Anda di halaman 1dari 2

V.

PENUTUP

5.1 Simpulan
1. Furnace 87F-201 yang merupakan salah satu peralatan penting penunjang

keseluaruhan proses yang berada pada unit KPC yang berfungsi untuk

memisahkan fraksi-fraksi, masih menggunakan sistem relay sebagai sistem

safeguard nya.

2. Dalam merancang reinstrumentasi sistem safeguard Furnace 87F-201 dalam

rangka untuk mengganti sistem relay menjadi sistem PLC, meliputi tahap

identifikasi I/O dan menentukan spesifikasinya, melakukan perubahan pada

sistem relay menjadi berbasis PLC, dan menentukan SIL (Safety Integrated

Level) target yang tepat berdasarkan standar IEC 61508/61511.

3. Penentuan SIL Target dengan metode kualitatif menggunakaan analisa Layer

of Protection Analysis menunjukkan bahwa SIL minimum yang harus

terpasang adalah SIL 2 dengan nilai PFD sebesar 0,0048. Namun setelah

dilakukan perhitungan SIL terhadap sistem existing dengan metode yang sama

menunjukkan bahwa SIL yang terpasang masih menggunakan SIL 1 dengan

nilai PFD 0,0875. Maka cara yang mungkin untuk meningkatkan keandalan

sistem adalah dengan melakukan upgrade logic solver dari relay menjadi PLC.

4. Untuk PLC yang digunakan dalam proses reinstrumentasi ini menggunakan

PLC ICS Trusted yang berbasis TMR (Tripple Modular Redundant) yang

sudah tersertifikasi SIL-3 oleh organisasi TUV, dimana jumlah I/O pada unit

KPC adalah 317 analog input, 478 digital input, dan 889 digital output.

Sehingga membutuhkan modul untuk masing-masing input dan output yang

95
terdiri dari 8 analog input module, 12 digital input module, dan 22 digital

output module (sudah termasuk spare 10%).

5. Penggantian logic solver menjadi berbasis PLC dapat meningkatkan

kehandalan sistem menjadi 6,6%.

6. Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian, didapat bahwa harga masing-

masing peralatan bernilai total Rp3.746.142.712,45, lalu dengan ditambah

dengan biaya pengiriman dan biaya man power maka total biaya menjadi

Rp 4.720.756.983,995. Lalu gross margin dari unit KPC yaitu sebesar

Rp 9,382,723,047.-. Dengan waktu perbaikan equipment sebesar 15 jam

didapat production loss sebesar 𝑅𝑝 5.864.202.876,6 per hari.

7. Serta proyek ini sangat layak untuk dijalankan karena setelah dihitung nilai

ROI-nya ternyata didapat sebesar 124,22% dimana angka tersebut melebihi

100%. Serta investasi akan kembali dalam waktu 9 bulan 18 hari. Serta

keuntungan bersih dari proyek ini sebesar Rp 1.143.445.892,605.

5.2 Saran

1. Sebaiknya untuk melakukan upgrading tidak hanya pada logic solver nya saja.

Namun upgrading juga dilakukan pada seluruh komponen pembentuk sistem

safeguard (elemen input, logic solver, dan elemen output) agar mendapatkan

hasil yang lebih meningkat, meskipun hal ini membutuhkan biaya investasi

yang lebih besar.

96

Anda mungkin juga menyukai