Anda di halaman 1dari 15

LATIHAN FISIK PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER

Latihan fisik atau regular physical activity memberikan beberapa manfaat pada pasien-pasien
ESRD (End Stage Renal Disease), diantaranya adalah menurunkan resiko mortalitas
kardiovaskular, mempermudah kontrol tekanan darah pasien hipertensi, memperbaiki kadar gula
darah pasien diabetes, dan juga memperbaiki kualitas hidup karena adanya perbaikan kondisi
kejiwaan dan fungsi fisik.
Sebagai tambahan terhadap kemungkinan perbaikan cardiovaskular, latihan fisik berpotensi
untuk memperbaiki kerja fisik dan kwalitas hidup. Latihan yang kurang, atrofi otot, kemampuan
kerja fisik dan fungsi yang lemah, prevalensinya sangat tinggi pada pasien-pasien ESRD dan
potensial dapat diperbaiki dengan latihan fisik.
Meskipun begitu banyak manfaat latihan fisik, tetapi pasien dialisis ternyata sangat tidak aktif
(pemalas) (11). dan nefrologist jarang sekali memperhatikan aktivitas fisik pasien-pasien atau
mengkonsultasikannya agar aktifitasnya meningkat (12).
Kurangnya perhatian terhadap latihan fisik banyak faktor yang mem-pengaruhinya, diantaranya
keterbatasan waktu untuk konsultasi, kurangnya ketrampilan dalam mencontohkan latihan, dan
kekhawatiran terhadap efek buruk dari latihan itu sendiri(10).
Latihan fisik dibedakan berdasarkan durasi dan intensitas kontraksi dari otot yang terlibat, dan
juga atas dasar darimana energi otot berasal. Pada awal melakukan latihan aerobik, glikogen
dipecah menjadi glikosa, yang kemudian bereaksi dengan oksigen (Kreb cycle) menghasilkan
karbon dioksida dan air serta melepaskan energi. Dalam hal ini karbohidrat berkurang, lemak
menjadi penggantinya. Latihan fisik Anaerobik berbeda, pada fase awal latihan glikogen atau
gula digunakan tanpa oksigen dan merupakan proses yang tidak efisien. Umumnya latihan
aerobik dilakukan dengan intensitas sedang dalam waktu yang relatif panjang seperti berlari
dalam jarak jauh, tetapi sprint bukan latihan aerobik.
1. Manfaat latihan fisik regular aerobik :
a. Menguatkan otot-otot pernafasan, mempermudah aliran udara masuk dan keluar dari paru-
paru
b. Menguatkan dan memperbesar otot jantung, memperbaiki efisiensi pompa jantung dan
menurunkan denyut jantung saat istirahat, dikenal sebagai aerobic conditioning
c. Menguatkan seluruh otot tubuh
d. Memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah
e. Meningkatkan jumlah sel darah merah, memfasilitasi transport oksigen
f. Memperbaiki kesehatan mental, termasuk mengurangi stress dan menurunkan insiden
depresi
g. Mengurangi resiko diabetes
h. Menurunkan resiko osteoporosis
i. Memperbaiki kemampuan sel otot untuk menggunakan lemak ketika latihan fisik,
menghemat glikogen intramuskular

2. Kriteria pasien yang dapat melakukan aktivitas fisik


Hampir setiap orang yang menjalani dialisis dapat melakukan latihan namun perlu
diperhatikan kemampuan fisik pasien dalam melakukan latihan. Pasien dapat berkonsultasi
dengan tenaga medis untuk mendiskusikan latihan fisik yang sesuai dengen kondisi fisiknya
saat ini.

