Disusun oleh :
Riena Paula Rode Abrahams
(2017-84-022)
Pembimbing
A. Keluhan utama
Bicara dan tertawa sendiri
B. Riwayat penyakit sekarang
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang pertama kali ke Poli Jiwa RSKD Prov
Maluku dengan keluhan pasien bicara sendiri, kadang tertawa sendiri, kadang marah-
marah sejak 3 minggu terakhir, perubahan perilaku dimulai sejak ±5 tahun awalnya
sulit tidur yang lalu pasien seperti malas-malasan, tidak mau ke kuliah dan tidak mau
bersosialisasi. Diketahui juga bahwa ayah pasien jika marah juga sangat jahat bisa
sampai mengusir pasien dan juga menyiramnya dengan air dan pasien mengaku ini
juga yang buat pasien tertekan. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, wajah terasa
keram, mata seperti terus melotot dan terasa sakit. Pasien malas mandi, malas bekerja.
Pasien mengaku mendengar suara-suara bisikan perempuan dan kadang juga laki-laki
yang sering berbicara mengenai masalah asmara, masyarakat, negara. Pasien juga
mengatakan sering muncul gambaran-gambaran dipikiran pasien yang tidak terlalu
jelas. Dan pasien selalu merasa bahwa akan ada yang ingin mencelakainya.
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis dan
kejang yang mempengaruhi fungsi otak.
2. Riwayat penggunaan obat dan zat kimia: diketahui merokok sejak lulus SMU 1
bungkus/hari. Riwayat konsumsi alkohol disangkal, penggunaan NAPZA
disangkal.
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: pasien mengalami perubahan perilaku
sejak ± 5 tahun yll. Saat itu pasien sementara berkuliah di UNPATTI semester 7
jurusan FKIP Biologi. Pasien kemudian meminta berhenti kuliah, berkerja di toko
namun tidak lama karena seperti orang bingung. Barang ditoko sering hilang
sampai akhirnya pasien dipecat.
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir 26 maret 1990, lahir di Praktek Bidan. Menurut pengakuan ibu
pasien. Pasien lahir cukup bulan dan normal. Pasien 3 orang bersaudara dan anak
yang diinginkan. Perkembangan pasien semasa kanak awal sesuai dengan anak
sesusianya. Tidak ada tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Riwayat kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pasien tidak pernah mendapatkan ASI. Pasien diberikan makanan pendamping
ASI sejak umur 3 bulan. Saat itu, pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Ayahnya
jarang bersama pasien karena bekerja sebagai supir angkutan umum. Latihan
buang air saat usia 2 tahun dan tidak diketahui ada perlakukan yang tidak
menyenangkan pasien saat latihan buang air. Pertumbuhan dan perkembangan
pasien sama seperti anak sebayanya. Usia 6 tahun adik pertama pasien lahir.
3. Riwayat masa Kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pada usia 6 tahun pasien memiliki adik pertama. Pasien menamatkan pendidikan
SD di SD 6 Tawiri Ambon dan cukup berprestasi. Pasien memang dari dulu
adalah anak yang pemalu dan suka menyendiri.
4. Riwayat masa kanak akhir (usia 12-14 tahun)
Pada usia 12 tahun pasien melanjtkan sekolah di SMP Sanawiyah Kebun Cengkih
Ambon. Pasien merupakan anak yang cukup berprestasi sering mendapat rangking
3. Sewaktu disekolah pasien adalah orang yang pendiam, kurang suka bergaul dan
tidak memiliki banyak teman.
5. Riwayat Masa Remaja (usia 15-18 tahun)
Pada usia 15 tahun pasien mulai bersekolah di MAN STAIN dan menamatkan
studinya.
6. Riwayat Dewasa
Riwayat pendidikan: pasien bersekolah hingga tamat SMA. Pasien kemudian
melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi Universitas Pattimura Jurusan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi namun berhenti pada semester
7. Pasien masuk keguruan tinggi dengan beasiswa. Saat pasien sekolah dan
berkuliah pasien adalah anak yang pendiam, tidak punya banyak teman dan jika
punya teman dekat dia hanya akan dekat dengan satu temannya tersebut. Pasien
tidak terlalu bergaul dengan tetangga pada lingkungan sekitarnya.
