Anda di halaman 1dari 34

BAGIAN ILMU MATA

REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
UNIVERSITAS PATTIMURA

KATARAK
RIENA PAULA RODE ABRAHAMS (2017-84-022)
PEMBIMBING:
dr. Carmilla Tamtelahitu., Sp.M
PENDAHULUAN

 Kebutaan  masalah kesehatan masyarakat yan serius  berdampak pada social


dan ekonomi.
 Kebutaan dapat disebabkan oleh katarak  75%
 Katarak  proses kekeruhn pada lesa dimana umumnya terjadi karena proses
penuaan.
 Faktor lain  kelainan genetic atau kongenital, penyakit sistemik, obat-obatan
dan trauma.
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Gambar 1. Anatomi Mata


[Sumber: Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s
General Ophthalmology. 17th ed. USA : Mc Graw-Hill;
2007.]
ANATOMI LENSA

[Sumber: Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General


Ophthalmology. 17th ed. USA : Mc Graw-Hill; 2007.]
FISIOLOGI LENSA

Akomodasi Tanpa Akomodasi

Muskulus Cilliaris Kontraksi Relaksasi

Ketegangan Serat Zonular Menurun Meningkat

Bentuk Lensa Lebih cembung Lebih pipih

Tebal Axial Lensa Meningkat Menurun

Dioptri Lensa Meningkat Menurun


OD Segmen anterior OS

PEMERIKSAAN LENSA
Bola mata
pergerakan (+), ptosis (-), Palpebra pergerakan (+), ptosis (-),
lagoftalmos (-), edema (-), nyeri lagoftalmos (-), edema (-), nyeri
tekan (-) tekan (-)
tarsal : hiperemi (-), membran (-) Konjungtiva tarsal : hiperemi (-), membran (-)
bulbi : hiperemi (-), discharge (-) bulbi : hiperemi (-), discharge (-)
injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (- injeksi konjungtiva (-), injeksi
), chemosis (-), benda asing (-) siliar (-), chemosis (-), benda
asing (-)

jernih dan licin, edema (-), ulkus (-), Kornea jernih dan licin, edema (-), ulkus
infiltrat (-) (-), infiltrat (-)
jernih dan dalam Bilik mata depan jernih dan dalam
berwarna cokelat, intak Iris berwarna cokelat, intak
bulat, isokor, refleks cahaya (+) Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+)

Jernih Lensa keruh


METABOLISME LENSA NORMAL

Kalium dibagian Metabolisme lensa


Transparansi lensa
anterior lensa ↑, melalui glikolisis
dipertahankan oleh
Natrium dibagian anaerob dan HMP
air dan kation
posterior ↑ Shunt  NADPH
DEFINISI KATARAK

• Abnormalitas pada lensa mata


berupa kekeruhan yang
menyebabkan tajam penglihatan
penderita berkurang.
• Kekeruhan  cahaya sulit untuk
mencapai retina  objek terlihat
kabur

[sumber: Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. ABC of Eyes.


4th Edition. London: BMJ Books; 2004. p. 47-51.]
EPIDEMIOLOGI

 65-75 tahun  50%, 75 tahun  70%


 Indonesia  Penyebab utama kebutaan  16-20% masuk dalam
usia produktif
 1,5 juta orang terkena katarak pada penduduk brpenghasilan
rendah.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

 Penyebab tersering  proses degenerasi.


