MASA PENGASUHAN
DOSEN PEMBIMBING
HERIZA SYAM
DISUSUN OLEH :
KELAS 1 A
Jurusan Kebidanan
Program Studi Profesi Bidan
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2018
DAFTAR ISI
BAB I (Pengertian)
KESIMPULAN .............................................................................................................. 25
LAMPIRAN ................................................................................................................... 28
2 Page
BAB I
Perempuan diciptakan dalam bentuk yang sempurna juga memilki peran dan
tanggung jawab yang besar dalam siklus kehidupan manusia. Seorang
perempuan memiliki siklus yang sangat penting dalam proses kehidupan seorang
manusia baru. Hal ini disebutkan dalam kamus besar bahasa indonesia (kbbi)
bahwa perempuan berarti jenis kelamin atau orang atau manusia yang memiliki
rahim, mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui.
Hal di atas tentunya perlu pemantauan dari lingkungan sekitar terutama bidan
sebagai garda terdepan sebagai partner kehidupan seorang perempuan. Dalam
pemantauan, siklus perempuan pastinya dipengaruhi oleh kesehatan akan
dirinya maupun kehidupan lingkunyannya, contohnya kehidupan sosial
bermasyarakat. Kehidupan sosial bermasyarakat sangat berpengaruh dalam
gaya maupun sifat para perempuan dalam menjaga kesehatan dirinya, seperti
3
pembahasan penyusun kali ini yang membahas mengenai peran sosial maupun
Page
budaya dalam mempengaruhi kehidupan siklus kesehatan perempuan, khusunya
pada masa menuyusui, masa antara, dan masa pengasuhan.
1. Keadaan Gizi Ibu Menyusui Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan
menyusui serta persiapan psikologis selama kehamilan akan menunjang
keberhasilan laktasi. Tetapi kebutuhan gizi ibu menyusui lebih banyak
daripada kebutuhan gizi ibu hamil. Ibu menyusui memerlukan tambahan
kalori, protein, vitamin dan mineral untuk produksi ASI, mengeluarkan ASI dan
melindungi tubuh ibu. Kuantitas dan variasi komposisi ASI yang dihasilkan
antara lain dipengaruhi oleh makanan ibu sehari-hari. Ibu menyusui dengan
gizi optimal dengan penambahan konsumsi zat- zat makanan sesuai
kebutuhan akan menghasilkan ASI yang bermutu dengan jumlah yang cukup
untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam batas-batas
tertentu kualitas ASI selalu dipertahankan untuk menjaga kelestarian dan
perkembangan bayi, meskipun konsumsi ibu tidak mencukupi. Menurut
penelitian rata-rata pemasukan ASI pada bayi yang baik dari ibu bayi berusia
3 bulan dari Gambia dan Inggris adalah sebesar 750 ml, yang tidak berbeda
4
Page
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah
cara orang tua memperlakukan anaknya dengan menjaga, merawat, dan
mendidik anaknya. Dari cara perlakuan orang tua akan mencerminkan
karakteristik tersendiri yang mempengaruhi pola sikap anak kemudian hari.
Seperti kebanyakan orang tua, mereka ingin memperlakukan anaknya dengan
baik, penuh kesabaran, dan respek. Namun, terdapat perbedaan yang besar
antara "ingin" dan benar-benar melakukannya. Karena pengasuhan yang baik
membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan, pengasuhan yang baik juga
melibatkan emosi. Bagi orang tua, kecerdasan emosional berarti menyadari
bagaimana perasaan anak, mampu berempati, menenangkan dan membimbing
mereka (Gottaman dan De Claire 20004:3).
