Anda di halaman 1dari 67

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN JUS BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) DAN BUAH


NAGA PUTIH (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)
DENGAN METODE DPPH

SKRIPSI

OLEH:
RIZKY PRATAMA
NIM 141524064

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN JUS BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) DAN BUAH
NAGA PUTIH (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)
DENGAN METODE DPPH

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
RIZKY PRATAMA
NIM 141524064

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PENGESAHAN SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN JUS BUAH NAGA MERAH


(Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) DAN BUAH
NAGA PUTIH (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)
DENGAN METODE DPPH
OLEH:
RIZKY PRATAMA
NIM 141524064

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: Juli 2017

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt. Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt.
NIP. 195108161980031002 NIP. 195103261978022001

Pembimbing II, Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt.


NIP. 195108161980031002

Drs. Fathur Rahman, M.Si., Apt. Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt.
NIP. 195201041980031002 NIP. 195112231980032002

Drs. Fathur Rahman, M.Si., Apt.


NIP. 195201041980031002

Medan, Juli 2017


Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.


NIP. 195707231986012001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia

yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus

(Haw.). Britton & Rose) dan Buah Naga Putih (Hylocereus undatus (Haw.)

Britton & Rose) dengan Metode DPPH”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.,

selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis

selama perkuliahan di Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Prof. Ginda Haro, M.Sc., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman

Harun, M.Si., Apt., yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing

penulis dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab, memberikan petunjuk dan

saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt., selaku ketua

penguji, dan Ibu Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt., selaku anggota penguji yang

telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini, dan Bapak Prof. Dr.

Muchlisyam M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik serta Bapak dan Ibu

staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah banyak membimbing penulis

selama masa perkuliahan hingga selesai. Penulis juga mempersembahkan rasa

terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga, Bapak Jemirin, Ibu Ermawaty

iv
dan kakak, serta adik-adikku tercinta atas limpahan kasih sayang, doa dan

semangat yang tak ternilai dengan apa pun.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman Farmasi Ekstensi

angkatan 2014 untuk kebersamaan dan dorongan semangatnya, serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Juli 2017


Penulis,

Rizky Pratama
NIM 141524064

v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizky Pratama

NIM : 141524064

Program Studi : S-1 Ekstensi Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Jus Buah Naga Merah

(Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan Buah

Naga Putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)

dengan Metode DPPH.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dan

hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan orang lain

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat

karena kutipan yang ditulis setelah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam

skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia

menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat

digunakan jika diperlukan sebagai mana mestinya.

Medan, Juli 2017


Yang Membuat Pernyataan

Rizky Pratama
NIM 141524064

vi
Uji Aktivitas Antioksidan Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus
(Haw.) Britton & Rose) dan Buah Naga Putih (Hylocereus undatus (Haw.)
Britton & Rose) Dengan Metode DPPH

ABSTRAK

Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis dengan kandungan
vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai
antioksidan. Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif
yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak
berpasangan. Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (elektron donor) yang
dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan sehingga dapat
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan aktivitas antioksidan pada jus buah naga merah dan jus buah naga
putih.
Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode
pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)
menggunakan spektrofotometer visible dan pengukuran dilakukan pada panjang
gelombang maksimum 516 nm pada konsentrasi 40 μg/ml.
Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh nilai Inhibitory Concentration
(IC50) masing-masing pada jus buah naga merah sebesar 128,3764 μg/ml dan
termasuk dalam kategori sedang, sedangkan jus buah naga putih sebesar 94,7983
μg/ml dan termasuk dalam kategori kuat.

Kata kunci: Antioksidan, DPPH, jus buah naga merah dan jus buah naga putih.

vii
Antioxidant Activity Test at Red Dragon Fruit Juice (Hylocereus polyrhizus
Haw.) Britton & Rose) and White Dragon Fruit (Hylocereus undatus Haw.)
Britton & Rose) by DPPH Method

ABSTRACT

Dragon fruit is one kind of tropical fruit with vitamin C, vitamin E,


vitamin A, and polyphenols that was potentially as an antioxidants. Free radicals
are one form of reactive oxygen compounds, generally known as compounds that
have unpaired electrons. Antioxidants are electron donor compounds that can
counteract or reduced the negative effects of oxidants that can protected the body
from free radical attack. The aim of this study was to determine the antioxidant
activity in the meat of red dragon fruit juice and the meat of white dragon fruit
juice.
The method used for the antioxidant activity test was the trapped of free
radical of DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) used visible spectrophotometer
and the measurement was performed at a maximum wavelength of 516 nm at a
concentration of 40 μg / ml.

The result of antioxidant activity was obtained a value of Inhibitory


Concentration (IC50) respectively in the meat of red dragon fruit juice was
128.3764 μg / ml and included in moderate category, while in the meat of white
dragon fruit juice is 94.7983 μg / ml and included in the strong category.

Keywords: Antioxidant, DPPH red dragon fruit juice and white dragon fruit
juice.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ vi

ABSTRAK .............................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 3

1.3 Hipotesis ............................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 4

1.6 Kerangka Pikiran Penelitian ................................................ 4

BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................... 5

2.1 Uraian Tumbuhan ............................................................... 5

2.1.1 Daerah Tumbuh (habitat) ......................................... 5

2.1.2 Sistematika Tumbuhan ... .......................................... 6

ix
2.1.3 Nama Asing ............................................................... 6

2.1.4 Morfologi Tumbuhan ................................................ 6

2.1.5 Kandungan Gizi ........................................................ 7

2.1.6 Khasiat Buah Naga ................................................... 7

2.2 Buah Naga Merah ............................................................... 8

2.3 Buah Naga Putih ................................................................. 8

2.4 Radikal Bebas ..................................................................... 9

2.5 Antioksidan ......................................................................... 10

2.6 Metode Pemerangkapan Radikal DPPH .............................. 10

2.7 Waktu Pengukuran ............................................................... 12

2.8 Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH ... 12

2.9 Pelarut .................................................................................. 13

2.10 Pengukuran Absorbansi panjang gelombang ..................... 13

2.11 Spektrofotometer UV-Visible ............................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 16

3.1 Alat ...................................................................................... 16

3.2 Bahan .................................................................................. 16

3.3 Penyiapan Bahan Tumbuhan ... ........................................... 17

3.3.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan ................................ 17

3.3.2 Identifikasi Tumbuhan .............................................. 17

3.3.3 Pembuatan Jus Buah Naga Merah dan Jus

Buah Naga Putih ....................................................... 17

3.4 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH ............................ 18

3.4.1 Prinsip metode DPPH ................................................ 18

x
3.4.2 Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM ........................... 18

