Anda di halaman 1dari 4

Berau Layak Anak, Raih Anugerah Pratama KLA 2017,

Anak Berau Sabet TMPI Nasional

ANAK ISTIMEWA: Jihan Karen Azzara, menerima penghargaan Tunas Muda Pemimpin Indonesia
(TMPI) tingkat nasional dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana S
Yembise, di Ballroom Swiss-Belin Hotel Pekanbaru, Sabtu (22/7) malam.

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau meraih anugerah


Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2017 dengan tingkat Pratama. Penghargaan yang diserahkan
langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana S Yembise, diterima Plt
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Berau,
Samsul Abidin, mewakili Bupati Berau, Muharram, di Ballroom Swissbellin Hotel Pekanbaru Riau, Sabtu
(22/7) malam.
Selain meraih anugerah Kabupaten Layak Anak. Kabupaten Berau juga meraih penghargaan Tunas Muda
Pemimpin Indonesia (TMPI) tingkat nasional tahun 2017, yang diterima Jihan Karen Azzara, dengan
kategori anak berkebutuhan khusus jenjang SMA.
Jihan yang menerima penghargaan langsung dari Menteri Yohana S Yembise, sekaligus menerima hadiah
satu unit laptop.
Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2017, diberikan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak kepada 126 bupati dan wali kota, serta 11 gubernur penggerak
Kabupaten Layak Anak. Selain itu juga diberikan penghargaan kabupaten/kota dengan capaian cakupan
pemberian akta kelahiran anak, hingga penghargaan kabupaten kota dengan pengembangan forum anak
daerah terbaik. Dari Kalimantan Timur, Berau menerima penghargaan bersama sama Kota Balikpapan,
Kota Samarinda, Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penghargaan Kabupaten Layak yang diterima Berau bukan yang kali pertama. KLA dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga pernah diraih pada tahun 2013.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana S Yembise menyampaikan, dalam
melakukan penelitian KLA, berbagai indikator telah diamati, dipantau dan dianalisis guna melihat
kemajuan yang telah dicapai dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak.
Nilai tidak hanya dilakukan pemerintah namun juga tim independen yang tidak perlu diragukan
kredibilitasnya. Terdiri dari pakar bidang anak, kementerian terkait dan perguruan tinggi.
“Penerima penghargaan patut berbangga,” ungkapnya.
Dalam penilaian KLA, pihaknya membagi penilaian ke dalam kriteria berdasarkan tingkatan hirarki
kebijakan hukum yang dibuat, serta keberhasilan yang dicapai dalam tingkat pratama, madya, nindiya,
utama serta KLA. Tingkatan KLA merupakan tingkat tertinggi, namun belum ada satu pun kabupaten/kota
yang mampu memperolehnya. “Kami menyadari sungguh tidaklah mudah mewujudkan sebuah kabupaten
atau kota layak anak, karena untuk mewujudkannya, selain dibutuhkan komitmen kuat dari pimpinan
daerah, juga perlu koordinasi dan integrasi semua program untuk anak, serta kerja sama semua pihak,”
jelasnya.
“Tahun ini kabupaten/kota yang menerima penghargaan meningkat menjadi 126 kabupaten/kota,”
ucapnya.
Pemberian penghargaan merupakan kebanggaan. Namun ditegaskan Yohana, penghargaan bukan menjadi
tujuan akhirnya. Tetapi dengan penghargaan tersebut, diharapkan pimpinan daerah tertantang untuk lebih
memperhatikan secara serius dalam pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di wilayahnya masing-
masing. “Karena melindungi satu anak berarti melindungi satu bangsa,” tandasnya.
Sementara Plt Kepala DP3AKB Samsul Abidin, mengungkapkan anugerah kabupaten layak anak
merupakan hasil kerja bersama tim yang tergabung dalam pembinaan kabupaten layak anak. “Kami sangat
berterima kasih atas komitmen kepala daerah dalam mewujudkan kabupaten layak anak, ini menjadi
semangat untuk mengejar ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan bisa sampai tingkat utama dan semoga bisa
sampai ke KLA,” ucapnya.
Begitu juga dengan penghargaan TMPI tingkat nasional yang diraih anak berkebutuhan khusus dari
Kabupaten Berau, diharapkan Samsul menjadi pemicu semangat bagi anak-anak Berau untuk terus
menunjukkan prestasi terbaiknya. Termasuk anak berkebutuhan khusus. (*/s/udi)
Berdialog dengan Menteri, Jadi Pagar Ayu
Menyambut Presiden
Duta Berau pada Peringatan Hari Anak Nasional di
Pekanbaru: Vanieda Dwi Putri (1)

PUNYA MOTIVASI: Vanieda Dwi Putri (depan dua kanan) bersama peserta Forum Anak Nasional di
Pekanbaru, akhir pekan lalu.
PROKAL.CO, Terdorong semangat untuk membuktikan pada keluarga dan kepedulian terhadap
permasalahan anak di Bumi Batiwakkal, jadi dua hal yang akhirnya membawa Vanieda Dwi Fitria
ke forum anak nasional di Pekanbaru, Kepulauan Riau.
EKA RUSDIANA, Tanjung Redeb
ADALAH pertama kalinya bagi Vanie - sapaan akrab Vanieda Dwi Fitria - melangkahkan kaki jauh
hingga ke luar Pulau Kalimantan. Siswi SMA 4 Berau ini terpilih sebagai duta Berau dalam serangkaian
peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dan menjadi duta pada pertemuan Forum Anak Nasional 2017 di
Pekanbaru, Kepulauan Riau, akhir pekan lalu.
“Jadi dari Berau Vanie ikut seleksi, alhamdulillah terpilih ke provinsi bersama satu rekan Vanie. Kita
dikirim 3 hari ke Samarinda untuk ikut seluruh rangkaian acara pertemuan forum anak se-Kaltim sekaligus
seleksi lagi untuk ke forum anak nasional. Alhamdulillah Vanie masuk lagi,” tutur Vanie, kepada Berau
Post kemarin (24/7).
Putri bungsu dari pasangan Fitriansyah dan Siti Maisarah ini dengan semangat membagikan
pengalamannya selama berada di Pekanbaru. Begitu juga dengan perasaan bahagia yang ia rasakan selama
berasa di sana. “Sangat luar biasa,” ujarnya.
Bertemu dengan banyak teman dari seluruh provinsi, dengan segala ciri khas masing-masing, berikut ilmu-
ilmu yang belum pernah didapatkannya sebelumnya. Semua itu memberikan kesan luar biasa bagi pelajar
SMA 4 Berau ini. Terpenting dari semuanya adalah, dirinya dapat merayakan hari anak nasional bersama
Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Mulai dari briefing di Balikpapan pada 18 Juli, hingga kegiatan selama enam hari berikutnya, dijalaninya
dengan rasa gembira. “Tanggal 19 (Juli) kita berangkat dan ke Pekanbaru,” ujarnya bercerita.
Salah satu kegiatan yang memberikan kesan mendalam baginya, adalah pada hari kedua di Pekanbaru yang
diisi dengan agenda Sahabat Seribu Suku. Yaitu berkenalan dengan semua anak Nusantara dari Sabang
sampai Merauke dan saling berbagi cerita. Di saat yang sama diakui pelajar kelahiran Berau, 10 Mei 2000
ini, seluruh anak mendapatkan tambahan edukasi dari berbagai pihak, di antaranya ada KPK dan pemerhati
anak Kak Seto.
Pada hari berikutnya dilakukanlah pelantikan pengurus forum anak nasional periode 2017-2019. “Yang
mewakili Kaltim adalah Kak Hadi, dari Paser,” tuturnya. “Mengapa Vanie tidak mengajukan diri? Karena
Vanie sudah kelas 12 dan harus fokus pada pelajaran. Membimbing adik-adik di kabupaten dan kecamatan
saja sudah lebih dari cukup,” tambahnya memberikan alasan soal kepengurusan forum anak nasional.
Di hari penutupan, Sabtu (22/7), seluruh peserta mendapat kesempatan berdialog dengan Menteri
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Yohana Yembise atau yang akrab disapa Mama Yo.
Tapi pengalaman selama di Pekanbaru tidak sampai di situ saja, kemarin (24/7), Vanie dipercayakan untuk
mewakili delegasi Kaltim menjadi pagar ayu untuk menyambut Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Forum Anak Kabupaten Berau ini ingin memberikan bukti kepada seluruh keluarganya,
bahwa aktif di bangak kegiatan bukanlah hal yang sia-sia.
“Jadi Vanie itu banyak banget kegiatan, sampai acara keluarga enggak sempat hadir. Dengan terpilihnya
Vanie di delegasi Kaltim ini, Vanie bisa membuktikan ke keluarga-keluarga bahwa Vanie berkegiatan itu
enggak cuma-cuma. Ada hasilnya,” akunya.
Dirinya berharap, ilmu yang didapatkannya selama mengikuti forum anak nasional, dapat ditularkan
kepada anak-anak Bumi Batiwakkal. Vanie juga berharap akan banyak anak-anak Berau yang tertarik
untuk bergabung ke forum anak, agar dapat bersama-sama membangun Berau menjadi lebih baik. Lebih
khusus lagi, bisa lebih peduli terhadap masalah-masalah anak di Berau. (bersambung/udi)

Anda mungkin juga menyukai