Anda di halaman 1dari 2

Tata Laksana

Pityriasis Rosea merupakan self limiting disease oleh karena itu perlu diberikan
edukasi kepada pasien mengenai perjalanan alamiah penyakitnya. Obat-obatan yang
dapat diberikan bersifat simptomatik untuk mengurangi gatal dan iritasi.

1. Kortikosteroid

Pada beberapa kasus kortikosteroid sistemik atau topikal dapat diberikan seperti pada
PR gejala yang berat dengan serangan akut. Namun belum banyak penelitian atau
literatur yang membahas mengenai efektifitas kortikosteroid pada PR.( Mahajan K, Relhan V,
Relhan AK, Garg VK. Pityriasis rosea: An update on etiopathogenesis and management of difficult aspects. Indian J Dermatol 2016;61:375-84).

Leonforte pada tahun 1981 melaporkan kejadian eksaserbasi pada pasien PR yang
diberi kortikosteroid. Dari 18 pasien, 13 pasien diantaranya diberikortikosteroid dan
mengalami kejadian eksaserbasi ringan hingga berat berupa peningkatan pruritus dan
(Leonforte JF. Pityriasis rosea: Exacerbation with corticosteroid treatment. Dermatologica
bertambahnya jumlah lesi.
1981;163:480-1.)

2. Makrolid
Penggunaan makrolid seperti eritromisin masih menjadi kontroversial. eritromisin
oral pernah dilaporkan cukup berhasil pada penderita Pitiriasis Rosea yang diberikan
selama 2 minggu(Sterling, J.C. Viral Infections. In : Rook’s textbook of dermatology.—7th ed. 2004. 25.79-82.). Dari suatu
penelitian menyebutkan bahwa 73% dari 90 penderita pitiriasis rosea yang mendapat
eritromisin oral mengalami kemajuan dalam perbaikan lesi. Eritomisin diduga
mempunyai efek sebagai anti inflamasi (Broccolo F, Drago F, Careddu AM, et al. Additional evidence that pityriasis
rosea is associated with reactivation of human herpesvirus-6 and -7).( Stulberg, D. L., Jeff W. Pityriasis Rosea. Am Fam

Physician. 2004 Jan 1;69(1):87-91. J Invest Dermatol. 2005; 124:1234-1240.)


. Namun dari penelitian di Tehran, Iran
yang dilakukan oleh Abbas Rasi et al menunjukkan tidak ada perbedaan perbaikan
lesi pada pasien yang menggunakan eritromisin oral dengan pemberian plasebo. (Chuh, A
et al. 2004. Pityriasis Rosea – evidence for and against at infectious disease. Cambridge University Press :Cambridge Journal 132:3:381-390.)

3. Anti Virus
Banyak yang mengemukakan bahwa penyebab PR adalah virus. Hal ini
didasarkan pada sifat penyakit ini yang dapat sembuh sendiri. Pada pasien yang
terdapat gejala flu atau kelainan kulit yang luas dapat diberikan asiklovir
5x800mg selama 1 minggu. Pasien yang diberikan asiklovir menunjukkan
resolusi lesi yang lebih cepat pada yaitu pada hari ke-7. PR biasanya sembuh
hanya setelah minggu ke-2 oleh asiklovir mungkin sangat bermanfaat jika dimulai
pada awal perjalanan penyakit.(Blauvelt, Andrew. Pityriasis Rosea In: Dermatology in General Medicine Fitzpatrick’s.
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008; 362-265.)

4. Fototerapi
Pada kelainan kulit luas dapat diberikan terapi sinar UVB. Hal ini dapat
mempercepat penyembuhan karena menghambat fungsi sel Langerhans
sebagai penyaji antigen. Pemberian harus hati-hati karena UVB meningkatkan
risiko terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi. (buku merah)

Anda mungkin juga menyukai