Fuad Halim
Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Flume berupa alat laboratorium angkutan sedimen S8 MkII dengan dasar pasir digunakan sebagai
kajian fisik di mana bentuk dasar (bedforms) saluran terbuka diamati.
Pengamatan dilakukan akibat variasi debit aliran seragam untuk mendapatkan bentuk dasar
(bedforms) saluran terbuka setelah kondisi keseimbangan (equilibrium) dicapai. Pengukuran aliran
dilakukan dengan menggunakan micro currentmeter, sedangkan diameter butiran pasir ditentukan
dengan menggunakan analisa saringan (Sieve Analysis) dan sebagai pengontrol karakteristik
pengaliran digunakan Bilangan Froude.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar (bedforms) saluran
terbuka dipengaruhi oleh besarnya Bilangan Froude dan diameter pasir. Hasil pengamatan
berdasarkan rumus empiris Simon dan Richardson berdasarkan fungsi diameter jatuh median dan
daya aliran τ0U memperlihatkan bedforms pada daerah dunes. Hasil pengamatan berdasarkan rumus
empiris Athaullah yang merupakan hubungan antara Bilangan Froude dan kekasaran relatif (R/d)
memperlihatkan Bilangan Froude < 1 atau aliran subkritis, bedformsnya adalah jatuh pada daerah
aliran rejim bawah (lower regime). Hasil pengamatan berdasarkan rumus empiris Van Rijn yang
merupakan hubungan antara parameter partikel nirdimensi (d•) dengan parameter transport-stage
(T) memperlihatkan bedforms adalah dunes. Debit yang berbeda-beda dapat mempengaruhi bedforns
karena keseimbangan bedforms tergantung pada kemampuan debit tertentu untuk menggerus serta
ketahanan material terhadap energi yang ditimbulkan.
Washed-out dunes
Para ahli telah banyak melakukan kajian baik
analitis maupun laboratorium tentang masalah Plane bed
bentuk dasar (bedforms) dengan pendekatan
parameter yang berbeda, di antaranya Simon Antidune standing waves
dan Richardson (1961), Athaullah (1968), dan
Van Rijn (1968). Selain para ahli di atas ada Lower flow regime
juga para ahli yang telah melakukan kajian
Transition
bedforms adalah : Guy et al, Williams, Delft
Hydrologi Lab., Stein, dan Znamenskaya.
para peneliti di atas. Malalayang.
Upper flow regime Di Manado terdapat
4 sungai besar Sehubungan
Di Indonesia dan lebih khusus di Sulawesi alluvial yaitu Sungai permasalahan
Utara banyak terdapat sungai-sungai alluvial Tondano, Sungai tersebut di atas,
yang bentuk dasarnya belum diketahui seperti Bailang, Sungai maka penulis tertarik
dengan kondisi sungai-sungai alluvial dari Sario, dan Sungai untuk melakukan
58
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)
U.c 2
c
Gambar 2. Perkiraan bedforms sebagai
fungsi dari Bilangan Froude dan R/d
(Athaullah, 1968)
Logτ0U=0,60+1,05d
(1)
hubungan didapat bedforms jatuh pada
(2)
Bilangan Froude adalah 0,3435, kekasaran
relativenya
adalah 5,11024. Dari
grafik
Diameter jatuh median pasir aluvial yang
hubungan didapat bedforms jatuh pada
dihitung pada penelitian ini bernilai 1,5575
daerah lower regimes.
(dunes).
Pembahasan
Hasil
Penelitian
Menurut
Walaupun debit berubah-ubah hal ini tidak
Van Rijn
mempengaruhi bedforms
yang
terjadi.
Dalam metode Van Rijn, klasifikasi
Karena parameter yang ada menunjukkan
bedforms
dihubungkan dengan
angkutan
fungsi dari diameter jatuh median (D50).
bed-load, yang mana berdasarkan hubungan
Secara keseluruhan
parameter
partikel
Athaullah mengembangkan suatu pende-
nirdimensi (d•) bernilai 33,583. Menurut
katan untuk mendapatkan bedforms pada
parameter mobilitas kritis (Qc) yang
aliran rejim yaitu berdasarkan hubungan
merupakan fungsi dari partikel nirdimensi
antara Bilangan Froude (Fr) dan kekasaran
(d•) dapat dihitung kecepatan geser dasar
relative (R / d). R adalah jari-jari hidrolis
kritis (U•c).
(U•c) sebesar
0,000561 m/s didapat kuadrat
Pada debit Q3 = 0,00012037 m3/detik,
kecepatan geser dasar (U•) adalah
Bilangan Froude adalah 0,2682, kekasaran
0,0069852 m/s. Hasil ini menunjukkan
relativenya adalah 6,955377. Dari grafik
parameter transport-stage bernilai 11,4336
hubungan didapat bedforms jatuh pada
Dari grafik hubungan antara transport-stage
daerah lower regimes.
(T) dengan
partikel
nirdimensi
(d•),
Pada debit Q4 = 0,00011490 m3/detik,
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah
Bilangan Froude adalah 0,3173, kekasaran
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah
relativenya
adalah
6,26.
Dari
grafik
dunes.
62
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)
kecepatan geser dasar regimes. Hal ini dapat
(U•) adalah 0,007542 dilihat secara visual
m/s. Hasil ini pada gambar-gambar
Pada debit Q2 = 0,000177409 m3/detik menunjukkan penelitian bahwa
dengan kecepatan aliran U = 0,11232 m/s parameter transport- bedforms terbentuk
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis stage bernilai 12,425. secara bukit-bukit
yang merupakan
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat Dari grafik hubungan spesifik dari dunes.
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,007225 antara transport-stage Ini juga dibuktikan
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter oleh perhitungan
transport-stage bernilai 11,86. (T) dengan partikel empiris dari Simon
nirdimensi (d•), dan Richardson,
Dari grafik hubungan antara transport-stage bedforms yang terjadi Athaullah yang
jatuh pada daerah membuktikan dunes
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), dunes. Jadi, bedforms pada lower regimes,
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah yang terbentuk adalah dan Van Rijn.
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah dunes.
dunes. Bedforms secara
Dari hasil ini dapat keseluruhan merupa-
Pada debit Q3 = 0,00012037 m3/detik diketahui bahwa Van kan fungsi diameter
dengan kecepatan aliran U = 0,10288 m/s Rijn mengembangkan jatuh median (d50)
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis metode pendekatan dan parameter
nirdimensi (d•). Ini
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat 63 dibuktikan melalui
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,006376 rumus empiris dari
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter Simon dan
transport-stage bernilai 10,349. Richardson serta Van
Bedforms berdasarkan Rijn.
Dari grafik hubungan antara transport-stage pada fungsi kecepatan
aliran. Karena aliran Dunes bisa terbentuk
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), bersifat subkritis maka pada Bilangan Froude
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah bedforms yang terjadi < 1 atau pada aliran
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah adalah dunes-bed. subkritis. Jadi,
dunes. Bedforms merupakan
Hal ini juga fungsi dari Bilangan
Pada debit Q4 = 0,00011490 m3/detik menunjukkan bahwa Froude.
dengan kecepatan aliran U = 0,11332 m/s pembentukan bedforms
dan kuadrat kecepatan geser dasar kritis dipengaruhi oleh Debit yang berbeda-
parameter butiran beda dapat
(U•c) sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat seperti berat jenis mempengaruhi
kecepatan geser dasar (U•) adalah 0,007679 butiran, maka hal ini bedforms yang
m/s. Hasil ini menunjukkan parameter sebangun dengan terjadi. Kondisi ini
transport-stage bernilai 12,6686. diameter jatuh butiran tidak tercapai
yang digunakan oleh dikarenakan variasi
Dari grafik hubungan antara transport-stage Simon dan Richardson. debit yang terjadi saat
penelitian adalah
(T) dengan partikel nirdimensi (d•), sangat kecil, antara
bedforms yang terjadi jatuh pada daerah PENUTUP 0,000083928
dunes. Jadi, bedforms yang terbentuk adalah m3/detik sampai
dunes. Kesimpulan 0,000264510
m3/detik.
Pada debit Q5 = 0,000083928 m3/detik Klasifikasi Bedforms
dengan kecepatan aliran U = 0,1076 m/s dan yang terbentuk dari Bedforms terbentuk
kuadrat kecepatan geser dasar kritis (U•c) penelitian ini adalah pada suatu kondisi
sebesar 0,000561 m/s didapat kuadrat dunes pada lower aliran yang seimbang
di mana tangkapan yang terjadi relatif sama Saran tambahan pada
pada waktu tertentu. tingkat aliran kritis
Diperlukan penelitian dan superkritis untuk
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 1, Maret 2013 ISSN 2087-9334 (58-64)
Untuk mendapatkan keakuratan data dan hasil yang lebih memuaskan dalam kajian
laboratorium, maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan alat ukur kecepatan yang
digunakan sebaiknya memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi, sehingga data yang
diperoleh lebih teliti.
Untuk mengetahui lebih jauh klasifikasi bedforms, maka untuk penelitian selanjutnya perlu
dilakukan penelitian dengan menggunakan variasi diameter butiran sedimen. Karena bobot
material dasar merupakan faktor dominan dalam pembentukkannya.
DAFTAR PUSTAKA
58