7
Page
BAB II
Dizaman dan teknologi yang semakin berkembang ini banyak sekali media
yang bisa didapat oleh seorang ibu untuk mendapatkan informasi mengenai
manfaat asi eksklusif bagi bayi dan manfaat menyusui dengan asi eksklusif bagi
seorang ibu. Melakukan hal yang alamiah tidak selalu mudah, seperti seorang
ibu yang memberikan asi eksklusif kepada bayinya. Banyak sekali faktor-faktor
yang 2 mempengaruhi seorang ibu tidak memberikan asi eksklusif kepada
bayinya, dikarenakan adanya faktor kehawatiran, egoisme, psikologis, dan
kesehatan yang mengganggu pikiran seorang ibu saat menyusui bayinya. Faktor
tersebut diakibatkan kurangnya pemahaman seorang ibu terhadap manfaat asi
eksklusif dan menyusui dengan asi eksklusif.
Mitos-mitos yang disampaikan secara turun temurun, anjuran , larangan dari
orang tua yang beredar di masyarakat membuat seorang ibu kurang percaya diri
untuk memberikan asi eksklusif pada bayinya, ketakutan yang tidak beralasan
membuat seorang ibu berhenti menyusui dan beralih pada susu formula.
Pandangan seorang ibu bahwa kandungan susu formula yang memiliki
kandungan gizi yang sama dengan asi dan lebih praktis yang dipahami oleh
seorang ibu-ibu, informasi tersebut dipengaruhi dari iklan komersil sehingga ibu
enggan memberikan asi eksklusif pada bayinya. Mitos mitos yang semakin
berkembang bahwa menyusui dapat membuat tubuh seorang ibu menjadi rusak,
tubuh seorang ibu menjadi gemuk, payudara dengan puting terbenam tidak
dapat menyusui, jika payudara kecil maka produksi asi sedikit dan lain lain.
Informasi-informasi yang tidak benar tersebut membuat seorang ibu semakin
khawatir untuk memberikan asi eksklusif kepada bayinya.
Kabar yang belum tentu kebenaranya seperti mitos yang beredar
dimasyarakat dan pemahaman yang salah mengenai asi eksklusif menjadi faktor
penghambat utama. Hal tersebut menimbulkan kehawatiran, ketakutan, egoisme
pada ibu dan memperburuk kondisi tersebut.
Faktor yang menghambat seorang ibu untuk memberikan asi eksklusif
8
Page
kepada bayinya, akan menimbulkan masalah serius dimasa depan karena akan
menurunkan kualitas generasi seuatu bangsa. Keberadaan informasi yang benar
sangat penting untuk merubah kondisi tersebut, oleh karena itu perlu adanya
usaha untuk menumbuhkan pemahaman dan pengertian agar seorang ibu lebih
bertanggung jawab untuk memberikan asi eksklusif pada bayinya.
Identifikasi Masalah:
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul,
antara lain:
a. Masih minimnya pemahaman seorang ibu tentang manfaat Asi eksklusif bagi
seorang bayi dan menyusui asi eksklusif bagi seorang ibu.
b. Adanya informasi tentang mitos mitos mengenai manfaat asi eksklusif yang
dipercaya seorang ibu yang menjadi hambatan seorang ibu untuk
memberikan asi eksklusif.
Masa antara adalah massa yang perlu diperhatikan karena pada masa ini
perempuan lebih rentan dengan kesiapan kehamilan mereka yang berjarak
dekat. menurut ahmad rofiq, jarak kehamilan yang tepat adalah sekitar 2 tahun
karena jika dilihat pada proporsi seorang ibu yang hamil dengan jarak kurang
dari 2 tahun hasil akan menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak.
hal ini disebabkan oleh kurangnya waktu pemulihan bagi rahim si ibu setelah
melahirkan anak pertamanya atau sebelumnya juga hal ini dapat menyebabkan
anemia bagi sang ibu karena cadangan zat besi ibu yang belum pulih dari
kehamilan seblumnya sudah terkuras habis dengan kehamilan yang
berikutnya.(Hawa, 2008)
seorang perempuan harus memilki pengetahuan dan hak nya dalam menentukan
Page
dan memberikan jarak pada tiap kehamilannya. Hal ini perlu dibantu dengan
informasi dan pengetahuan yang dapat diberikan oleh para bidan sebagai garda
terdepan untuk kesehatan para ibu. Selain itu, permasalahan di masa antara
juga dapat dipengaruhi oleh kehidupan social budaya mereka. Permasalahan ini
terjadi akibat pola hidup bermasyarakat terutama di pedesaan yang masih
menganut gaya kehidupan lama atau nenek moyang mereka dalam memiliki
anak maupun dalam mengasuh anak. Menurut notoatmodjo (2003), pemakaian
kb didorong oleh bebrapa faktor, yakni:
Faktor predisposisi
Faktor pendukung
Faktor pendorong
Kurangnya pemakaian kb pada ibu untuk menunda kehamilan. Hal ini terjadi
akibat kurangnya pengetahuan ibu mengenai kb maupun kurangnya akses untuk
mendapatkan informasi bagi ibu dalam penggunaan kb. Hal lain yang
menjadikan kurangnya pemakaian kb ini adalah kurangnya komunikasi dan
support antara suami dan istri dalam menentukan jumlah anak yang ingin mereka
miliki. Factor terkuat yang terjadi pada masyarakat adalah social budaya karena
pada zaman dahulu atau zaman nenek moyang mereka dalam kehamilan tidak
memberikaan jarak kehamilan , mereka lebih memilih untuk mengikuti
pembawaan asat istiadat bawa bayak anak banyak rezeki. Factor social budaya
juga mendorong mereka untuk tidak menggunakan kb karena pada zaman
dahulu tidak ada kb atau alat kontrasepsi dalam menjadwalkan hubungan seks
mereka , mereka hanya memerlukan tanggalan kalender saja. Factor ini yang
paling berkembang di masyarakat terutama di daerah pedesaan sehingga jumlah
kelahiran di pedesaan bisa jauh lebih tinggi daripada perkotaan. (Megawati, Febi
10
Salah satu permasalahan keluarga saat ini adalah peran seorang ibu yang
seharusnya mengasuh anaknya di setiap hari berkurang karena aktivitas diluar
rumah, sehingga berdampak terhadap perilaku dan kepribadian anak, Demikian
juga dengan peran seorang bapak berkurang karena setiap hari juga sibuk
dengan aktivitas diluar rumah. Sebagai penggantinya terkadang para orang tua
memberikan perhatian dalam bentuk memberikan sejumlah uang ataupun
fasilitas, dan pada kenyataannya dapat merusak kepribadian anak, misalnya
memberikan gadged tanpa adanya pengawasan langsung dari orang
tuanya.(Setiawan 2014).
anak. Orang tua memegang peranan penting sebagai manajer atas kesempatan
anak, dalam memantau hubungan anak dan sebagai inisiator dan pengatur
hubungan sosial (Santrock 2007).
a. Orang tua yang tidak lengkap menjalani perannya yaitu, sutau keluarga yang
salah satu orang tuanya tidak ada, baik sementara maupun untuk
selamanya, sehingga peran orang tua menjadi tidak lengkap, karena tidak
ada salah satu figur yang bisa dijadikan panutan.
b. Orang tua yang menolak perannya yaitu, seseorang yang menolak perannya
sebagai orang tua di dalam sebuah keluarga. Orang tua tersebut merasa
terbebani dengan seluruh tugas pada masa pengasuhan anak, sehingga
anak-anaknya menjadi terlantar dan atau bahkan mengalami kekerasan
c. Sumber-sumber yang terbatas di lingkungan masyarakat yaitu, suatu
keluarga yang hidup dan tinggal di lingkungan yang sumber
masyarakatannya terbatas, seperti perumahan yang tidak layak,
pengangguran, kemiskinan, diskriminasi, dan tidak dapat menjangkau
pelayanan kesehatan dan pelayanan kemanusiaan lainnya secara baik untuk
12
13
Page
BAB III
Manfaat yang disebutkan diatas, pemberian ASI untuk bayi memiliki banyak
manfaat lainnya karena mengandung Laktobasilus Bifidus, Laktoferin, Lisozim,
Komplemen C3 dan C4, Faktor anti streptokokus, antibody, Imunitas Seluler.