3. Jenis Latihan fisik yang dapat dilakukan pasien hemodialisis


Ada 3 jenis latihan untuk pasien hemodialisis regular:
a. Flexibility excercise
Latihan ini membuat kerja sendi menjadi lebih baik, dan pergerakan lebih mudah. dapat
dilakukan setiap hari dengan melakukan peregangan otot dengan gerakan yang lambat.
Dapat juga dilakukan sebagai bagian pemanasan sebelum kardiovaskular exercise.
Latihan ini dilakukan dengan meregangkan otot-otot hingga terasa tegangan yang ringan,
dan menahannya hingga 10 – 20 detik, bernafas dalam dan perlahan ketika peregangan
dilakukan, lalu keluarkan nafas perlahan saat menahan pada posisi tersebut. Latihan
dimulai dari kepala , leher dan kebawah menuju kaki. Pengulangan sedikitnya dilakukan
sebanyak 3 kali. Beberapa contoh exercise flexibility.

1. Peregangan leher
a. Duduk atau berdiri tegak, pandangan lurus kedepan.
b. Perlahan dekatkan telinga kanan kearah bahu kanan.
c. Putar kepala kearah belakang dan dekatkan telinga kiri kebahu kiri.
d. Dekatkan dagu kedada dan putar perlahan dagu kearah sepanjang dada
e. Sehingga telinga kiri menyentuh bahu kiri.
f. Tegakkan kembali dagu hingga pandangan lurus kedepan.
2 . Peregangan lengan dan tangan.
a. Duduk atau berdiri tegak,
b. Luruskan lengan kedepan setinggi bahu.
c. Regangkan seluruh jari lalu buat kepalan tangan dan lepaskan lagi
d. Lengan tetap lurus kedepan lalu buat putaran dipergelangan tangan pertama searah jarum
jam kemudian berlawanan arah dgn jarum jam

3 Peregangan pinggang
a. Berdiri atau duduk tegak
b. letakkan lengan diatas kepala,
c. lalu jatuhkan lengan sebelah kanan dan rasakan tarikan, lalu tegak kembali
d. lakukan yang sama pada lengan kiri
4. Peregangan dada dan punggung belakang
a. Berdiri atau duduk tegak
b. letakkan tangan dibahu dengan siku diluar
c. Buat lingkaran dgn siku ,pertama kedepan lalu kebelakang
d. Stop membuat lingkaran lalu buat siku berdekatan didepan dada
e. Buka kembali siku dan lalu regangkan rasakan tekanan didada

5. Peregangan paha belakang


a. Duduk tegak ,
b. lengkungkan badan raih lutut kiri dgn kedua tangan dan tarik menuju dada
c. Letakkan ujung dagu kearah dada dan cobalah menyentuhkan kening ke lutut, lakukan
semampu anda dan tahan
d. Turunkan kembali lutut kiri dan lakukan ulang pada lutut kanan
6. Peregangan kaki
a. Duduk tegak dengan kaki dilantai, berpegangan pada kursi
b. Perlahan angkat kaki kanan sampai lurus didepan
c. Dan kemudian perhatikan jempol kaki, lalu gerakkan kedepan dan kebelakang
d. Gerakkan tumit memutar pertama kekanan lalu kekiri.
e. Letakkan kaki kanan kelantai dan lakukan juga pada kaki kiri.

7. Peregangan betis
a. Letakkan tangan pada sandaran kursi dan berdiri tegak lurus
b. Mundurkan kaki kanan selangkah dan tekan tumit kanan dilantai
c. Lengkungkan kaki kiri dan rasakan tarikan pada betis kanan
d. Lengkungkan lutut kanan dan rasakan tarikan pada tumit kanan dan tahan.

b. Strengthening Excercise
Latihan ini membuat otot lebih kuat, dengan melawan gaya resistensi, bisa menggunakan
berat beban, karet elastik atau berat tubuh sendiri, membuat otot bekerja lebih keras. Latihan
dimulai dengan perlahan, beban terlalu berat membuat otot kram dan terluka, dilakukan
bertahap. Selalu diawali pemanasan dengan aktifitas ringan dan banyak istirahat agar otot
relax. Menarik nafas ketika melakukan gerakan dan mengeluarkan nafas ketika relax, hal ini
dapat mencegah meningginya tekanan darah berlebihan.

1. Penguatan otot lengan depan


a. Berdiri atau duduk tegak dikursi
b. Dekatkan siku kesisi badan dan lipat lengan pada siku
c. Angkat lengan keatas dan buat kepalan
d. Perlahan angkat kepalan menuju bahu dan turunkan
2. Penguatan otot lengan belakang
a. Duduk tegak dikursi
b. Lipat lengan atas pada siku, dekatkan ke telinga
c. Dengan menggunakan perban elastik, tarik perban kearah depan diatas kepala
d. Kembalikan lipatan lengan pada siku turunkan lengan ke belakang bahu

3. Penguatan otot paha


a. Duduk tegak dengan kaki diatas lantai,
b. Berpegangan pada pinggir kursi.angkat satu kaki dan luruskan serta tahan,
c. Lipat lutut dan turunkan kaki perlahan kearah lantai
4. Penguatan otot paha
a. Bersandar pada kursi dgn kaki diletakkan pada sandaran kaki,
b. Berpegangan pada lengan kursi dan perlahan angkat kaki tanpa menekuk lutut tahan hitung
sampai lima
c. Turunkan kembali secara perlahan

5. Penguatan otot paha


a. Berbaring pada kursi dan letakkan kaki pada sandaran kaki
b. Letakkan lengan pada kursi
c. Tekuk lutut dan perlahan gerakan kearah dada seperti bersepeda
6. Penguatan otot paha belakang
a. Berdiri tegak dan berpegangan pada sandaran kursi,
b. Pertahankan punggung tegak angkat satu kaki kebelakang dan sentuhkan jempol.ketika
mengangkat kaki
c. Pertahankan posisi tubuh tegak tahan dan perlahan turunkan kaki

7. Penguatan otot betis


a. Berdiri tegak dan berpegangan pada sandaran kursi ,
b. Angkat tumit dan berdiri pada jari kaki, tahan dan turunkan perlahan

8. Penguatan otot paha samping


a. Berbaring kesamping gunakan lengan bawah melindungi kepala
b. Letakkan lengan lain di depan agar balans lalu luruskan kedua kaki.
c. Angkat kaki sebelah atas tahan dan turunkan perlahan
9. Penguatan otot perut
a. Berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki dilantai
b. Silangkan tangan didada dan angkat dagu kearah dada
c. Perlahan angkat kepala dan bahu sampai bahu terangkat dari lantai, turunkan perlahan
keposisi semula

10. Penguatan otot lengan atas


a. Berdiri menghadap dinding,
b. Letakkan kedua telapak tangan kedinding setinggi bahu
c. Gerakkan kedepan sampai hidung hampir menyentuh dinding,
d. Dorong kembali menjauhi dinding dengan lengan sampai berdiri tegak kembali
11. Penguatan otot lengan atas
a. Berdiri menghadap kursi dan letakkan kedua tangan pada lengan kursi ,pastikan kursi
tidak akan bergerak,
b. Turunkan tubuh kearah kursi dengan menekuk siku, turunkan tubuh sejauh mungkin
c. Jaga punggung dan lutut lurus.dorongkan tubuh dengan lengan keposisi semula.

C. Cardiovascular excercise
Juga disebut aerobik excercise, membuat jantung, paru-paru dan sirkulasi bekerja lebih efisien.
Dilakukan dengan gerakan ritmik, tetap dari lengan ataupun kaki, tujuan gerakan ini adalah
memperbaiki ketahanan ( endurance)

Memulai latihan fisik.


Latihan yang aman bila kondisi kesehatan pasien stabil , pastikan dialisis adekuat, tekanan darah
terkontrol, bebas dari infeksi dan penyakit lain yang membutuhkan pengobatan. Pasien dengan
diabetes harus dengan kadar gula darah terkontrol.

Apa yang dibutuhkan agar latihan berhasil


 Komitment, harus ditekadkan hasil yang diperoleh minimal setelah 3 bulan, hanya latihan
yang teratur untuk waktu tertentu yang akan memberi hasil. Adalah bermanfaat bila menganggap
latihan fisik merupakan terapi terhadap penyakit ginjal.
 Program, buat target yang ingin dicapai dan kapan.
 Harapan yang realistik.
Keberhasilan membutuhkan waktu
Otot akan merasa lelah jika tidak terbiasa dengan latihan regular
REFERENSI
1. Sato Y, Nagasaki M, Nakai N, Fushimi T: Physical exercise improves
glucose metabolism in lifestyle-related diseases. Exp Biol Med
(Maywood) 228 : 1208 –1212, 2003
2. Willey KA, Singh MA: Battling insulin resistance in elderly obese
people with type 2 diabetes: Bring on the heavy weights. Diabetes
Care 26 : 1580 –1588, 2003
2. US Renal Data System: USRDS 2006 Annual Data Report: Atlas of
End-Stage Renal Disease in the United States, Bethesda,National
Institutes of Health, National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases, 2006
4. Kalantar-Zadeh K, Block G, Humphreys MH, Kopple JD:Reverse
epidemiology of cardiovascular risk factors in maintenance dialysis
patients. Kidney Int 63: 793–808, 2003
5. Johansen KL, Young B, Kaysen GA, Chertow GM: Association
of body size with outcomes among patients beginning dialysis. Am J
Clin Nutr 80: 324–332, 2005
6. Kalantar-Zadeh K, Kilpatrick RD, McAllister CJ, Greenland S, Kopple
JD: Reverse epidemiology of hypertension and cardiovascular death
in the hemodialysis population: The 58th annual fall conference and
scientific sessions. Hypertension 45: 811–817, 2005
7. Suliman M, Stenvinkel P, Qureshi AR, Kalantar-Zadeh K, Barany P,
Heimburger O, Vonesh EF, Lindholm B: The reverse epidemiology of
plasma total homocysteine as a mortality risk factor is related to the
impact of wasting and inflammation. Nephrol Dial Transplant 22:
209–217, 2007
8. Lowrie EG, Lew NL: Death risk in hemodialysis patients: The
predictive value of commonly measured variables and an evaluation
of death rate differences between facilities. Am J Kidney Dis 15:
458–482, 1990
9. Kopple JD: The phenomenon of altered risk factor patterns or
reverse epidemiology in persons with advanced chronic kidney
failure. Am J Clin Nutr 81: 1257–1266, 2005
10. Johansen KL: Exercise in the End-Stage Renal Disease Population
J Am Soc Nephrol 18: 1845–1854, 2007
11. Johansen KL, Chertow GM, Ng AV, Mulligan K, Carey S, Schoenfeld
PY, Kent-Braun JA:Physical activity levels in patients on emodialysis
and healthy sedentary controls. Kidney Int 57: 2564–2570, 2000
12. Johansen KL, Sakkas GK, Doyle J, Shubert T, Dudley RA: Exercise
counseling practices among nephrologists caring for patients on
dialysis. Am J Kidney Dis 41: 171–178, 2003
13. Lew EA, Garfinkel L. Variations in mortality by weight among 750,000
men and women. J Chronic Dis;32:563–5. 1979
14. Kushner RF. Body weight and mortality. Nutr Rev;51:127–36. 1993
15. Port FK, Ashby VB, Dhingra RK, et al. Dialysis dose and body mass
index are strongly associated with survival in hemodialysis patients.
J Am Soc Nephrol;13:1061– 6.2002
16. Manson JE, Willett WC, Stampfer MJ, et al. Body weight and mortality
among women. N Engl J Med;333:677– 85. 1995
17. Calle EE, Thun MJ, Petrelli JM, et al. Body mass index and mortality
in a prospective cohort of U.S. adults. N Engl J Med;341:1097– 105.
1999
18. Kalantar-Zadeh K, Kilpatrick RD, McAllister CJ, et al. Timedependent
association between body mass index and cardiovascular
mortality in hemodialysis patients. 37th annual conference of the
American Society of Nephrology. J Am Soc Nephrol;15:126 2004
19, Painter P. A Guide for the people on dialysis, the life options
rehabilitation advisory council ,
http://www.lifeoptions.org/catalog/pdfs/booklets/exercise.pdf,15-09-10

Anda mungkin juga menyukai