 Faktor risiko  merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alcohol, defisiensi Vit E,
radang menahun dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik.
 Trauma  pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan trauma kimia 
merusak lensa.
 Pada anak-anak  katarak kongenital  biasanya dapat akibat infeksi ketika
hamil.
 Komplikasi penyakit metabolic  DM
PATOFISIOLOGI

Teori hidrasi Teori sklerosis

• kegagalan mekanisme • Lensa manula  serabut


pompa aktif pada epitel kolagen terus bertambah 
lensa di anterior pemadatan serabut kolagen
subskapsular  air tidak di tengah. Makin lama
dapat keluar dari lensa  serabut tersebut semakin
menumpuk  + tek bertambah banyak
osmotik sehingga terjadilah sklerosis
nukleus lensa.
DIAGNOSA

Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Grading densitas kekeruhan menurut Burrato.
 Penurunan tajam penglihatan  Grade 1: Visus masih baik >6/12 dengan lensa yang
 Glare tampak sedikit keruh
 Myopic shift  Grade 2: Nuklues dengan kekeruhan ringan 6/12
sampai 6/30 dengan nukleus yang kekuningan.
 Monocular diplopia  Grade 3: Nukelus dengan kekeruhan medium, 3/60-
6/30, korteks telah mengalami kekeruhan.
 Grade 4: Nukleus telah mengeras, ≥ 1/60 dengan
nukleus berwarna cokelat atau hitam.
 Pemeriksaan Segmen anterior dan slit lamp
Gambar 4. Perbandingan penglihatan normal dan penglihatan katarak

[Sumber: Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. ABC of Eyes. 4th Edition. London: BMJ Books; 2004. p. 47-51.]
KLASIFIKASI

Morfologi Maturitas Onset


Kapsular Insipien Kongenital
Subkapsular Intumesen Infantile
Kortikal Immatur Juvenile: 1-40th
Supranuklear Matur Presenile: 40-50th
Nuklear Hipermatur Senile: >50th
Polar Morgagni
KATARAK KONGENITAL DAN
DEVELOPMENTAL

 Terjadi akibat pertumbuhan normal lensa. Apabila


sebelum lahir  katarak kongenitakl  terbatas
pada nucleus embrionik atau fetalis.
 Katarak developmental  infnt –adolescent.
Kekeruhan dapat terjadi pada nucleus
infantile/dewwasa  bagian terdalamm dari
korteks atau kapsul
ETIOLOGI

 Herediter
 Maternal
 Faktor fetus atau infantile
 Idiopatik
KLASIFIKASI
KATARAK JUVENIL

 Katarak yang lembek dan terdapat ETIOLOGI


pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9  Katarak metabolic
tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak  Katarak traumatic
juvenil biasanya merupakan
kelanjutan katarak kongenital  Katarak komplikata
KATARAK SENILIS

 Katarak senilis merupakan tipe


katarak didapat yang timbul karena
proses degeneratif dan umum terjadi
pada pasien di atas 50 tahun. Pada
usia 70 tahun, lebih dair 90% individu
mengalami katarak senilis. Umumnya
mengenai kedua mata dengan salah
satu mata terkena lebih dulu

[Sumber: Khurana AK, editor. Cataract. In: Comprehensive


Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International;
2007. p. 167-201.]
KLASIFIKASI  Katarak insipient
Merupakan tahap dimana kekeruhan
lensa dapat terdeteksi dengan adanya
area yang jernih diantaranya.
Kekeruhan dapat dimulai dari ekuator
ke arah sentral (kuneiform) atau dapat
dimulai dari sentral (kupuliform).

Terjadi proses dimana jumlah protein total berkurang, diikuti  Katarak imatur
dengan penurunan asam amino dan kalium, yang Kekeruhan pada katarak imatur belum
mengenai seluruh bagian lensa. Volume
mengakibatkan kadar natrium meningkat. Hal ini lensa dapat bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik, bahan
menyebabkan lensa memasuki keadaan hidrasi yang diikuti lensa yang degeneratif, dan dapat
terjadi glaukoma sekunder
oleh koagulasi protein.
KLASIFIKASI

Katarak Matur Katarak hipermatur

 Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai  Pada stadium ini protein-protein di
seluruh bagian lensa. Deposisi ion Ca dapat bagian korteks lensa sudah mencair.
menyebabkan kekeruhan menyeluruh pada Cairan keluar dari kapsul dan
derajat maturasi ini. Bila terus berlanjut, dapat menyebabkan lensa menjadi mengerut.
menyebabkan kalsifikasi lensa
KLASIFIKASI