Riwayat pekerjaan: Pasien saat ini tidak bekerja, namun sempat bekerja sebagai
penjaga toko dan bekerja di warnet.
Riwayat pernikahan: Pasien belum menikah. Pernah pacaran sebelumnya dua
kali setelah lulus SMU.
Riwayat kehidupan beragama: Pasien memeluk agama Islam.
Riwayat militer: pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
Riwayat psikoseksual: pasien mengalami mimpi basah saat umur 11 tahun. Dan
pasien melakukan hubungan seksual pertama kali dengan pacar pasien saat
lulus SMA.
7. Riwayat keluarga.
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien dan keluarganya
menganut suku Bugis dan beragam Islam. Keluarga pasien merupakan pengikut
agama yang taat dan cukup fanatik. Sejak kecil pasien dibesarkan dengan norma-
norma agama yang ketat. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga ada yaitu dari
keluarga ayahnya yaitu adik dari ibu ayahnya serta paman dan sepupu pasien.
E. Evaluasi keluarga/Genogram
Keterangan:
Pasien Laki-laki
X. PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad malam
XI. PENATALAKSANAAN
a. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
a. Psikoterapi suportif
b. Modifikasi perilaku
2. Terhadap keluarga
a. Penjelasan terhadap keluarga tentang kondisi pasien
b. Psikoedukasi terhadap anggota keluarga pasien untuk memperhatikan
jadwal minum obat pasien secara teratur.
b. Psikofarmaka
- Risperidon 2 mg 2x1/2 tab
- Chlorpromazin 100 mg/ 0-0-1
XIII. DISKUSI
SKIZOFRENIA
i. Definisi
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada
persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.
ii. Fase atau Perjalanan Penyakit
Perjalanan penyakit skizofrenia sangat bervariasi pada tiap-tiap individu.
Perjalanan klinis skizofrenia berlangsung secara perlahan-lahan, meliputi
beberapa fase yang dimulai dari prodromal, fase aktif dan keadaan residual.
1. Fase Prodomal
Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun
Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan
dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.
2. Fase Aktif
Berlangsung kurang lebih 1 bulan.
Gangguan dapat berupa gejala psikotik ; Halusinasi, delusi, disorganisasi
proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan
neurokimiawi.
3. Fase Residual
Mengalami minimal 2 gejala
Gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.
iii. Etiologi
Sampai saat ini penyebab dari gangguan skizofrenia masih belum diketahui
secara pasti. Namun, terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam
menganalisa penyebab skizofrenia, antara lain :
a. Faktor Genetik
Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita
skizofrenia terutama anak-anak kembar satu telur. Skizofrenia melibatkan
lebih dari satu gen, sebuah fenomena yang disebut quantitative trait loci.
Skizofrenia yang paling sering kita lihat mungkin disebabkan oleh
beberapa gen yang berlokasi di tempat-tempat yang berbeda di seluruh
kromosom. Hal ini juga menjelaskan mengapa terdapat gradasi tingkat
keparahan pada orang-orang yang mengalami gangguan skizofrenia (dari
ringan sampai berat) dan mengapa risiko untuk mengalami skizofrenia
semakin tinggi dengan semakin banyaknya jumlah anggota keluarga yang
memiliki penyakit ini.
b. Faktor Biokimia
Skizofrenia mungkin berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang
disebut neurotransmiter, yaitu kimiawi otak yang memungkinkan neuron-
neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa
skizofrenia berasal dari aktivitas neurotransmiter dopamin yang berlebihan
di bagian-bagian tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal
terhadap dopamin. Neuron dopaminergik di dalam jalur tersebut berjalan
dari badan selnya di otak tengah ke neuron dopaminoseptif di sistem
limbik dan korteks serebral. Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas
dopamin yang berlebihan saja tidak cukup untuk skizofrenia. Beberapa
neurotransmiter lain seperti serotonin dan norepinefrin juga memainkan
peranan penting dalam terjadinya skizofrenia.2
c. Model Diatesis-Stress/Psikososial
Satu model untuk intergrasi faktor biologis, faktor psikososial dan
lingkungan adalah model diathesis-stress. Model ini menggambarkan
bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diathesis)
yang bila dikenai pengaruh lingkungan yang menimbulkan stres sehingga
muncul gejala skizofrenia. Pada kerentanan terhadap stress yang paling
umum dapat didapatkan secara biologis atau lingkungan atau keduanya.
Komponen lingkungan dapat berupa biologis (contohnya: infeksi) maupun
psikologis (contoh situasi keluarga yang penuh ketegangan atau kematian
teman dekat). Dasar biologis untuk suatu kerentanan dibentuk lebih lanjut
oleh pengaruh genetik, penyalahgunaan zat, stress psikologis, dan trauma.1
d. Neurologikal
Menurut konsep neurobiologikal gangguan jiwa sangat berkaitan dengan
abnormalitas sruktur dari otak atau aktivitas berlebihan di lokasi spesifik
yang dapat menyebabkan atau berkontribusi dalam gangguan jiwa.
Sebagai contoh masalah komunikasi adalah salah satu bagian dari
disfungsi secara luas. Hal ini juga diketahui bahwa hubungan antara
nukleus yang mengontrol kognitif, perilaku, dan emosi terutama terlibat
dalam gangguan psikiatri. Serebral korteks, merupakan daerah di otak
yang sangat penting dalam membuat keputusan dan berfikir tingkat tinggi,
seperti pemikiran abstrak.
Sistem limbik, yang terlibat dalam mengatur perilaku emosional, memori,
dan pembelajaran.
a. Ganglia basal : mengkoordinasi gerakan.
b. Hipotalamus : meregulasi hormon di tubuh sepeti kebutuhan makan,
minum dan seks.
c. Locus ceruleus : membuat sel saraf dapat meregulasi tidur dan terlibat
dalam perilaku dan mood.
d. Substantia nigra : sel yang memproduksi dopamin dan terlibat dalam
mengontrol pergerakkan yang kompleks, berfikir dan respon emosi.
c) Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara) atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama dan politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a) Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, atupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valeud ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau flexibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan strupor;
d) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yng
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan saosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan
oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodomal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Untuk Ciri Kepribadian Skizoid berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III
dijabarkan sebagai:
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut:
(a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan;
(b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment);
(c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain;
(d) Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian ataupun kecaman;
(e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita);
(f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri;
(g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan;
(h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau
ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti
itu.
(i) Sangat sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku saku diagnosis jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: bina
rupa aksara. 2001. Hal 47-47.
2. Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi kedua. Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2013.
3. Maslim R. Panduan praktis penggunaan obat klinis obat psikotropik. Jakarta: bagian
ilmu kedokteran jiwa FK Unika Atma Jaya. 2007
4. Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Edisi 2. 2009. Surabaya:
Universitas Airlangga
th
5. Kaplan HI, Saddock BJ,et al. Kaplan and Saddock Comprehensive of psychiatry. 8
Ed. 2007. Philadelpia: Lippincott William and Walkins.
6. Perry EK, Marshall E, Kerwin J, Smith CJ, Jabeen S, Cheng AV, Perry RH (2011)
Evidence of a monoaminergic-cholinergic imbalance related to visual hallucinations .
J Neurochem 55(4):1454–1456
7. Rodrı´guez-Violante M, Cervantes-Arriaga A, Vela´zquez-Osuna S, Llorens-Arenas
R, Caldero´n-Fajardo H, Pin˜a-Fuentes D, Martinez- Martin P (2014) Schizofrenia
2014:260485. doi
8. Howes OD, Kapur S (2009) The dopamine hypothesis of schizophrenia: version III—
the final and common pathway. Schizophr Bull 35(3):549–562.