3.4.3 Pengukuran Panjang gelombang Serapan Maksimum

DPPH .......................................................................... 18

3.4.4 Pengukuran Waktu Kerja ........................................... 18

3.4.5 Pembuatan Larutan Induk Jus Buah Naga Merah

(JBNM) dan Jus Buah Naga Putih (JBNP) .............. 19

3.4.6 Pembuatan Larutan Uji Jus Buah Naga Merah

(JBNM) dan Jus Buah Naga Putih (JBNP) .............. 19

3.4.7 Analisis Persen Pemerangkapan Radikal Bebas ....... 19

3.4.8 Analisis Nilai IC50 ...................................................... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 21

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................. 21

4.2 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan .................................. 21

4.2.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan

Maksimum .................................................................. 21

4.2.2 Hasil Analisis Waktu Pengukuran (Operating Time) .. 22

4.2.3 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan (JBNM) dan

(JBNP) ........................................................................ 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 28

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 28

5.2 Saran ........................... .......................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

LAMPIRAN .............................................................................................. 31

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Penurunan Absorbansi dan Persen Pemerangkapan DPPH

oleh Masing-masing JBNM dan JBNP ......................................... 23

4.2 Hasil Persamaan Regresi Linier dan Hasil Analisis IC50 yang

Diperoleh dari JBNM dan JBNP .................................................. 26

4.3 Kandungan Gizi Buah Naga . ......................................................... 27

4.4 Kategori Nilai IC50 Sebagai Antioksidan ..................................... 27

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................ 4

2.1 Struktur Kimia DPPH ................................................................. 10

2.2 Reaksi Antara DPPH dengan Atom H dari Senyawa Antioksidan .. 11

4.1 Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH 40 μg/ml Dalam

Metanol Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel ............. 21

4.2 Hasil Grafik Analisis Waktu Pengukuran (Operating Time) . .... 22

4.3 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNM .......................... 25

4.4 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNP .......................... 25

4.5 Grafik Hasil Analisis IC50 (μg/ml) ............................................. 26

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Bagan Kerja ........................................................................... 31

2 Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................. 32

3 Gambar Sampel ..................................................................... 34

4 Gambar Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-Visibel

(UV-1800 Shimadzu) ............................................................ 35

5 Hasil Pengukuran Operating Time ........................................ 36

6 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan ............................................ 38

7 Contoh Perhitungan Persen Pemerangkapan dan

Perhitungan Nilai IC50 ........................................................... 39

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis dengan kandungan

vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai

antioksidan serta serat yang tinggi. Buah yang berasal dari meksiko ini berbeda

dengan famili Cactacea lainnya, yakni memiliki rasa yang manis dan segar.

Kekhasan lain dari tanaman ini adalah pada tiap nodus batang terdapat duri

(Umayah dan Amrun, 2007).

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif,

secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak

berpasangan. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa

tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat

elektron molekul yang berada di sekitarnya. Target utama radikal bebas adalah

protein, asam lemak tak jenuh, lipoprotein, unsur DNA serta karbohidrat

(Winarsi, 2007).

Adanya radikal bebas dalam tubuh menjadi penyebab dari berbagai

penyakit kronis dan degeneratif. Radikal bebas dapat di tangkal oleh antioksidan.

Tubuh memiliki mekanisme pertahanan antioksidan (antioxidant defense) dalam

bentuk enzim antioksidan dan zat antioksidan untuk menetralisir radikal bebas

seperti enzim-enzim peroksidase, katalase, glutation, seringkali masih kurang

akibat pengaruh lingkungan dan diet yang buruk (Umayah dan Amrun, 2007;

Silalahi, 2006).

1
Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menangkal atau

meredam dampak negatif oksidan sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan

radikal bebas. Antioksidan berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi

antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik yang lebih

populer digunakan adalah BHA (butil hidroksi anisol), BHT (butil hidroksi

toluen) dan TBHQ (terbutil hydroquinon). Adanya kekhawatiran terhadap efek

samping antioksidan sintetik berupa hepatomegali, mempengaruhi aktivitas enzim

di hati serta karsinogenik. Penggunaan bahan antioksidan alami seperti vitamin A,

Vitamin C, vitamin E, dan senyawa polifenol lebih aman digunakan daripada

antioksidan sintesis, menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang

terpilih sejak tahun 1980 (Pranata, dkk., 2015; Sayuti dan Yenrina, 2015).

Penelitian yang dilakukan Umayah dan Amrun (2007) terhadap aktivitas

antioksidan dari ekstrak metanol dan ekstrak air buah naga dengan metode DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) diperoleh bahwa ekstrak air mempunyai aktivitas

antioksidan lebih besar dari pada ekstrak metanol, hal ini disebabkan oleh

kandungan vitamin C yang mudah larut ke dalam air dibanding dengan metanol.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian meliputi identifikasi tumbuhan dan uji aktivitas antioksidan jus buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan buah naga putih

(Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) dengan menggunakan metode

pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan IC50

sebagai parameter yang digunakan untuk menyatakan aktivitas antioksidan oleh

suatu bahan uji dengan metode peredaman Radikal Bebas DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl).

2
Metode aktivitas anti radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

merupakan metode terpilih untuk menetukan aktivitas antioksidan bahan alam,

yang terbukti akurat, reliabel dan praktis (Umayah dan Amrun, 2007; Sayuti dan

Yenrina, 2015).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki aktivitas

antioksidan ?

b. Termasuk kategori apakah aktivitas antioksidan jus buah naga merah dan jus

buah naga putih ?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki aktivitas antioksidan.

b. Jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki aktivitas antioksidan

yang termasuk dalam kategori sangat kuat.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki

aktivitas antioksidan.

3
b. Untuk mengetahui kategori aktivitas antioksidan jus buah naga merah dan jus

buah naga putih.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, dapat diinformasikan kepada masyarakat bahwa

jus buah naga merah dan jus buah naga putih mengandung antioksidan, sehingga

masyarakat dapat menjadikan jus buah naga merah dan jus buah naga putih

sebagai minuman sumber antioksidan.

1.6 Kerangka Pikiran Penelitian

Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Uji Aktivitas
Jus Buah Naga
Antioksidan Nilai IC50
Merah (JBNM)
dengan
dan Jus Buah
Metode DPPH JBNM & JBNP
Naga Putih
(JBNP)

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh (habitat), sistematika tumbuhan,

nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan gizi dan khasiat dari tumbuhan.

2.1.1 Daerah Tumbuh (habitat)

Tumbuhan buah naga berasal dari daerah beriklim tropis kering. Habitat

aslinya di Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara, di

lingkungan hutan belantara yang tebduh, ia tumbuh mengikuti batang tanaman

yang lain. Sekarang buah naga sudah dibudidayakan di Indonesia mulai tahun

2000-an yaitu di daerah Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jember, Banyuangi,

Ponorogo dan Batam (Cahyono, 2009).

