Anda di halaman 1dari 36

TELAAH KURIKULUM BIOLOGI

ANALISIS KD 3 DAN KD 4 PADA MATA PELAJARAN IPA SMP KELAS VII

Disusun Oleh
Kelompok 4
Aisha Putri 3415152982 Mirta Tri Lestari 3415153298
Nabiella 3415153553 Amelia Rinawati 3415154888
Riska 3415153784 Andi Ilham Razak 3415152424
Ilham Fauzan 3415153328 Halimah Nur Hidayah 3415152847

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
ANALISIS KETERKAITAN KD

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XII

Kompetensi Inti 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Inti 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan

Domain Kompetensi dasar Lingkup materi Waktu


Buku siswa
3.1 Menjelaskan Pertumbuhan dan perkembangan
PENGETAHUAN pengaruh faktor internal  Konsep pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
4 JP
dan faktor eksternal A. Pertumbuhan
1
terhadap pertumbuhan dan Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah atau ukuran sel dan
pertemuan
perkembangan makhluk tidak dapat kembali ke bentuk semula (irrevesibel) dapat diukur dan dapat
untuk
hidup dinyatakan dengan angka, grafik, dsb
konsep
B. Perkembangan
1
Perkembangan adalah proses menuju ketingkat kedewasaan atau
pertemuan
pematangan, tidak dapat diukur tetapi hanya dapat dinikmati .
untuk
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
percobaan
hidup.
A. Faktor internal
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk.
Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh,
tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan
sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh.
1) Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur
tubuh. Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen,
dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk
membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat
pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta
merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu,
giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang,
mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.

2) Hormon pada hewan


Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon
ini merangsang dimulainya proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan
fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.
3) Hormon pada manusia
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, yaitu
suatu kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Beberapa hormon
pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut.
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/ tiroid. Hormon
ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme
karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat
mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH). Hormon ini
dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga
hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi
kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan
tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan.
Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan
mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika
kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan
hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya
bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan
ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi
dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ
reproduksi dan munculnya tandatanda kelamin sekunder pada
wanita.

B. Faktor Luar (External)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan.
a. Makanan atau Nutrisi Makanan merupakan bahan baku dan sumber
energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untukpertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air,
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan
optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan
nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan
lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji.
Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah
tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang
membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembangbiakannya.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu
bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang,
ujung akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung
batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan
jaringan meristem di kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan
meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk
sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang
dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah
panjang.

Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah
pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah
perpanjangan, dan daerah diferensiasi.

a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang
disebut daerah meristematis.

b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-
sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.

c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah
tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi
membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder.
Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah.
Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke
luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada
kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak
mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila di
perhatikan diameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari
kecil hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu,
asam, cemara, dan pinus.
Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga
pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim kemarau, ketersediaan air berkurang
sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan yang berbeda ini
tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang disebut lingkaran tahun.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau
bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif
yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda
untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan
berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk
bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi secara generatif
(menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat tumbuh dan
berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.
 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya zigot
dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan
demikian pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu fase embrionik dan fase pascaembrionik.
Fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot
sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase
pascaembrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak lahir
atau menetas hingga hewan itu dewasa.

1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi
pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan
organogenesis.

a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua
sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam
belas sel, dan seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang
terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai morula.
Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian dalam yang
disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.

b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang


ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar
(ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam
(endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang menjadi berbagai
organ. Proses pembentukan gastrula ini disebut gastrulasi.

c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang


berkembang dari tiga lapisan saat proses gastrulasi. Organ yang terbentuk dari
ketiga lapisan ini adalah sebagai berikut.

1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf,


dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat
reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat
pernapasan.

2. Fase Pasca embrionik


Pertumbuhan pasca embrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. Semua
anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan
bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus-menerus,
melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat
kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada manusia perkembangan ini
ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder. Tanda kelamin sekunder
pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, suara besar,
tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin sekunder pada
wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian
tubuh tertentu, dan membesarnya pinggul.
 Metamorfosis dan Metagenesis
Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Beberapa jenis hewan yang lain mengalami metagenesis. Selain
pada hewan, metagenesis juga terjadi pada tumbuhan.

1. Metamorfosis
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan perkembanganya
mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk
tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis terjadi
pada serangga dan amfibi.
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang disebut pupa atau
kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam
metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut.
Telur –> larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)

Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan tanda-tanda sayap juga
belum ada. Ketika berupa larva, serangga sangat aktif makan. Larva kemudian
mengalami perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang langsung
membuat pupa, tetapi ada juga yang lebih dulu membuat pelindung dari daun yang
dilipat, tanah atau pasir yang halus, sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.

Metamorfosis Kupu-kupu
Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon. Pada tahap
pupa, serangga tidak aktif makan, walaupun proses metabolisme tetap berlangsung.
Setelah melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).

b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)

Metamorfosis Belalang
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru
menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago).
Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh
secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan
serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.

Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah
sebagai berikut.

telur –> nimfa –> dewasa (imago)

2. Metagenesis

Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis.
Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual.
Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase
kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan
yang bereproduksi secara aseksual.

Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji
(paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di
dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan
membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu
yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit.
Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang
menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase
generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan
antara fase gametofit dan sporofit.

 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia


Manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan
berhubungan dengan tingkah laku (sikap) atau kejiwaan. Misalnya terjadi
perkembangan/perubahan sikap dan kebiasaan dari balita, remaja, dewasa, sampai
lanjut usia. Setiap tahap perkembangan memiliki ciri yang berbeda. Walaupun
pertumbuhan dan perkembangan berbeda, tetapi kedua proses ini berlangsung
bersamaan atau tidak dapat dipisahkan.

