NRI 120113074
Hypocrates, ahli ilmu fisika membiasakan diri makan madu secara teratur
yang menyebabkan dia dapat mencapai usia 107 tahun, demikian juga halnya Aris
Totoles, bapak dari “Natural Science” beranggapan bahwa madu memiliki sifat
yang unik yang dapat meningkatkan kesehatan manusia dan memperpanjang usia,
dalam arti dalam usia tua masih mempunyai stamina yang kuat dan gangguan
penyakit sangat jarang dijumpai. Demikian juga Ibnu sina (Avicenna), ilmuwan
yang tersohor itu menganjurkan kita mengkonsumsi madu, karena dapat menjaga
kekuatan sehingga masih mampu bekerja pada usia tua (senja). Dia juga
menganjurkan agar manusia yang telah berusia 45 tahun sebaiknya
mengkonsumsi madu secara teratur.
Hal ini karena madu mengandung cukup banyak zat besi. Madu dengan
kadar gula dan levulosa yang tinggi sangat mudah diserap oleh usus bersama
dengan zat-zat organic lain, dengan demikian dapat bertindak sebagai stimulan
bagi pencernaan dan memperbaiki nafsu makan.
Mulut merupakan salah satu alat pencernaan yang dapat menjadi tempat yang
sangat ideal bagi pertumbuhan bakteri, karena temperatur, kelembaban dan
makanan, dengan menjaga pola hidup yang baik sangat berpengaruh bagi
kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya upaya dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut dapat menyebabkan terjadinya infeksi bakteri dan virus. Salah satu
infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu penyakit karies.
1.3 TUJUAN
Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah dapat mengetahui daya
hambat antibakteri ekstrak madu terhadap Streptococcus Mutans, dapat digunakan
sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk menguji potensi ekstrak madu,
mendorong peneliti berikutnya untuk membandingkan efek antibakteri dari
ekstrak madu dengan antibiotika yang digunakan untuk Streptococcus Mutans,
dan diharapkan madu dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk
penyakit infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus Mutans khususnya sebagai
obat kumur dimasa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MADU
Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan berasa
manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Jika Tawon
madu sudah berada dalam sarang nektar dikeluarkan dari kantung madu yang
terdapat pada abdomen dan dikunyah dikerjakan bersama tawon lain, jika nektar
sudah halus ditempatkan pada sel, jika sel sudah penuh akan ditutup dan terjadi
fermentasi, Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati
berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan
antibakteri yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara kimiawi.
Fruktosa : 38.2%
Glukosa : 31.3%
Maltosa : 7.1%
Sukrosa : 1.3%
Air : 17.2%
Gula paling tinggi : 1.5%
Abu (analisis kimia) :0.2%
Lain-lain : 3.2%
Kekentalan madu adalah sekitar 1,36 kilogram per liter. Atau sama dengan 36%
lebih kental dari pada air).
Madu juga dapat menonaktifkan logam bebas, yang tidak akan mengkatalisis
pembentukan radikal oksigen bebas dari hidrogen peroksida, yang menyebabkan
peradangan. Juga, unsur antioksidan dalam madu membantu membersihkan
radikal bebas oksigen yang ada.
Pada saat madu digunakan (seperti dioleskan pada luka) hidrogen peroksida
dihasilkan saat madu mencair terkena cairan tubuh. Sebagai hasilnya, hidrogen
peroksida dilepaskan perlahan lahan dan menjadi antiseptik.
Hypocrates, ahli ilmu fisika membiasakan membiasakan diri makan madu secara
teratur yang menyebabkan dia dapat mencapai usia 107 tahun, demikian juga
halnya Aris Totoles, bapak dari “Natural Science” beranggapan bahwa madu
memiliki sifat yang unik yang dapat meningkatkan kesehatan manusia dan
memperpanjang usia, dalam arti dalam usia tua masih mempunyai stamina yang
kuat dan gangguan penyakit sangat jarang dijumpai. Demikian juga Ibn sina
(Avicenna), ilmuwan yang tersohor itu menganjurkan kita mengkonsumsi madu,
karena dapat menjaga kekuatan sehingga masih mampu bekerja pada usia tua
(senja). Dia juga menganjurkan agar manusia yang telah berusia 45 tahun
sebaiknyamengkonsumsimadusecarateratur.
2.2 STREPTOCOCCUS MUTANS
Streptoccocus mutans adalah salah satu genus dari baktri nonmotil yang
mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek,
panjang atau berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk spora Bakteri ini dapat
ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Ada juga jenis yang
digunakan untuk fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada yang
bersifat patogen Spesies bakteri Streptococcus yang bersifat patogen diantaranya
dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis,
erisipelas, radang tenggorokan, dan endokarditis. Jenis bakteri dari genus ini juga
banyak digunaan dalam produksi keju dan yugort Klasifikasi bakteri dari genus
Streptococcus disusun berdasarkan sifat-sifat hemolitik yang dimiliki yaitu
Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma. Berdasarkan
kombinasi sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi
menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Grup A dan D dapat ditularkan pada manusia
melalui makanan.Grup A terdiri dari satu spesies dengan 40 tipe antigen. Spesies
dari grup A tersebut adalah S. pyogenes.
Sreptococus mutans
Proses pembentukan karies gigi secara garis besarnya bisa adalah sebagai berikut
1. Konsumsi sukrosadan fruktosa(manis).
2. Terbentuk glikoprotein lengket, terbentuk plak
3. Streptococcus mutans berkembang biak di bagian tersebut, menyebabkan
lubang.
4. Fruktosa digunakan untuk respirasi sel pada proses glikolisis
5. Setelah proses glikolisis karena kondisi anaerob terbentuk asam laktat
6. Kondisi pH berubah menjadi asam akibat adanya asam laktat
7. PH asam mampu menghancurkan zat kapur fosfat pada email gigi, terbentuk
rongga
Pertumbuhan Bakteri
Ekstrak Madu Streptococcus mutans
1.4 HIPOTESIS
D. Variabel Penelitian
1. Madu
2. Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans