Anda di halaman 1dari 13

Danu Ihyar Febriyanto

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PENDAHULUAN

METODE

Allocation

Follow
-up

HASIL

HASIL

PEMBAHASAN

Pitiriasis rosea telah lama dicurigai memiliki infeksi,


etiologinya terutama virus karena memang klinisnya
menyerupai exanthems virus dan dengan demikian, asiklovir
diharapankan dapat mengobati Pityriasis Rosea. Antibiotik
seperti eritromisin dan makrolida lainnya telah digunakan
untuk mengobati Pityriasis Rosea. Makrolid memiliki efek
antiinflamasi dan imunomodulator yang dapat menyebabkan
erupsi kulit lainnya.

PEMBAHASAN

Ehsani dkk.

PEMBAHASAN

penelitian serupa dengan asiklovir oral (800 mg 5 kali sehari)


atau plasebo. [3] Pada hari 14 pengobatan, 79% dari pasien
yang diobati sepenuhnya mengalami perbaikan dibandingkan
dengan 4% dari kelompok plasebo. Lesi dibersihkan dalam 18,5
hari pada pasien yang mendapat perawatan dan 37,9 hari pada
kelompok plasebo. Semua studi di atas dilakukan dengan
acyclovir dosis tinggi (4 g / hari).

Drago et al..

PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan bahwa asiklovir memberikan


penyembuhan lesi lebih cepat dibandingkan terapi suportif
dengan cetirizine dan emolien sehingga bisa mengurangi
kecemasan pasien. Meskipun pada akhir
keempat kami
mencatat penurunan serupa dalam jumlah lesi baru pada
kedua kelompok perlakuan, gatal secara signifikan lebih
sedikit di antara mereka yang mendapatkan acyclovir.

KESIMPULAN

Acyclovir memberikan perbaikan secara signifikan


dalam gejala klinis eritema dan pruritus dibandingkan
dengan penggunaan pengobatan antihistamin dan emolien.
Acyclovir dapat digunakan secara aman dalam
pengobatan Pityriasis rosea untuk mencapai kontrol lebih
cepat dari penyakit tersebut dan peningkatan kualitas hidup
pasien. Sebuah penelitian jangka panjang yang lebih
komprehensif dapat memberikan kita wawasan yang lebih
dalam untuk efek berkelanjutan dari obat. Uji komparatif
dengan dosis yang berbeda dapat memberikan dosis optimal
dan durasi terapi asiklovir dengan Pityriasis rosea.

REFERENCES

1.deSouzaSittartJA,TayahM,SoaresZ.IncidencepityriasisroseaofGibertintheDermatologyServiceoftheHospitaldo
ServidorPblicointhestateofSoPaulo.MedCutanIberoLatAm1984;12:336 8.
2.OlumideY.PityriasisroseainLagos.IntJDermatol1987;26:234 6.
3.DragoF,VecchioF,ReboraA.Useofhighdoseacyclovirinpityriasisrosea.JAmAcadDermatol2006;54:82 5.
4.Sharma PK, Yadav TP, Gautam RK, Taneja N, Satyanarayana L. Erythromycin in pityriasis rosea: A double blind,
placebocontrolledclinicaltrial.JAmAcadDermatol2000;42:241 4.
5.BukhariIA.Oralerythromycinisineffectiveinthetreatmentofpityriasisrosea.JDrugsDermatol2008;7:625.
6.AmerA,FischerH.Azithromycindoesnotcurepityriasisrosea.Pediatr2006;117:1702 5.
7.Reich A, Heisig M, Phan NQ, Taneda K, Takamori K, Takeuchi S, et al. Visual analogue scale: Evaluation of the
instrumentfortheassessmentofpruritus.ActaDermVenereol2012;92:497 501.
8.EhsaniA, Esmaily N, Noormohammadpour P, Toosi S, HosseinpourA, Hosseini M, et al. The comparison between the
efficacy of high dose acyclovir and erythromycin on the period and signs of pitiriasis rosea. Indian J Dermatol
2010;55:2468.
9.Amatya A, Rajouria EA, Karn DK. Comparative study of effectiveness of oral acyclovir with oral erythromycin in the
treatmentofpityriasisrosea.KathmanduUnivMedJ(KUMJ)2012;10:57 61.

Anda mungkin juga menyukai