4.1 Menyusun laporan  Desain penelitian (PRAKTIKUM)


KETERAMPILAN hasil percobaan tentang Siswa diberi tugas kelompok untuk mengamati pertumbuhan tanaman
pengaruh faktor eksternal misalnya kangkung yang disiram dengan air beras, air bersih (keran) dan air
terhadap proses dalam kemasan serta melaporkan hasil pekerjaan berupa laporan kegiatan
pertumbuhan dan dengan format sebagai berikut :
perkembangan tanaman 1. Membuat rencana percobaan
pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan pada tumbuhan
2. Merumuskan masalah dan
menentukan hipotesis
3. Menentukan variabel (suhu,
cahaya)
4. Melakukan studi literatur
5. Menentukan parameter (tinggi, jumlah daun)
6. Menentukan alat dan bahan yang digunakan
7. Membuat rancangan percobaan
8. Hasil percobaan
Laporan kegiatan akan dikumpulkan setelah kegiatan ulangan tengah semester
3.2 Menjelaskan proses Metabolisme
PENGETAHUAN metabolisme sebagai reaksi A. pengertian metabolisme
enzimatis dalam makhluk Metabolisme berasal dari bahasa yunani, metabole yang arrtinya berubah,
hidup metabolisme pada makhluk hidup diartikan sebagai keseluruhan reaksi kimia
dalam organisme yang merubah suatu bentuk molekul menjadi energi.
B. Jenis metabolisme
Metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu
1. Katabolisme, yaitu proses penguraian suatu molekul menjadi partikel yang
lebih kecil agar bisa diubah menjadi energi. Contohnya adalah respirasi.
2. Anabolisme, yaitu proses penyususnan senyawa organik dari molekul-molekul
tertentu agar dapat diserap. Contohnya adalah fotosistesis dan kemosistesis
C. Molekul yang terkait proses metabolisme 6 JP
1. ATP
Merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin
yang mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga
mudah melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.

2. Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein.
- Fungsi Enzim
a. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
b. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan
dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis
dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk
enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
- Komponen enzim
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu,
yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
- Kerja Enzim
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
a. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti
kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase,
sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
b. Hipothesis Koshland :
Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel
daripada hypothesis Fischer.Terjadi interaksi dinamis antara enzim dan substrat
Jika substrat berkombinasi dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur
(konformasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi enzim berlangsung efektif. Struktur
molekul substrat juga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat
lebih berfungsi.
- Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan
irreversible. Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan
nonkompetitif

a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini
besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim.
Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat
dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat. Inhibitor kompetitif
misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk
berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja
pada substrat oseli suksinat.

b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan
substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini
menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak
sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat
kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini
bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim
- Konsentrasi substrat
- Konsentrasi enzim
- Suhu
- pH
- Aktivator dan inhibitor
Katabolisme

Respirasi merupakan contoh peristiwa Katabolisme.


Respirasi merupakan oksidasi senyawa organik secara terkendali untuk membebaskan
energi bagi pemeliharaan dan perkembangan makhluk hidup. Produk antara pada
respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk metabolisme. Berdasarkan kebutuhan
terhadap tersedianya oksigen bebas, dibedakan :
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen
merupakan penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
Sebagai penerima hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti
asam pyruvat dan asetaldehid.
a. Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
1. Glikolisis :
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat (
3C ) Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhoff
2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :
Berlangsung pada matriks mitokondria. Mengubah asam piruvat (3C) menjadi
Asetil Ko-A (2C). Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap
molekul glukosa
3. Siklus Krebs :
Berlangsung pada matriks mitokondria.Mengubah Asetil-KoA (2C) menjadi
CO2 (senyawa berkarbon 1).Untuk setiap molekul Asetil-KoA dihasilkan 1
ATP, 1 FADH dan 2 NADH Rantai Pengangkutan Elektron NADH2 dan
FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen.
Melalui rantai respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan pada
proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs dilepaskan ke
Oksigen (sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan
melepas energi secara bertahap.
Satu molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2
menghasilkan 2 ATP.

Hubungan antara metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein.


Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan
senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan
protein (asam glutamat) banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen
terikat adalah senyawa yang lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih
banyak menyimpan energi dan apabila ada pembakaran sempurna akan membebaskan
energi lebih banyak karena adanya pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah
elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan.
Pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat
menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam
heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan
44 ATP, sehingga jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar
dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan
jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan
karbohidrat dalam berat yang sama.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut
disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk menghasilkan energi yang
lebih besar.

ANABOLISME
A. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari Anabolisme
Fotosintesis terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis
merupakan proses penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan
menggunakan energi dari cahaya. Zat organik yang terbentuk dalam proses
fotosintesis berupa karbohidrat, dimana karbohidrat tersebut dapat digunakan
untuk membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.
Komponen-komponen Esensial Fotosintesis :
Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku
(CO2 dan H2O), energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu
yang tepat. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak
dapat berlangsung, sehingga komponen tersebut disebut komponen esensial.

a). CO2
CO2 dari udara masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons daun dan
segera dipergunakan untuk proses fotosintesis. Air (H2O) merupakan bahan baku
lain yang diperoleh dari lingkungan. Pada tumbuhan tinggi, H2O diabsorbsi oleh
akar dan diangkut ke daun melalui berbagai sel dan jaringan.
b). Cahaya
Energi yang dipergunakan dalam fotosintesis adalah energi cahaya. Dari
berbagai penelitian diketahui bahwa energi dari cahaya matahari yang
dipergunakan untuk fotosintesis hanya 2% saja. Selebihnya dipantulkan,
ditransmisikan atau diabsorbsi senagai panas. Panjang gelombang dari berbagai
spektrum sinar matahari tidak sama. Makin besar panjang gelombang, makin kecil
energi yang dikandungnya. Gelombang cahaya dari yang terpanjang hingga
terpendek adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Dalam
berbagai percobaan yang menggunakan obyek Chlorella, ternyata spektrum
cahaya yang palig banyak diserap klorofil untuk proses fotosintesis adalah
spektrum merah dan biru ungu (nila).
c). Pigmen
Dengan adanya sistem pigmen, tumbuhan hijau dapat mengabsorbsi energi
cahaya dan menggunakan cahaya ini untuk menghasilkan gula. Klorofil
merupakan pigmen terpenting dari tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Ada
bermacam-macam klorofil, yaitu klorofil a, b, c dan e. Klorofil a dan b terdapat
pada kloroplas tumbuhan tinggi, sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis
alga tertentu.
d). Suhu
Aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Fotosintesis
umumnya berlangsung pada suhu antara 5 – 40o C. Kecepatan fotosintesis
bertambah sampai maksimal pada suhu 35o C dan setelah itu kecepatannya turun
tajam. Penurunan ini dimungkinkan karena enzim menjadi kurang aktif.
e). Molekul Carrier dan Enzim
Pada kloroplas, selain dari pigmen terdapat pula berbagai molekul carrier
yang berfungsi dalam transfer atom hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain
itu, pada kloroplas pun terdapat bermacam-macam enzim untuk reaksi kimia
fotosintesis.
2. Penelitian tentang Fotosintesis
Beberapa percobaan yang dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari
fotosintesis, antara lain :
a). Percobaan Ingenhousz
Obyek yang digunakan adalah tumbuhan Hydrilla verticillata. Hasil dari
percobaannya disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan gas, yang ternyata
adalah oksigen.
b). Percobaan Engelmann
Obyek yang digunakan adalah ganggang Spirogyra dan bakteri thermo. Di
bawah mikroskop terlihat bakteri thermo berkumpul pada bagian kloroplas
yang terkena cahaya matahari (B) akibat banyaknya oksigen di daerah ini.
Kesimpulan yang dapat ditarik oleh Engelmann, yaitu bahwa fotosintesis
membebaskan gas oksigen dan kloroplast yang bertanggung jawab terhadap
produksi oksigentersebut.

c). Percobaan Sacchs


Dalam percobaan ini, Sacchs membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan
cahaya, berlangsung pada bagian yang berklorofil, sedang hasil akhir dari
fotosintesis adalah zat tepung (amylum). Percobaan ini didasari atas pengertian
bahwa amylum, jika bereaksi dengan iodium akan berwarna biru. Pada bagian
daun yang ditutup dengan kertas timah (tidak kena cahaya) tidak berwarna biru,
berarti di daerah tersebut tidak berlangsug fotosintesis.
3. Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
dalam bentuk gula yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi.
Fotosintesis dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana Pada dasarnya
proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi tergantung
cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya,
sehingga disebut sebagai reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi
fotokimia / reaksi fotolisis / reaksi Hill, prosesnya berlangsung di Grana.
Dalam reaksi terang terdapat dua pusat reaksi, yaitu fotosistem I (FS I) dan
fotosistem II (FS II). Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan
karotenoid yang mampu menyerap energi cahaya maksimum pada
gelombang 700 nm (P 700), sedangkan untuk FS II dengan P 680 diserap
oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b.Jika kloroplast mendapat
cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem akan tereksitasi.
Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor
untuk dimanfaatkan energinya.
1). Fotosistem I (FS I)
Elektron yang dikeluarkan dari FS I diteima oleh akseptor feredoksin sebagai
akseptor utama. Elektron ini lalu ditransfer ke NADP. Pada saat yang sama juga
menerima ion H+ sehingga terbentuk nikotinamida adenin dinukleotid fosfat
tereduksi (NADPH2).
NADP + 2 H+ + 2e NADPH2
2). Fotosistem II ( FS II )
Elektron dari FS II diterima oleh akseptor-akseptor elektron (plastoquinon,
sitokrom dan plastosianin) menuju FS I. Elektron ini digunakan untuk mengisi
lubang pada FS I. Waktu mengalir melaui ekseptor-akseptornya, elektron ini
melepaskan energinya. Energi ini digunakan untuk mensintesis ATP dari ADP dan Pi
(fotofosforilasi)
ADP + Pi ATP
FS II yang telah kehilangan elektron ini akan segera diganti dari pemecahan air
(fotolisis) :
2 H2O 2 H+ + 2 OH–

