Anda di halaman 1dari 2

C.

Teori dan Hukum Ilmiah

Hukum berbeda dengan teori, terutama dalam tingkat kepastiannya. Hukum mempunyai tingkat
kepastian lebih tinggi daripada teori. Teori adalah pernyataan maupun gejala alam berdasarkan prinsip-
prinsip bebas dan bukan berdasarkan fenomena itu sendiri. Teori juga berarti kumpulan hasil untuk
menjalaskan prinsip-prinsip utama subjek. (Oxford Dictionary of Current English). Teori masih perlu
dibuktikan kebenarannya dengan serangkaian percobaan maupun pemikiran.

Dalam sains, ada banyak teori yang dirumuskan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam.
Beberapa teori memang dijadikan dasar penyusunan hipotesis jika didapati gejala baru dadi alam,
namun hal ini juga berarti bahwa hipotesis ini menguji kebenaran teori tersebut. Hal ini sesuai dengan
teori falibilisme dari Karl Popper. Jika dalam pengamatan baru didapati hal-hal bertentangan dengan
teori yang sudah ada dan setelah melakukan serangkaian uji coba serta analisis hal yang sama masih
didapat kembali, maka kebenaran teori tersebut harus dipertanyakam dan harus ada pengkajian
mendalam dalam waktu yang lebih lama. Bisa saja teori yang sudah ada tidak menyertakan parameter
penting yang seharusnya ada. Teori dapat gugur atau diperbaiki karena adanya pengamatan baru.

Hukum ilmiah sifatnya lebih pasti. Jarang sekali kita mengetahui suatu hukum ilmiah gugur karena
pengamatan baru. Namun, wilayah kajian hukum sangat luas jika dibandingkan dengan teori, karena itu
sifatnya lebih stabil dan jarang sekali gugur. Hukum dikatakan sangat tangguh dan tidak rentan karena
menerangkan kepastian alam yang umum dan sudah melalui tahap uji yang sangat lama dan mendetil.
Hukum kekekalan massa misalnya, tidak dapat dibantah karena memang demikian adanya dan sifatnya
sangat umum serta menjelaskan dan memayungi sekian banyak teori. Peristiwa detil dibahas dalam teori
bukan daam hukum.

Teori juga diajukan untuk menerangkan keteraturan maupun ketidakteraturan di alam. Gejala alam
tunggal yang diamati pasti menjadi bagian dari keteraturan ataupun ketidakteraturan alam. Namun,
keduanya mempunyai teori sendiri-sendiri.

D. Hukum dan Prediksi Ilmiah

Salah satu fungsi hukum dalam dunia sains adalah untuk memperkirakan gejala yang akan terjadi setelah
sistem diberi perlakuan tertentu. Hasil pengamatan berabad-abad ditunjang oleh ilmu dan hukum-
hukum yang valid akan menunjang pengetahuan manusia dalam meramalkan gejala alam yang akan
datang dengan lebih pasti. Dengan demikian manusia dapat mengantisipasi gejala alam yang dapat
merugikan kehidupan manusia lainnya.

Aplikasi sains ke dalam teknologi memuat penggunaan hukum meramalkan gejala alam atau membuat
benda buatan untuk menerapkan hukum ilmu alam dasar. Hukum alam yang sudah ada bermanfaat
untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, termasuk dal menghindari timbulnya
masalah.

Di sisi lain hukum dan teori mengenai gejala alam merupakan sarana penghubung dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk merumuskan sarana hukum baru
pasti harus didasarkan pada hukum yang mapan dan sudah ada sebelumnya. Hukum baru dalam sains
biasanya lebih spesifik dan lebih spesifik dam lebih banyak parameternya daripada hukum sebelumnya.
Hukum yang berlaku dalam ilmu spesifik akan mencakup lebih banyak parameter ilmiah di lapangan
kajian ilmu tersebut dan mampu meramalkan gejala alam di bidang kajian itu saja. Dengan demikian
semakin spesifik suatu ilmu akan semakin banyak parameter penyusun hukum dan teorinya serta
semakin sempit lapangan klaimnya.

Anda mungkin juga menyukai