PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1) Mengetahui apakah masalah kesehatan penderita yang datang dapat
diselesaikan di Rumah Sakit.
2) Mampu menganalisa penderita secara visual / pengamatan, didukung
pemeriksakaan penunjang.
3) Menentukan kebutuhan masalah kesehatan pasien yang dilayani di Rumah
Sakit.
4) Menentukan apakah pasien dapat dilayani rawat jalan, diputuskan untuk
rawat inap atau dilakukan rujukan.
1.3 Pengertian
Menurut CCI ( Conference on Preventive Aspect of Chronic Disease, pada
tahun 1951), definisi skrining secara umum adalah suatu strategi yang
digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu
tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk
mendeteksi atau mencari penderita penyakit tertentu yang tampak gejala atau
tidak tampak, dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu
tes atau pemeriksaan atau prosedur lainnya yang dapat dilakukan secara
singkat dan sederhana yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan
pengobatan.
Skrining dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan
cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya
sehat tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang
mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Skrining diakukan untuk
mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka
dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang
lebih pasti.
2
BAB 2
TATA LAKSANA
3
2.2 Pelaksana Atau Tenaga Skrining :
1. Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan atau Instalasi Gawat Darurat atau
Dokter Spesialis
2. Tenaga Keperawatan yang sudah terlatih atau telah mengikuti pelatihan
Skrining Pasien atau PPGD
4
3. Asuhan Keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan yang memenuhi
kriteria lulus D3/S1 Keperawatan
4. Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan atau masalah
penderita ( terlampir dalam Panduan Praktek Klinik )
5. Diputuskan suatu diagnosa
6. Ditetapkan penderita untuk rawat jalan, diterima sebagai rawat inap atau
dilakukan rujukan
5
(1) minimal D3 keperawatan
(2) Minimal bekerja pada Instalasi Gawat Darurat selama 1 tahun
5. Melakukan skrining dengan pemeriksaan secara visual tentang keadaan
pasien
6. Melakukan pemeriksaan fisik tanda – tanda vital ( tekanan darah , laju
pernafasan , laju nadi , saturasi O2 , GCS )
7. Melakukan koordinasi dengan unit terkait ( dokter jaga IGD )
8. Menetapkan assesment keperawatan dan menetapkan apakah masalah
pasien dapat diterima di RS Sumberglagah
9. Bila pasien dapat diterima segera mengirim penderita ke rumah sakit
10. Apabila masalah penderita tidak dapat diterima di RS Sumberglagah maka
dilakukan rujukan ke tingkat yang lebih tinggi
6
(2) Geriatrik : Kurang dari 50 x/menit ( dengan simptom, jika irama
sinus ) atau lebih dari 100 x/menit.
(3) Anak :
Kurang dari 6 minggu : Kurang dari 80 x/menit atau lebih dari
200 x/menit.
6 minggu sampai 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih
dari 180 x/menit
Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 70 x/menit atau lebih dari 180
x/menit
3) Respirasi
(1) Dewasa atau geriatrik : Kurang dari 10 x/menit atau lebih dari 30
x/menit.
(2) Anak :
0 hari – 12 hari : Bertahan lama lebih dari 60 x/menit atau PaO2
kurang dari 50 mmHg pada udara kamar dengan SaO2 kurang
dari 90%
12 hari – 1 tahun : Kurang dari 25 x/menit atau lebih dari
x/menit
Lebih dari 1 tahun : Kurang dari 15 x/menit atau lebih dari 40
x/menit.