2 OH– 2 e + H2O + ½ O2

H2O 2 H+ + 2 e– + ½ O2

2 H2O 4 H+ + 4 e– + O2

Pada fotolisis terlihat bahwa O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air (2
H2O ), Jadi pada reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.
b). Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya)
Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu
proses fiksasi CO2 untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang
dihasilkan oleh reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak
memerlukan cahaya. Reaksi biokimiawinya berlangsung melalui suatu siklus yang
disebut siklus Calvin Benson. PGAL yang terbentuk dalam reaksi gelap merupakan
hasil berdih fotosintesis secara keseluruhan. Untuk membentuk satu molekul glukosa
diperlukan dua molekul PGAL dan ini diperoleh dari mereduksi enam molekul CO2.
Dengan mereduksi enam mulekul CO2, akan dihasilkan 12 molekul PGAL. Dua
molekul PGAL digunakan untuk membentuk glukosa, sedangkan 10 molekul lainnya
akan direduksi kembali melalui senyawa antara seperti fruktosa 1,6 difosfst (FDP)
dan glukosa 5-fosfat (G 5-P) untuk menghasilkan RuDP. Untuk lebih jelasnya
perhatikan skema fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan antara reaksi terang dan
reaksi gelap di bawah ini :
Fotosintesis melalui jalur C4 (Jalur metabolisme Hatch – Slack)
Terjadi pada tumbuhan golongan C4; yaitu tumbuhan tebu, jagung, berbagai
rerumputan (crabgrass, shorghum dan Bermuda grass) dan beberapa tumbuhan
padang pasir. Tumbuhan ini digolongkan ke dalam tumbuhan C4 karena senyawa
pertama yang dijumpai setelah fiksasi CO2 adalah asam oksaloasetat yang merupakan
senyawa dengan 4 atom karbon.
- Kelebihan Tumbuhan C4 dibanding dengan C3
1. Membutuhkan lebih banyak ATP;
2. Sintesis glukosa berlangsung lebih cepat per satuan luas daun;
3. Berlangsung lebih efisien dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi;
4. Affinitas enzym fosfoenolpiruvat karboksilase terhadap CO2 lebih besar
dibanding dengan RuDP
5. Penambatan CO2 lebih efektif;
6. Proses fotosintesis berlangsung cukup baik dalam keadaan jumlah CO2
yang sangat sedikit di udara.
7. Tumbuh lebih cepat.
KEMOSINTESIS
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari
reaksi kimia anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan energi
kimia dari luar tubuh.
1. Bakteri sulfur tidak berpigmen yang mengoksidasi sulfida menjadi sulfat :
Menyerap (H2S) maupun S2 dari lingkungan. Kedua senyawa tsb bergabung
dengan oksigen dan menghasilkan energi yang digunakan untuk membuat
Karbohidrat. Hasil samping berupa S2, bila bahan asalnya H2S dan ion sulfat
(SO42-) bila asalnya S2
2. Bakteri besi yang mengoksidasi ferrohidroksida menjadi ferrihidroksida.
Hidup di air tawar atau air asin yang mengandung senyawa besi terlarut.
Bakteri menyerap senyawa besi terlarut dan menggabungkannya dengan oksigen
sehingga menjadi bentuk tidak larut dengan mengeluarkan energi.
3. Bakteri Nitrifikasi
Tipe bakteri yang menggunakan amonia dan melepaskan ion nitrit. Contoh :
Nitrosomonas
Tipe bakteri yang menggunakan ion nitrit dan melepaskan ion nitrat : Nitrobakter
4.2 Menyusun laporan  desain penelitian (PRAKTIKUM)
KETERAMPILAN hasil percobaan tentang siswa membuktikan peran enzim dengan melakukan percobaan enzim katalase
mekanisme kerja enzim, dengan bahan hati ayam yang diberi cairan H202 dan diberi bara api. Hasil
fotosintesis, dan respirasi kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan praktikum. Melakukan uji kerja
anaerob enzim katalase terhadap pengaruh pH, suhu dll pada jantung dan hati ayam
melalui kerja kelompok. Mendiskusikan secara kelompok faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim dari hasil pengamatan. Melakukan studi litertatur
secara mandiri menemukan sifat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim.
3.3 Menganalisis hubungan Materi Genetik
PENGETAHUAN struktur dan fungsi gen, Materi genetik meliputi kromosom, DNA, RNA, dan Gen, materi genetik ini akan
DNA, kromosom dalam diturunkan pada keturunannya melalui proses reproduksi
Secara berurutan dari besar ke kecil : Kromosom - Gen - DNA
penerapan prinsip
a. Kromosom
pewarisan sifat pada Eksperimen T. Bovery dan Ws. Sutton (1902) membuktikan bahwa kromosom
makhluk hidup 4 JP
membawa material genetik. Kromosom pada setiap spesies makhluk hidup memiliki
Ukuran dan bentuk yang bervariasi. Panjang kromosom berkisar antara 0,2 –50
mikron dengan diameter antara 0,2–20 mikron. Bentuk kromosom pada setiap fase
pembelahan sel senantiasa berubah-ubah.
- Macam-macam kromosom berdasarkan letak sentromernya :
Sentromer : bagian dari kromosom tempat berpegangan benang spindel /
gelendong, di bagian ini tidak terdapat gen. dan tidak menyerap zat warna jika
diberikan pewarnaan. Sentromer terdapat kinetokor untuk melekatnya benang
spindel . akan memisah ketika anafse
1. Telosentrik, yaitu jika letak sentromer berada di ujung, sehungga
hanya memiliki 1 lengan
2. Akrosentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di ujung.
3. Submetasentrik, yaitu jika letak sentromer hampir di tengah sehingga
kedua lengan tidak sama panjang.
4. Metasentrik, yaitu jika letak sentromer berada tepat di tengah sehingga
panjang masing-masing lengan sama

- Macam kromosom berdasarkan tipe / fungsinya :


1. Autosom
Autosom / Kromosom Tubuh :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan betina
dengan jumlah dan susunan yang sama. Pada sel tubuh berjumlah ( n
-1 ) pasang, sedang pada sel kelamin berjumlah (n-1) buah
2. Gonosom
Gonosom / Kromosom Kelamin :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan betina
dengan jumlah dan susunan yang berbeda , berperan menentukan
jenis kelamin.
Pada sel tubuh berjumlah 1 pasang yaitu XX untuk jenis kelamin
betina dan XY untuk yang berjenis kelamin jantan , sedang pada sel
kelamin berjumlah 1buah yaitu X atau Y
Gen :
adalah segmen DNA / bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu yang
diwariskan kepada keturunannya. Gen merupakan ekspresi DNA dengan Protein yang
dibuat yang berada di sekelilingnya
Sifat-sifat Gen :
1. mengandung informasi genetik
2. dapat menduplikasi diri
3. ditentukan oleh susunan kombinasi dari basa nitrogennya
4. masing-masing gen memiliki fungsi yang berbeda

