Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

WEWENANG DAN DELEGASI


Makalah Kelompok

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester Mata
Kuliah Kepemimpinan, Semester IV, Prgram Studi Manajmen FE UMRAH
TANJUNGPINANG-KEPULAUAN RIAU

DISUSUN OLEH KELOMPOK 13

Mira Dama Yanti 160461201111

Iman Syahfirudin 160461201018

Dosen Pengajar/Pembimbing

Drs.H.MUHAMMAD IDRIS DM,MM,MSi

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TANJUNGPINANG-KEPULAUAN RIAU

TA 2017-2018
KATA PENGANTAR

* ‫الحمد هلل الذي رفع الدرجات لمن انخفض لجالله * وفتح البركات لمن انتصب لشكر افضاله‬
* ‫وأسكن الجنات لمن عرفه حق معرفته * والصالة والسالم على من جزم بأنه أفضل الخلق كله‬
‫وعلى آله وأصحابه الذين بنوا أحوالهم على اتباع سنته * ومن تبعهم بإحسان الى يوم يرجعون فيه‬
*
Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan segala karunianya yang tidak
terhingga, khususnya ni’mat Iman dan Islam, yang dengan keduanya diperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah atas Baginda Nabi Muhammad SAW, dan
atas keluarga dan sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka itu
hingga akhir zaman.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT makalah ini telah dapat kami
selesaikan, dengan tema yang telah ditentukan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.H.MUHAMMAD IDRIS DM,MM,Msi. sebagai Dosen
Pembimbing mata kuliah Kepemimpinan, atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu
Terima kasih pula kami ucapkan kepada rekan-rekan khususnya dari kelompok 13,
atas segala bantuannya.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan penuh dengan
kekurangan, mudah-mudahan bisa lebih disempurnakan lagi di masa-masa mendatang.
Akhirnya semoga pekerjaan kita ini diberi pahala oleh Allah SWT. Amiin.

Tanjungpinang, l8 Mei 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I....................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN ................................................................................................... 5

I.1 Latar belakang ................................................................................................ 5

I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

I.3 Tujuan ............................................................................................................ 5

BAB II ..................................................................................................................... 7

WEWENANG DAN DELEGASI ........................................................................... 7

A. PENGERTIAN WEWENAG DAN DELEGASI ....................................... 7

a. pengertian wewenang ....................................................................................... 7

b. Wewenang Kekuasaan ..................................................................................... 8

c. Keluasan wewenang dan kekuasaan ................................................................ 8

d. Jenis-jenis wewenang : .................................................................................... 8

2.2 Delegasi ......................................................................................................... 9

a. Pengertian Delegasi .......................................................................................... 9

b. Dasar-dasar Pendelegasian .............................................................................. 9

c. Sikap Terhadap Delegasi ............................................................................... 10

d. Pendelegasian Wewenang .............................................................................. 11

B. TEORI PENDELEGASIAN WEWENAG ............................................... 11

1. Pengertian Pendelegasian wewenang ............................................................ 11

2. Peranan Pendelegasian wewenag................................................................... 12

3. Dimensi Pendelegasian Wewenag ................................................................. 12

4. Pendelegasian wewenang yang efektif .......................................................... 13

C. SIKAP PEMIMPIN TERHADAP PENDELEGASIAN .............................. 14


1. Masalah Pendelegasian ................................................................................. 14

2. Pola Pendelegasian Wewenang...................................................................... 16

Memastikan Pelaksanaan Pendelegasian ........................................................... 17

D. SENI PENDELEGASIAN WEWENANG DAN DESENTRALISASI .. 18

1. Seni Pendelegasian Wewenang...................................................................... 18

2. Sentralisasi dan desentralisasi ........................................................................ 18

F. CONTOH PENGGUNAAN DELEGASI DAN MANDAT ..................... 19

Contoh Penggunaan delegasi ............................................................................. 19

Contoh Penggunaan Mandat .............................................................................. 20

BAB III ................................................................................................................. 21

PENUTUP ............................................................................................................ 21

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 21

3.2. Saran .................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22


BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendelegasian wewenang dan koordinasi merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital
dalam organisasi manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang
dan koordinasi agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu,
pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila
seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu
tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang
tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian
juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat
organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen. Koordinasi jua
merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang dan
mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya
tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang.
Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak,
karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Ciptakan budaya bahwa
pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang.
Koordinasi akan lebih membantu manajemen pekerjaan lebih efisien.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pendelegasian wewenang itu ?
2. Apa manfaat pendelegasian wewenang ?
3. Apa yang mendasari adanya Pendelegasian terhadap wewenang ?
4. Bagaimana sifat pendelegasian wewenang ?
5. Bagaimana Pemimpin menyikapi pendelegasian wewenang ?
6. Apa saja Asas – Asas dalam pendelegasian ?
I.3 Tujuan
1. Memberikan wawasan pada Mahasiswa pada Manajemen dan Istilahnya.
2. Mengetahui definisi dan apa yang dimaskud dengan pendelegasian.
3. Mengetahui Manfaat dan kegunaan Pendelegasian wewenang.
4. Memberikan wawasan pada Mahasiswa pada isi manajemen dan kegiatannya
BAB II

WEWENANG DAN DELEGASI

A. PENGERTIAN WEWENAG DAN DELEGASI


2.1. Wewenang (Authority)

a. Pengertian Wewenang
• Wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan
pada suatu jabatan (Louis A. Allen).
• Wewenang merupakan kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh
pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu (G.
R. Terry).
• Wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan
kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. Tanpa wewenang o8rang – orang dalam
perusahaan tidak dapat berbuat apa – apa. Dalam authority selalu terdapat power dan
right, tetapi dalam power belum tentu terdapat authority and right.
• Line Authority adalah kekuasaan, hak , dan tanggung jawab lansung berada pada
seseorang atas tercapainya suatu tujuan.ia berwenang mengambil keputusan dan
berkuasa, berhak serta bertanggung jawab langsung untuk merealisasikan keputusan
tersebut. Wewenang jenis ini biasa disimbolkan dengan garis ( ).
• Staff authority adalah kekuasaan dan hak, “hanya” untuk memberikan data, informasi
dan saran – saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam mencapai
tujuan. Seseorang yang mempunyai staff authority, tidak berhak mengambil
keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung jawab langsung
dalam pencapaian tujuan. Simbol dari staff authority adalah garis putus – putus.
• Functional Authority adalah kekuasaan manajer karena proses – proses, praktek –
praktek, kebijakan – kebijakan tertentu atau soal – soal lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan – kegiatan oleh pegawai – pegawai lain dalam bagian
– bagian lain pula. Functional authority dalam struktur organisasi digambarkan
dengan garis putus – putus dan titik.
• Personality authority adalah kewibawaan seseorang karena kecakapan, perilaku,
ketegasan, ketangkasan dan kemampuan, sehingga ia disegani oleh kawan maupun
lawan.
b. Wewenang Kekuasaan
• Kekuasaan sering dicampuradukkan dengan wewenang. Meskipun wewenang dan
kekuasaan sering ditemui bersama, namun keduanya berbeda.
• Kekuasaan merupakan kemampuan untuk melakukan hak yang disebut wewenang
c. Keluasan wewenang dan kekuasaan
• Ada banyak sumber kekuasaan yang terdapat dalam suatu organisasi yaitu :
a. Kekuasaan Balas Jasa. berasal dari sejumlah balas jasa positif (uang, perlindungan,
perkembangan karier, dan sebagainya) yang diberikan pada pihak penerima untuk
melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b. Kekuasaan Paksaan merupakan kekuasaan yang berasal dari perkiraan yang dirasakan
orang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan diterima bila mereka
tidak melaksanakan perintah pimpinan.
c. Kekuasaan Sah berkembang dari nilai – nilai intern yang mengemukakan bahwa
seseorang pimpinan mempunyai hak sah untuk mempengaruhi bawahan.
d. Kekuasaan pengendalian Informasi berasal dari pengetahuan dimana orang lain tidak
mempunyainya. Cara ini digunakan dengan pemberian atau penahanan informasi yang
dibutuhkan.
e. Kekuasaan Panutan berasal dari identifikasi orang – orang dengan seorang pimpinan
dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau contoh. Karisma pribadi,
keberanian, simpatik, dan sifat – sifat lain adalah faktor penting dalam panutan
f. Kekuasaan Ahli merupakan hasil dari keahlian atau ilmu pengetahun seorang
pemimpin dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin mempengaruhi orang
lain.