4) Tekanan Darah
Tingkat Usia Sistolik Distolik
Dewasa Kurang dari 80mmhg atau Kurang dari 80mmhg atau
lebih dari 200 mmhg lebih dari 200 mmhg
Lebih dari 1 tahun Kurang dari 75 mmhg atau Kurang dari 45 mmhg atau
sampai 3 tahun lebih dari 110 mmhg lebih dari 75 mmhg
Lebih dari 3 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
7
Tingkat Usia Sistolik Distolik
sampai 6 tahun lebih dari 115 mmhg lebih dari 80 mmhg
Lebih dari 6 tahun Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
sampai 12 tahun lebih dari 130 mmhg lebih dari 90 mmhg
Lebih dari 12 Kurang dari 80 mmhg atau Kurang dari 50 mmhg atau
tahun sampai 17 lebih dari 170 mmhg lebih dari 100 mmhg
tahun
3. Temuan fisik
1) Terdapat atau potensial depresi respirasi
2) Trauma kepala yang memerlukan observasi
3) Vomiting dan atau diare dengan dehidrasi
Tanda-tanda klinis dehidrasi meliputi dua atau lebih dari berikut ini :
(1) Perubahan status mental, lethargy, kepala terasa ringan, sinkop,
turgor kulit turun, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi
ortostatik
(2) Anak : simptom lain dehidrasi meliputi sunken eyes atau
fontanela-fontanela, BB turun lebih dari 5 persen atau urin output
turun ( kurang 1ml/kg/jam )
4) Syok atau potensial syok
5) Oedema seluruh tubuh
6) Curiga atau diketahui menelan substansi toxic dengan potensial efek
samping yang serius
7) Pediatrik :
(1) Curiga kekerasan pada anak atau penolakan
(2) Curiga atau diketahui menelan benda asing
(3) Curiga apnea lebih dari 20 detik ( umur nol sampai 1 tahun )
8) Oklusi akut pembuluh darah
9) Perdarahan aktif tidak terkontrol
10) Nyeri abdomen yang sangat
11) Perdarahan dalam sendi , viskus , otak , atau retroperineum
8
4. Laboratorium Darah
1) Hb 10 g/dl atau kurang dengan perdarahan aktif, atau Hb turun 3 g/dl dari
Hb awal
2) Hb kurang dari 9 g/dl atau lebih 2g/dl dengan tanda tanda kekurangan
cairan
3) Lekosit kurang dari 3000 atau lebih dari 16000 dengan simptomatik
4) Hematokrit kurang dari 24 persen atau lebih dari 55 persen
5) 5.Trombosit kurang dari 40.000 atau lebih dari 1 juta jika pasien
simptomatik ( Petechie atau Echimosis pada anak-anak )
6) PPT lebih dari 18 detik dengan perdarahan pada pasien tanpa antikoagulan
7) Serum sodium (Na) kurang dari 130 mEq/L atau lebih dari 150 mEq/L
8) Serum potasium (K) :
Dewasa : kurang dari 3 mEq/L atau lebih dari 6 mEq/L
Anak : kurang dari 2,5 mEq/L atau lebih dari 5,5 mEq/L
9) Serum Bilirubin :
Dewasa : lebih dari 2,5 mg/dl
Anak : lebih dari 15 mg/dl ( indirek / bilirubin total )
10) Kultur darah positif
5. Lain – lain :
1) Rawat inap untuk prosedur operasi yang memerlukan rawat inap.
2) Rawat inap untuk prosedur operasi One Day Care ( ODC ) dan pasien
memiliki gagal jantung grade III atau grade IV, atau status fisik tidak
stabil.
3) Kelainan congenital yang akan dilakukan tindakan bedah dan memerlukan
rawat inap
4) Keganasan pro dilakukan tindakan terapi yang memerlukan rawat inap
6. Kardiovaskular
1) Elektrokardiografi
(1) EKG menegakkan atau kemungkinan Infark Miokard Akut atau
Iskemia Miokarda Akut
9
(2) Fibrilasi kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(3) Flutter kurang dari 24 jam atau kontrol frekuensi jantung buruk
(4) Bradikardia ( kurang dari 50 kali permenit atau kurang dari 45 kali
permenit pada pasien dengan beta bloker )
(5) Takikardia ( lebih dari 120 kali permenit )
(6) Dysrythmia dengan lebih dari 120 kali permenit
(7) Onset baru irama jungsional , berapapun frekuensinya
2) Radiologi
(1) Aneurisma pembuluh darah besar, jika simptomatik dan atau lebih dari
5 cm
(2) Gambaran radiologi pembesaran jantung masif atau aneurisma atau
efusi perikardial
(3) Gambaran radiologi edema pulmo atau redistribusi vaskular pulmo
3) Temuan Fisik
(1) Nyeri akut yang berkaitan dengan jantung
(2) Dispneu akut atau respiratory rate lebih dari 30 kali permenit
(3) Tidak terabanya denyut nadi axilla , radialis , cubiti , femoralis ,
poplitea atau ankle
(4) Curiga emboli pulmonalis, dengan riwayat ( didokumentasi oleh
dokter )
(5) Oklusi pembuluh darah akut
(6) Oedema pretibial
(7) Stenosis arteri karotis, penyempitan, atau penyakit karotis ( mis :
gangguan bicara sementara, disarthria, gangguan berjalan, amaurosis
fugax, hemiparese sementara)
(8) Oedema seluruh tubuh
(9) Syncope
(10) Orthopnea
4) Lain – lain
Gagal jantung kongestif akut atau eksaserbasi gagal jantung kronik, yang
digambarkan dengan salah satu dari : S3 , gallop , oedema pulmo atau
10
efusi pleura, peregangan vena jugularis, penggunaan otot-otot bantu,
simptom persisten dispnea atau lemah, oedema yang tidak respon dengan
penanganan rawat jalan.
11
(15) Nyeri kepala hebat yang akut dengan perubahan mental
(16) Peningkatan atau penurunan tonus otot atau kelemahan fokal
(17) Bulging fontanela ( fontanela cembung )
(18) Kelemahan otot akut atau semi akut, dengan atau tanpa nyeri dan
parestesia (Myastenia Gravis, Guillain Barre Syndrome, Kelainan
neurologis kongenital )
(19) Retensi urin akut
(20) Onset akut confusion dan lethargi serta progresif
3) Penderita anak
seperti dari yang disebut diatas dengan atau :
(1) Peningkatan ukuran kepala yang cepat
(2) Terdapat temuan neurologis fokal di manapun (misalnya : defisit
gerakan ekstra okular )
(3) Penutupan sutura tulang kepala prematur
(4) Pelebaran sutura tulang kepala
12
4) Tenggorokan :
Trauma akut leher dan tenggorokan ( meliputi luka bakar wajah ),
membutuhkan observasi untuk kemungkinan gangguan saluran nafas.
Obstruksi akut larynx dan pharynx ( misal : peritonsiler abses )
5) Lain-lain
Pembengkakan jaringan lunak dengan ancaman terhadap airway (misal :
selulitis wajah dan leher, abses leher dalam, Parotiditis akut). Orbital
Oedema atau ophtalmoplegia akut.
6) Radiologi
Gambaran neurologis mastoiditis akut
11. Endokrin/Metabolik
1) Laboratorium Darah
(1) Serum aseton (+) dan pH urine < 7,35
(2) Serum kortisol > 3 kali laboratorium normal atau kurang dari normal
(3) Gula Darah Sesaat :
Dewasa :
Gula darah > 500 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini:
a. BUN>45 mg/dL dan atau kreatinin>3,0 mg
b. Perubahan status mental, atau
Gula darah > 250 mg/dL berkaitan dengan :
a. pH darah arteri < 7,35 dan HCO3 < 18 mEq/L dan
b. ketonuria, atau
Gula darah < 50 mg/dL dengan :
a. Perubahan status mental, dan
b. Tidak respon terhadap glukosa 40% bolus dan dalam
pengobatan insulin, atau
c. Dalam pengobatan dengan agen oral, tidak tergantung respon
terhadap bolus glukosa
13
Pediatrik :
Gula darah > 250 mg/dL dengan paling sedikit satu dari berikut
ini :
a. Ketonuria
b. pH arterial < 7,5
c. HCO3 < 15 mEq/L, atau
Gula darah < 50 mg/dL dan tidak respon terhadap glukosa 40%
bolus
4) HbA1C > 12% dengan bukti kegagalan terapi rawat jalan
5) T4 < 2 atau > 16 mg/dL dengan simptom yang serius dan bermakna
6) PaO2 < 60 mmHg
7) Hiper atau hipo-osmolaritas ( serum sodium/Na < 130 mEq/L atau >
150 mEq/L )
2) Temuan Fisik
1) Pendesakan trakea oleh massa tiroid
2) Krisis tiroid
3) Tetani
4) Exophtalmus maligna
5) Obesitas dengan sianosis, edema, lethargy, dan atau sleep apnea
6) Hipertensi
Usia Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Dewasa Lebih dari 200 Lebih dari 120
Pediatrik
Lahir – 1 tahun Kurang dari 65 atau lebih dari Kurang dari 30 atau lebih dari
100 65
Lebih dari 1 – 3 Kurang dari 75 atau lebih dari Kurang dari 45 atau lebih dari
tahun 110 75
Lebih dari 3 – 6 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 115 80
Lebih dari 6 – 12 Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
tahun 130 90
Lebih dari 12– Kurang dari 80 atau lebih dari Kurang dari 50 atau lebih dari
17 tahun 170 100
14
12. Mata
1) Temuan Fisik
(1) Kehilangan akut lapangan pandang
(2) Pendataran bilik mata anterior
(3) Glaukoma sudut sempit akut dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalam
(4) Penetrasi atau laserasi bola mata
(5) Ulkus kornea berat dengan catatan riwayat kegagalan terapi rawat
jalan
(6) Endophtalmitis
(7) Nyeri okular berat
(8) Ablasio Retinal atau ancaman ablasio
(9) Adanya benda asing intraocular atau intraorbita
(10)Gonorrheal conjunctivitis
(11) Fracture orbita
(12)Pembengkakan akut bola mata
(13)Luka bakar kimia akut
(14)Cellulitis orbita atau periorbita
2) Anak :
(1) Conjunctivitis purulent berat pada anak umur nol sampai 3 bulan
(2) Evaluasi tumor intraocular atau extraocular
(3) Tindakan berkaitan retinopathy pada prematuritas
3) Lain – lain :
Rawat inap untuk ekstraksi katarak, operasi glaukoma, atau bedah
iridectomy, dimana salah satu dibawah ini terdokumentasi :
(1) Legally blind ( kurang dari 20/200 atau lebih dari 20 derajat visual
field ) pada mata yang tidak dioperasi
(2) Riwayat komplikasi post operasi ( endophtalmitis, acute glaucoma,
massive intraocular hemorrhage ) sustained in the past in the eye
undergoing subsequent intraoculer surgery
15
13. Reproduksi Wanita
1) Diagnosa pregnancy / kehamilan dengan salah satu dari berikut ini :
(1) Kontraksi uterus setiap 3 menit atau lebih sering
(2) Vaginal bleeding atau perdarahan vaginal
(3) Peningkatan tekanan darah diastolik sampai lebih dari 15 mmHg dari
catatan normal atau lebih dari 140/90 mmHg
(4) Protein urine positive
(5) Ketegangan dan kekakuan abdomen
(6) Cairan amnion kurang
(7) Protrusion atau keluarnya bagian janin dari cervix
(8) Fetal distress
(9) Post maturity (lebih dari 1 minggu dari tanggal perkiraan)
(10) Rawat inap untuk Sectio Cesarea
(11) Vomiting tidak terkontrol dengan catatan riwayat kegagalan terapi
rawat jalan
(12) Kematian intrauterine
(13) Kelahiran premature
(14) Gula Darah Puasa lebih dari 120 mg/dL
(15) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl 2 jam dalam 3 jam tes toleransi
glukosa
(16) Gula Darah lebih dari 200 mg/dl satu jam setelah mendapat 50 gram
glukosa
(17) Diketahui diabetes atau gestational diabetes dengan insulin yang mana
tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah dalam range yang
dapat diterima, dengan catatan riwayat terapi rawat jalan gagal
(18) Rawat inap untuk transfusi tukar intrauterine karena inkompatibilitas
faktor Rhesus
(19) Rawat inap untuk induksi kelahiran karena indikasi medis
(20) Dehidrasi Maternal
(21) Kehamilan Aterm + Primigravida dengan letak sungsang
(22) Kehamilan Aterm dengan bekas Sectio Cesaria
(23) Ketuban Pecah Dini
16
(24) Kehamilan dengan anemia
2) Temuan Fisik
(1) Perdarahan vagina profuse dengan hemodinamik tidak stabil
(2) Perdarahan postmenopause
(3) Inflamasi pelvis persisten dengan catatan riwayat kegagalan
penanganan rawat jalan
(4) Postpartum hemorrage
(5) Febris postpartum atau endometritis membutuhkan antibiotika intra
vena
(6) Rectovaginal fistula, rawat inap untuk repair
3) Nyeri pelvis berkaitan dengan satu dari elemen berikut :
(1) Massa di pelvis
(2) Muntah
(3) Temperature > 101 F ( 38,3 C )
(4) Teraba massa ekstrauterine
(5) Gangguan berkemih
(6) Obstruksi saluran kencing
4) Lain – lain :
(1) Persalinan dalam perjalanan ke rumah sakit
(2) Peritonitis
(3) Mastitis post partum yang tidak respon dengan terapi rawat jalan
14. Gastrointestinal/Abdomen
1) Laboratorium darah
(1) Serum bilirubin lebih dari 2,5 mg/dL ( kecuali abnormal dalam waktu
lama atau kronis)
(2) Serum amylase diatas nilai normal
2) Radiologi
(1) Studi Imaging curiga massa, obstruksi, perforasi, abscess, atau proses
akut lainnya
(2) Kegagalan passage bahan kontras
17
3) Temuan Fisik
(1) Darah dalam muntahan atau aspirat lambung
(2) Darah dalam peritoneal lavage atau aspiration