Fungsi Gen :
1. mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu (organisme)
2. menyampaikaninformasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya
3. sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom

Alel :
Yaitu gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom yang
homolog . Ekspresi dari alel dapat serupa misalnya A dengan A, atau a dengan a.
tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara
fenotipik berbeda. Contoh : gen A ( bentuk bulat) alelnya a (bentuk lonjong) , gen A (
bentuk bulat) bukan alel dari gen B ( warna kuning) maupun gen b (warna Putih)
Alel Ganda :
yaitu gen-gen yang memiliki lebih dari satu alel . Urutan penulisan anggota alel ganda
disesuaikan dengan urutan dominansinya.
contoh :
1. Warna rambut kelinci
2. Golongan Darah
Warna rambut pada kelinci, memiliki 4 alel ( urutan dominansinya W › wch › wh › w
)
W : warna rambut normal
wch : warna rambut chinchilla / abu-abu perak
wh : warna rambut himalaya / tubuh putih ujung kaki,ekor, hidung,telinga warna
gelap
w : warna rambut albino
Genotip Kelinci Normal = WW,W wch , W wh ,Ww
Genotip Kelinci chinchilla = wchwch , wch wh ,wchw
Genotip Kelinci himalaya = wh wh ,whw
Genotip Kelinci albino = ww
Golongan darah sistem ABO pada manusia memiliki 3 alel ( IA = IB › IO / i )
Gen IA dan IB bersifat kodominan Sehingga orang yang bergenotip IAIB
bergolongan darah AB
Genotip untuk orang bergolongan darah A = IAIA, IAIO
Genotip untuk orang bergolongan darah B = IBIB, IBIO
Genotip untuk orang bergolongan darah O =IOIO
Asam Deoksiribonukleat ( ADN) :
Tersusun atas :
1. Gula(Pentosa) berupa Deoksiribosa
2. Gugus fosfat
3. Basa Nitrogen : Purin ( Adenin dan Guanin ) dan Pirimidin ( Timin dan
Sitosin)
PASANGAN BASA NITROGEN DNA
ADN terdiri dari rantai Poli Nukleotida ganda , panjang dan berpilin ( double helix ).
Dalam menyusun molekul ADN basa nitrogen memiliki pasangan tertentu : Adenin
selalu berpasangan dengan timin (A-T) yang dihubungkan oleh 2 ikatan hidrogen
Guanin selalu berpasangan dengan Sitosin (G-S) yang dihubungkan oleh 3 ikatan
hidrogen.
Erwin Chargaff memformulasikan Hukum Chargaff bahwa ⌠A ⌡ =⌠T ⌡ dan ⌠G⌡ =
⌠S⌡

BEDA NUKLEOTIDA DAN NUKLEOSIDA


Kedua pita / rantai molekul ADN mempunyai posisi antiparalel , artinya polimer
deoksiribosa dengan fosfat pada satu benang berjalan dari ujung 3’ – 5’ sedangkan
benang yang lain dari ujung 5’ – 3’.
Model struktur ADN pertama kali diciptakan oleh James D. Watson (Amerika) dan
Francis Crick (Inggris) pada tahun 1953 berdasarkan analisis foto defraksi sinar X,
yang berbentuk double helix DNA terdapat di dalan nukleus, mitokondria, plastida,
dan sentriol. Kadarnya tetap, tidak tergantung pada kecepatan sintesis protein
Replikasi ADN :
Yaitu proses dimana molekul ADN induk mereplikasi diri membentuk ADN anak
atau duplikatnya.
Ada 3 hipotesis tentang cara Replikasi ADN :
1. Konservatif
2. Dispersif
3. Semikonservatif

Asam Ribonukleat (ARN) :


1. Strukturnya berupa rantai tunggal, pendek, tidak berpilin.
2. Komponen penyusunnya Gulanya berupa ribosa
3. Komponen Basa nitrogennya berupa: Purin = Adenin, Guanin, Pirimidin
=.urasil, Sitosin
4. Kadarnya berubah-ubah menurut kecepatan sintesis protein
5. Terdapat di sitoplasma, nukleus, dan terutama di ribosom
6. Fungsinya sebagai pelaksana dalam sintesis protein.
Macam-macam ARN :
1. RNA m
2. RNA t
3. RNA r
ARN duta / ARN-d / m-RNA
dibentuk didalam nukleus kemudian dikeluarkan ke sitoplasma, berbentuk rantai
tunggal ,pendek, tidak berpilin.
ARN transfer / ARN-t / t-RNA
dibentuk didalam nukleus kemudian dikeluarkan ke sitoplasma, berbentuk seperti
daun semanggi
ARN ribosom / ARN-r / r-RNA
merupakan komponen penyusun ribosom
Sintesis Protein
Langkah-langkahnya :
1. Transkripsi
2. Translasi
3. Sintesa Protein
Rantai ADN melakukan transkripsi, yaitu peristiwa dimana rantai ADN membentuk
rantai ARN duta . Pembentukan ARN-d diawali dari ujung 5′ ke 3′ . Pada tahap ini
terdapat 3 langkah yaitu
1. Inisiasi (awal proses pencetakan )
2. Elongasi(pencetakan lanjutannya)
3. Terminasi(akhir dari proses pencetakan). Pada proses ini dibantu oleh enzim
RNA polimerase.
ARN-d yang terbentuk keluar dari nukleus menuju ke sitoplasma ( ribosom)
ARN-t melakukan translasi , yaitu proses penterjemahan kodon ARN-d yang dimulai
dari 5′ menuju ke 3′ dengan jalan membawa asam amino yang sesuai dengan kodon
ARN –d.
Pada tahap ini juga terdapat 3 langkah yaitu
1. inisiasi (awal proses penterjamahan )
2. Elongasi ( penterjemahan selanjutnya)
3. Terminasi ( akhir dari penterjemahan).
Asam amino akan bersambung berderet – deret sesuai dengan urutan kodon ARN –d ,
sehingga terbentuklah rantai polipeptida / protein yang diharapkan.
DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan. Di
dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria.
DNA terdiri atas tiga komponen dasar, yakni
gugus fosfat (─PO4);
deoksiribosa atau gugus gula yang kehilangan satu atom oksigen;
basa nitrogen yang terdiri: purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan
timin).
komponen apa yang berperan dalam peristiwa replikasi dna
Komponen penyusun DNA
Replikasi DNA
Replikasi DNA adalah kemampuan DNA untuk membentuk atau mensintesis DNA
sendiri. DNA hasil replikasi akan diwariskan pada sel anakan pada proses
pembelahan sel sehingga dua sel anakan yang dihasilkan memiliki informasi genetik
yang sama. Ada tiga hipotesisis yang menjelaskan replikasi DNA, yaitu konservatif,
semikonservatif, dan dispersif.
4.3 Merumuskan urutan Siswa dibagi menjadi 3 kelompok (DNA-RNA-Protein) dan mempresentasikan
KETERAMPILAN proses sintesis protein bahasan masing-masing kelompok.
dalam kaitannya dengan
penyampaian kode genetik
(DNA-RNA-Protein)
3.4 Menganalisis proses Reproduksi sel
PENGETAHUAN pembelahan sel sebagai · Mitosis.
dasar penurunan sifat dari Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh, dan menghasilkan sel anak dengan
induk kepada jumlah kromosom sama dengan sel induk (2n).
keturunannya · Meiosis.
Dalam meiosis terjadi 2 tahapan pembelahan. Meiosis 1 (pembelahan reduksi) dan
meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom n.
· Gametogenesis.
8 JP
Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, berlangsung dalam alat
perkembangbiakan jantan dan betina individu dewasa. Prinsip hereditas dan
mekanisme pewarisan sifat.

4.4 Menyajikan hasil Siswa dibagi menjadi 3 kelompok (Pembelahansel-Siklussel-Gametogenesis) dan


KETERAMPILAN pengamatan pembelahan mempresentasikan bahasan masing-masing kelompok.
sel pada sel hewan maupun
tumbuhan
3.5 Menerapkan prinsip Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
PENGETAHUAN pewarisan sifat makhluk yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai
hidup berdasarkan hukum Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
7 JP
Mendel
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel, dalam bahasa inggris disebut


segregation of allelic genes, peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika
pembuatan gamet individu yang memiliki genotip heterozigot, sehingga tiap
gamet mengandung salah satu alel itu.

Hukum II Mendel : (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau


asortasi).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan
kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya
beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda
(dihibrid) atau lebih (polihibrid).

Penyimpangan Semu Hukum Mendel : Penyimpangan tersebut terjadi karena


adanya beberapa gen yang saling memengaruhi dalam menghasilkan fenotip.
Meskipun demikian, perbandingan fenotip tersebut masih mengikuti prinsip-
prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut
meliputi: interaksi gen, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen
komplementer, gen dominan rangkap dan gen penghambat.
4.5 Menyajikan hasil Siswa dibagi menjadi pairing group dan mendiskusikan bahasan contoh hukum
KETERAMPILAN penerapan hukum Mendel mendel di bidang pertanian dan perternakan.
dalam perhitungan peluang
dari persilangan makhluk
hidup di bidang pertanian
dan peternakan

3.6 Menganalisis pola- Pola-pola hereditas.


4 JP
PENGETAHUAN pola hereditas pada mahluk Pautan
hidup ( tumbuhan ) Pautan adalah gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama atau dalam satu
pasang kromosom homolog dan berdekatan. Pautan antara dua macam gen atau
lebih akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotip dan fenotip yang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Hal ini
disebabkan gamet-gamet yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.

Pindah Silang (Crossing Over)


Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom
lainnya yang homolog, atau bagian kromosom lainnya yang tidak homolog. Peristiwa
pindah silang terjadi pada pembelahan meiosis profase I, subfase pakiten dan akan
berakhir pada metafase I.

Pindah silang akan menghasilkan keturunan yang terdiri atas kombinasi parental (KP)
dan rekombinan (RK). Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan
persentase rekombinasi dari hasil-hasil persilangan. Semakin jauh jarak antarkedua
gen, semakin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Nilai pindah silang (NPS)
dapat dihitung dengan rumus:

Peta kromosom adalah suatu gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak
pada lokus yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Ukuran yang dipakai untuk
menentukan jarak antargen antarlokus disebut unit.

Titik pengukuran jarak antargen dimulai dari sentromer, jika gen a berjarak 12,5 unit,
berarti gen A berjarak 12,5 unit dari sentromer. Jika gen B berjarak 15,5 unit, berarti
gen B berjarak 15,5 unit dari sentromer. Berdasarkan informasi jarak gen A dan B
dari sentromer kita dapat menghitung jarak antara gen A dengan B, yaitu 15,5 – 12,5
= 3 unit.