d. Jenis-jenis wewenang :
1. Wewenang sruktural
Adalah wewenang hirakis yang diiliki oleh semua organisasi untuk memperjelas dan
mempertegas masing-masing pekerjaan.
2. Wewenang karismatik
Adalah wewenang karena memiliki sikap dan perilaku positif, pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman.
3. Wewenang moralitas
Adalah wewenang karena memiliki integrtitas, bermoral baik, ammpu menyelesaikan
masalahnya..
4. Wewenang moralistis
adalah wewenang karena memiliki prestasi-prestasi yang baik dimasa yang lalu.
5. Wewenang jamaniah
Adalah wewenang karena memilih benuk dan penampikan fisik baik yang nyata
maupun kesan yang terpantun sangat memungingkan.

2.2 Delegasi
a. Pengertian Delegasi
• Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal
kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
• Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mendelegasikan wewenang
ke bawah kepada orang – orang yang melapor kepadanya
• Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan
2. Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
tugas
3. Penerimaan delegasi, baik implicit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban dan
tanggung jawab
4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil – hasil yang
dicapai.
b. Dasar-dasar Pendelegasian

Delegasi penting dalam struktur baik struktur organisasi dan struktur pemerintahan, untuk
memungkinkan bawahan untuk melakukan pelatihan yang mewakili lembaga atau
institusi. Pentingnya pemimpin konduksi kerjasama dan anggota, yang mendasari adalah
sebagai berikut:
1. Hanya pemimpin dapat bekerja sama atau bekerja melalui orang lain, sehingga itu
adalah sesuatu yang hanya dapat diwujudkan melalui delegasi.
2. Melalui delegasi, pemimpin menetapkan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan tanggung jawab kepada bawahan, bahwa semua fungsionaris
organisasi sesuai dengan kewajibannya.
3. Delegasi oleh organisasi kerja dapat bekerja dengan baik tanpa kehadiran pemimpin
atas atau bos langsung.
4. Dalam delegasi, pemimpin dari semua tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
dengan menggunakan kredensial yang juga “menuntut” karya definitif bawahan.
5. Dalam delegasi, pemimpin menetapkan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan tanggung jawab kepada bawahan, agar bawahan itu benar dan
menuntut pelaksanaan program kerja.

c. Sikap Terhadap Delegasi


• Pendelegasian wewenang menjadi penting karena beberapa alasan, yaitu :
1. Pendelegasian wewenang harus dilakukan oleh seorang manajer karena
manajemen baru dikatakan ada, jika ada pembagian wewenang dan pembagian
pekerjaan
2. Pendelegasian wewenang harus dilakukan manajer, karena adanya keterbatasan
(fisik, waktu, perhatian dan pengetahuan) seorang manajer.
3. Pendelegasian wewenang dilakukan supaya sebagian tugas dan pekerjaan
manajer dapat dilakukan oleh bawahannya.
4. Pendelegasian wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Menurut
Koontz: “delegation of authority is the key of organization”.
5. Pendelegasian wewenang menciptakan adanya ikatan, hubungan formal, dan
kerjasama antara atasan dan bawahan.
6. Pendelegasian wewenang menciptakan terjadinya proses manajemen
7. Pendelegasian wewenang akan memperluas ruang gerak dan waktu seorang
manajer.
8. Pendelegasian wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam
suatu organisasi
9. Tanpa pendelagasian wewenang berarti tidak ada atasan dan bawahan dalam
suatu organisasi.