(3) Teraba massa abdomen yang tidak dapat dijelaskan
(4) Kekakuan dinding abdomen
(5) Rebound tenderness
(6) Disfagia akut atau subakut yang progresif
(7) Perdarahan gastrointestinal bagian bawah dengan Hematocrit (Hct)
< 30% atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dari
biasanya
(8) Onset akut (dalam 24 jam) encephalopathy atau perubahan status
mental
(9) Hernia incarcerata
(10) Ileus
(11) Curiga ruptur organ
(12) Obstruksi Esophagus
(13) Asterixis (liver flap)
(14) Ascites
(15) Nyeri abdomen akut yang tak tertahankan ( hebat ) (NPO, non
ambulatory)
4) Riwayat 48 jam vomiting, diarrhea, dan salah satu dari element-
element di bawah ini :
(1) Serum sodium > 150 mEq/L
(2) Hematocrit (Hct) > 55%
(3) Hemoglobin (Hb) > 20 g/dL
(4) Urine specific gravity > 1,026
(5) BUN > 30 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease
(6) Creatinine > 1,5 mg/dL, kecuali pasien –pasien dengan chronic renal
disease
18
5) Anak :
Dehidrasi dengan salah satu simptom dibawah ini : sunken eyes, sunken
fontanels, penurunan turgor kulit atau keringnya membran mukosa
diikuti oleh lethargy dan atau kehilangan berat badan > 5%, urine
output<1 ml/kg/jam
16. Musculoskeletal/spine
1) Temuan Radiologi abnormal
(1) Fraktur femur atau pelvis
(2) Fraktur sternum
(3) Dislokasi sendi lutut atau sendi panggul
(4) Fraktur atau dislokasi yang memerlukan open reduction
(5) Fraktur berkaitan dengan injuri jaringan lunak bermakna
(6) Fraktur yang memerlukan obat-obat nyeri parenteral post-reduction
(7) Closed reduction terhadap fraktur apapun atau dislokasi dengan
catatan adanya atau curiga neurologic atau vascular compromise.
(8) Fraktur pelvis yang memerlukan enforced bed rest dan obat-obat
nyeri
2) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi atau invasif akut pada tulang atau sendi (mis : tumor
maligna, osteomyelitis)
(2) Cedera akut dengan adanya benda asing
19
(3) Nyeri otot/spasme/edema yang berat
(4) Pembengkakan atau nyeri sendi berat dan akut yang tak tertahankan
memerlukan obat-obat parenteral (misal : analgesia, steroids)
(5) Rawat inap untuk angkat prostesis internal
(6) Trauma, injuri jaringan lunak, lacerasi, crush injury, atau prosedur
bedah elektif apapun yang membutuhkan observasi terhadap
neurologic atau vascular compromise
(7) Perdarahan aktif ke dalam sendi
3) Pediatrik :
Deformitas Kongenital Orthopedi memerlukan repair bedah pada anak
< 12 bulan.
Catatan dokter harus menjabarkan perlunya monitoring, terapi, dan
atau observasi setelah tindakan > 24 jam
20
(11) Adanya dehidrasi dengan simptom-simptom berikut ini : sunken eyes,
sunken fontanels, turgor kulit turun atau membran mukosa kering
disertai dengan lethargy dan atau penurunan berat badan lebih dari 5
persen dan atau urine output lebih dari 1 ml/kg/jam
(12)Perdarahan spontan
(13)Anuria atau oliguria (<1ml/kg/jam) setelah 24 jam pertama kehidupan
4) Laboratorium
(1) Total bilirubin > 15 mg/dL pada bayi (indirek atau total) pada bayi
( indirek atau total )
(2) Hipoglikemia gula darah < 40 mg/dL
(3) pH darah < 7,30 dengan PaCO2 < 40 mmHg (48 jam pertama
kehidupan)
(4) pH darah < 7,35 dengan PaCO2 > 45 mmHg ( umur lebih dari 48 jam )
(5) PaO2 < 70 mmHg pada udara kamar
(6) CO2 > 45 mmHg pada udara kamar
(7) Trombositopenia < 100.000/mm3 atau jumlah trombosit > 100.000
dengan perdarahan aktif
*Bayi didefinisikan sebagai awal saat lahir dan berlagsung sampai 28 hari
