PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru –
paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit dimana ovarium yang dimiliki wanita
memiliki perkembangan sel -sel abnormal. Secara umum, kanker ovarium merupakan suatu
bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan,
dari stadium awal hingga stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker
ovarium merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor malignan di ovarium. Tumor
malignan sendiri merupakan suatu bentuk perkembangan sel-sel yang tidak terkontrol sehingga
berpotensi menjadi kanker. Wikipedia Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang
cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya
jauh (Corwin, 2009, Hal; 66).
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga demoblast (ektodermal, endodermal, mesoderal) dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan
10% terdapat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
dan tidak jelas pasti ganas (borderline malignancy atau carsinoma of low-maligna potensial)
dan jelas ganas (true malignant)(Priyanto, 2007).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut silent killer, karena ovarium terletak dibagian dalam sehingga tidak mudah
terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar
(metastasis) kemana-mana (Wiknjoasastro, 1999).
2.5 Farmakoekonomi
a. Definisi Farmakoekonomi
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis pada biaya terapi
pengobatan di sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat. Secara lebih spesifik,
penelitian farmakoekonomi adalah proses identifikasi, perhitungan, dan perbandingan
biaya, risiko, dan keuntungan dari program, pelayanan atau pengobatan dan menentukan
alternatif yang memberikan outcome kesehatan paling baik (Dipiro et al., 2009).
b. Perspektif Farmakoekonomi
Evaluasi farmakoekonomi dapat dinilai dari satu atau lebih perspektif. Klasifikasi
perspektif penting, karena hasil evaluasi ekonomi sangat tergantung dari perspektif yang
diambil, dikarenakan perspektif menentukan biaya (cost) dan keluaran (consequence)
yang akan dievaluasi (Bootman, 2005). Perspektif yang umum digunakan meliputi
(Dipiro et al., 2009):
1) Perspektif Pasien
Pada dasarnya, biaya dari perspektif ini adalah segala biaya yang harus
dibayarkan pasien untuk suatu produk atau pelayanan. Akibatnya, dari perspektif ini,
seluruh efek klinik baik positif dan negatif dari suatu program atau alternatif
pengobatan dapat diketahui.
2) Perspektif Provider
Biaya dari perspektif ini adalah pengeluaran yang sebenarnya karena produk
atau pelayanan kesehatan. Provider dapat mencakup rumah sakit atau klinik. Dari
perspektif ini, biaya langsung seperti obat, biaya rawat inap, tes laboratorium, biaya
jasa petugas kesehatan dapat diidentifikasi, dinilai dan dibandingkan.
3) Perspektif Payer
Biaya medik langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk produk medis
dan pelayanan medis yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi, atau mengobati
penyakit. Contoh dari biaya ini adalah biaya untuk obat, alat dan bahan medis, tes
diagnosis dan laboratorium, biaya rawat inap dan biaya kunjungan (Dipiro et al.,
2009).
Biaya Non-medik Langsung
Biaya ini adalah biaya untuk pelayanan non-medis akibat adanya penyakit
namun tidak termasuk dalam pembayaran pelayanan medis. Contoh dari biaya ini
meliputi biaya yanng dikeluarkan pasien untuk transportasi ke fasilitas pelayanan
kesehatan, biaya hidup keluarga, biaya untuk makanan khusus, dan lainnya (Dipiro et
al., 2009).
2) Biaya Tak Langsung (indirect cost)
Biaya tak langsung adalah biaya-biaya dari sudut pandang masyarakat secara
keseluruhan, seperti kehilangan penghidupan, hilangnya produktivitas, ongkos
perjalanan ke rumah sakit dan lainnya. Biaya tersebut tidak hanya meliputi diri pasien
tetapi juga masyarakat dan keluarga pasien (Walley et al., 2004).
3) Intangible Costs
Biaya ini meliputi outcome non-finansial lain akibat adanya suatu penyakit
(Dipiro et al., 2009). Contoh dari biaya ini yaitu: nyeri, kecemasan atau tekanan lain
yang pasien atau keluarga derita akibat adanya penyakit. Jenis biaya ini cukup sulit
jika dilihat dalam bentuk mata uang namun dapat terlihat dengan pengukuran kualitas
hidup.
(Walley et al., 2004).
1) Cost-of-Illness (CoI)
= Rp 187.096.774/QALY
6 Interpretasi. Program B memerlukan tambahan
biaya Rp 187.096.774/QALY, namun
masyarakat mendapat tambahan usia
0,31 (survival years) atau 3,72 bulan.
7 Lakukan Analisis dilakukan dengan mengukur
analisis kualitas hidup pasien setelah
sensitivitas pengobatan sampai meninggal, dengan
dan ambil memperhitungkan variasi utilitas dan
kesimpulan. variasi biaya. Selain itu, perlu
dipertimbangkan perubahan nilai
inflasi biaya dan hasil pengobatan.