d. Pendelegasian Wewenang
• Pendelegasian wewenang adalah dinamika manajemen. Pendelegasian wewenang
adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian kerja yang
dipikulkan kepadanya, sehingga ia melakukan bagian kerja itu hanya karena
penempatan organisasi yang unik, dapat mengerjakan dengan efektif sehingga ia
dapat memperoleh orang – orang lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat
dikerjakan.
• Pendelagasian wewenang dapat diartikan dalam beberapa pengertian sebagai berikut
:
1. Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan
pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga
mereka dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator (pimpinan)
2. Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang
menciptakan pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerjasama dalam
suatu organisasi/perusahaan
3. Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak dan waktu seorang
manajer
4. Pendelegasian wewenang manajer tetap bertanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan perusahaan.
5. Pendelegasian wewenang menjadi ikatan formal dalam suatu organisasi.
B. TEORI PENDELEGASIAN WEWENAG
1. Pengertian Pendelegasian wewenang
A. Menurut Ralph C. Davis:
Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan
wewenang berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
B. Menurut Louis A. Allen
Pendelegasian wewenang adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam
pembagian kerja yang ditimpakan padanya, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang
lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.

Dari berbagai definisi tentang pendelegasian wewenang, dapat disimpulkan, bahwa :


1. Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan
pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka
dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator (pimpinan).
2. Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang menciptakan
pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerja sama dalam suatu
organisasi/perusahaan.
3. Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak dan dan waktu seorang
manajer.
4. Pendelegasian wewenang, manajer tetap bertanggung jawab terhadap tercapainya
tujuan perusahaan.
5. Pendelegasian wewenang menjadi ikatan formal dalam suatu organisasi.
2. Peranan Pendelegasian wewenag
1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan
tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi
2. Memberikan keputusan yang lebih baik
3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan
keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif.
3. Dimensi Pendelegasian Wewenag
A. Dimensi struktur organisasi

Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian


departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan
praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar
struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran
mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
B. Departementalisasi

Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang


dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau matriks.

4. Pendelegasian wewenang yang efektif


Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan wewenang , agar proses
delegasi itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:

1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila kedua-
duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban. Dengan kata
lain dalam proses delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila kedu-duanya telah
ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab. Dengan kata lain, proses
delegasi harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang dan adanya
pertanggungjawab.

2. Wewenang yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik dilihat
dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.

3. Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian


motivasi,

4. Pejabat yag mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang yang
menerima dlegasi wewenang.
C. SIKAP PEMIMPIN TERHADAP PENDELEGASIAN
1. Masalah Pendelegasian

Walaupun tujuan dan manfaat-manfaat delegasi wewenang cukup bagus seperti


dikemukakan didepan, tetapi pelaksanaannya sering terjadi halangan-halangan atau
kesulitan-kesulitan, halangan tersebut mungkin dari pihak atasan, mungkin dari pihak
bawahan.

a. Halangan dari pihak atasan :

1) Atasan berpendapat bahwa dia telah merasa sempurna dapat menjalankan segala-galanya
sedniri dengan baik. Sikap demikian itu adalah salah karena bertentangan dengan
kenyataan, bahwa manusia itu dalam keadaan terbatas dalam pengalaman, kecakapan,
pengetahuan, waktu, perhatian dan sebagainya.

2) Atasan tidak dapat memberikan petunjuk atau penerangan, yaitu tentang tugas dan
wewenang yang harus diserahkan secara terinci. Atasan yang tidak mampu demikian
biasanya takut untuk menyerahkan wewenangnya, sebab kalau bawahan menanyakan hal
ikhwal wewenangnya tidak dapat menjawabnya. Untuk mencegah hal tersebut lebih baik
tugas dikerjakan sendiri.

3) Atasan tidak mempercayai bawahan.Sehingga segan atau tidak mau menyerahkan


sebagian dari wewenangnya, sebab khawatir bawahan tidak akan dapat melaksanakan
sebaik-baiknya seperti apa yang ia inginkan.

4) Kekurangan alat kontrol yang dapat mengingatkan atasan apabila sewaktu-waktu timbul
kesukaran.Karena hasil pelaksanaan tugas dan wewenang pada akhirnya menjadi
tanggung jawab atasan maka pelaksanaannya harus terkontrol. Dengan tidak adanya alat
kontrol tersebut maka dikhawatirkan pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang
dimaksudkan. Karena itulah menyebabkan atasan tidak bersedia untuk menyerahkan
sebagian wewenangnya.

5) Manajer takut memikul tanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan bawahan. Karena
pada akhirnya atasan yang bertanggung jawab, dikhawatirkan bawahan akan berbuat
kesalahan-kesalahan.
b. Halangan dari pihak bawahan

1) Bawahan senang pada pekerjaan yang mudah saja.

Yang demikian menimbulkan bawahan tidak mau menanggung wewenang yang


diberikan.

2) Bawahan takut dikritik atas kesalahan-kesalahannya.

Ketakutan ini timbul karena kurangnya kepercayaan kepada diri sendiri, hal
demikian dapat dihilangkan dengan jalan latihan-latihan.

3) Bawahan kurang mendapat penjelasan atas tugas yang diterimanya.

Hal demikian akan mengakibatkan tidak tahu batas mana yang harus dilakukan untuk
tidak terjadi kesalahan-kesalahan, maka bawahan berkeyakinan lebih baik untuk
tidak menerimanya.

4) Bawahan telah terlalu banyak pekerjaan.

Sehingga apabila mendapat tugas dan wewenang baru merasa tidak dapat
melaksanakan sebaik-baiknya.

5) Bawahan kurang percaya pada diri sendiri

Bayangan karena kurang kepercayaan pada diri sendiri akan menimbulkan


keyakinan pada diri sedniri, bahwa dirinya tidak mampu melaskanakan.

6) Bawahan kurang mendapat dorongan yang positif.

Tidak adanya dorongan, akan menimbulkan bawahan bekerja pasif, sehingga kurang
inisitif untuk menuju kesempurnaan tugasnya.

Demikian uraian tentang halangan-halangan dari pada delegasi wewenang, dimana


halangan-halangan tersebut timbul dari atasan ataupun dari bawahan. Kalau disimpulkan
halangan dari atasan pada umumnya karena atasan enggan atau tidak bersedia
mendelegasikan dan halangan dari bawahan karena bawahan enggan atau tidak bersedia
menerimanya

2. Pola Pendelegasian Wewenang


Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus dipahami oleh
setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian pesuruh/babu "Jalankan ini,


jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu, dsb." Pendelegasian yang sebenarnya tidak berfokus
pada prosedur- prosedur dan cara-cara yang digunakan, tetapi terarah kepada upaya
pencapaian sasaran/target dan hasil-hasilnya. Prosedur dapat ditetapkan dalam polis/suatu
ketentuan, tetapi cara/metode harus dicari sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja.

2. Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian penatalayanan, yaitu


pendelegasian yang berwawasan serta bertujuan melayani. Aspek-aspek pendelegasian ini
dikemukakan di bawah ini.

a. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai
sasaran/tujuan akhir dari organisasi.

b. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan
kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga
diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan
bukan objek kerja.

c. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi


bidang berikut.

• Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada


waktu depan yang telah ditentukan ("desired results").
• Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan
bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
• Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban
membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
• Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi
tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-
pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja
dengan baik/patut.
• Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian
menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara
lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai
seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
• Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban
("responsibility" dan "accountability"). Pendelegasian menyatakan patokan yang
akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya
tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan
membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
• Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi,
yang baik maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas
yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian
yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang
telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur, ataukah
malah sebaliknya.

2. Memastikan Pelaksanaan Pendelegasian


Untuk memastikan bahwa pendelegasian berlangsung dengan baik, hal berikut harus
diperhatika :

1. Sangatlah perlu menerapkan supervisi/pengawasan yang bersifat langsung/tidak


langsung, untuk memastikan bahwa pendelegasian berjalan dengan baik.
2. Sistem dan peluang untuk menerima masukan, yang bersifat terkontrol dan tidak
terkontrol juga perlu disiapkan.

a. Masukan terkontrol dapat dilaksanakan dengan wujud laporan berkala dan laporan
insidentil (dalam bentuk tertulis/lisan).

b. Masukan tidak terkontrol dapat dilihat pada hasil nyata yang dicapai dalam pengerjaan
tugas, atau cara lain, antara lain menyediakan peluang/kondisi untuk berdiskusi secara
terbuka dengan para bawahan, mendengar keluhan mereka, dsb., atau penemuan
langsung yang ditemui di lapangan.