setelah kelahiran
18. Psychiatric
1) Baru saja ( dalam 72 jam ) mencoba bunuh diri
2) Tercatat ada ide bunuh diri yang mana memerlukan peringatan bunuh diri
3) Perubahan kebiasaan sebagai akibat gangguan psychiatri atau gangguan
dementia
4) Tercatat riwayat mutilasi diri sendiri atau kebiasaan yang berbahaya secara
impulsif ( mis : ketergantungan obat, kebiasaan seksual, kebut-kebutan
saat menyetir secara impulsif dan berat ) sebagai akibat gangguan psikiatri
atau gangguan dementia
5) Delirium akibat withdrawal obat atau zat
21
(1) Ancaman withdrawal obat atau zat, delirium yang menyertai
penghentian obat atau zat yang mendadak pada pasien dengan riwayat
ketergantungan obat atau zat
(2) Munculnya withdrawal obat atau zat, delirium ( misal : halusinasi,
efek-efek extrapyramidal, kejang ). Catatan : dapat muncul dengan
segera atau sampai 7 hari setelah penghentian obat atau zat
6) Psikosis akut atau eksaserbasi akut halusinasi, delusi, illusi dengan
gangguan kebiasaan, yang mana tingkat dan beratnya mengancam
kesejahteraan pasien
7) Ketidakmampuan untuk mengikuti regimen terapi psikiatrik ( misal,
mengkonsumsi obat psikotropik, kontrol untuk mendapatkan resep dan atau
suntikan, dan lain-lain ) pada pasien yang mempunyai riwayat kronis
dekompensasi tanpa pengobatan, dengan dokumentasi kemungkinan
harapan peningkatan kepatuhan dengan perawatan di rumah sakit dalam
periode waktu singkat ( kurang dari 14 hari )
8) Ancaman potensial terhadap kesehatan pasien yang, karena kesakitan
psikiatriknya tidak dapat mengikuti regimen pengobatan ( misalnya,
diabetes tergantung insulin, dan lain lain )
9) Onset akut ketidakmampuan merawat diri sendiri atau melakukan kegiatan
hidup sehari-hari, dan dokumentasi harapan yang dapat diterima kembalinya
tanggung jawab diri sendiri akan timbul setelah pengobatan yang sesuai
10) Bukti gejala dan atau perilaku atau verbalisasi merefleksikan resiko yang
signifikan atau bahaya potensial ( atau bahaya aktual ) terhadap diri sendiri,
orang lain, atau properti ( Harus terdokumentasi minimal tiap tujuh hari).
Hal ini meliputi ;
(1) Gangguan pikiran dengan ideas of reference, paranoid atau
disorganized thinking yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya
(2) Gejala atau perilaku obsesif kompusif yang tidak kompatibel dengan
kemampuan seseorang untuk berfungsi pada kehidupan sehari-harinya.
11) Resipien dibawah umur 21 tahun atau Freestanding Psychiatric dalam
perawatan di Rumah Sakit. Untuk indikasi rawat inap, tiga kondisi di
22
bawah ini harus ditemukan, dan sedikitnya satu dari kriteria angka
dibawah ini ditemukan :
(1) Klien harus diperiksa ( dilihat ) dan dievaluasi oleh dokter ( sebaiknya
oleh psikiater anak atau remaja )
(2) Klien harus memiliki diagnosis AXIS I , DSM-III-R , atau DSM-IV
yang valid sebagai diagnosis utama
(3) Terapi rawat jalan dan atau rawat inap sementara telah dicoba dan
gagal, atau alasan mengapa tempat layanan yang lebih ketat telah
didokumentasikan oleh dokter
12) Mencoba bunuh diri baru-baru ini atau ancaman bunuh diri aktif dengan
rencanan mematikan dan tidak adanya pengawasan yang memadai atau
struktur untuk mencegah bunuh diri
13) Perilaku mutilasi pada diri sendiri atau ancaman aktif yang sama dengan
kemungkinan bertindak atau ancaman, dan tidak adanya pengawasan yang
memadai untuk mencegah melukai diri sendiri ( yaitu, sengaja memotong
diri atau membakar diri).
14) Halusinasi atau delusi aktif mengarahkan atau cenderung mengarah ke
pembahayaan serius terhadap diri sendiri, atau agitasi psikomotor atau
retardasi mengakibatkan ketidakmampuan signifikan untuk merawat diri
15) Ketidakmampuan signifikan untuk mematuhi rejiman atau obat yang
diresepkan karena penyakit jiwa,dan kegagalan tersebut berpotensi
membahayakan kehidupan klien. Diagnosis medis ini ( AXIS III ) harus
diobati
16) Baru-baru ini melakukan tindakan yang mengancam nyawa atau ancaman
dengan rencana mematikan dan dengan kemungkinan bertindak atas
ancaman
17) Perilaku menyerang atau perilaku sadis atau ancaman aktif yang sama
dengan kemungkinan bertindak atas ancaman, dan tidak adanya
pengawasan yang memadai untuk mencegah perilaku menyerang
18) Halusinasi atau delusi aktif yang cenderung atau mungkin menyebabkan
bahaya serius kepada orang lain
23
19) Klien menunjukkan onset akut psikosis atau disorganisasi pikiran yang
parah atau ada penurunan klinis yang signifikan dalam kondisi seseorang
dengan psikosis kronik, klien yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
mampu bekerja sama dalam pengobatan dan klien membutuhkan penilaian
dan pengobatan dalam pengaturan terapi yang aman
20) Klien makan banyak sekali atau gangguan ketergantungan obat/zat yang
mana memerlukan observasi, supervisi, dan intervensi medis 24 jam sehari
21) Diajukan penanganan atau terapi membutuhkan observasi, supervisi, dan
intervensi medis 24 jam sehari
22) Klien menunjukkan disorientasi berat terhadap orang, tempat, atau waktu
23) Klien yang evaluasi dan pengobatan tidak dapat dilakukan secara aman
atau efektif karena perilaku yang sangat mengganggu dan perilaku lain
yang mungkin juga mencakup kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau
psikologis
24) Klien memerlukan terapi obat atau evaluasi diagnostik yang kompleks
dimana klien menghalangi kerjasama dalam pengobatan
25) Klien yang terlibat dalam hukum, terdapat manifestasi gejala kejiwaan,
dan diperintahkan oleh pengadilan untuk menjalani penilaian yang
komprehensif di rumah sakit untuk memperjelas kebutuhan diagnosis dan
pengobatan
18. Onkologi
1) Laboratorium Darah
(1) Hitung granulocyte absolut kurang dari 1000 u/L atau lebih dari
50000 u/L
(2) Kultur darah positif
2) Temuan Fisik
(1) Kehilangan berat badan bermakna dengan serum albumin kurang dari
2,6 g/dL
(2) Tercatat riwayat penanganan rawat jalan tidak berhasil dengan efek
samping berat ( nausea dan atau vomiting hebat, diare, perdarahan
24
saluran cerna, ileus paralitik, megacolon atau stomatitis ) berkaitan
dengan pemberian obat-obat kemoterapi sebelumnya.
3) Lain-Lain
(1) Tercatat riwayat keganasan dengan gejala-gejala yang memerlukan
penanganan yang hanya dapat disediakan dalam kondisi perawatan
akut (mis : sindroma vena cava superior, penekanan serabut saraf
spinal, hiperkalsemia, peningkatan tekanan intrakranial )
(2) Extravasation of vascular access
(3) Sumbatan vaskular
(4) Tercatat riwayat malignansi dan dirawat inap untuk pengobatan yang
memerlukan rawat inap di rumah sakit
25
(2) Penggunaan otot-otot bantu untuk bernafas, Pediatric : grunting
flaring, retraksi
(3) Nyeri dada, tipe pleuritic
(4) RR ( frekuensi nafas ) > 30 per minute atau < 10 per minute
(5) Hemoptysis
(6) Restriksi gerakan costovertebral dan costochondral menurunkan
kapasitas inhalasi dan ekshalasi
(7) Perubahan tingkat kesadaran pada pasien dengan COPD
(8) Cyanosis
(9) Wheezing berat
(10) Batuk berat
(11) Orthopnea
3) Pediatrik :
(1) Curiga apnea ( lebih dari 20 detik pada bayi 0 – 1 tahun)
(2) Cyanosis sentral
(3) Hypoventilation
4) Laboratory findings
(1) PaO2 < 70 - 80 mmHg
(2) PaO2 < 70 mmHg on supplemental oxygen
(3) SaO2 < 90 -95 %
(4) SaO2 < 85 % in patients with COPD on supplemental oxygen
(5) PaCO2 > 50 mmHg ( associated with a pH of < 7,3 ) atau PaCO2 <
30 mmHg
(6) pH Adult < 7,30 atau > 7,55
(7) Pediatrik < 7,30 atau > 7,50
5) Lain – lain
(1) Catatan dokter terdapat “bertambah buruknya hypoxemia dan
hypercapnia” dengan tanda – tanda ( dyspnea, penurunan aktifitas )
dan tercatat riwayat kegagalan pengobatan rawat jalan
(2) 2.Penutupan pada drainage saluran pleura
(3) 3.Luka bakar inhalasi dengan saturasi O2 kurang dari 93 %
26
20. Kulit / Jaringan Ikat
1) Temuan Fisik
(1) Proses infeksi akut infasive, seperti : cellulitis atau lymphadenitis
(2) Kehilangan atau kerusakan kulit lebih dari 10 persen dari permukaan
tubuh ( diagnosis baru dalam 24 jam yang lalu )
(3) Nekrosis kulit atau jaringan subkutan ( teridentifikasi dalam akhir 24
jam )
(4) Ulcus decubitus ( a atau b )
a. Kronis – ada catatan terapi rawat jalan tidak berhasil Konsul
Bedah
b. Ulcus necrotic mencakup otot bagian dalam dan tulang ( derajat 3
atau 4 ) atau ulkus terinfeksi
(5) Kontraktur, keterbatasan fungsi dan dirawat inap untuk pelepasan
(release) dengan bedah Konsul Bedah
(6) Luka bakar derajat 1 :
Anak : luka bakar derajat 1 mengenai 25% luas tubuh
(7) Luka bakar derajat 3 :
Dewasa : luka bakar derajat 3 dimanapun, mengenai lebih dari
10% luas permukaan tubuh atau luka bakar derajat 3 pada
perineum, manus, hidung, mulut, facial, atau pedis.
