Anda di halaman 1dari 3
HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA Ipdona lt aoa (indonesian Psychological Association) —°#! sisiasion tinpsl@yetooco's WN Pengurus Pusat 1 Kebeyoran Bary No. 358 HIMPSI PusaT SURAT EDARAN No, : 003/SE/PP-HIMPSI/X/16 TENTANG KETERLIBATAN PSIKOLOG DAN ILMUWAN PSIKOLOGI SEBAGAI AHLI DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM Rekan sejawat anggota HIMPSI yang kami banggakan, Akhir-akhir ini, di media massa kita menyaksikan bagaimana Psikologi berkiprah dalam ranah hukum terutama melalui kontribusi rekan sejawat Psikolog dan limuwan Psikologi dalam memberikan keterangannya sebagai ahli guna memberikan titik terang membantu proses peradilan, Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (PP HIMPS1) melihat hal ini sebagai suatu kepercayaan aparat penegak hukum terhadap profesi Psikologi. Oleh karena itu, PP HIMPSI selain memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para rekan sejawat yang telah terlibat dalam proses penegakan hukum, juga memberikan himbauan agar selalu menjaga nama baik profesi Psikologi dan HIMPSI PP HIMPSI merasa perlu untuk memberikan himbauan kepada seluruh anggota HIMPSI untuk bersama-sama memantapkan kiprah Psikologi dalam bidang penegakan hukum dengan selalu mengacu pada Kode Btik Psikologi Indonesia. Hal ini Karena Kode EUik Psikologi Indonesia merupakan_ perangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam melakukan kegiatan profesional Psikologi di Indonesia. Kelima prinsip umum dalam Kode Etik Psikologi Indonesia berikut ini wajib menjadi acuan dalam memberikan layanan; Penghormatan pada harkat martabat manusta; Integritas dan sikap ilmiah; Profesional; Keadilan; Manfaat. gaere Penjabaran prinsip umum dalam Kode Btik Psikologi Indonesia tersebut dituangkan dalam pasal- pasal yang harus selalu menjadi acuan dalam pelaksanaan pemberian layanan profesional termasuk dalam bidang penegakan hukum. Untuk menjaga profesionalitas Psikologi, maka dengan ini PP HIMPSI menyampaikan himbauan agar memperhatikan dan menjalankan hal-hal berikut ini dengan bertanggungjawab ketika rekan sejawat terlibat dalam penegakan hukum: 1. Rekan sejawat harus memperhatikan kompetensi yang dimiliki apakah sesuai dengan bidang keahlian dan kasus yang ditangani oleh aparat penegak hukum. Hal ini terkait dengan pasal berikut dalam Kode Etik Psikologi Indonesia : a. Kompetensi sesuai keahlian harus dipergunakan dengan penuh tanggungjawab, kejujuran, dan sadar akan batasan kompetensi, obyektif dan berintegritas (iat pasal 2, prinsip C, ayat 1). ‘Jl. Kebayoran Baru No. 858, Pengurus Pusat iebaporan Lama Velbak Jakarta 12240 HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA Indonesia. Teiprrax.: 021 72601625 Website : himpsiorid (indonesian Psychological Association) §— "=! se\ssinn_binpsi@yahoo oie HIMPSI PusaT b. Kompetensi sesuai keahlian harus dipergunakan dengan mendasarkan pada dasar dan etika ilmiah terutama pada pengetahuan yang sudah diyakini kebenarannya oleh Komunitas Psikologi (Iihat pasal 2, prinsip B, ayat 1). cc. Rekan sejawat harus menggunakan penilaian yang dapat secara profesional, waspada dalam memastikan kemungkinan bias-bias yang muncul, mempertimbangkan batas dari kompetensi dan keterbatasan keablian sehingga tidak mengabaikan atau mengarah kepada praktik-praktik yang, menjamin ketidakberpihakan (lihat pasal 2, prinsip D, ayat 2). d. Dalam rangka memberikan layanan terbaik kepada pengguna layanan Psikologi, Psikolog dan atau IImuwan Psikologi dapat berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pada teman sejawat sesuai yang diamanatkan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia (Iihat pasal 2, prinsip C, ayat 4) fe. Sebagai tanggung jawab akan kompetensinya rekan sejawat yang akan memberikan kketerangan ahli di persidangan mempersiapkan diri termasuk secara administratif, antara lain : dalam hal penyiapan dokumen ijazah, SIPP- Surat Ijin Praktik Psikologi (untuk saksi ahli Psikolog), Kartu Tanda Anggota (KTA) HIMPSI dan memang adalah anggota dari asosiasi/ikatan terkalt. Keanggotaan dalam Asosiasi/Ikatan terkalt menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya HIMPSI melalui egiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi/ikatan dalam hal penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan situast terkini. 2. Rekan sejawat dalam bekerja seharusnya tetap menjunjung tinggi semangat kolegialitas, bekerja sebagai tim yang saling mendukung dan menguatkan dalam hubungan profesional (lihat pasal 19), meskipun diminta oleh pilrak yang berbeda (Jaksa Penuntut Umum dan Penasehat hukum). Sebagai ahli harus tetap berpegang teguh pada kebenaran sesuai dengan bidang ilmu Psikologi. Hal ini perlu menjadi perhatian penting agar kepercayaan masyarakat pada Psikologi sebagai ilmu terwakili oleh rekan sejawat dan tidak menimbulkan asumsi atau praduga yang dapat mencoreng kolegialitas maupun profesionalitas Psikolog dalam skala yang lebih Iuas. 3. Rekan sejawat yang memberikan layanan Psikologi dalam bidang penegakkan hukum dihimbau untuk berkoordinasi dengan Asosiasi Psikologi Forensik HIMPSI (Apsifor- HIMPSI). Apsifor-HIMPS! merupakan satu-satunya asosiasi di bawah HIMPSI yang-menjadi wadah pengembangan minat dan kepakaran anggota HIMPSI yang memang memfokuskan pada penerapan Psikologi dalam bidang hukum termasuk di pengadilan. Apsifor-HIMPSI telah mengembangkan panduan dalam prosedur memberikan layanan Psikologi di pengadilan yang profesional. 4. Rekan sejawat harus mempraktikkan azas keberhati-hatian dalam menjaga kerahasiaan rekam dan hasil pemeriksaan Psikolog (lihat Bab V pasal 23 - 27) dan dalam pemberian pernyataan publik (lihat Bab VI pasal 28 - 32). JI. Kebayoran Baru No. 658 Pengurus Pusat iebayoran Lama, Velbek, Jakarta 12240 HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA Satesanta, Telpi-on,: Ct: FOREIWR Website: himpsiorid (Indonesian Psychological Association) oe eae HIMPSI Pusat 5. Rekan sejawat menghayati dan mempraktekkan seluruh prinsip dan ketentuan dalam Kode Btik Psikologi Indonesia, termasuk ketentuan tentang Psikologi Forensik (that Bab X, pasal 56 - 61). HIMPSI berkomitmen untuk mendukung setiap langkah rekan sejawat yang berkiprah dalam bidang penegakan hukum dan akan memberikan perlindungan terhadap rekan sejawat yang melakukan layanan Psikologi yang secara administratif sebagai anggota aktif HIMPSI, memilik kewenangan dan kompetensi yang sesuai, serta_melaksanakan kegiatan profesionalnya sesuai prosedur yang diatur dalam Kode Etik Psikologi Indonesia dan tidak bertentangan dengan kaidah - Kaidah ilmiah Psikologt. Mari Berkarya untuk Bangsa Demikian, terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya, Jakarta, 4 Oktpber 2016 Hormat kat Himpunan 'sikologi Indonesia r Handoyo, Psikolog Ketua Umum

Anda mungkin juga menyukai