Tumbuhan buah naga dapat tumbuh dan berbuah lebat dengan kualitas

buah yang baik bila ditanam pada daearah yang keadaan lingkungan (iklim dan

tanah) yang sesuai. Suhu udara untuk pertumbuhan buah naga 22°C-35°C,

kelembaban udaranya 40%-60%, ketinggian tempat pada dataran rendah sampai

medium 0-500 m dari permukaan laut, tekstur dan struktur tanah yaitu tanah liat

dan berpasir atau berkrikil, keadaan tanah yang mengandung zat besi berlebihan

dapat mengganggu pertumbuhannya dimana hal ini biasanya terjadi pada tanah

basah, sifat tanah yang baik apabila tanah banyak mengandung bahan organik

tanah (humus) dan organisme tanah (mikroba tanah) pengurai bahan organik tanah

(Cahyono, 2009).

5
2.1.2 Sistematika Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus polyrhizus (buah naga merah)

Hylocereus undatus (buah naga putih)

(Cahyono, 2009).

2.1.3 Nama Asing

Nama asing buah naga adalah dragon fruit (Inggris), pitaya (Meksiko),

Melano (Hawai), feu long kwa (Cina), thanh long (Vietnam), kaeo mangkon

(Thailand), kaktus madu (Malaysia), rhino fruit (Australia) (Anonim, 2009).

2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan buah naga memiliki ciri-ciri berupa tumbuhan terna dan

memanjat. Akar serabut yang tumbuh dan berkembang dalam tanah pada

kedalaman 30 cm - 40 cm dan akar gantung yang tumbuh pada batang, berwarna

coklat kemerahan. Batang segi tiga, berlekuk atau bergerigi, berduri pendek, tidak

tajam, lunak dan hijau. Bunga berumah satu, tersebar di ujung dan tengah batang,

panjang 30 cm, mahkota berwarna putih bagian dalam dan krem bagian luar,

benang sarinya kuning. Buah berbentuk bulat agak lonjong, panjang 7,5-12 cm,

diameter 5,5-8 cm, lunak, kulitnya berwarna merah dan sisiknya berwarna hijau,

6
biji berbentuk bulat, kecil dan hitam (Cahyono, 2009).

2.1.5 Kandungan Gizi

Dalam 100 g buah naga merah , kandungan airnya cukup tinggi yaitu 82,5-

83 g, serat 0,7-0,9 g, betakaroten 0,005-0,012 g, kalsium 6,3-8,8 mg, zat besi

0,55-0,65 mg, fosfor 30,2-36,1 mg, protein 0,16-0,23 g, lemak 0,21-0,61 g,

beragam vitamin seperti B1 sebanyak 0,28-0,30 mg, vitamin B2 0,043-0,045 mg,

niasin 1,297-1,300 mg dan vitamin C 8-9 mg. Sedangkan dalam 100 g buah naga

putih mengandung air 89,4 g, serat 0,3 g, kalsium 6 mg, zat besi 0,4 mg, fosfor 19

mg, protein 0,5 g, lemak 0,1 g, niasin 0,2 mg dan vitamin C 25 mg (Gunasena dan

Pushpakumara, 2006).

2.1.6 Khasiat Buah Naga

Dari beberapa media massa disebutkan bahwa buah naga memiliki khasiat

untuk kesehatan manusia, di antaranya ialah sebagai penyeimbang kadar gula

darah, pencegah kanker usus, pelindung kesehatan mulut, serta pengurang

kolesterol, pencegah pendarahan dan obat keluhan keputihan. Adanya khasiat-

khasiat tersebut disebabkan oleh kandungan nutrisi dalam buahnya yang sangat

mendukung kesehatan tubuh manusia.

Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai penghilang

dahaga. Hal ini disebabkan oleh kandungan airnya sangat tinggi, sekitar 90,20%

dari berat buah. Rasanya cukup manis karena didukung oleh kadar gula yang

mencapai 13-18 brix.

Selain dikonsumsi langsung, penyajian buah naga dapat berupa jus, es

krim, sari buah, manisan, maupun selai. Dapat saja buah naga ini diolah menjadi

beragam bentuk sesuai selera sehingga semakin memasyarakat (Kristanto, 2003).

7
2.2 Buah Naga Merah

Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di cina dan

australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah. Kulitnya terdapat sisik

atau jumbai hijau. Rasa buah lebih manis dibandingkan Hylocereus undatus,

kadar kemanisan mencapai 13-15 brix. Tanamanya lebih kekar dibanding

Hylocereus undatus. Duri pada batang dan cabang berjarak lebih rapat. Tanaman

ini tergolong jenis yang sangat rajin berbunga, bahkan cenderung berbunga

sepanjang tahun. Sayangnya, tingkat keberhasilan bunga menjadi buah sangat

kecil, hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya tergolong rendah.

Bahkan jenis ini termasuk jenis tanaman yang buahnya hanya berukuran kecil.

Rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400 g. Lokasi penanaman yang ideal pada

ketinggian rendah sampai sedang (Kristanto, 2003).

2.3 Buah Naga Putih

Hylocereus undatus yang lebih popular dengan sebutan white pitaya

adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging berwarna putih.

Warna merah buah ini sangat kontras dengan warna daging buah. Pada kulit buah

terdapat sisik atau jumbai berwarna hijau. Di dalam buah terdapat banyak biji

berwarna hitam. Berat buah rata-rata 400-500 g, bahkan ada yang dapat mencapai

650 g. Rasa buahnya masam bercampur manis. Dibanding jenis lainnya, kadar

kemanisannya tergolong rendah, sekitar 10-13 brix. Batang tanamannya berwarna

hijau tua. Daerah tumbuh yang ideal pada ketinggian kurang dari 400 m dari

permukaan laut. Bila penanamannya dilakukan pada ketinggian di atas 400 m dari

permukaan laut, produktivitasnya cenderung turun hingga sekitar 25% karena

8
akan lebih banyak bermunculan tunas dibanding bunga. Tanaman ini lebih banyak

dikembangkan di negara-negara produsen utama buah naga dibanding jenis

lainnya karena buahnya cenderung lebih banyak diekspor (Kristanto, 2003).

2.4 Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif,

secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak

berpasangan. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa

tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat

elektron molekul yang berada di sekitarnya. Target utama radikal bebas adalah

protein, asam lemak tak jenuh, lipoprotein, unsur DNA serta karbohidrat

(Winarsi, 2007).

Adanya radikal bebas dalam tubuh menjadi penyebab dari berbagai

penyakit kronis dan degeneratif. Radikal bebas dapat di tangkal oleh antioksidan.

Tubuh memiliki mekanisme pertahanan antioksidan (antioxidant defense) dalam

bentuk enzim antioksidan dan zat antioksidan untuk menetralisir radikal bebas

seperti enzim-enzim peroksidase, katalase, glutation, seringkali masih kurang

akibat pengaruh lingkungan dan diet yang buruk (Umayah dan Amrun, 2007;

Silalahi, 2006).

2.5 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (elektron donor) yang dapat

menangkal atau meredam dampak negatif oksidan sehingga dapat melindungi

tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan berdasarkan sumbernya dapat

9
dibedakan menjadi antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan

sintetik yang lebih populer digunakan adalah BHA (butil hidroksi anisol), BHT

(butil hidroksi toluen) dan TBHQ (terbutil hydroquinon). Adanya kekhawatiran

terhadap efek samping antioksidan sintetik berupa hepatomegali, mempengaruhi

aktivitas enzim di hati serta karsinogenik. Penggunaan bahan antioksidan alami

seperti vitamin A, Vitamin C, vitamin E, dan senyawa polifenol lebih sehat dan

lebih aman digunakan daripada antioksidan sintesis, menyebabkan antioksidan

alami menjadi alternatif yang terpilih sejak tahun 1980 (Pranata, dkk., 2015;

Sayuti dan Yenrina, 2015).

2.6 Metode Pemerangkapan Radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) pertama kali ditemukan pada tahun

1922 oleh Goldschmidt dan Renn. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

berwarna ungu pekat seperti KMnO4, bersifat tidak larut dalam air. DPPH

merupakan singkatan untuk senyawa kimia 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil. DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) berupa serbuk berwarna ungu gelap yang terdiri

dari molekul radikal bebas yang stabil. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

mempunyai berat molekul 394,32 dengan rumus bangun C18H12N5O6.

Penyimpanannya dalam wadah tertutup baik pada suhu -20 °C (Ionita, 2005;

Molyneux, 2004).

Gambar 2.1 Struktur kimia DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

10
Metode pemerangkap radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

adalah suatu metode sederhana, cepat dan murah yang dapat digunakan untuk

menguji kemampuan antioksidan yang terkandung dalam makanan. Metode ini

dapat digunakan untuk sampel yang padat dan bentuk larutan. Prinsipnya adalah

elektron ganjil pada molekul DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) memberikan

serapan maksimum pada panjang gelombang tertentu, berwarna ungu. Warna akan

berubah dari ungu menjadi kuning lemah apabila elektron ganjil tersebut

berpasangan dengan atom hidrogen yang disumbangkan senyawa antioksidan.

Perubahan warna ini berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia (Prakash, 2001).

Gambar 2.2 Reaksi antara DPPH dengan atom H dari senyawa antioksidan

2.7 Waktu Pengukuran

Lamanya pengukuran menurut literatur yang direkomendasikan adalah

selama 60 menit, tetapi dalam beberapa penelitian waktu yang digunakan sangat

bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 60 menit. Waktu reaksi

yang tepat adalah ketika reaksi sudah mencapai kesetimbangan. Kecepatan reaksi

dipengaruhi oleh sifat dari aktivitas antioksidan yang terdapat di dalam sampel

(Molyneux, 2004; Prakash, 2001; Rosidah, et al., 2008).

11
2.8 Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl), karena merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan

banyak digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa atau

ekstrak bahan alam. Interaksi antioksidan dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl) baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) akan menetralkan radikal bebas dari DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan membentuk DPPH tereduksi. Jika semua elektron

pada radikal bebas pada DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menjadi

berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu menjadi kuning terang.

Perubahan ini dapat diukur sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen

yang ditangkap oleh molekul DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) akibat

adanya zat antioksidan (Winarsi, 2007).

Suatu senyawa menunjukkan efeknya sebagai antioksidan jika dapat

menghambat reaksi peroksidasi lipid, yang secara in vitro dapat diketahui dari

besarnya IC50 atau Inhibitor Concentration 50. Parameter yang dipakai untuk

menunjukkan aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi efisiensi atau

Efficient Concentration (EC50) atau Inhibitory Concentration (IC50) yaitu

konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50% DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl) kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat

antioksidan yang memberikan persen peredaman sebesar 50%. Zat yang

mempunyai aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai harga EC50 atau IC50

yang rendah (Molyneux, 2004).

12
Aktivitas antioksidan didasarkan pada besarnya IC50, diklasifikasikan

kedalam 4 kelompok yaitu sangat kuat (< 50 μg/ml), kuat (50-100 μg/ml), sedang

(101-150 μg/ml) dan lemah (151-200 μg/ml). IC50 juga didefinisikan sebagai

bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (mikrogram/ mililiter) yang

mampu menghambat 50% oksidasi. Semakin kecil nilai IC50 semakin tinggi

aktivitas antioksidannya (Winarsi, 2014).

2.9 Pelarut

Metode ini akan bekerja dengan baik menggunakan pelarut metanol atau

etanol karena kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam reaksi antara sampel

uji sebagai antioksidan dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sebagai

radikal bebas (Molyneux, 2004).

2.10 Pengukuran Absorbansi Panjang Gelombang

Panjang gelombang maksimum (λ maks) yang digunakan dalam

pengukuran sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur panjang

gelombang maksimum untuk DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) antara lain

515-520 nm. Bagaimanapun dalam praktiknya hasil pengukuran yang

memberikan peak maksimum itulah panjang gelombangnya yaitu sekitar panjang

gelombang yang disebutkan diatas (Molyneux, 2004).

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara

absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi

13
tertentu (Gandjar dan Rohman, 2008).

Menurut Gandjar dan Rohman (2008), ada beberapa alasan mengapa harus

menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu:

1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada

panjang gelombang maksimal tersebut perubahan absorbansi untuk setiap

satuan konsentrasi adalah yang paling besar.

2. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan

pada kondisi tersebut hukum lambert-Beer akan terpenuhi.

3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan

oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan

panjang gelombang maksimal.

2.11 Spektrofotometer UV- Visible

Metode spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak (visible) telah

banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya

dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam

suatu larutan, gugus molekul yang dapat mengabsorpsi cahaya dinamakan gugus

kromofor. Molekul-molekul yang hanya mengandung satu gugus kromofor dapat

mengalami perubahan pada panjang gelombang. Molekul yang mengandung dua

gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang

yang hampir sama dengan molekul yang hanya mempunyai satu gugus kromofor

tertentu, tetapi intensitas absorpsinya adalah sebanding dengan jumlah kromofor

yang ada (Triyati, 1985).

14
Spektrofotometri pada dasarnya terdiri dari sumber sinar, monokromator,

sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau pencatat.

Spektrofotometri serapan merupakan metode pengukuran serapan radiasi

elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu yang diserap zat.

Spektrofotometri yang sering digunakan untuk mengukur serapan larutan atau zat

yang diperiksa adalah spektrofotometri ultraviolet dengan panjang gelombang

antara 200-400 nm dan visibel (cahaya tampak) dengan panjang gelombang antara

400-800 nm (Depkes RI, 1979; Gandjar dan Rohman, 2008).

15
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental.

Penelitian ini meliputi identifikasi bahan tumbuhan, pengumpulan bahan

tumbuhan, pembuatan jus buah naga dan pengujian aktivitas antioksidan jus buah

naga merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan buah naga putih

(Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) dengan metode pemerangkapan

radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) secara spektrofotometri

visible. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi,

Universitas Sumatera Utara pada bulan September 2016 – November 2016.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas

laboratorium, aluminium foil, blender (Philips), neraca analitik (Boeco Germany),

vortex, spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV-1800), gunting, kertas

saring, stopwatch, tissue dan pisau.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah naga merah dan

buah naga putih segar. Bahan-bahan kimia berkualitas pro analisis produksi

Sigma: 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH); produksi E-Merck: metanol.

Bahan berkualitas teknis: Air suling.

16
3.3 Penyiapan Bahan Tumbuhan

Penyiapan bahan tumbuhan meliputi pengumpulan bahan tumbuhan,

identifikasi tumbuhan, pembuatan jus buah naga merah dan jus buah naga putih.

3.3.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan

Metode pengumpulan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu

tanpa membandingkan dengan bahan tumbuhan yang sama dari daerah lain.

Bahan tumbuhan yang digunakan adalah buah naga segar merah (Hylocereus

polyrhizus (Haw.) Britton & Rose) dan buah naga segar putih (Hylocereus

undatus (Haw.) Britton & Rose) yang sudah matang, diperoleh dari Pasar Buah

Berastagi, Jalan Jendral Gatot Subroto No. 288 Medan, Sumatera Utara.

3.3.2 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton &

Rose) dan buah naga putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)

dilakukan di Herbarium Medanense, Laboratorium Herbarium Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumtera Utara.

3.3.3 Pembuatan Jus Buah Naga Merah dan Jus Buah Naga Putih

Pembuatan jus buah naga merah dan jus buah naga putih dilakukan dengan

menimbang buah naga 1,2 kg, dibersihkan dengan air mengalir lalu ditiriskan,

dikeringkan menggunakan tisu, dipotong menjadi dua bagian, dipisahkan kulit

dengan daging buahnya, dipotong kecil-kecil, lalu dihaluskan dengan blender,

sampel yang telah dihaluskan dipisahkan dari biji-bijinya dengan cara disaring

menggunakan kertas saring, sehingga diperoleh jus buah naga merah dan jus buah

naga putih.

17
3.4 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl)

3.4.1 Prinsip Metode DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl)

Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas

DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dalam larutan metanol (sehingga terjadi

perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning) dengan nilai IC50 (konsentrasi

sampel uji yang mampu meredam radikal bebas 50%) sebagai parameter

menentukan aktivitas antioksidan sampel (Molyneux, 2004).

3.4.2 Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM

Timbang 20 mg DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) kemudian di

masukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan metanol dan di

cukupkan volumenya dengan metanol hingga garis tanda, maka diperoleh larutan

DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 μg/ml). Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak

5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu dicukupkan

volumenya dengan metanol sampai garis tanda, maka diperoleh larutan blanko

DPPH (konsentrasi 40 μg/ml).

3.4.3 Pengukuran Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH

Larutan DPPH konsentrasi 40 μg/ml diukur serapannya pada panjang

gelombang 400-800 nm yang merupakan panjang gelombang sinar tampak.

3.4.4 Pengukuran Waktu Kerja (Operating time)

Larutan DPPH konsentrasi 40 μg/ml dihomogenkan dan diukur

absorbansi larutan pada panjang gelombang 516 nm selama 80 menit diamati

waktu larutan tersebut mulai menghasilkan absorbansi yang stabil yang akan

digunakan sebagai operating time.

18
3.4.5 Pembuatan Larutan Induk Jus Buah Naga Merah (JBNM) dan Jus
Buah Naga Putih (JBNP)

Ditimbang sebanyak 25 mg jus buah naga merah dan jus buah naga putih,

dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dengan air lalu volumenya

dicukupkan dengan air sampai garis tanda (konsentrasi 1000 μg/ml).

3.4.6 Pembuatan Larutan Uji Jus Buah Naga Merah (JBNM) dan Jus Buah
Naga Putih (JBNP)

Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 3,75 ml; dan 5 ml

kemudian dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 25 ml dicukupkan

volumenya dengan metanol sampai garis tanda (untuk mendapatkan konsentrasi

50 μg/ml, 100 μg/ml, 150 μg/ml, dan 200 μg/ml), jus buah naga merah (JBNM)

dan jus buah naga putih (JBNP) dengan berbagai konsentrasi masing-masing

dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml

larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) konsentrasi 40 μg/ml,

dihomogenkan dengan vortex, sebagai kontrol digunakan larutan DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl) tanpa penambahan larutan uji, didiamkan larutan

ditempat gelap selama 60 menit lalu diukur serapannya dengan alat

spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 516 nm.

3.4.7 Analisis Persen Pemerangkapan Radikal Bebas

Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan radikal bebas (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan: Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel

Asampel = Absorbansi sampel (Rosidah et al., 2008).

19
3.4.8 Analisis Nilai IC50

Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas pemerangkapan

radikal bebas adalah nilai IC50 (Inhibitory Concentration), nilai tersebut

menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat memerangkap

radikal bebas sebesar 50% (Molyneux, 2004).

Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan

konsentrasi sampel (μg/ml) sebagai absis (sumbu x) dan nilai % pemerangkapan

(antioksidan) sebagai ordinatnya (sumbu y). Suatu senyawa dikatakan sebagai

antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 < 50 μg/ml, kuat (50-100) μg/ml, sedang

(100-150) μg/ml, dan lemah (151-200) μg/ml (Winarsi, 2014).

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi buah naga yang dilakukan di Herbarium Medanense,

Laboratorium Herbarium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Sumtera Utara, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti

adalah Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose dan Hylocereus undatus

(Haw.) Britton & Rose. Hasil pemeriksaan identifikasi tumbuhan tersebut dapat

dilihat pada Lampiran 2 halaman 32-33.

4.2 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan

4.2.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Pengukuran serapan maksimum larutan DPPH ( 1,1– diphenyl -2-

picrylhydrazyl) 40 μg/ml dalam metanol dengan menggunakan spektrofotometer

Visibel. Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada

Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-


picrylhydrazyl) 40 μg/ml Dalam Metanol Menggunakan
Spektrofotometer UV-Visible

21
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl) 40 μg/ml dalam metanol menghasilkan serapan maksimum pada

panjang gelombang 516 nm. Panjang gelombang 516 nm, termasuk dalam kisaran

panjang gelombang sinar tampak 400-800 nm, serta termasuk dalam rentang

panjang gelombang DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang berkisar antara

515-520 nm (Gandjar dan Rohman, 2008; Molyneux, 2004).