Anak : Luka bakar derajat 3 dimanapun mengenai 5 % atau lebih
permukaan tubuh, atau mengenai airway
2) Reaksi Kusta
27
Anak : anuria atau oliguria < 1ml/kg/jam atau polyuria > 9
ml/kg/jam
(2) Hematuria persisten, tak dapat dijelaskan, atau gross hematuri
(3) Dicurigai atau terbukti ada batu atau obstruksi dengan satu dari
gejala berikut ini :
Nyeri yang nyata
Nausea dan atau vomiting
Perdarahan
(4) Onset akut obstruksi dengan hidronefrosis
(5) Ketidakmampuan akut untuk menahan kencing atau obstruksi saluran
kencing akut
(6) Urine bocor ke vagina, rectum , atau colon
(7) Ekstravasasi ke dalam cavitas peritoneal, pelvis, atau
retroperitoneum
(8) Luka tembus atau trauma lain terhadap sistem saluran kencing
(9) Infeksi saluran kencing dengan gejala-gejala sistemik ( mis :
vomiting, menggigil, panas, nyeri, atau pyuria walaupun sudah terapi
antibiotik selama 3 hari )
3) Radiologi
(1) Bendungan ureter atau pelvis renalis
(2) Baru terdiagnosa tumor atau dirawat inap untuk terapi definitif tumor
yang terdiagnosa sebelumnya
(3) Massa ginjal ( kecuali kista yang asimtomatik )
(4) Obstruksi atau ginjal tidak tampak
4) Lain – lain
(1) Chronic renal failure dengan perdarahan ( misal : nasal,
gastrointestinal )
(2) Penyakit ginjal terminal, patient dirawat inap untuk rangkaian awal
dialisis
28
2.9 Tatalaksana Khusus
1) Setelah proses skrining dapat dilakukan suatu pemindahan / rujuk ( sesuai
SPO transfer pasien dari unit ke RS lain )
2) Pemindahan atau Rujuk dapat dilakukan sebelum hasil pemeriksaan
penunjang tersedia
3) Proses ini berdasarkan permintaan pasien karena keterbatasan biaya atau
karena jaminan asuransi, dan keterbatasan fasilitas rumah sakit
29
BAB 3
DOKUMENTASI
Dokumentasi dari hasil Skrining berupa laporan atau catatan medik yang
dibuat oleh dokter penanggung jawab, serta didapatkan bukti dengan hasil
pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa tercatat dalam
catatan rekam medik pasien status rawat inap, rawat jalam dan gawat darurat,
yaitu :
1. Pasien rawat inap
a. RM 1 tentang diagnosa pasien
b. RM 2 tentang anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien yang dikerjakan
oleh dokter
c. RM 3 tentant catatan pelayanan yang diisi oleh dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya
2. RM 6 tentang salinan pemeriksaan penunjang ( hasil laboratorium, hasil
radiologi dan lain – lain )
3. Pasien rawat jalan
Status rawat jalan pasien
4. Pasien Instalasi Gawat Darurat
Status rawat jalan pasien
30
BAB 4
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan Skrining Pasien sesuai
prosedur di RS Kusta Sumberglagah. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi.
Tim Penyusun berharap para pihak dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga
panduan ini berguna bagi Tim Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan
Rumah Sakit Panti Nirmala pada khususnya juga untuk para pembaca pada
umumnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
32