A. Uraian kasus
1. Pengertian
Menurut Suddarth (2002:2353) Fraktur adalah diskontiunitas
jaringan tulang yang banyak disebabkan karena kekerasan yang
mendadak atau tidak atau kecelakaan.
Terdapat 2 pembagian patah tulang yaitu, trauma yang menyebabkan
patah tulang dapat berupa trauma langsung misalnya benturan keras dan
trauma yang tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan.
Fraktur memiliki 2 sifat, yaitu:
1. Fraktur tertutup
Fraktur tertutup yaitu fragmen tulang dari luar tidak nampak, tidak
menembus kulit.
2. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka yaitu fragmen tulang Nampak dari luar atau
menembus kulit (Sjamsuhidajat.R, dkk, 1997).
Fraktur memiliki 2 jenis patahan, yaitu fraktur komplit yaitu
fraktur yang terjadi melalui seluruh garis penampang, dan fraktur
inkomplit yaitu fraktur yang tidak melalui seluruh garis penampang.
Patella juga dikenal sebagai tempurung pada lutut, patella
adalah tulang sesamoid terbesar di tubuh manusia., dan f raktur patella
dapat disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung.
Fraktur patella tipe langsung dapat terjadi ketika terjatuh dan
menumpu pada patella, jika patella tertimpa benda sangat berat, dapat
dilihat dari area sekitar sendi lutut yang bengkak, dengan palpasi dengan
mudah dapat dipastikan adanya efusi pada sendi lutut, dan dengan X-
Ray dapat dilihat garis patah yang dialami. Dapat dilihat juga
kemungkinan adanya perpindahan atau tidak.
Fraktur patella tipe tidak langsung dapat terjadi ketika seseorang
tergelincir dan terjatuh hingga kaki lainnya dalam posisi semi fleksi atau
terlipat, terdapat pembengkakan namun tidak separah secara langsung,
dan ketika di palpasi dapat dirasakan apakah ada celah di sekitar bagian
yang bermasalah atau tidak.
Untuk fraktur terpisah dapat dilakukan pemasangat fiksasi
internal menggunakan kawat (circumferential wiring), adapun jenis
fraktur pada patella yaitu:
2. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur
dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya remuk, gerakan puntir
mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Meskipun tulang patah,
jaringan sekitarnya juga akan berpengaruh mengakibatkan edema
jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture
tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah.
Menurut Corwin (2009), penyebab fraktur tulang paling sering
adalah trauma, terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Beberapa
fraktur dapat terjadi setelah trauma minimal atau tekanan ringan apabila
tulang lemah (fraktur patologis) fraktur patologis sering terjadi pada
lansia yang mengalami osteoporosis, atau individu yang mengalmai
tumor tulang, infeksi, atau penyakit lain. Fraktur stress atau fraktur
keletihan dapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah
yang berkepanjangan atau berulang, biasanya menyertai peningkatan
yang cepat tingkat latihan atlet atau permulaan aktivitas fisik yang baru
(Corwin, 2009).
Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan
lunak di sekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Penyebab terjadinya fraktur
adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang
abnormal.
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera,
seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang
terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan
tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.
- Usia penderita.
- Kelenturan tulang.
- Jenis tulang
3. Epidemiologi
1% dari semua cedera skeletal. Rasio pria : wanita adalah 2 : 1.
Tersering pada usia 20-50 tahun. Cedera bilateral adalah jarang.
4. Gejala Klinis
Nyeri pada daerah fraktur, deformitas, krepitasi, edema,
perubahan warna kulit, dan hangat disekitar edema.
B. Penjelasan Tindakan
Uraian Tindakan Fisioterapi
C. AROM Exercise
Posisi pasien : Duduk di kursi dengan kaki
terjuntai ke bawah
Posisi fisioterapis : Disamping pasien
Pelaksanaan : Fisioterapis mengintruksikan pasien
untuk menekuk lutut kirinya sejauh
mungkin, gerakan ini dilakukan
sebanyak 5 kali repetisi dengan
waktu istirahat 5 detik, dan ditahan
selama 10 detik.
D. Modalitas
Posisi pasien : Duduk di bed
Posisi fisioterapis : Di samping pasien
Pelaksanaan : Fisioterapis memberikan
cryotherapy di atas bagian yang
edema, selama 15 menit.
E. Gait training:
F. Home Program
Edukasi :
- Melakukan latihan quadtricep dengan dicontohkan terlebih dahlu.
- Latihan berjalan dengan menekukkan knee, dan berpegangan.
- Malakukan Burger Allen Exercise dengan dicontohkan terlebih
dahlu.
- Disarankan untuk menjaga berat badan dan menurunkannya
sekitar 3 Kg.
- Mengompres bagian kaki yang edema dengan menggunakan es
yang tidak bersentuhan langsung dengan kulit, dengan dilapisi
terlebih dahulu dengan menggunakan handuk, dan dikompres
selama 15 menit.
- Koreksi postur.