4.2.2 Hasil Analisis Waktu Pengukuran (operating time)

Waktu stabil

Gambar 4.2 Hasil Grafik Analisis Waktu Pengukuran (operating time).

Waktu kerja bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.

Ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan

absorbansi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007). Hasil analisis pengukuran waktu

kerja (operating time) dengan menggunakan larutan DPPH 0,5 mM dalam

metanol dengan konsentrasi 40 μg/ml diukur selama 80 menit, sudah

menunjukkan kestabilan pada menit ke 60 sampai dengan menit ke 63. Lama

pengukuran metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menurut beberapa

22
literatur yang direkomendasikan adalah selama 60 menit, tetapi dalam beberapa

penelitian waktu yang digunakan sangat bervariasi dari 1 menit hingga 240 menit

(Marinova dan Batchvarov, 2011). Hasil analisis waktu pengukuran (operating

time) dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 36-37.

4.2.3 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Jus Buah Naga Merah (JBNM)
dan jus Buah Naga Putih (JBNP)

Pada hasil analisis aktivitas antioksidan masing-masing konsentrasi larutan

uji jus buah naga merah dan jus buah naga putih terlihat adanya penurunan nilai

absorbansi DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sebanding dengan peningkatan

konsentrasi masing-masing jus buah naga merah dan jus buah naga putih.

Penurunan absorbansi DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan persen

pemerangkapan dengan penambahan masing-masing jus buah naga merah dan jus

buah naga putih dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh masing
masing jus buah naga merah (JBNM) dan jus buah naga putih (JBNP).

Penurunan nilai absorbansi menunjukkan peningkatan aktivitas

antioksidan. Penurunan nilai absorbansi terjadi karena jus buah naga merah dan

23
jus buah naga putih mampu menetralisir DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

dengan memberikan elektron kepada DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan

elektron dan tidak lagi menjadi radikal (Silalahi, 2006).

Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan

yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah

elektron yang diambil. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl) tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah.

Perubahan tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer dan diplotkan terhadap

konsentrasi penurunan intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh

berkurangnya ikatan rangkap yang terkonjugasi pada DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl). Hal ini dapat terjadi apabila adanya penangkapan satu elektron

oleh zat antioksidan, menyebabkan tidak adanya kesempatan elektron tersebut

untuk beresonansi. Peredaman warna DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

terjadi disebabkan oleh adanya senyawa yang bisa memberikan radikal hidrogen

kepada radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga direduksi menjadi

DPPH-H (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazin) (Sayuti dan Yenrina, 2015).

Pada metode ini absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang tidak bereaksi dengan senyawa antioksidan,

secara teoritis panjang gelombang maksimum untuk larutan DPPH (1,1-diphenyl-

2-picrylhydrazyl) dalam metanol adalah 515-517 nm. Untuk membuktikan bahwa

absorbansi yang terukur adalah sisa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) maka

dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel tanpa DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga disimpulkan bahwa absorbansi yang

24
terukur adalah sisa DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang tidak ditangkap

oleh senyawa uji (Salamah dan Widyasari, 2015).

Contoh perhitungan persen pemerangkapan dan nilai IC50 dapat dilihat

pada Lampiran 7 halaman 39-52. Hubungan antara konsentrasi dengan persen

pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) oleh masing-

masing jus buah naga merah dan jus buah naga putih dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNM

Gambar 4.4 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan JBNP

25
Hasil analisis persamaan regresi linier dan hasil analisis nilai IC50 (μg/ml)

yang diperoleh dari larutan uji JBNM dan JBNP dapat dilihat pada Tabel 4.2

dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC50 (μg/ml) yang
diperoleh dari jus buah naga merah (JBNM) dan jus buah naga putih
(JBNP)

Hasil perbandingan analisis IC50 (μg/ml) pada larutan uji JBNM dan JBNP

dapat dilihat pada Gambar 4.5 dibawah ini:

Gambar 4.5 Grafik Hasil Analisis IC50 (μg/ml)

Dari Tabel 4.2 menunjukkan aktivitas antioksidan larutan uji jus buah

naga merah (JBNM) memiliki IC50 sebesar 128,3764 μg/ml dan termasuk dalam

kategori sedang sedangkan jus buah naga putih (JBNP) memiliki IC50 sebesar

94,7983 μg/ml dan termasuk dalam kategori kuat. Aktivitas antioksidan diperoleh

berbeda karena kandungan gizi pada masing-masing buah naga yaitu vitamin C.

26
Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Kandungan Gizi Buah Naga

Kandungan Per 100 gram Daging Buah


Hylocereus polyrhizus Hylocereus undatus
(Buah Naga Merah) (Buah Naga Putih)
Air (g) 82,5-83,00 89,40
Protein (g) 0,16-0,23 0,50
Lemak (g) 0,21-0,61 0,10
Serat kasar (g) 0,70-0,90 0,30
Abu (g) 0,28 0,50
Kalsium (mg) 6,30-8,80 6,00
Posfor (mg) 30,20-36,10 19,00
Besi (mg) 0,55-0,65 0,40
Karoten (mg) Sangat sedikit -
Thiamin (mg) Sangat sedikit -
Rhiboflavin (mg) Sangat sedikit -
Niasin (mg) 1,29-1,20 0,20
Vitamin C (mg) 8,00-9,00 25,00
Tingkat kemanisan (brix) 13,00-15,00 10,00-13.00
Nilai pH Tidak diketahui 4,70-5,10
Sumber: Warisno dan Dahana, 2010.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Umayah dan Amrun (2007), yaitu uji

aktivitas antioksidan buah naga putih ekstrak metanol diperoleh IC50 sebesar 2,98

% dan pada ekstrak air 1,80 %, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Nur

Khaidah Siregar (2012), yaitu uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah naga

putih diperoleh IC50 sebesar 975,501 μg/ml dan sari buah naga putih sebesar

4751,427 μg/ml.

Tabel 4.4 Kategori nilai IC50 sebagai antioksidan

No. Kategori Konsentrasi (μg/ml)


1. Sangat kuat ≤50
2. Kuat 50 – 100
3. Sedang 101 – 150
4. Lemah 151 – 200
Sumber: Winarsi, 2014.

27
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

a. Jus buah naga merah dan jus buah naga putih memiliki aktivitas

antioksidan.

b. Kategori aktivitas antioksidan jus buah naga merah termasuk kategori

yang sedang dengan IC50 sebesar 128,3764 μg/ml dan jus buah naga putih

termasuk kategori kuat dengan IC50 sebesar 94,7983 μg/ml

5.2 Saran

a. Disarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi jus buah naga

sebagai minuman sumber antioksidan.

b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian

aktivitas antioksidan dari buah lain dan metode selain metode

pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).

28
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Buah Naga. http://buahnaga.us/. Tanggal Akses: 20 Desember


2010.

Cahyono, B. (2009). Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina.


Halaman 14-16, 22-32, 35-45.

Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI. Halaman 33.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 222, 254-255.

Gunasena, H.P.M., dan Pushpakumara, D.K.N.G. (2006). Dragon Fruit


(Hylocereus undatus Haw. Britton and Rose). Halaman 118. Diakses:
http://www.worldagroforestry.org.

Ionita, P. (2005). Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen
Active Species?. Bucharest. Chemical Paper. 59(1): 11-16.
Kristanto, D. (2003). Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Cetakan
Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 10-15.
Marinova, G. dan V. Batchvarov. (2011). Evaluation of the Methods for
Determination of the Free Radical Scavenging Activity by DPPH.
Bulgarian Journal of Agricultural Science. 17(1): 11-24.

Molyneux, P. (2004). The Use of the Stabl e Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl


(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci.
Technol. 26(2): 211-219.

Prakash, A. (2001). Antioxidant Activity. Analytical Progress. 19(2): 1-4.


Pranata, R., Wahdaningsih, S., dan Fahrurroji, A. (2016). Uji Aktivitas
Antioksidan Fraksi kloroform Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
lemairei Britton and Rose) Menggunakan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl). Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura. Halaman 1-10.

Rosidah, Yam, M. F., Sadikun, A., dan Asmawi, M. Z. (2008). Antioxidant


Potential of Gynura procumbens. Pharmaceutical Biology. 46(9): 616-625.

Salamah, N., dan Widyasari, E. (2015). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol


Daun Kelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) Dengan Metode
Penangkapan Radikal 2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil. Fakultas Farmasi

29
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Pharmaciana, vol 5, No. 1, 2015:
25-34.

Sayuti, K., dan Yenrina, R. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang:
Andalas University Press. Halaman 38-47; 61-65; 76.

Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 41, 47-


48, 121.

Siregar, K. N. (2012) Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji


Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus undatus
(Haw.) Britton & Rose). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.

Triyati, E. (1985). Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak serta


Aplikasinya dalam Oseanologi. Jurnal Oseana. 10(1): 1877.

Umayah, U. E., dan Amrun, H. M. (2007). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Naga (Hylocereus Undatus (Haw.) Britt. & Rose) Staf Pengajar Program
Studi Farmasi Universitas Jember. Jurnal Ilmu Dasar Vol. 8 No. 1.
Halaman 83-90.

Warisno, dan Dahana, K. (2010). Buku Pintar Bertanam Buah Naga Di Kebun,
Pekarangan dan Dalam Pot. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman
3.

Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.


Halaman 12, 17.

Winarsi, H. (2014). Antioksidan Daun Kapulaga. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Halaman 38, 42-43.

30
Lampiran 1. Bagan Kerja

Buah Naga Segar


Ditimbang ± 1,2 kg
Dibersihkan dengan air mengalir lalu
ditiriskan
Dikeringan menggunakan tisu
Dibagi menjadi dua bagian
Dipisahkan kulit dari daging buahnya
Dipotong kecil-kecil
Dihaluskan dengan blender
Sampel yang telah dihaluskan
Disaring

Residu Filtrat

Ditimbang 25 mg
Dimasukkan kedalam labu 25 ml
Dicukupkan volumenya dengan air sampai
garis tanda

Larutan induk jus buah naga konsentrasi 1000 µg/ml

Dipipet sebanyak 1,25 ml, 2,5 ml, 3,75


ml, 5 ml
Dimasukkan masing-masing ke dalam
labu tentukur 25 ml
Dicukupkan volumenya dengan metanol
sampai garis tanda
Diperoleh konsentrasi 50 µg/ml, 100
µg/ml, 150 µg/ml, 200 µg/ml
Dipipet masing-masing konsentrasi
sebanyak 0,5 ml
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM
konsentrasi 40 µg/ml
Dihomogenkan dengan vortex
Digunakan larutan DPPH tanpa
penambahan larutan uji sebagai kontrol
Didiamkan selama 60 menit
Diukur menggunakan alat
spektrofotometer UV-Visible dengan
panjang gelombang 516 nm
Hasil

31
Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan

1. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus (Haw.) Britton & Rose)

32
2. Buah Naga Putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose)

33
Lampiran 3. Gambar Sampel Buah Naga

Gambar 1. Buah Naga Merah

Gambar 2. Buah Naga Putih

34
Lampiran 4. Gambar Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-Visibel (UV 1800

- Shimadzu)

Gambar 3. Gambar seperangkat alat spektrofotometer UV - Visibel (UV 1800 -

Shimadzu).

35
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Operating Time

Time Raw
(Minute) Data..
0.0000 0.8412
1.0000 0.8418
2.0000 0.8414
3.0000 0.8416
4.0000 0.8418
5.0000 0.8420
6.0000 0.8423
7.0000 0.8426
8.0000 0.8428
9.0000 0.8430
10.0000 0.8432
11.0000 0.8434
12.0000 0.8437
13.0000 0.8441
14.0000 0.8443
15.0000 0.8446
16.0000 0.8449
17.0000 0.8456
18.0000 0.8458
19.0000 0.8459
20.0000 0.8461
21.0000 0.8464
22.0000 0.8467
23.0000 0.8475
24.0000 0.8486
25.0000 0.8497
26.0000 0.8494
27.0000 0.8496
28.0000 0.8499
29.0000 0.8501
30.0000 0.8505
31.0000 0.8509
32.0000 0.8514
33.0000 0.8517
34.0000 0.8521
35.0000 0.8523
36.0000 0.8525
37.0000 0.8529
38.0000 0.8533
39.0000 0.8537
40.0000 0.8540
41.0000 0.8542
42.0000 0.8546

36
43.0000 0.8554
44.0000 0.8566
45.0000 0.8578
46.0000 0.8579
47.0000 0.8580
48.0000 0.8587
49.0000 0.8588
50.0000 0.8590
51.0000 0.8594
52.0000 0.8596
53.0000 0.8599
54.0000 0.8603
55.0000 0.8605
56.0000 0.8607
57.0000 0.8611
58.0000 0.8613
59.0000 0.8619
60.0000 0.8620
61.0000 0.8620
62.0000 0.8620
63.0000 0.8620
64.0000 0.8634
65.0000 0.8636
66.0000 0.8652
67.0000 0.8654
68.0000 0.8655
69.0000 0.8659
70.0000 0.8662
71.0000 0.8678
72.0000 0.8688
73.0000 0.8706
74.0000 0.8706
75.0000 0.8706
76.0000 0.8719
77.0000 0.8743
78.0000 0.8748
79.0000 0.8755
80.0000 0.8754

37
Lampiran 6. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan.

38
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Persen Pemerangkapan dan Perhitungan Nilai
IC50
7.1 Perhitungan persen pemerangkapan JBNM

• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1


No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84691
2 50 0,56689
3 100 0,46085
4 150 0,36689
5 200 0,26085

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,84691 - 0,56689
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691
= 33,0637
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,84691 - 0,46085
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691
= 45,5845
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,84691 - 0,36689
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691
= 56,6789
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,84691 - 0,26085
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84691
= 69,1997

39
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/ml) Absorbansi
1 0 0,84422
2 50 0,58060
3 100 0,49429
4 150 0,38060
5 200 0,29429

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,84422 - 0,58060
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422
= 31,2264
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,84422 - 0,49429
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422
= 41,4500
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,84422 - 0,38060
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422
= 54,9169
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,84422 - 0,29429
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84422
= 65,1406

40
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84135
2 50 0,56967
3 100 0,41460
4 150 0,36967
5 200 0,26460

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,84135 - 0,56967
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135
= 32,2909
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,84135 - 0,41460
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135
= 50,7220
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,84135 - 0,36967
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135
= 56,0622
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,84135 - 0,26460
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84135
= 68,5505

41
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 4
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,83026
2 50 0,55730
3 100 0,45570
4 150 0,35730
5 200 0,25570

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,83026 - 0,55730
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026
= 32,8764
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,83026 - 0,45570
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026
= 45,1135
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,83026 - 0,35730
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026
= 56,9652
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,83026 - 0,25570
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83026
= 69,2024

42
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 5
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82977
2 50 0,54420
3 100 0,45474
4 150 0,34420
5 200 0,25474

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1 Konsentrasi 50 µg/ml
0,82977 - 0,54420
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977
= 34,4155
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,82977 - 0,45474
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977
= 45,1968
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,82977 - 0,34420
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977
= 58,5186
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,82977 - 0,25474
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82977
= 69,2999

43
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 6
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82687
2 50 0,53535
3 100 0,44565
4 150 0,33535
5 200 0,25535

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,82687 - 0,53535
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687
= 35,2558
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,82687 - 0,44565
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687
= 46,1035
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,82687 - 0,33535
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687
= 59,4434
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,82687 - 0,25535
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82687
= 69,1184

44
Perhitungan nilai IC50
Tabel IC50 dari JBNM
X Y XY X2
0 0 0 0
50 33,1881 1659,405 2500
100 45,6950 4569,5 10000
150 57,0975 8564,625 22500
200 68,4185 13683,7 40000
ΣY =
ΣX = 500
204,3991 ΣXY = 28477,23 ΣX2 = 75000
X = 100
Y = 40,8798
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/ml)
Y = % Pemerangkapan

(∑ XY) - (∑ X)(∑ Y) / n
a =
(∑ X 2 ) − (∑ X) 2 / n
(28477,23) − (500)(204,3991) / 5 8037,32
= = = 0,3214
(75000) − (500) 2 / 5 25000

b = Y − aX
= 40,8798– (0,3214)(100) = 8,7398
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,3214x +8,7398
Nilai IC50 = Y = 0,3214x +8,7398
50 = 0,3214x +8,7398
X = 128,3764
IC50 = 128,3764 µg/ml

45
7.2 Perhitungan persen pemerangkapan JBNP

• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1


No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,80736
2 50 0,49730
3 100 0,39795
4 150 0,29460
5 200 0,19460

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,80736 - 0,49730
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736
= 38,4041
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,80736 - 0,39795
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736
= 50,7097
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,80736 - 0,29460
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736
= 63,5107
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,80736 - 0,19460
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,80736
= 75,8967

46
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/ml) Absorbansi
1 0 0,82019
2 50 0,47502
3 100 0,31436
4 150 0,21648
5 200 0,11648

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,82019 - 0,47502
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019
= 42,0841
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,82019 - 0,31436
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019
= 61,6722
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,82019 - 0,21648
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019
= 73,6061
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,82019 - 0,11648
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82019
= 85,7984

47
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,82959
2 50 0,41275
3 100 0,31346
4 150 0,21277
5 200 0,11277

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,82959 - 0,41275
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959
= 50,2465
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,82959 - 0,31346
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959
= 62,2150
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,82959 - 0,21277
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959
= 74,3523
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,82959 - 0,11277
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,82959
= 86,4065

48
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 4
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,83418
2 100 0,47880
3 200 0,37508
4 300 0,27650
5 400 0,17650

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,83418 - 0,47880
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418
= 42,6023
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,83418 - 0,37508
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418
= 55,0360
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,83418 - 0,27650
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418
= 66,8536
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,83418 - 0,17650
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,83418
= 78,8414

49
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 5
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84079
2 50 0,44009
3 100 0,31421
4 150 0,21146
5 200 0,11146

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,84079 - 0,44009
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079
= 47,6575
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,84079 - 0,31421
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079
= 62,6291
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,84079 - 0,21146
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079
= 74,8498
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,84079 - 0,11146
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84079
= 86,7434

50
• Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 6
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/ml) Absorbansi
1 0 0,84395
2 50 0,40218
3 100 0,30437
4 150 0,20238
5 200 0,10238

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 50 µg/ml
0,84395 - 0,40218
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395
= 52,3455
2. Konsentrasi 100 µg/ml
0,84395 - 0,30437
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395
= 63,9350
3. Konsentrasi 150 µg/ml
0,84395 - 0,20238
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395
= 76,0199
4. Konsentrasi 200 µg/ml
0,84395 - 0,10238
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,84395
= 87,8689

51
Perhitungan nilai IC50
Tabel IC50 dari JBNP
X Y XY X2
0 0 0 0
50 45,5566 2277,83 2500
100 59,3661 5936,61 10000
150 71,5320 10729,8 22500
200 83,5925 16718,5 40000
ΣY =
ΣX = 500
260,0472 ΣXY = 35662,74 ΣX2 = 75000
X = 100
Y = 52,0094
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/ml)
Y = % Pemerangkapan

(∑ XY) - (∑ X)(∑ Y) / n
a =
(∑ X 2 ) − (∑ X) 2 / n
(35662,74) − (500)(260,0472) / 5 9658,02
= = = 0,3863
(75000) − (500) 2 / 5 25000

b = Y − aX
= 52,0094 – (0,3863)(100) = 13,3794
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0.3863x+13,3794
Nilai IC50 = Y = 0,3863x+13,3794
50 = 0,3863x+13,3794
X = 94,7983
IC50 = 94,7983 µg/ml

52

Anda mungkin juga menyukai