Anda di halaman 1dari 2

8.

Tidak ada batasan umur untuk melakukan hubungan seks, hanya saja semakin
muda usia melakukan hubungan seks maka semakin tinggi risiko terkena
kanker serviks, yaitu 3 kali lebih besar risikonya dibandingkan usia di atas 20
tahun. Usia kurang dari 17 tahun dapat menjadi faktor risiko karena sel
epitelial serviks masih rapuh (Darmawati, 2017).
13. Ada banyak sekali karsinoma yang dapat menyerang wanita maupun pria,
seperti karsinoma urothelial, yaitu kanker kandung kemih yang berasal dari
sel epitel transisional yang melapisi lapisan mukosa kandung kemih serta
karsinoma laring, yaitu tumor ganas kepala leher yang banyak dijumpai. Pada
wanita umumnya juga ditemui karsinoma payudara. Karsinoma ini dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu karsinoma insitu dan karsinoma infeksitu.
Karsinoma insitu merupakan karsinoma yang penyebarannya masih terbatas
ke organ lainnya, sedangkan karsinoma infeksitu ialah karsinoma yang telah
menyebar ke bagian tubuh maupun organ lainnya (Tim CancerHelps, 2010).
17. Iya, tapi bukan penyebab satu-satunya sehingga dapat dikatakan faktor risiko
terjadinya kanker serviks. Risiko kanker serviks akan meningkat lebih dari 10
kali bila hubungan seks pertama kali dilakukan di bawah usia15 tahun atau
bila memiliki pasangan seksual lebih dari 6 orang. Berhubungan seksual
dengan pria yang berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminata akan
meningkatkan risiko kanker serviks (Vita Wulandari, 2016).
Sel kolumnar serviks yang lebih peka terhadap metaplasia selama usia
dewasa menyebabkan wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18
tahun akan berisiko terkena kanker serviks sampai 5 kali lipat. Semakin muda
usia remaja untuk berhubungan seksual maka risiko untuk menjadi kanker
serviks akan meningkat dikarenakan serviks pada usia pubertas masih belum
matang sehingga serviks rentang terpapar HPV. Berhubungan seksual pada
usia pubertas (kurang dari 18 tahun) membuat Squamo Columnar Junction
(SCJ) bergeser sehingga dapat menimbulkan zona transformasi, yaitu zona
yang terjadi akibat terjadi pergeseran SCJ asli menjadi SCJ baru. Zona
transformasi tersebut merupakan tempat yang sering sekali menjadi asal
displasia dan kanker. Pada awalnya remaja yang berhubungan seksual pada
usia muda rentang terpapar HPV yang dapat menjadi pre kanker pada usia
muda, dan akan terus berkembang dengan semakin bertambahnya usia untuk
menjadi kanker (Vita Wulandari, 2016).
18. Dua risiko atau komplikasi biopsi yang paling umum adalah infeksi dan
perdarahan. Biopsi biasanya akan menyebabkan sedikit perdarahan, terutama
apabila biopsi membutuhkan sayatan. Namun, setelah sayatan dijahit,
perdarahan juga akan langsung berhenti. Bahaya yang lebih besar adalah
perdarahan serius, yang dapat terjadi apabila alat yang digunakan untuk
mengambil sampel atau memberikan panduan bagi alat pengambil sampel
melukai atau merusak pembuluh darah. Apabila pasien mengalami mual,
muntah, demam tinggi, dan nyeri yang tidak normal atau sangat menyakitkan
pada bagian tubuh di mana biopsi dilakukan, maka ia harus segera
menghubungi penyedia layanan kesehatan (Niluh Gede Yasmin Asih &
Christantie Effendy, 2003).
Komplikasi kolposkopi jarang terjadi, namun tidak ada prosedur yang
menjamin tidak ada risiko. Sebelum melakukan kolopskopi, seseorang harus
menyadari kemungkinan komplikasi, yaitu perdarahan, infeksi, dan
ketidaknyamanan (Ida Bagus Gde Manuaba, 2001).

DAFTAR PUSTAKA
Darmawati. Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Idea Nursing Journal; 2017: 1(1).
Tim CancerHelps. 2010. Stop Kanker: Panduan Deteksi Dini & Pengobatan
Menyeluruh Berbagai Jenis Kanker. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Wulandari, Vita. Hubungan Faktor Risiko Penggunaan Kontrasepsi Oral dan
Aktivitas Seksual dengan Kejadian Kanker Serviks.
Jurnal Berkala Epidemiologi; 2016: 4 (3).
Asih, Niluh Gede Yasmin & Effendy, Christantie. 2003. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri,
Ginekologi, dan KB. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai