Anda di halaman 1dari 12
DESAIN DAN PENANGGULANGAN MASALAH KERUSAKAN BANGUNAN BENDUNG BALAI BANGUNAN HIDRAULIK DAN GEOTEKNIK KEAIRAN Diselenggarekan Dalam Rangka: ‘SOSIALISAS! NSPM, PEMBERIAN ADVIS TEKNIK DAN UJI KEANDALAN MUTU BE TAHUN 2003 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR Ir, Juanda No. 108 Bandung (40185), Top; (622) 2501083; 2504063; 2501564, 2500807; Fax: (022) 2600183: PO Box 841;E-nall-walerx@bdp contin not. & walerx@odg cenin netic tp: JAwww.pusle. het Desain Dan nanggulangen Masalsh Kerycakan Bangunan Bendung DAFTAR ISI ABSTRAK DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1.2. Maksud dan Tujuan......... 1.3. Hasil yang Diharapkan 1.4 Lingkup Kegiatan 2. PEMBAHASAN....... 2.1 Desain Bendung 2.2. Pengembangan Desain Hidraulik Bendung 2.3. Masalah Pada Bangunan Bendung 2.4 Penyebab Utama Menurunnya Fung 2.5 Contoh Kasus Kerusakan Bangunan Bendung dan Perlengkapannya 3. KESIMPULAN DAN SARAN...... DAFTAR PUSTAKA “Susiatsasi NSP & Advis Toknis, Puslibang SDA, Tahun 2008 lan Keamanan Bangunan Air iii Destin Dan Penanggulangan Maselah Kerusaken Bengunan Berduny 1. PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Sejak tahun 70-an hingga Kini telah dibangun ribuan bangunan air dengan berbagai jenis fungsi dan ragamnya. Bangunan air tersebut antara lain bangunan irigasi ( bendung, bangunan di jaringan irigas!) bangunan penanggulangan erosi, bangunan persungaian, bangunan muara pantai, bangunan intake air bersih dan bangunan jembatan, dan /ain-lain Sebagian bangunan air tersebut telah menurun fungsinya, dan tingkat keamanannya Sebagian lagi rusak ringan, rusak sedang, dan rusak amat berat. Penyebab utama kerusakan dan menurunnya fungsi bangunan air karena faktor hidraulik, non hidraulik, dan bencana alam. Dalam rangka memantapkan desain dan menanggulangi kerusakan akibat bahaya hidraulik maka telah diterbitkan berbagai SNI bangunan bendung sebagai pedoman dalam mendasain bangunan. Modul ini akan membahas hal tersebut dan berbagai masalah pada bendung pada saat beroperasi dan cara-cara penanggulangannya Dalam pasal 43 undang-undang no. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi disebutkan bahwa barang siapa yang melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan mengakibatkan kegagalan bangunan, tidak sesuai dengan ketentuan teknik yang telah ditetapkan dan melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknik dan menyebabkan timbulnya kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama lima tahun penjara atau dihukum denda 10 % dari nilai kontrak untuk perencanaan dan pengawasan dan 5 % dari nilai kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi Berkaitan dengan itu maka para perencana, pengawas dan pelaksana pekerjaan konstruksi peru mengetahui dan memahami produk-produk norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang telah diterbitkan oleh instansi_ Departemen Kimpraswil khususnya, sehingga Periu sosialisasi dan pemberian advis teknis NSPM Diharapkan dari kegiatan ini perencana, pengawas, dan peleksana pekerjaan konstruksi dapat meningkatkan kinerja produk infra struktur Kimpraswil 1.2, Maksud dan Tujuan Maksud dari pembuatan modul ini yaitu untuk: + Mensosialisasikan NSPM kepada seluruh instansi terkait di lingkungan dinas-dinas kimpraswil , (dinas PU) di seluruh Indonesia. + Memberikan solusi dalam rangka menanggulangi masalah kerusakan bangunan dan meningkatkan fungsi dan keamanan bangunan bendung + Menyebarkan hasil litbang serta pengetahuan teknik keairan, Tujuan dari kegiatan ini adalah agar: * Para penyelenggara prasarana, sarana, kimpraswil (psk) yaitu para perencana, pelaksana dan pengawas, dapat menggunakan NSPM yang dihasilkan olen Departemen Kimpraswil + Meningkatkan mutu perencana, pelaksana, pengawas, agar memberikan kinerja yang lebih baik dalam melayani masyarakat 4.3. Hasil yang Diharapkan . Hasil yang ciharapkan dengan sosialisasi NSPM dan kegiatan advis teknik ini yaitu: + Meningkatkan pemahaman dan penerapan NSPM bidang konstruksi dan bangunan dalam penyelenggaraan pembangunan bendung khususnya dan prasarana dan sarana kimpraswil umumnya. + Untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam tahapan SIDCOM. + Untuk meningkatkan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan diharapkan akan menghasilkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kimpraswil, ‘Sosialisasi NSPM & Advis Teknis, Puslibang SDA, Tahun 2003 7 Desain Dan Penanggulangan Masala Kerusakan Sangunan Benduag 1.4 Lingkup Kegiatan Modul ini meliputi uraian tentang: + Mensosialisasikan SNI bangunan bendung + Contoh kasus kerusakan bangunan bendung dan penanggulangan masalah kerusakannya 2, PEMBAHASAN 2.1 Desain Bendung Untuk mendesain bendung dan bangunan kelengkapannya telah diterbitkan pedomannya berupa standar yaitu: * Tata cara_perencanaan umum bendung, Standar SK SNI T - 02-1980 - E * Tata cara desain hidraulik tubuh bendung dengan peredam energi tipe MDL Rancangan SNi 2001 + Tata cara desain hidraulik tubuh bendung dengan peredam energi tipe MDO & MDS , Rancangan SNI 2001 + Tata cara desain hidraulik bangunan penangkap sedimen tipe MDST dan intake dengan pintu sorong Tipe MDT, Pedoman Desain 2002. Untuk mendesain bangunan pengambil jenis Tyrol, pedoman desainnya yaitu; Tata cara desain hidraulik bangunan pengambil bendung Tyrol Disamping itu hasil litbang yang diterbitkan dalam bentuk buku yakni * Bangunan Sadap untuk Irgasi Desa, Puslitbang Sumber Daya Air, 2002, ISBN 979- 3179-16-1 * Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk Irigasi Teknis, 2002, ISBN878-8433-58-2 Capita Selecta; dampak pembangunan terhadap lingkungan bangunen kesiran; kumpulan makalah yang ditulis dan disajikan pada seminar intemasional oleh penulis utama modul yaitu: 1. Fishway at Perjaya Headworks, Komering River, South Sumatera Indonesia, (Field Observation and Evaluation), FishTrec 2001, International Symposium on Fishway and Tropical River Eco-hydraulics, Sep, 4-5, 2001, Yogyakarta, Indonesia 2. Application of a Bucket Type Energy Dissipator for Low Head, a Case Study of The Weir in Indonesia, Hydraulic Research For Sustainable Development, 11° Congress of the Asia and Pacific Division of the International Association for Hydraulic Research, Sep, 8- 10, 1998, Yogyakarta, Indonesia. 3. Damage of the Cipager Weir in West Java Indonesia, A cause of flood and its counter measures, Symposium on Japan-Indonesia IDNDR Project Volcanology, Tectonics, Flood and Sediment Hazards, Sep, 21-23, 1998, Bandung, Indonesia. 4. Destruction of the. Cipamingkis River Environment, West Java Indonesia, Environmentally Sound Water Resources Utilization, International Conference, Nov, 8-11, 1993 Bangkok, Thailand, 5. River Morphology Impact of the Proposed Bili-Bii Multipurpose Dam, Advances in Agricultural Engineering and Technology, Intemational Conference, Oct 12-15, 1992, Bogor, Indonesia A 6. Hydraulic Model Test For The Cisokan Weir West Java Indonesia, Japan lrrigation Drainage, and Reclamation Seminar, 8-10 Sep, 1992, Hokkaido, Japan. 2.2 Pengembangan Desain Hidraulik Bendung Melalui pengalaman mendesain bendung baru atau menangani berbagai masalah kerusakan dan kehancuran bendung, dan penyempurnaan desain bangunan air dengan bantuan uji 2) ~~ Sasiaisasi NSPM & Advis Teknis, Pusitbang SDA Tahun 200 DDesain Dan Fenangguangan Nasaiah Kerusakan Bangunan Bendung Melalui pengalaman mendesain bendung baru atau menangani berbagai masalah kerusakan dan kehancuran bendung, dan penyempumaan desain bangunan air dengan bantuan uji model hidraulik terhadap berbagai desain atau penanggulangannya maka diperoleh pengembangan lanjut dari bangunan bendung yaitu: + Cara penempatan bendung ci sungai atau di sudetan sungai Bentuk mercu dan bentuk tubuh bendung. Tipe dan bentuk bangunan peredam energi bendung Tipe dan bentuk bangunan pembilas bendung dan perlengkapnnya, Bentuk bangunan perlengkapan bendung seperti bangunan tembok pengarah dan tembok sayap udik, bentuk tembok pangkal, bangunan tembok sayap hilir dan sebagainya Pengembangan desain bangunan bendung tersebut yaitu: + Mercu bendung; bentuk bulat satu atau dua jari-jari Tubuh bendung; bagian hilir miring dengan kemiringan 1: m atau lebih tegak. + Peredam energi; lantai datar tipe MDO dengan kolam olak tive MDS, lantai cekung tipe MDL, dan berganda. * Bangunan pembilas; dengan undersluice lurus atau shunt undersluice, tanpa dinding banjir, pintu pembilas ganda yaitu pintu atas dan pintu bawah, tembok baya-baya, saringan batu/sampah, pilar pembilas bagian udik bulat bentuk tegak dan bagian hilir dengan kemiringan, stang pintu diletakkan di dalam sponeng di bagian kanan dan kiri daun pintu. Transisi tembok pangkal ke tembok sayap hil, tegak lurus terhadap tembok sayap hilir Tembok sayap hilir, ujung-ujungnya dibulatkan masuk kedalam tebing. Tembok pengarah aliran; untuk memeratakan arah aliran ke bentang bendung dan untuk melinéungi tanggul penutup dari bahaya aliran deras. 2.3 Masalah Pada Bangunan Bendung Masaleh yang dijumpai pada bangunan bendung yaitu: + Bendung hancur, ambruk/patah_bagian tubuh bendungnya saja, hanyut semua tubuh bendungnya, seperti bendung Cikeruh, Cihieum di Jawa Barat dan sebagainya Penurunan fungsi dan keamanan bendung yaitu Debit penyadapan intake tidak mencukupi seperti pada bendung Gumbasa di sungai Gumbasa Palu Sulawesi Tengah. * Mulut intake tertutup oleh angkuten sedimen sehingga debit penyadapan intake berkurang, seperti bendung Ketaun di Bengkulu, dan sebagainya + Peredam energi bendung tidak berfungsi kerena terjadi degradasi dasar sungai dan penggerusan setempat, seperti pada bendung Pamarayan dan sebagainya + Mercu bendung dan tubuh bendung rusak/erkelupas akibat benturan angkutan sedimen batu gelundung dan abrasi dijumpai pada bendung-bendung di sungai torensial. + Angkutan sedinen daser jenis kerakal dan kerikil masuk ke intake bendung. + Perlengkapen bendung rusak berat, sedang dan ringan seperti bangunan pintu-pintu bendung, tembok sayap hilir, dan sebagainya. 2.4 Penyebab Utama Menurunnya Fungsi Dan Keamanan Bangunan Air Penyebab utama kehancuran, kerusakan bangunan bendung yaitu: * Tidak optimainya pekerjaan desain, pelaksanaan, pengawasan serta pemeliharaan pasca pelaksanaan pembangunan. (SIDCOM) + Operasi dan pemeliharaan yang kurang balk dan adakalanya salah dalam pengoperasian pintu — pintu bendung. Berkurangnya kualitas bangunan. Bahaya bencana alam. Penyebab menurunnya fungsi bangunan bendung karena: ~ SesialoasiNSPM & Advis Tokns, Pusitbang SDA Tahun 2005, s 3 in Dan Penanggulangen Masolah Kerusekan Bangunan Bandung + Kesulitan penyadapan aliran sungai ke intake akibat jalur air sungai berpindah atau menjahui mulut intake, mulut intake tertutup oleh angkutan sedimen_serta lokasi intake terletak di tikungan dalam aliran sungai ( desain tidak tepat) Debit penyadapan ke intake tidak mencukupi. + Bangunan peredam energi bendung tidak efestif, dan kurang berfungsi akibat terjadinya perubahan morfologi sungai di hilir bendung seperti perubahan dasar sungai ( degradasi dasar sungai), terjadi penggerusan setempat di hilimya yang dapat membahayakan bangunan bendung. * Bangunan pembilas tidak efektif membilas angkutan sedimen, sehingga sebagian angkutan sedimen masuk ke intake dan ke jaringan irigasi intu — pintu bendung rusak sehingga tidak dapat dioperasikan. * Bagian tubuh bendung terkelupas/abrasi sehingga dapat menimbulkan gerowong pada tubuh bendung + Terjadi overtopping di atas bangunan tanggul dan tembok pangkal, yang dapat menjebol tanggul penutup dan bangunan pelengkap bendung lainnya + Bangunan tidak terpelihara sehingga mempercepat proses kerusakan. 2.5 Contoh Kasus Kerusakan Bangunan Bendung Dan Perlengkapannya 4. Bendung Cihioum Bendung ini jenis bendung tetap, beriokasi di sungai Cihieum, desa Cipeundeuy Bantarujeg Majalengka Jawa Barat. Diresmikan tahun 1991 untuk kepentingan irigasi seluas 571 hektar. Bendung dibangun dengan tipe drop weir dengan lebar bentang 30,0 meter tinggi mercu bendung ke dasar sungai di bagian udik 1,20 meter. Dilengkepi dengan bangunan pembilas selebar 1,50 m dan tinggi pintu 1.50 m. Penyadapan aliran dengan bangunan intake di bagian kanan selebar 0,80 m dengan dua pintu sorong. Sungai Cihieum termasuk jenis sungai torensial dengan angkutan sedimen dasar dominan fraksi kerakal, kerikil dan pasir. Di beberapa tempat terdapat batu bongkah berdiameter lebih dari 1,0 meter. Proses degradasi dasar sungai masih berlanjut. Bendung ini hancur tahun 2001. Bagian yang rusak yaitu tubuh bendung bagian kiri patah dan amblas, tembok pangkal kanan retak memanjang dar arah atas ke bawah, lantai udik hancur, stang pintu bengkok. Penyebab kerusakan yaitu akibat bahaya banjr besar Februari 2001, dengan tinggi muka air di atas mercu bencung setinggi 2,00 m. Karena bendung tidak dilengkapi dengan bangunan peredam energi maka di hilir bendung terjadi penggerusan setempat yang dalam. Akibatnya kestabilan bangunan berkurang. Karena tekanan aliran banjr, dan tekanan angkutan sedimen terhadap tubuh bendung yang kestabilannya sudeh berkurang tersebut. maka tubuh bendung patah dan amblas. 4 _ Sosilisasi NSPM & Advis Tekris, Pusiiang SDA, Tahun 2003 _Desojn Don Penangculangan Masalan Kerusaan Bengunen Bendung 2, Penanggulangan kerusakan tembok sayap hilir bendung Tembok sayap hilir bendung adalah salah satu kelengkapan bendung yang terietak di kanan dan kiri bangunan peredam energi bendung. Bangunan ini dimaksudkan untuk pembatas, pengarah aliran, penahan gerowongan dan longsoran teding sungai di hilir dan pencegah aliran samping. Ujung tembok sayap hilir yang tidak dimasukkan ke dalam tebing sungai biasanya ‘mengalami kerusakan berupa patah dan retak karena terjadinya bahaya gerowongan tebing dan bahaya pengerusan setempat di kaki tembok sayap ‘Waktu aiiran sungai banjir terjadi_pusaran aliran sekunder di hilir bendung yang berbalik ke udik_searah dengan jarum jam di bagian kanan dan berlawanan dengan arah jarum jam di bagian kiri maka terjadi gerowongan tebing berbentuk bawang di bagian ujung tembok sayap hilit. Kerusakan tembok sayap dapat pula disebabkan terjadinya penggerusan setempat di bagian kaki tembok sayap. Penanggulangan kerusakan terhadap tembok sayap hilir yaitu dengan cara; pertama, ujung tembok sayap hilir dilengkungkan masuk ke dalam tebing sungei: kedua, ujung tembok sayap hilir dilengkungkan membalkk ke arah udik, Bentuk desain penanggulangan kerusakan_tembok sayap tersebut dapat diperhatikan pada gambar dan foto berikut Sosiaisasi NSP & Advis Teknie, Pusifbang SDA, Tahun 2003 5 Desai Dan Ponanggulangan Masala Kerusakan Bangunen Benduny Bendung Kali Sapi Jawa Tengah 3. Penanggulangan kerusakan pintu bendung Bendung dilengkapi dengan pintu-pintu pengatur debit pada bangunan intake dan pintu-pintu bilas pada bangunan pembilas bendung. Jenis pintu umumnya pintu sorong. Pintu ini terdiri dari daun pintu dan stang pintu. Bahan pintu terbuat dari kayu dan besi. Daun pintu diletakkan pada sponeng antara_bangunan pilar dan tembok pangkal. Steng pintu terietak di dalam sponeng pintu dan terdapat pula yang di luar sponeng pintu, Jumiah stang pintu ada yang dua buah terletak di kiri kanan pintu dan ada yang satu buah di bagian tengah daun pintu. Stang pintu berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan pintu Terdapat stang pintu yang rusak sehingga pintu tidak bisa dioperasikan, Penyebab kerusakan ini yaitu * Stang pintu diletakkan di luar sponeng dan atau di luar bukaan bersih, sehingga tidak terlindung terhadap tekanan aliran banjr dan benturan benda padat seperti kayu dan ‘sebagainya. * Stang pintu hanya satu buah di bagian tengah sehingga pengangkatan dan penurunan pintu tidak seimbang. + Ukuran diameter stang pintu tidak memadai sehingga dalam pengoperasiannya bengkok. ‘Agar kerusakan ini dapat dicegah maka ukuran pintu dan ukuran diameter siang pintu harus dihitung dengan betul. Stang pintu harus dibuat dua buah yang ditempatkan di dalam sponeng. Gontch sponeng pintu dan penempatan stang pintu dapat dilihat pada foto berikut. 6 Sosialisasi NSPM & Advis Teknis, Puslibang SDA, Tahun 2008 Desai Dan Penanggulangan Masalsh Kerusokan Bonguran Bend Penanggulangan angkutan sedimen dasar jenis bongkah masuk ke pembilas dan intake Pada bangunan bendung yang dibangun di sungal torensial dijumpai masalah angkutan sedimen dasar jenis bongkah yang masuk ke bangunan pembilas dan intake. Hal ini dapat menimbulkan tertutupnya mulut intake sehingga penyadapan aliran ke intake menjadi berkurang. Selain angkutan sedimen masuk pula ke bangunan ini angkutan sampah dan benda padat lainnya. Untuk menanggulangi masalah ini maka pada bendung di sungai torensial di desain antara lain bangunan pembilas jenis shunt undersluice. Agar angkutan sedimen dasar dan sampah tidak masuk ke pembilas dan intake maka dapat di desain bangunan penanan batu. Dalam mendesain bangunan shunt undersiuice dan bangunan penahan batu ini harus dirancang sedemikian sehingga + Terciptanya aliran helicoidal tepat di udik undersluice sehingga pengendapan sedimen di daerah ini dapat dihindari + Terbentuknya daerah bebas endapan tepat di udik undersluice sehingga sedimen tidak masuk ke intake. + Dimensi bangunan penahan batu tidak menyebabkan pengurangan debit ke intake. Contoh bangunan penahan batu dapat diperhatikan pada foto dan gambar di bawah. ‘Sosialigasi NSPM & Advie Tenis, Pusitbang SDA, Tahun 2003 7 Desai Dan Perangyuiangan Masala Keusakan Bengunen Bena 5. Penanggulangan gangguan penyadapan aliran ke bangunan sadap bebas Bangunan sadap bebas ialah bangunan penyadap aliran sungai untuk menyadap aliran sungai tanpa memeriukan bendung. Biasanya dibangun pada sungai ruas hulu dimana kemiringan daser sungai cukup curam. Pada bangunan sadap bebas yang biasanya dibangun pada sungai ruas hulu adakalanya djumpai kesulitan penyadapan aliran sungai, Kesulitan penyadapan aliran disebabkan oleh karena: + Berpindahnya alur sungai utama menjauhi mulut intake sehingga waktu aliran sungal kecil air sungai tidak dapat disadap. + Jika terjadi banjir_angkutan sedimen dasar yang hanyut cukup tinggi dan bila banjir surut angkutan sedimen dasar sebagian berhenti dan mengendap di mulut intake sehingga menutupi mulut intake. + Jka pengoperasian pintu tidak tepat maka angkutan secimen dasar bersama aliran banjir masuk pula ke intake yang dapat mengurangi kapasitas intake. Untuk menanggulangi masalah pada bangunan sadap bebas dilakukan penerapan prototype hasil litbang pada bangunan sadap bebas Cilege Subang Jawa Barat. Rancangan bangunan ini yaitu: © Mulut intake ditempatkan di tikungan luar aliran sungai. 8 —Sosieisa NSPE Advis Tekns, Pusitbang SDA, Tahun 2003 LDesnin Dan Penanggulangan Masalah Kerysakan Bangunan Bendong + Bangunan intake dilengkapi dengan pintu pengambilan dan pintu pembilas yang bagian atasrya dibuat dinding penahan banjir + Dirancang pula bangunan jenis gravel ejector pada bangunan pembilas dan bangunan penangkap sedimen di udiknya Conton bentuk dan keadaan bangunan ini dapat dilihat pada gambar dan foto di bawah Keadaan sebelum penerapan Keadaan sesudah penerapan 3. KESIMPULAN DAN SARAN NSPM khususnya untuk bangunan bendung harus digunakan dalam tahapan pekerjaan SIDCOM. NSPI tentang desain bendung bolum banyak diketahui perancang sehingga _perlu disosialisasikan Kerusakan dan menurunnya fungsi bangunan keairan dapat disebabkan oleh penyimpangan penggunaan NSPM dan atau oleh sebab-sebab lain ‘Telah banyak hasil litbang Puslitbang Sumber Daya Air mengenai bangunan bendung yang diperoleh terutama dari uji model hidraulik sejak tahun 70-an. Dari hasil litbang tersebut telah diterbitkan berbagai tata cara deszin dan pedoman desain bendung, tetapi masih ada pula yang belum diterbitkan. Disarankan untuk membuat SNI, Pedoman dan Tata Cara Desain bangunan keairan berdasarkan hasillitbang Puslitbang SDA yang belum ada SNI atau pedomannya DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. 1990, Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, SK SNI T- 02-1990-F Ibid. 1986. Standar Perencanaan trigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, KP-02. Jakarta. Ibid. 1995. Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan Untuk Pedesaan Jakarta. Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. 2002. Bangunan Sadap Untuk trigasi Pedesaan. Puslitbang Sumber Daya Air. ISBN 979-3197-16-1 Ibid. 1990. Pedoman Pembuatan Tugas DPBA, Desain Hidraulik Bendung Tetap, Fakultas Teknik, UNPAR. Diktat Kuliah, Ibid. 1994. Analisis Stabilitas Bendung Tetap. Fakultas Teknik UNPAR. Diktat Kuliah. ‘SosiaisasiNSPM & Advis Tokaa, Pualibang SDA, Tahun 2005 9 se ____Besain Dan Ponargguangan Masai Ke kan Banguran Bending Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT dan Moch. Memed, Ir. Dipl. HE, 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk Irigasi Teknis. Alfabeta Bandung. ISBN: 878-8433-56-2 Moch, Memed, Ir. Dipl. HE dan Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. 1993. Bendung Pada Sungai Dengan Angkutan Batu Golundung, __ Publikesi HATH No. 6. 'bid. Pengelak Angkutan Sedimen Tipe Undersluice dengan Perencanaan Hidrolisnya, Publikasi HATHI No. 5 Ibid. Pemakaian Beberapa Tipe Peredam Energi Bendung di Indonesia, Seminar on Theory and Application on Hydraulic Phenomena of Hydraulic Structures, IE, JICA. Peterka. A.J. 1963. Hydraulic Design of Stilling Basins and Energy Dissipators, USBR, Denver Colorado. Sadell Wiramiharja, Ir. 1980. Computation of Permanent Weir, Directorate of Irrigation, Dit Gen. of Water Resouses Development, Ministry of Public Works and Power. Th. D. Van Maanen, Ir. 1924. Irrigation in Nederlandsch-Indie, Wilevreden, Bokhandel Visser & Co, 70 ~~ Sostasasi NSPE & Avis Tels, Pusbang SDA, Tehun 2008

Anda mungkin juga menyukai