Pertemuan Ke 2 Properties of Materials and Testing Page 011 PDF
Pertemuan Ke 2 Properties of Materials and Testing Page 011 PDF
1. Mechanical class
Strength, tension, compression, shear and flexure (under statics, impact, or fatique conditions), stiffness, Tougness,
elasticity, plasticity, ductileness, brittleness, hardness, wear resistance.
2. Physical class
Dimension, shape, Berat jenis, specific gravity, porosity, moisture content, macrostructure, microstructure, Elektrikal
properties
3. Chemical class
Oxide and compound composition, acidity atau alkalinity, resistance to corrosion or wethering.
4. Thermal class
Specific heat, expansion, conductivity
5. Physical chemical class
Water absorbtive, shrinkage and swell due to moisture changes
6. Electrical and magnetic optical class
Magnetic permeability, galvanic action, colour, light transmission, light reflection
7. Acoustical class
2. Kekerasan (hardness)
Kemampuan bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau penetrasi.
Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance).
Kekerasan juga berkorelasi dengan kekuatan.
3. Kekenyalan (elastisitas)
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan.
4. Kekakuan (stiffness)
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan / beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk(deformasi/defleksi).
6. Ketangguhan (toughness)
Kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energy tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan.
7. Kelelahan (fatique)
Kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima beban yang berulang/dynamic yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan
elastiknya.
8. Creep (merangkak)
Kecenderuangan suatu logam untuk mengalami deformasi plastic yang besarnya merupakan fungsi waktu.
Perilaku material seperti yang disebutkan diatas dapat terjadi sebagai akibat dari pembebanan static dan akibat pembebanan dinamik. Pembebanan static
merupakan pembebanan yang tetap atau relative konstan, sedangkan pembebanan dinamik merupakan pembebanan yang sifatinya bervariasi atau
merupakan beban impak/kejut.
Bila gaya yang bekerja pada material adalah konstan atau mendekati konstan maka hal ini dikatakan static. Pembebanan static banyak diamati pada
fenomena aplikasi engineering.
a. Tensile Test
b. Compression test
c. Hardness test
Tensile Test
Hasil dari tensile tests biasanya digunakan untuk pemilihan material untuk aplikasi engineering.
Pada saat batang uji menerima beban sebesar P kg maka batang uji akan bertambah panjang sebesar ΔLmm. Pada saat itu pada batang uji
bekerja tegangan yang besarnya :
.σ = P/Ao
.ε = ΔL/Lo = (L – Lo)/Lo
Low carbon steel umumnya memiliki hubungan yang linier hingga mencapai yield point (Gambar.2). Bagian linear dari kurva ini merupakan
elastic region dan gradiennya merupakan modulus of elasticity atau Young's Modulus. Setelah yield point, bentuk curve menurun mendadak
karena dislocations dari Cottrell atmospheres. Deformation kemudian meningkat kembali, peristiwa ini terjadi karena strain hardening hingga
mencapai ultimate strength. Sampai titik ini, luasan cross-sectional spesimen berkurang karena kontraksi poisson (akibat dari poisson ratio).
(Noted :The actual rupture point is in the same vertical line as the visual rupture point.).
Neck terbentuk ketika pengurangan luas penampang terjadi secara cepat. Seperti ditunjukkan dalam gambar.2, Pada engineering stress–strain
curve kondisi ini ditunjukkan dengan pengurangan apparent stress. Tetapi pada kurva true stress dan true strain, stress akan terus berlanjut naik
hingga failure. Ductile materials seperti aluminum dan medium hingga high carbon steels tidak memiliki yield point. Pada material ini, yield
strength ditentukan dengan "offset yield method", Dimana penentuan yield point dilakukan dengan menggambar garis pararel dengan bagian
linier elastic dari kurca, dan berpotongan dengan absis pada 0.2% (0.1%) Elastic region merupakan bagian dari kurva dimana material akan
kembali ke bentuk asalnya jika beban di hilangkan. Plastic region adalah bagian dimana deformasi permanen akan terjadi jika beban
dihilangkan.
Brittle materials seperti concrete dan carbon fiber tidak mempunyai yield point, dan dan tidak mengalami strain-harden. Sehingga the ultimate
strength dan breaking strength adalah sama. Seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beberapa material brittle seperti glass tidak menunjukkan
plastic deformation dan fail ketika deformation masih elastic. Salah satu karakteristik dari kegagalan brittle adalah hasil patahan bisa disambung
lagi untuk menghasilkan bentuk yang sama seperti sebelum patah. Bentuk stress strain curve untuk brittle material akan linear. Glass fibers
memiliki tensile strength lebih kuat dibandingkan steel, tetapi tidak untuk bulk glass. Hal ini karena stress intensity factor berhubungan dengan
defects dalam material. Umumya tensile strength dari a rope biasanya selalu lebih kecil dibandingkan dengan penjumlahan dari tensile strength
tiap-tiap individual fibers penyusunnya.
1. Kekuatan elastis
Kemampuan untuk meneriama beban/tegangan tanpa berakibat terjadinya deformasi plastik (perubahan bentuk yang permanen).
Kekuatan elastik ini ditunjukkan oleh titik yield (besarnya tegangan yang mengakibatkan terjadinya yield).
2. Kekakuan
Suatu bahan yang memiliki kekakuan tinggi (dalam batas elastisnya) bila mendapat beban akan mengalami deformasi elastik tapi hanya
sedikit saja. Dinyatakan dengan E=σ/ε = elastisitas. Kekakuan adalah 1/E = ρ
3. Resilien (Resilience)
Kemampuan untuk menyerap energi tanpa mengakibatkan terjadinya deformasi plastic.
2. Keuletan (ductility)
Kemampuan untuk berdeformasi secara plastis tanpa menyebabkan patah.
Dapat diukur dengan besarnya regangan plastis yang terjadi setelah batang uji putus.
Keuletan biasanya dinyatakan dengan persentase perpanjangan (percentage elongation).
εDo = (Lf – Lo)/ 100%
Lf = gage length setelah putus
Contohnya :
25% pada gauge length 50 mm.
- Keuletan menunjukkan seberapa banyak suatu logam dapat dideformasi tanpa menjadi patah/retak. Hal ini penting untuk menentukan
besar deformasi yg akan dilakukan pada proses rolling, extruding, forming, drawing. Dll.
- Kerusakkan pada bahan yang ulet biasanya didahului oleh adanya deformasi, sehingga bila dijumpai adanya deformasi maka akan
dapat diambil tindakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.