BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Putri Sari 1508122495 2015
Regina Yunita Sari 1508153977 2015
Tia Yuliarti Ahda 1608154216 2016
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2017
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus ....................................................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian .................................................................................. 2
1.5 Kontribusi Temuan yang ditargetkan ..................................................... 2
1.6 Luaran Kegiatan ..................................................................................... 2
1.7 Manfaat Kegiatan ................................................................................... 2
ii
DAFTAR TABEL
iii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi menular seksual merupakan penyakit infeksi yang penularan
utamanya melalui hubungan seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital).
Penyakit ini tidak semata – mata melalui hubungan seksual tetapi dapat juga kontak
non - seksual seperti melalui alat, termometer, jarum suntik, transfusi, handuk dan
lain – lain.
Infeksi menular seksual menurut WHO, 2007; gonorrhoeae, sifilis, herpes
genitalis, kondiloma akuminata. Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai
prevalensi infeksi menular seksual ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa
lokasi antara tahun 1999 sampai 2001 menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan
klamidia yang tinggi antara 20%- 35% ( Jazan, 2003).
Berdasarkan hasil data surveilans terpadu biologis dan perilaku (STBP) tahun
2011, merupakan bagian dari kegiatan surveilans HIV- AIDS dan infeksi menular
seksual yang dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia,
prevalensi sifilis tertinggi ditemukan pada waria(25%), kemudian diikuti wanita
pekerja seksual (10%), pria potensial resiko tinggi (4%) dan pengguna napza suntik (
penasun ) (2%). Prevalensi gonore tertinggi pada wanita pekerja seksual (38%),
kemudian waria (29%). Laki sama laki (21%). Prevalensi klamidia tertinggi pada
wanita pekerja seksual (41%), diikuti waria (28%), dan laki sama laki (21%).
Prevalensi HIV tertinggi terdapat pada penasun (41%), diikuti waria (22%), wanita
pekerja seksual (10%) ( kemenkes RI, 2011)
1.5.1 Peneliti
1.5.2 Masyarakat
Gonorrhoeae
Gonokokus menempel pada sel epitel melalui vili yang ada di permukaan
bakteri,kemudian difagositosis, berkembangbiak dan menginduksi reaksi peradangan
leukositer. eskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis
dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke
dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam
mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting
dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin
merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu
menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan
kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin
mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS)
tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.
Sifilis
Sifilis merupakan salah satu Penyakit Infeksi Menular Seksual, penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang bersifat akut dan kronis.
Treponema pallidum masuk kedalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lender,
biasanya melalui senggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan
membentuk infiltrate yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama
diperivaskular, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh T.
Pallidum dan sel-sel radang, Treponema tersebut terletak diantara endothelium
kapiler dan jaringan perivaskuler disekitarnya. Enartritis pembuluh darah kecil
menyebabkan perubahan hipertrofik endothelium yang menimbulkan obliterasi lumen
(enartritis obliterans). Kehilangan pendarahan akan menyebabkan erosi, pada
pemeriksaan klinis tampak sebagai SI.
sebagai SII, yang terjadi 6-8 minggu sesudah SI. SI akan sembuh perlahan-lahan
karena kuman ditempat tersebut jumlahnya berkurang kemudian terbentuklah
fibroblast-fibroblast dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. SII juga mengalami
regresi perlahan-lahan lalu menghilang.
Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif
masih terdapat. Sebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi
dengan sifilis kongenital.
Kondiloma Akuminata
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko
rendah dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing.Sebagian
besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.. Lapisan basal sel
yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi
hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran
hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yanglama
atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya mengandung 2
lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar pencar keluar dari lapisan terluar
dari kutil genitalia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas
dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau
lebih nuclei atau inti bisa terlihat. Penelitian ultra structural menunjukkan adanya
partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.Koilositosis muncul untuk
menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.
Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada kulit
dan mukosa inokulasi virus pada sel basal sehingga diferensiasi sel menjadi sel
5
Herpes Genitalis
Krusta tersebut akan meluruh dalam waktu sekitar 8 hari lalu kulit tersebut
akan reepitelisasi dan berwarna merah muda . Infeksi HSV dapat menyebar ke bagian
kulit mana saja, misalnya: mengenai jari-jari tangan (herpetic whitlow) terutama pada
dokter gigi dan perawat yang melakukan kontak kulit dengan penderita. Tenaga
kesehatan yang sering terpapar dengan sekresi oral merupakan orang yang paling
sering terinfeksi . Bisa juga mengenai para pegulat (herpes gladiatorum) maupun
olahraga lain yang melakukan kontak tubuh (misalnya rugby) yang dapat menyebar
ke seluruh anggota tim.
Berdasarkan hasil data surveilans terpadu biologis dan perilaku (STBP) tahun
2011, merupakan bagian dari kegiatan surveilans HIV- AIDS dan infeksi menular
seksual yang dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia,
prevalensi sifilis tertinggi ditemukan pada waria(25%), kemudian diikuti wanita
pekerja seksual (10%), pria potensial resiko tinggi (4%) dan pengguna napza suntik (
penasun ) (2%). Prevalensi gonore tertinggi pada wanita pekerja seksual (38%),
kemudian waria (29%). Laki sama laki (21%). Prevalensi klamidia tertinggi pada
wanita pekerja seksual (41%), diikuti waria (28%), dan laki sama laki (21%).
Prevalensi HIV tertinggi terdapat pada penasun (41%), diikuti waria (22%), wanita
pekerja seksual (10%) ( kemenkes RI, 2011)
7
Analisis data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
perbandingan sehingga dapat dilihat gambaran angka kejadian dan karakteristik
Infeksi Menular seksual.
Data yang telah dikumpulkan melalui rekam medik akan disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik perbandingan sehingga dapat dilihat gambaran perbandingan
angka kejadian dan karakteristik Infeksi Menular Seksual
8
DAFTAR PUSTAKA
3. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)
Transport Perjalan ke RSUD 3 orang 1.250.000 3.750.000
arifin Ahmad
SUB TOTAL (Rp) 3.750.000
4. Lain-lain