Katarak Morgagni Perbedaan stadium


Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
(air masuk) (air keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans


Merupakan kelanjutan dari katarak Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
hipermatur, di mana nukleus lensa Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
menggenang bebas di dalam kantung mata
kapsul. Pengeretuan dapat berjalan Shadow test - + - Pseudops
terus dan menyebabkan hubungan Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
dengan zonula Zinii menjadi longgar Glaukoma
KLASIFIKASI

KATARAK SENILIS NUKLEAR


Terjadi proses sklerotik dari nukleus
lensa. hal ini menyebabkan lensa
menjadi keras dan kehilangan daya
akomodasi  terjadi obtruksi sinar
cahaya yang melewati lensa mata.
Maturasi dimulai dari sentral
Gambar12. (a) katarak brunesens (b) katarak nigra (c) katarak
menuju perifer. Perubahan warna
rubra
[Sumber: Khurana AK, editor. Cataract. In: Comprehensive terjadi akibat adanya deposit
Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi: New Age International; pigmen.
2007. p. 167-201.]
TATALAKSANA

 Definitif  Operasi Persapan pre-operasi


1. Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit semalam sebelum operasi
2. Pemberian informed consent
Indikasi 3. Bulu mata dipotong dan mata dibersihkan dengan larutan Povidone-Iodine
5%
- Visus 4. Pemberian tetes antibiotik tiap 6 jam
- Medis 5. Pemberian sedatif ringan (Diazepam 5 mg) pada malam harinya bila pasien
cemas
- Kosmetik 6. Pada hari operasi, pasien dipuasakan.
7. Pupil dilebarkan dengan midriatika tetes sekitar 2 jam sebelum operasi.
Tetesan diberikan tiap 15 menit
8. Obat-obat yang diperlukan dapat diberikan, misalnya obat asma,
antihipertensi, atau anti glaukoma. Tetapi untuk pemberian obat antidiabetik
sebaiknya tidak diberikan pada hari operasi untuk mencegah hipoglikemia,
dan obat antidiabetik dapat diteruskan sehari setelah operasi.
TATALAKSANA
Anestesi Umum Anestesi Lokal :
 Digunakan pada orang Peribulbar block
dengan kecemasan yang Paling sering digunakan. Diberikan melalui
tinggi, tuna rungu, atau kulit atau konjungtiva dengan jarum 25 mm.
retardasi mental, juga Efek : analgesia, akinesia, midriasis,
diindikasikan pada pasien peningkatan TIO, hilangnya refleks Oculo-
dengan penyakit cardiac (stimulasi pada n.vagus yang
Parkinson, dan reumatik diakibatkan stimulus rasa sakit pada bola
yang tidak mampu mata, yang mengakibatkan bradikardia.
berbaring tanpa rasa
nyeri.  Subtenon Block
Memasukkan kanula tumpul melalui insisi pada konjungtiva
dan kapsul tenon 5 mm dari limbus dan sepanjang area
subtenon. Anestesi diinjeksikan diantar ekuator bola mata.
TEKNIK OPERASI

Mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.


Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya
dengan cryophake dan depindahkan dari mata
melalui incisi korneal superior yang lebar.
Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya
pada keadaan lensa subluksatio dan
dislokasi..ICCE tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari
40 tahun yang masih mempunyai ligamen
Gambar 14. Teknik ICCE hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi
[Sumber: Xu LT, Traboulsi EI. Genetics of congenital
cataracts. In: Wilson ME, Trivedi RH, editors. Cataract pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma,
Surgery: Techniques, Complications and Management. uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014: 1-8.]
TEKNIK OPERASI

pengeluaran isi lensa dengan memecah atau


merobek kapsul lensa anterior sehingga massa
lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui
robekan. Pembedahan pasien katarak muda,
pasien dengan kelainan endotel, implantasi
lensa intra ocular posterior.
Gambar 15. Teknik ECCE
[Sumber: Xu LT, Traboulsi EI. Genetics of congenital
cataracts. In: Wilson ME, Trivedi RH, editors. Cataract
Surgery: Techniques, Complications and Management.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014: 1-8.]
TEKNIK OPERASI

membongkar dan memindahkan kristal lensa.


diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-
3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan
digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot
massa katarak yang telah hancur sampai
bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat
dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.
Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan
jahitan, akan pulih dengan sendirinya.Tehnik
[Sumber: Xu LT, Traboulsi EI. Genetics of congenital ini bermanfaat pada katarak kongenital,
cataracts. In: Wilson ME, Trivedi RH, editors. Cataract
Surgery: Techniques, Complications and Management. traumatik, dan kebanyakan katarak senilis
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014: 1-8.]
TEKNIK OPERASI

Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran


insisi bervariasi dari 5-8 mm. Namun tetap
dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa
jahitan, Penutupan luka insisi terjadi dengan
sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini
dapat dilakukan pada stadium katarak
immature, mature, dan hypermature. Teknik
ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma
fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan
operasi trabekulektomi.
[Sumber: Gillespie RL, O'Sullivan J, Ashworth J, Bhaskar S, Williams S, Biswas
S, et al. Personalized diagnosis and management of congenital cataract by next-
generation sequencing. Ophthalmology. 2014;121(11):2124-2137 e1-2.]
Jenis tehnik bedah Keuntungan Kerugian
katarak
Extra capsular  Incisi kecil  Kekeruhan pada kapsul
cataract  Tidak ada komplikasi vitreus posterior
extraction (ECCE)  Kejadian  Dapat terjadi
endophtalmodonesis lebih perlengketan iris dengan
sedikit kapsul
 Edema sistoid makula lebih
jarang
 Trauma terhadap endotelium
kornea lebih sedikit
 Retinal detachment lebih
sedikit
 Lebih mudah dilakukan

Intra capsular  Semua komponen lensa  Incisi lebih besar


cataract diangkat  Edema cistoid pada
extraction (ICCE) makula
 Komplikasi pada vitreus
 Sulit pada usia < 40 tahun
 Endopthalmitis [sumber: Gillespie RL, O'Sullivan J, Ashworth J,
Fakoemulsifikasi  Incisi paling kecil  Memerlukan dilatasi pupil Bhaskar S, Williams S, Biswas S, et al. Personalized
diagnosis and management of congenital cataract by next-
 Astigmatisma jarang terjadi yang baik
generation sequencing. Ophthalmology.
 Pendarahan lebih sedikit  Pelebaran luka jika ada
2014;121(11):2124-2137 e1-2.]
KOMPLIKASI

Pre-operative Intra-operative

 Ansietas  Laserasi m.rectus superior


 Nausea/gastriritis  Perdarahan hebat
 Konjungtivitais iritatif  Cedera pada kornea
 Abrasi kornea  Cedera irirs dan irirdoskilitis
 Lepas/hilangnya vitreo
KOMPLIKASI

Post-operatif IOL
Awal  Implantasi IOL dapat menyebabkan
hifema, prolaps iris, keratopati striata, komplikasi seperti uveitis-glaucoma-
uveitis anterior postoperatif, dan hyphema syndrome (UGH syndrome),
endoftalmitis bacterial malposisi IOL, dan sindrom lensa
Lanjut toksik (toxic lens syndrome).
Cystoid Macular Edema (CME), delayed
chronic postoperative endophtalmitis,
Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK),
ablasio retina, dan katarak sekunder
merupakan komplikasi yang dapat terjadi
setelah beberapa waktu post operasi
PREVENTIF DAN PROGNOSIS

Preventif Prognosis

 Kontrol penyakit metabolic  Definitif  Katarak senilis  90%


perbaikan
 Cegah paparan langsung UV
 Hindari rokok
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai