Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN AHMAD KOTA
PEKANBARU

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Putri Sari 1508122495 2015
Regina Yunita Sari 1508153977 2015
Tia Yuliarti Ahda 1608154216 2016

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2017
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus ....................................................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian .................................................................................. 2
1.5 Kontribusi Temuan yang ditargetkan ..................................................... 2
1.6 Luaran Kegiatan ..................................................................................... 2
1.7 Manfaat Kegiatan ................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori Ilmiah ................................................................................ 3
2.2 Penelitian Terkait ................................................................................... 5

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................. 7
3.2 Luaran .................................................................................................... 7
3.3 Indikator Pencapaian ............................................................................... 7
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ....................................... 7
3.5 Cara Penafsiran ...................................................................................... 7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan Dosen Pendamping ..................... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................. 14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ......... 15
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .............................................. 16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Anggaran Biaya ............................................................................... 8

Tabel 2 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 8

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi menular seksual merupakan penyakit infeksi yang penularan
utamanya melalui hubungan seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital).
Penyakit ini tidak semata – mata melalui hubungan seksual tetapi dapat juga kontak
non - seksual seperti melalui alat, termometer, jarum suntik, transfusi, handuk dan
lain – lain.
Infeksi menular seksual menurut WHO, 2007; gonorrhoeae, sifilis, herpes
genitalis, kondiloma akuminata. Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai
prevalensi infeksi menular seksual ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa
lokasi antara tahun 1999 sampai 2001 menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan
klamidia yang tinggi antara 20%- 35% ( Jazan, 2003).

Berdasarkan hasil data surveilans terpadu biologis dan perilaku (STBP) tahun
2011, merupakan bagian dari kegiatan surveilans HIV- AIDS dan infeksi menular
seksual yang dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia,
prevalensi sifilis tertinggi ditemukan pada waria(25%), kemudian diikuti wanita
pekerja seksual (10%), pria potensial resiko tinggi (4%) dan pengguna napza suntik (
penasun ) (2%). Prevalensi gonore tertinggi pada wanita pekerja seksual (38%),
kemudian waria (29%). Laki sama laki (21%). Prevalensi klamidia tertinggi pada
wanita pekerja seksual (41%), diikuti waria (28%), dan laki sama laki (21%).
Prevalensi HIV tertinggi terdapat pada penasun (41%), diikuti waria (22%), wanita
pekerja seksual (10%) ( kemenkes RI, 2011)

Infeksi menular seksual merupakan masalah kesehatan yang besar dan


merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan bahkan kematian di dunia.
Penyakit ini mempengaruhi kesehatan, sosial, dan ekonomi dari penderitanya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana gambaran angka kejadian infeksi menular seksual di rumah sakit
umum daerah arifin ahmad kota pekanbaru?
2. Bagaimana karakteristik infeksi menular seksual di rumah sakit umum daerah
arifin ahamd kota pekanbaru?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui gambaran kejadian infeksi menular seksual di rumah sakit umum
daerah kota pekanbaru
2. Mengetahui usia terbanyak penderita infeksi menular seksual di rumah sakit
umum daerah arifin ahmad kota pekanbaru
2

3. Mengetahui jenis kelamin terbanyak penderita infeksi menular seksual di


rumah sakit umum daerah arifin ahmad kota pekanbaru
4. Mengetahui pekerjaan terbanyak penderita infeksi menular seksual di rumah
sakit umum daerah arifin ahmad kota pekanbaru
5. Mengetahui jenis infeksi menular seksual penderita di rumah sakit umum
daerah arifin ahmad kota pekanbaru

1.4 Luaran Kegiatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran angka kejadian


Infeksi Menular Seksual di Rumah Sakit umum daerah Arifin Ahmad kota pekanbaru

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dibidang penelitian kedokteran, khususnya


penelitian yang sifatnya survey kasus. Serta menambah pengetahuan pada peneliti
tentang urgensi dari penyakit infeksi menular seksual

1.5.2 Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai gambaran angka


kejadian infeksi menular seksual sehingga dapat lebih mawas diri terhadap penularan
penyakit ini.
3

BAB 2. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Ilmiah

2.1.1 Patofisiologi Infeksi Menular Seksual

Gonorrhoeae

Gonore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria


gonorrhoeae yang bersifat purulen dan dapat menyerang permukaan mukosa
manapun di tubuh manusia (Behrman, 2009).

Gonokokus menempel pada sel epitel melalui vili yang ada di permukaan
bakteri,kemudian difagositosis, berkembangbiak dan menginduksi reaksi peradangan
leukositer. eskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis
dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke
dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam
mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting
dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin
merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu
menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan
kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin
mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS)
tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.

Sifilis

Sifilis merupakan salah satu Penyakit Infeksi Menular Seksual, penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang bersifat akut dan kronis.
Treponema pallidum masuk kedalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lender,
biasanya melalui senggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan
membentuk infiltrate yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama
diperivaskular, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh T.
Pallidum dan sel-sel radang, Treponema tersebut terletak diantara endothelium
kapiler dan jaringan perivaskuler disekitarnya. Enartritis pembuluh darah kecil
menyebabkan perubahan hipertrofik endothelium yang menimbulkan obliterasi lumen
(enartritis obliterans). Kehilangan pendarahan akan menyebabkan erosi, pada
pemeriksaan klinis tampak sebagai SI.

Sebelum SI terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional,


secara limfogen dan membiak. Pada saat itu terjadi pula penjalaran hematogen dan
menyebar ke semua tampak kemudian. Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan
4

sebagai SII, yang terjadi 6-8 minggu sesudah SI. SI akan sembuh perlahan-lahan
karena kuman ditempat tersebut jumlahnya berkurang kemudian terbentuklah
fibroblast-fibroblast dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. SII juga mengalami
regresi perlahan-lahan lalu menghilang.

Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif
masih terdapat. Sebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi
dengan sifilis kongenital.

Kadang-kadang proses imunitas gagal mengontrol infeksi sehingga T.


Pallidum membiak lagi pada tempat SI dan menimbulkan lesi rekuren atau kuman
tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren
atau kuman tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan
lesi rekuren SII, yang terakhir ini lebih sering terjadi dari pada yang terdahulu. Lesi
menular tersebut dapat timbul berulang-ulang, tetapi pada umumnya tidak melebihi 2
tahun. 3-10 tahun.

Kondiloma Akuminata

kondiloma akuminata adalah penyakit menular seksual yang berbentuk seperti


kutil kelamin dan disebabkan oleh Human Papilomavirus (HPV). HPV merupakan
kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPVdapat menginfeksi traktus
anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi danmuncul sebagai lesi kondiloma
papilomatous. Infeksi HPV menular melaluiaktivitas seksual.

HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko
rendah dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing.Sebagian
besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.. Lapisan basal sel
yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi
hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran
hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yanglama
atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya mengandung 2
lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar pencar keluar dari lapisan terluar
dari kutil genitalia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas
dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2 atau
lebih nuclei atau inti bisa terlihat. Penelitian ultra structural menunjukkan adanya
partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.Koilositosis muncul untuk
menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.

Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada kulit
dan mukosa inokulasi virus pada sel basal sehingga diferensiasi sel menjadi sel
5

keratinosit kemudian kepekaan sel berubah dan memungkinkan virus berkembang


secara vegetatif sehingga infeksi menjadi produktif lalu terjadi perubahan morfologi
dan hiperplasia akibat percepatan proliferasi dan terhambatnya diferensiasi sel
sehingga sifat kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas yang tegas
dengan jaringan normal. Ada pula yang menjadi displastik dan ditandai oleh atipi inti
sel, mitosistak terkontrol dan perubahan kromosom. Beberapa diantaranya berlanjut
menjadikarsinoma dan ditandai oleh invasi sel ke jaringan sekitarnya ataupun
metastase jauh ke organ lain

Herpes Genitalis

Herpes genitalis merupakan infeksi akut yang disebabkan Oleh Herpes


simpleks virus yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit.
Infeksi HSV ada dua tahap: infeksi primer, virus menyerang ganglion saraf; dan tahap
kedua, dengan karakteristik kambuhnya penyakit di tempat yang sama. Pada infeksi
primer kebanyakan tanpa gejala dan hanya dapat dideteksi dengan kenanikan titer
antibody IgG. Seperti kebanyakan infeksi virus, keparahan penyakit meningkat
seiring bertambahnya usia. Virus dapat menyebar melalui udara via droplets, kontak
langsung dengan lesi, atau kontak dengan cairan yang mengandung virus seperti
ludah. Gejala yang timbul 3 sampai 7 hari atau lebih setelah kontak yaitu: kulit yang
lembek disertai nyeri, parestesia ringan, atau rasa terbakar akan timbul sebelum
terjadi lesi pada daerah yang terinfeksi. Nyeri lokal, pusing, rasa gatal, dan demam
adalah karakteristik gejala prodormal. Vesikel pada infeksi primer HSV lebih banyak
dan menyebar dibandingkan infeksi yang rekuren. Setiap vesikel tersebut berukuran
sama besar, berlawanan dengan vesikel pada herpes zoster yang beragam ukurannya.
Mukosa membran pada daerah yang lesi mengeluarkan eksudat yang dapat
mengakibatkan8 terjadinya krusta. Lesi tersebut akan bertahan selama 2 sampai 4
minggu kecuali terjadi infeksi sekunder dan akan sembuh tanpa jaringan parut . Virus
akan bereplikasi di tempat infeksi primer lalu viron akan ditransportasikan oleh saraf
via retrograde axonal flowke ganglia dorsal dan masuk masa laten di ganglion.
Trauma kulit lokal (misalnya: paparan sinar ultraviolet, abrasi) atau perubahan
sistemik (misalnya: menstruasi, kelelahan, demam) akan mengaktifasi kembali virus
tersebut yang akan berjalan turun melalui saraf perifer ke tempat yang telah terinfeksi
sehingga terjadi infeksi rekuren. Gejala berupa rasa gatal atau terbakar terjadi selama
2 sampai 24 jam dan dalam 12 jam lesi tersebut berubah dari kulit yang eritem
menjadi papula hingga terbentuk vesikel berbentuk kubah yang kemudian akan ruptur
menjadi erosi pada daerah mulut dan vagina atau erosi yang ditutupi oleh krusta pada
bibir dan kulit.
6

Krusta tersebut akan meluruh dalam waktu sekitar 8 hari lalu kulit tersebut
akan reepitelisasi dan berwarna merah muda . Infeksi HSV dapat menyebar ke bagian
kulit mana saja, misalnya: mengenai jari-jari tangan (herpetic whitlow) terutama pada
dokter gigi dan perawat yang melakukan kontak kulit dengan penderita. Tenaga
kesehatan yang sering terpapar dengan sekresi oral merupakan orang yang paling
sering terinfeksi . Bisa juga mengenai para pegulat (herpes gladiatorum) maupun
olahraga lain yang melakukan kontak tubuh (misalnya rugby) yang dapat menyebar
ke seluruh anggota tim.

2.2 Penelitian Terkait

Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi


menular seksual ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun
1999 sampai 2001 menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan klamidia yang tinggi
antara 20% - 35% (Jazan, 2003). Di Banjarmasin Kalimantan Tengah jumlah
penderita infeksi menular seksual terus meningkat berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan tercatat 231 kasus Pada tahun 2011 dan peningkatan kasus tak hanya
terjadi pada penderita yang memiliki profesi rentan akan penularan infeksi menular
seksual, tapi juga pada remaja usia pelajar, antara pelajar SMP sampai dengan Pelajar
SMA. Hal tersebut diungkapkan oleh Kadinkes Kota Banjar Masin. (Praswasti, 2011)

Berdasarkan hasil data surveilans terpadu biologis dan perilaku (STBP) tahun
2011, merupakan bagian dari kegiatan surveilans HIV- AIDS dan infeksi menular
seksual yang dilaksanakan di 23 kabupaten/kota di 11 provinsi di Indonesia,
prevalensi sifilis tertinggi ditemukan pada waria(25%), kemudian diikuti wanita
pekerja seksual (10%), pria potensial resiko tinggi (4%) dan pengguna napza suntik (
penasun ) (2%). Prevalensi gonore tertinggi pada wanita pekerja seksual (38%),
kemudian waria (29%). Laki sama laki (21%). Prevalensi klamidia tertinggi pada
wanita pekerja seksual (41%), diikuti waria (28%), dan laki sama laki (21%).
Prevalensi HIV tertinggi terdapat pada penasun (41%), diikuti waria (22%), wanita
pekerja seksual (10%) ( kemenkes RI, 2011)
7

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di RSUD Arifin Ahmad kota pekanbaru poli penyakit


kulit dan kelamin. Pada bulan November 2017 dengan menggunakan daftar rekam
medik poli penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Arifin Ahmad.

3.2 Luaran Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran angka kejadian


infeksi menular seksual di RSUD Arifin Ahmad Kota Pekanbaru.

3.3 Indikator pencapaian

1. Angka kejadian infeksi Menular Seksual di RSUD Arifin Ahmad kota


pekanbaru
2. Memberikan informasi pada masyarakat mengenai

3.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melakukan pendataan pada


rekam medik (Retrospektif)

Analisis data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
perbandingan sehingga dapat dilihat gambaran angka kejadian dan karakteristik
Infeksi Menular seksual.

3.5 Cara Penafsiran Data

Data yang telah dikumpulkan melalui rekam medik akan disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik perbandingan sehingga dapat dilihat gambaran perbandingan
angka kejadian dan karakteristik Infeksi Menular Seksual
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan Penunjang Rp. 4.000.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 1.500.000
3 Perjalanan Rp. 3.750.000
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar,
4 Rp. 3.050.000
laporan
Jumlah Rp. 12.300.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2.2 Jadwal kegiatan PKM-P


Progress Penelian
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kunjungan ke rumah
sakit
2 Pengumpulan data
3 Penyusunan laporan
akhir
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular


Seksual. Kementrian Kesehatan RI Dirjen PP dan PL. 2011
2. Hilier SL, Marrazzo JM, Holmes KK. Bacterial vaginosis, Dalam: holmes
KK, Sparling PF, Stam WE, Piot P, WasserheitJW, Corey L, dkk. Editor:
Sexually transmitted Diseases, Edisi ke 4, Newyork: Mc Graw Hill; 2008
3. Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 456-457
4. Adhi Djuanda, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 106-107
5. Adhi Djuanda, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 387-388
14

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)
Flashdisk Penyimpanan data 4 unit 450.000 1.800.000
Buku Literatur Pedoman buku 2unit 450.000 900.000
penelitian
Powerbank Alternative daya ketika 1 unit 1.300.000 1.300.000
penelitian
SUB TOTAL (Rp) 4.000.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)
ATK Untuk kebutuhan Kertas A4 50.000 500.000
pengumpulan data
Tinta Printer Pengadaan dokumen 10 unit 100.000 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) 1.500.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)
Transport Perjalan ke RSUD 3 orang 1.250.000 3.750.000
arifin Ahmad
SUB TOTAL (Rp) 3.750.000

4. Lain-lain

Material Justifikasi Pemakaian Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)

Analisis Penyusunan artikel 1 paket 800.000 800.000


pengetikan dan ilmiah dan laporan
editing akhir
Penjilidan Untuk biaya jilid 5 unit 150.000 750.000
Makanan dan Keperluan penelitian 100 buah 15.000 1.500.000
Minuman
SUB TOTAL (Rp) 3.050.000
Total (Keseluruhan) 12.300.000
15

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No Nama/ NIM Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
(jam/minggu)

1 Putri Sari Pendidikan Dokter kedokteran 6 1.Mengumpulkan dan


analisis data

2 Regina Yunita Sari Pendidikan Dokter kedokteran 6 1.Mengumpulkan dan


mrnganalisis data

3 Tia Yuliarti Ahda Pendidikan Dokter kedokteran 6 1.Mencari literatur

Anda mungkin juga menyukai