Pendelegasian wewenang penting dan mutlak harus dilakukan seorang manajer


(pimpinan), karena :
a. Manajemen baru dikatakan ada, jika ada pembagian wewenang dan pembagian kerja.
b. Adanya keterbatasan (fisik, waktu, perhatian, dan pengetahuan) seorang manajer.
c. Supaya sebagian tugas dan pekerjaan manajer dapat dikerjakan oleh para bawahannya.
d. Merupakan kunci dinamika organisasi.
e. Menciptakan ikatan, hubungan formal, dan kerjasama antara atasan dengan bawahan.
f. Menciptakan terjadinya proses manajemen.
g. Memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer.
h. Membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi.
i. Tanpa pendelegasian tidak akan ada pimpinan dan bawahan.

D. SENI PENDELEGASIAN WEWENANG DAN DESENTRALISASI


1. Seni Pendelegasian Wewenang
Didasarkan pada personal attitude (sikap pribadi manajer yang melakukan
pendelegasian wewenang itu).
Personal attitude yang harus dimiliki manajer adalah :
a. Manajer harus memberikan kesempatan kepada pendapat-pendapat orang lain terutama
bawahan untuk dilakukan demi kemajuan perusahaan.
b. Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya efektif, harus bersedia untuk
memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk membuat suatu keputusan.
c. Manajer dalam pendelegasian wewenangnya harus bersedia dan memaafkan kesalahan
bawahan sepanjang kesalahan itu wajar dan dianggap biasa.
d. Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya efektif, harus bersedia untuk
memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk melaksanakan pekerjaanya dengan
sebaik-baiknya.
e. Kesediaan untuk mengadakan dan dan menggunakan pengendalian yang luas, ketat, efektif,
dan intensif dengan alat-alat dan sitem-sistem pengendalian yang baik.
2. Sentralisasi dan desentralisasi
1 .Sentralisasi
• Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu
organisasi
• Sentralisasi juga dapat diartikan sebagian besar wewenang atau kekuasaan masih tetap
dipegang oleh manager puncak atau hanya sebagian kecil wewenang yang didelegasikan
ke seluruh struktur organisasi
• Contohnya adalah ketika manajer puncak masih memegang kekuasaan sebanyak 75%
maka sebanyak 75% tugas yang ada pada perusahaan masih dikerjakan oleh manajer
puncak sedangkan sebanyak 25% tugas perusahaan dikerjakan oleh bawahannya.

2 .Desentralisasi
Disentralisasi adalah jika sebagian kecil wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang
oleh manajer puncak dan sebagian besar wewenang didelegasikan ke bawahan.

• Desentralisasi adalah jika sebagian kecil wewenang atau kekuasaan dipegang oleh
manajer puncak maka sebagian besar wewenang manajer puncak didelegasikan
kepada bawahannya. Dalam hal ini contohnya manajer hanya memegang kekuasaan
sebanyak 20 % maka sebanyak 80% tugasnya telah didelegasikan kepada
bawahannya
• Desentralisasi juga biasa disebut penyebaran atau pelimpahan secara meluas
kekuasaan dan pembuatan keputusanke tingkatan – tingkatan organisasi yang lebih
rendah.
F. CONTOH PENGGUNAAN DELEGASI DAN MANDAT
1. Contoh Penggunaan delegasi

Delegasi dan mandat merupakan bagian dari sumber adanya wewenag. Delegasi sendiri
adalah penyerahan wewenang kepada pihak lain dan yang bertanggung jawab adalah pihak
yang diberikan wewenang tersebut.

Adapun beberapa contoh dalam penggunaan delegasi :

1. Mengirimkan delegasi pelajar Indoneisa dalam mengikuti ajang kompetisi fisika


tingkat Internasional. Sehingga para pelajar indonesia harus bertanggungjawab atas
delegasi yang diterimanya.
2. Pemerintah Pusat memberikan wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk
membuat peraturan pada daerahnya masing-masing. Sehingga Pemerintah Daerah
bertanggung jawab penuh atas kewenangan delegasi yang diterimanya.
3. Pemberian kewenangan dari Kepala Daerah kepada Kepala Dinas atau Camat dalam
melaksanakan pelayanan publik dan untuk membuat produk hukum dalam bentuk
apapun sesuai dengan tujuan negara.. Sehingga kepala dinas atau camat memiliki
tanggung jawab atas kewenangan delegasi yang telah diterima untuk melaksanakan
pelayanan publik secara baik dan sesuai aturan yang telah ada.

2. Contoh Penggunaan Mandat

Sedangkan mandat adalah penyerahan wewenang kepada pihak lain dan yang
bertanggungjawab adalah pihak yang memberi wewenang. Wewenang ini diberikan kepada
bawahan oleh atasan dimana pelimpahan bermaksud memberi wewenang kepada bawahan
untuk membuat keputusan atas nama pejabat yang memberi mandat. Dalam pemberian
mandat, pemberi mandat dapat mengunakan kewenangan yang telah diberikannya itu setiap
saat.

Berikut contoh penggunaan madat, yaitu :

1. Kepala daerah memerintahkan bawahannya mengeluarkan uang daerah untuk suatu


kepentingan, maka konsekuensi tanggung jawab dan tanggung gugat tetap pada
pemberi mandat yaitu kepala daerah.
2. Katika gubernur sedang berada di luar kota, pada saat bersamaan di daerah yang
dipimpinnya dia harus memberikan persetujuannya untuk memberikan dana kepada
salah satu daerahnya, maka dia bisa memberi mandat kepada wail gubernur untuk
menandatangani persetujuan tersebut. Setelah persetujuan tersebut ditandatangani
otomatis berakhirlah mandat yang telah diberikan tersebut dan apabila dikemudian
hari terjadi permasalahan dengan keputusan pemberian dana tersebut maka Gubernur
langsung lah yang bertanggung jawab.
3. Ketika kepala daerah memerintahkan bawahannya mengeluarkan uang daerah untuk
suatu kepentingan, maka konsekuensi tanggung jawab dan tanggung gugat tetap pada
pemberi mandat yaitu kepala daerah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya / bawahannya


untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu
bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu
dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan
hal hal yang didelegasikan.

Manfaat Pendelegasian Wewenang


1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan
tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi
2. Memberikan keputusan yang lebih baik
3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan
keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat Saya berikan adalah sebagai berikut :
1. Melalui pembahasan Pendelegasian Wewenang ini, diharapkan mahasiswa
memahami arti Pendelegasian Wewenang
2. Mahasiswa diharapkan memahami tentang Pengertian Delegasi, Pendelegasian
Wewenang.
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang ideal dan yang di harapkan faham akan Pendelegasian Wewenang.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pendelegasianwewenang@blogspot.com/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pendelegasian-wewenang manajemen

http://zzpost.blogspot.co.id/2012/03/makalah-pendelegasian-wewenang.html

http://tarbiyahstaidarussalam.blogspot.co.id/2014/06/makalah-bahasa-arab-isim-musytaq-
dan.html

https://www.google.com/search?ei=FcUDW9n5FImcvQSZu52YAg&q=dimensi+pendelegasia
n+wewenang&oq=dimensi+pendelegasian

https://www.google.com/search?ei=zMMDW9rAB4bhvgSi4pSgAw&q=peranan+pendelegasi
an+menurut+para+ahli&oq=peranan+pendelegasian+menurut+para+ahli

https://www.google.com/search?ei=zMMDW9rAB4bhvgSi4pSgAw&q=peranan+pendelegasi
an+menurut+para+ahli&oq=peranan+pendelegasian+menurut+para+ahli

Anda mungkin juga menyukai