Penentuan Jenis Kelamin


Penentuan jenis kelamin pada berbagai organisme tidak sama. Beberapa tipe
penentuan jenis kelamin yang dikenal adalah sebagai berikut:

1. Sistem XX – XY, contoh pada manusia: wanita 44 A + XX atau 22 AA +


XX; pria 44 A + XY atau 22 AA + XY. Contoh pada pada Lalat Buah: XX
→ betina (6 A + XX atau 3 AA + XX), XY → jantan (6 A + XY atau 3 AA +
XY).
2. Sistem XX – XO (pada belalang): XX → betina (22A + XX), XO → jantan
(22A + XO).
3. Sistem ZW – ZZ (pada kupu-kupu, ngengat, ikan, burung): ZW → betina (78
A + ZW), ZZ → jantan (78 A + ZZ).
4. Sistem ZO – ZZ (pada ayam, itik): ZO → betina (76A + ZO), ZZ → jantan
(76A + ZZ).

Pautan Seks
Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks.
Pautan seks dapat terjadi pada kromosom X atau kromosom Y. Contoh: gen penentu
warna mata pada lalat Drosophila terpaut pada kromosom X.

Gen Letal
Gen Letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian pada
individu yang membawanya.
1. Gen letal dominan adalah gen dominan dalam keadaan homozigot menyebabkan
kematian. Contoh:

 Thallasemia (ThTh) pada manusia;


 Tikus bulu kuning (KK);
 Ayam Redep (RR);
 Ayam tidak berjambul (JJ).

2. Gen letal resesif adalah gen resesif dalam keadaan homozigot menyebabkan
kematian. Contoh:

 Sapi Bulldog (dd);


 Sickle cell (ss) pada manusia;
 Kelinci Pegler (pp).

4.6 Menyajikan hasil Mengamatidanmenuliskanperbedaanataukesamaansifatpadaanakdan orang tuanya.


KETERAMPILAN penerapan pola-pola Mendiskusikanhasilpengamatan yang dilakukandanmempresentasikannya.
hereditas dalam
perhitungan peluang dari
persilangan yang
melibatkan peristiwa
pautan dan pindah silang

3.7 Menganalisis pola-pola Hereditas pada manusia.


PENGETAHUAN hereditas pada manusia Golongan Darah
Golongan darah bersifat menurun (genetis). Golongan darah pada manusia dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: 4 JP
1. Sistem ABO ditentukan oleh 3 macam alel, yaitu IA, IB, dan IO;
2. Sistem Rhesus, ditentukan oleh gen Rh untuk rhesus (+) dan gen rh untuk
rhesus (-). Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh;
3. Sistem MN, ditentukan oleh 2 macam alel, yaitu LMdan LN.

Cacat dan Penyakit Menurun pada Manusia


Ciri-ciri penyakit menurun:

1. Tidak menular pada orang lain;


2. Tidak dapat disembuhkan, karena ada kelainan dalam substansi hereditas
(gen);
3. Umumnya dikendalikan oleh gen resesif dan hanya muncul pada seseorang
yang homozigot resesif.

Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat diwariskan melaui autosom dan ada
yang melalui kromosom seks (terpaut seks), antara lain:

Terpaut Autosom

1. Albino adalah kelainan genetik yang disebabkan ketidakmampuan tubuh


membentuk enzim pengubah tirosin menjadi pigmen melanin yang
dikendalikan oleh gen resesif a. Orang normal memiliki genotip AA dan
normal carier Aa. Seorang albino dapat lahir dari pasangan yang keduanya
carier.
2. Polidaktili adalah kelainan bawaan dalam autosom yang dibawa oleh gen
dominan. Penderita dapat dilahirkan dari pasangan orang tua yang sama-sama
polidaktili heterozigot (Pp), atau dari pasangan yang salah satu polidaktili (PP)
dan yang lainnya normal (pp).
3. Brakidaktili adalah kelainan yang berupa memendeknya jari-jari akibat ruas-
ruas jarinya pendek. Kelainan ini dikendalikan oleh gen dominan (B) yang
bersifat letal. Dengan demikian, keadaan dominan homozigot (BB) akan
menyebabkan kematian, genotip heterozigot (Bb) akan menyebabkan
brakidaktili, dan homozigot resesif (bb) normal.

Terpaut pada Kromosom Seks Manusia


1) Gen-gen abnormal terpaut kromosom Y (Holadrik) antara lain:

 webbed toes adalah kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan selaput
diantara jari-jari, seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut
dikendalikan oleh resesif (wt) sedangkan gen dominan Wt menentukan
keadaan normal.
 hyserix gravior adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut
yang kasar dan panjang, mirip duri landak. Sifat rambut ini dikendalikan oleh
gen resesif (hg). Gen Hg mengekspresikan pertumbuhan rambut normal.
 hypertrikosis adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut
yang berlebihan pada tubuh. Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif (ht). Gen
H menyebabkan keadaan normal.

