REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
UNIVERSITAS PATTIMURA
KATARAK
RIENA PAULA RODE ABRAHAMS (2017-84-022)
PEMBIMBING:
dr. Carmilla Tamtelahitu., Sp.M
PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN LENSA
Bola mata
pergerakan (+), ptosis (-), Palpebra pergerakan (+), ptosis (-),
lagoftalmos (-), edema (-), nyeri lagoftalmos (-), edema (-), nyeri
tekan (-) tekan (-)
tarsal : hiperemi (-), membran (-) Konjungtiva tarsal : hiperemi (-), membran (-)
bulbi : hiperemi (-), discharge (-) bulbi : hiperemi (-), discharge (-)
injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (- injeksi konjungtiva (-), injeksi
), chemosis (-), benda asing (-) siliar (-), chemosis (-), benda
asing (-)
jernih dan licin, edema (-), ulkus (-), Kornea jernih dan licin, edema (-), ulkus
infiltrat (-) (-), infiltrat (-)
jernih dan dalam Bilik mata depan jernih dan dalam
berwarna cokelat, intak Iris berwarna cokelat, intak
bulat, isokor, refleks cahaya (+) Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+)
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Grading densitas kekeruhan menurut Burrato.
Penurunan tajam penglihatan Grade 1: Visus masih baik >6/12 dengan lensa yang
Glare tampak sedikit keruh
Myopic shift Grade 2: Nuklues dengan kekeruhan ringan 6/12
sampai 6/30 dengan nukleus yang kekuningan.
Monocular diplopia Grade 3: Nukelus dengan kekeruhan medium, 3/60-
6/30, korteks telah mengalami kekeruhan.
Grade 4: Nukleus telah mengeras, ≥ 1/60 dengan
nukleus berwarna cokelat atau hitam.
Pemeriksaan Segmen anterior dan slit lamp
Gambar 4. Perbandingan penglihatan normal dan penglihatan katarak
[Sumber: Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. ABC of Eyes. 4th Edition. London: BMJ Books; 2004. p. 47-51.]
KLASIFIKASI
Herediter
Maternal
Faktor fetus atau infantile
Idiopatik
KLASIFIKASI
KATARAK JUVENIL
Terjadi proses dimana jumlah protein total berkurang, diikuti Katarak imatur
dengan penurunan asam amino dan kalium, yang Kekeruhan pada katarak imatur belum
mengenai seluruh bagian lensa. Volume
mengakibatkan kadar natrium meningkat. Hal ini lensa dapat bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik, bahan
menyebabkan lensa memasuki keadaan hidrasi yang diikuti lensa yang degeneratif, dan dapat
terjadi glaukoma sekunder
oleh koagulasi protein.
KLASIFIKASI
Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai Pada stadium ini protein-protein di
seluruh bagian lensa. Deposisi ion Ca dapat bagian korteks lensa sudah mencair.
menyebabkan kekeruhan menyeluruh pada Cairan keluar dari kapsul dan
derajat maturasi ini. Bila terus berlanjut, dapat menyebabkan lensa menjadi mengerut.
menyebabkan kalsifikasi lensa
KLASIFIKASI
Pre-operative Intra-operative
Post-operatif IOL
Awal Implantasi IOL dapat menyebabkan
hifema, prolaps iris, keratopati striata, komplikasi seperti uveitis-glaucoma-
uveitis anterior postoperatif, dan hyphema syndrome (UGH syndrome),
endoftalmitis bacterial malposisi IOL, dan sindrom lensa
Lanjut toksik (toxic lens syndrome).
Cystoid Macular Edema (CME), delayed
chronic postoperative endophtalmitis,
Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK),
ablasio retina, dan katarak sekunder
merupakan komplikasi yang dapat terjadi
setelah beberapa waktu post operasi
PREVENTIF DAN PROGNOSIS
Preventif Prognosis