Laktobasilus Bifidus berfungsi menguah laktosa menjadi asam laktat dan asam
asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga
menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering
menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur. Laktoferin adalah yang
berkaitan dengan zat besi. Dengan mengikat zat besi maka laktoferin bermanfaat
untuk menghambat kuman tertentu yaitu Stafilokokus dan E.coli. Lisozim adalah
enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakteriosida) dan antiinflamatori,
bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang E.coli dan salmonela.
Komplemen C3 dan C4, walaupun kadarnya dalam ASI rendah, keduanya
mempunyai daya opsonik, anafilaktoksik dan kemotaktik yang bekerja bila
diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI. Faktor anti
streptokokus dalam ASI dapat melindungi bayi terhadap infeksi kuman. Antibodi
dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan dan membuat lapisan
pada mukosanya sehingga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk
ke dalam mukosa usus. Secara elektroforetik, kromatografik dan radio
15
immunoglobulin yaitu secretory IgA (SIgA), IgE, IgM dan IgG. Sebagai immunitas
seluler, ASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa
makrofag yang berfungsi membunuh dan memfagositosis
mikroorganisme,membentuk c3 dan c4,lisozim dan laktoferin. ASI tidak
menimbulkan alergi. Pada bayi yang baru lahir sistem IgE belum sempurna.
Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi site mini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek
ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi
kemungkinan alergi ini.
Lalu mitos – mitos yang beredar di masyarakat harus kita luruskan kebenaran
dengan cara memberitahu faktanya menurut medis, seperti:
a. ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu.
Alasannya, ASI yang keluar adalah ASI lama (basi). Biasanya yang dimaksud
dengan ASI lama adalah ASI yang berwarna kekuningan dan kental;
penampilannya memang seperti cairan tak segar. Padahal, ASI kekuningan
tersebut yang paling baik mutunya. "Kandungan nutriennya paling tinggi dan
memang diperolehnya pada tetesan ASI paling awal," jelas Eric Gultom.
Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan
sebagai ASI kualitas jelek. Hal ini sama sekali tak benar! "Warna dan
kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di
dalamnya," jelasnya lagi. Perlu diingat, tak ada ibu yang mempunyai ASI
seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI tak
dapat ditandingi oleh susu formula manapun
b. Bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan.
Sebenarnya, Sistem pencernaan bayi belum sanggup mencerna atau
menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut
akan mengendap di lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga
akhirnya bayi jadi muntah. Itulah mengapa, sebelum usia 6 bulan, bayi belum
boleh diberikan makanan tambahan.
c. Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk.
Faktanya, Susu yang sangat kental juga tak dapat dicerna dan menyebabkan
endapan susu di lambung sehingga bayi jadi muntah.
16
harus tahu bahwa anak menyusui bukan pada putingnya, tapi pada payudara
si ibu. Puting susu hanya sebuah marker saja yang terletak pada payudara
ibu. Masalahnya, masyarakat menduga bahwa ASI dikeluarkan dengan cara
disedot dari puting. Yang sebenarnya terjadi adalah, ASI keluar dengan cara
diperah, bukan pada putingnya tapi pada area yang berwarna hitam.
j. Ibu yang sedang sakit dapat menularkan sakitnya melalui asi
Jangan pernah punya anggapan seperti ini, kecuali Anda yang punya penyakit
berat seperti HIV atau hepatitis. Seorang ibu yang sedang sakit, contohnya flu
tidak akan menularkan sakitnya pada si anak karena dalam ASi sendiri
terkandung antibodi yang merupakan inhibitor untuk virus atau bakteri.
Selain itu, pengalaman berperan penting juga. Banyak ibu yang mengalami
masalah ketika menyusui anak pertamanya, karena belum berpengalaman atau
pengalaman kurang baik yang dialami oleh orag lain. Masalah tersebut terjadi
akibat mereka tidak tahu cara menyusui dengan baik dan benar. Sehingga ibu
menjadi ragu untuk memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Oleh karena itu,
dukungan dari orang sekitar, dokter, bidan, dan petugas kesehatan lainnya
sangat dibutuhkan. Hal tersebut semakin meningkatkan kemajuan informasi
memungkinkan setiap individu mendapatkan informasi dari manapun tanpa
batas, sedangka informasi yang baik dan akurat akan mempengaruhi
pengetahuan tentang suatu objek. Begitu pula beberapa sumber informasi
sangat berperan dalam mengubah pola pikir atau pengetahuan seseorang
tentang pemberian ASI esklusif.
18
Page
3.2 Pembahasan Masa Antara
Permasalahan yang paling berkembang di masyarakat pada masa antara ini
adalah kurangnya penggunaan kb untuk memberikaan jarak pada kehamilan.
Dalam permasalahan ini terkadang social budaya juga dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan ataupun informasi bagi masyarakat sehingga
masyarakat lebih memilih untuk mengikuti adat istiadat yang berkembang dari
zaman dahulu untuk menjalani kehidupan mereka. Oleh karena itu, bidan harus
mengetahui perkembangan budaya maupun social yang berkembang di
masyarakat. Hal ini dapat diketahui dengan pembahasan dari permasalahan
kurangnya pemakaian KB pada ibu yang mengalama masa antara.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di wilayah kerja puskesmas
Branti Natar Lampung Selatan dengan jumlah responden 116 orang, 60
responden (51,7%) //menyatakan sosial budaya yang tidak mendukung. Hal ini
sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh handayani (2010), bahwa kondisi
sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi geografis)
berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi. Bahwa masyarakat Indonesia pada
umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa mengikuti program KB merupakan
hal yang tidak diwajibkan, hal ini tentu berkaitan dengan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang pentingnya progtam KB untuk mengontrol
kehamilan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga. Banyak
masyarakat yang meyakini bahwa menggunakan kontrasepsi bertentangan
dengan ajaran agama serta mitos yang menyebutkan bahwa banyak anak banyak
rezeki, sehingga kultur budaya yang terbentuk tidak mendukung pemilihan
metode kontrasepsi dalam merencanakan keluarga (Assalis 2015).
alat kontrasepsi IUD misalnya, pemasangan alat ini melalui alat kemaluan
wanita yang tidak dapat diterima pada orang-orang dilingkungan budaya
tertentu. Selain itu, penggunaannya terkait dengan kebiasaan masyarakat
yang hidup dilingkungan tersebut. Seseorang akan tertarik menggunakan
salah satu alat kontrasepsi jika orang disekitarnya menggunakan alat
kontrasepsi yang sama. Seperti, ketertarikan seseorang pada penggunaan
alat kontrasepsi suntik akan timbul jika orang disekitarnya juga menggunakan
kotrasepsi suntik. Termasuk juga kebiasaan yang turun menurun dari ibu ke
anak, dan seterusnya.(Assalis 2015).
b. Hukum Menggunakan Alat Kontrasepsi dalam Pandangan Islam
Masalah keluarga berencana atau mengendalikan kelahiran berbeda sekali
sekali dengan masalah kontrasepsi. Mengatur kelahiran bertentangan dengan
memperbanyak keterunan, dan memperbanyak keturunan dianjurkan sekali
dalam islam. Allah SWT telah menganjurkan kepada umat Islam untuk
meningkatkan angka kelahiran atau memperbanyak keturunan, bukannya
mengendalikan, tetapi dengan cara membatasi kelahiran. Menunda kehamilan
sama dengan mencegah kehamilan, untuk memberikan jarak pada kelahiran
sebelumnya. Membatasi kehamilan untuk selama-lamanya setelah memiliki
anak yang diinginkan dengan mensterilkan rahim atau mengangkat rahim
tanpa sebuah alasan yang dibenarkan oleh syariat, maka hukumnya haram,
kecuali pada saat keadaan yang mengancam kehidupannya, baik perempuan
ataupun laki-laki.
Mencegah kehamilan dan menunda jarak kelahiran dibenarkan, dengan
alasan jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat berdampak buruk bagi ibu dan
anak. Pertama, alasan anak akan kekurangan suplai air susu ibu (ASI), ketika
seorang ibu sedang mengandung dan ada anak yang masih menyusui, maka
produksi ASI akan berkurang, sekurang-kurangnya 6 bulan jika ingin hamil
kembali setelah melahirkan. Kedua, kondisi ibu yang belum pulih benar untuk
kembali melahirkan, dibutuhkan tubuh yang fit untuk menghadapi persalinan
berikutnya. Selanjutnya, janin yang dikandung memiliki resiko lebih besar
untuk premature, meninggal, ataupun cacat. Apabila terdapat keadaan darurat
yang jelas dan tidak memungkinkan perempuan melahirkan secara wajar
sehingga harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan anaknya, maka tidak
20
ada masalah untuk mencegah atau menunda kehamilan. Hal ini sesuai
Page
dengan apa yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan sebagian besar
para sahabat.
a. Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi perempuan. Peningkatan dan
perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kematian ibu yang tinggi akibat kehamilan dan melahirkan.
Ketersediaan layanan KB bagi perempuan terbagi dalam beberapa metode,
21
26
Page
KESIMPULAN
Menyusui adalah suatu proses alamiah dan merupakan suatu seni yang
harus dipelajari oleh seorang ibu. Menyusui tidak hanya memberikan
kesempatan kepada bayi untuk membantu tumbuh menjadi manusia yang sehat
secara fisik saja, menyusui juga dapat menjadikan seoarang bayi menjadi lebih
cerdas, mempunyai emosional yang baik, serta membantu pekembangan
spiritual dan sosialisasi bagi bayi.
Berdasarkan pernyataan di atas, menyusui merupakan hal yang alamiah
(fisiologis) yang dapat diberikan dan di butuhkaan baik bagi ibu maupun bayi.
Padamasa ini ibu dan bayi tegolong tentan dalm permasalahan baik secara fisik
maupun psiologis, hal ini didasari oleh berbagai factor, pada hal ini khususnya
didasari oleh factor social dan budaa yang dimana masih sangat kental adat dan
istiadat di masyarakat Indonesia.
Pada masa antara, masa ini adalah masa di antara dua kehamilan yang
dimana biasanya hal ini dilakukan oleh ibu maupun pasangan suami istri yang
ingin memilki anak namun antara kehamilan yang satu dan yang lainnya tidak
diberikan jarak sehingga pada masa ini rentan dengan berbagai permasalahan
penyakit baik fisik maupun psikologi ibu.
Pada masa pengasuhan, masa ini merupakan masa penting dimana masa ini
membentuk karakter seorang manusia baru menjadi seseorang yang
berpengaruh kelak bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya sehingga hal ini
sangat didasari oleh factor social budaya bermasyarakat. Banyak kasus yang
terjadi pada masa ini karena masa ini sangat didukung oleh msyarakat dalam
perkembangan pengasuhan kedua orang tua untuk ank-anaknya. Jika satu
perlakuan salah maka hal ini akan berdampak pada karakter maupun dsifat yang
berkembang pada diri anak tersebut yang menjadi pewaris ataupun masa depan
negara dan keluarnganya.
27
Page
DAFTAR PUSTAKA
Aqros, M., & Ridho, S. (1999). pola asuh orang tua, 1–35.
Megawati, T., Febi, K. and Adisty, R. (2015) ‘Hubungan Antara Faktor - Faktor
Yang Mempengaruhi Penggunaan KB Dengan Pengetahuan tentang KB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kapitu Kecamatan Amurang Barat’, Jurnal
Ilmiah Farmasi, 4(4).
Polriani, Ratri Dwi. 2012. Hubungan Peran Kelompok Pendukung Ibu Dengan
Pemberian Asi Esklusif.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2005. Buku Pintar ASI Esklusif. DIVA press. Yogyakarta.
29
Page
Lampiran
(https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/masa-antara)
30
Page