2) Gen-gen abnormal terpaut kromosom X antara lain:

 Hemofilia adalah penyakit genetik dimana darah sukar membeku pada saat
terjadi luka. Tubuh mengalami kegagalan dalam pembentukan enzim
tromboplastin (enzim pembeku darah) sehingga penderita akan sering
mengalami pendarahan. Gen ini bersifat resesif yang terkandung dalam
kromosom X. Oleh karena itu, genotip penderitanya menjadi XhXh (letal), dan
XhY, sementara wanita carier adalah XHXh. Wanita hemofilia hanya ada
secara teori, sebab akan mati pada saat embrio.
 Buta Warna (Colour Blind) adalah kelainan pada retina mata seseorang,
yaitu pada sel kerucutnya tidak peka terhadap cahaya yang berwarna. Pola
sifat hereditas tentang buta warna Jika buta warna dibawa oleh gen resesif cb
yang terpaut pada kromosom X, maka penderitanya adalah XcbXcb dan XcbY,
sementara XCBXcb adalah wanita carier.
 Anenamel (Gigi Tak Beremail), kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat
dominan pada kromosom X. Gen g menentukan gigi normal, sementara gen G
anenamel. Ciri-cirinya antara lain gigi kekurangan lapisan email sehingga
giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak. Penderita bergenotip X GY,
XGXG, dan XGXg. sementara genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
 Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam
keadaan resesif. Ciri-cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak
ompong. Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang
mengandung satu gen a (gen anodontia) sudah menampakkan gejalanya
(XaY), sementara pada wanita baru menampakkan sebagai penderita jika
genotipnya XaXa.

4.7 Menyajikan data Siswa diberi tugas untuk mencari studi kasus tentang pola-pola hereditas pada
KETERAMPILAN hasil studi kasus tentang manusia dan mempresentasikanya secara berkelompok (1 kelompok 5 orang/ 7
pola-pola hereditas pada kelompok)
manusia dalam berbagai
aspek kehidupan
3.8 Menganalisis peristiwa Mutasi dan implikasinya.
PENGETAHUAN mutasi pada makhluk · Macam mutasi dan penyebabnya.
hidup Mutasi terjadi karena adanya perubahan DNA dan kromosom. Penyebab mutasi dapat
berupa zat\ kimia, faktor fisik, ataupun faktor biologi.
· Mutasi alami dan mutasi buatan. 6 JP
Mutasi alami penyebabnya tidak diketahui. Mutasi buatan dilakukan dengan
direncanakan, misalnya dengan radiasi sinar X, penyisipan DNA dll.
· Implikasi mutasi alami dan buatan
Mutasi secara alami lebih banyak merugikan manusia. Implikasi mutasi alami pada
manusiamisalnya terjadinya kanker. Mutasi padamikroorganisme berkaitan dengan
sifat sensitifitasterhadap antibiotik. Mutasi yang direncanakan/buatandisesuai kan
dengan tujuan, misalnya padateknologi pasca panen agar biji lebih tahanterhadap
serangan organisme perusak biji.
4.8 Menyajikan data Siswa dibagi menjadi 3 kelompok (masing-
KETERAMPILAN hasil eksplorasi peristiwa masingkelompokmencaricontohkasusmutasi) dan mempresentasikan bahasan masing-
mutasi yang menyebabkan masing kelompok.
variasi dan kelainan sifat
pada makhluk hidup
3.9 Menjelaskan teori, Teori, prinsip, dan mekanisme evolusi.
PENGETAHUAN prinsip dan mekanisme 1. Teori-teori evolusi.
evolusi serta pandangan Evolusi menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka
terkini para ahli terkait waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks. Terdapat
spesiasi beberapa teori yang dapat menjelaskan perubahan makhluk hidup secara evolusi,
antara lain teori Lamarck.Teori Darwin, Teori Wallace,Teori Weismann.
2. Faktor, petunjuk pendukung evolusi.
Fenomena evolusi menjelaskan perubahan makhluk hidup karena seleksi alam dan
4 JP
bersifat menurun. Adanya evolusi dapat diperlihatkan melalui fosil, homologi,
embriologi perbandingan, dll.
3. Mekanisme evolusi.
Mekanisme evolusi menjelaskan peristiwa evolusi
yang dapat disebabkan oleh adanya mutasi gen dan
seleksai alam pada suatu populasi. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan Hukum
Hardy-Weinberg yang menunjukkan hubungan antara frekuensi gen dan frekuensi
genotip pada suatu populasi, dengan persyaratan tertentu.
4.9. Menyajikan karya PRAKTIKUM
KETERAMPILAN ilmiah terhadap gagasan Siswa mengamati perbedaan morfologi pada tumbuhan maupun hewan di lingkungan
baru tentang kemungkinan- sekitar.
kemungkinan pandangan
evolusi berdasarkan
pemahaman yang
dimilikinya
3.10 Menganalisis Bioteknologi
PENGETAHUAN prinsip-prinsip 1. Arti dan Prinsip dasar Bioteknologi.
Bioteknologi dan Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah bahan mentah dengan
penerapannya sebagai memanfaatkan mikroorganisme atau bagian-bagiannya. Sehingga dihasilkan produk
upaya peningkatan dan jasa. Bioteknologi melibatkan cabang ilmu mikrobiologi, biokimia, genetika,
kesejahteraan manusia biologi molekuler , biologi sel
2. Jenis-jenis Bioteknologi.
Bioteknologi dapat dikembangkan melalui kultur jaringan, transplantasi gen dan 5 JP
rekayasa genetika.
3. Peran dan implikasi hasil Bioteknologi.
4. Implikasi bioteknologi pada Sains lingkungan , teknologi, dan masyarakat
5. Dampak pemanfaatan bioteknologi.
Produk bioteknologi bermanfaat meningkatkan kesejahteraan manusia, dilain pihak
diragukan keamanannya, seperti produk transgenik.

4.10 Menyajikan laporan Desain penelitian (PRAKTIKUM) siswa diberi tugas kelompok untuk menerapkan
KETERAMPILAN hasil percobaan penerapan prinsip bioteknologi konvensional dalam pembuatan tape singkong serta melaporkan
prinsip prinsip hasil pekerjaan berupa laporan hasil kegiatan
Bioteknologi konvensional
berdasarkan scientific
method

Anda mungkin juga menyukai