kalender setelah menerima SPMK, serta didiskusikan
dengan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten/Kota terkait. Laporan Antara mencakup antara lain
tentang:
a. Gambaran rencana tata ruang atau penggunaan lahan Kota “A” (Kabupaten “C”) secara lengkap yang
dilengkapi dengan informasi dalam bentuk tabel, gambar atau skema.
b. Data-data hasil survai (termasuk tetapi tidak terbatas pada: jumlah sampah terangkut di TPA sampah,
survai topografi, hasil data sondir, hasil data boring, dan survai geolistrik).
c. Pemetaan berdasarkan hasil survey di daerah.
d. Hasil analisis dari pengumpulan data pengukuran lokasi TPA sampah.

3. Konsep Laporan Akhir


Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar serta 1 (satu) buah CD berisikan softcopy (dalam format .pdf
dan .dwg), diserahkan 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah menerima SPMK. Laporan ini terdiri dari:
a. Laporan detail hasil analisis dan evaluasi.
b. Draft Nota desain, spesifikasi teknik (termasuk spesifikasi alat berat yang diperlukan), gambar teknik,
standar pengoperasian-pemeliharaan-perawatan (termasuk untuk alat berat), rincian anggaran biaya
(investasi dan pengoperasian-pemeliharaan-perawatan), dan dokumen lelang.

4. Laporan Akhir
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar serta 5 (lima) buah CD berisikan softcopy (dalam format
.pdf dan .dwg), dan diserahkan 4 (empat) bulan setelah menerima SPMK. Laporan Akhir berisi
penyempurnaan Konsep Laporan Akhir setelah mendapatkan masukan dari berbagai pihak yang terkait,
baik dari lingkungan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, maupun masyarakat.

Kepala Satuan Kerja


Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Provinsi “B”

5
Kerangka Acuan Kerja

.....................................
NIP. 19.................

Anda mungkin juga menyukai