Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PELAYANAN KESEHATAN DAERAH TERPENCIL DI DESA BAJO POAT

KECAMATAN PAGIMANAKABUPATEN BANGGAI TAHUN 2017

I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah;
5. Undana-undang no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
6. Undang-undang no 38 tahun 2014 tentang keperawatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/LX/2010 tentang Standar
pelayanan Kedokteran;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas;
12. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;

II. PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
merupakan garda depan dalam penyelenggarakan upya kesehatan dasar. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004, tentang “Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat Tahun 2004″, merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan
puskesmas, yang merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Agar Puskesmas dapat melaksanakan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,
baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat
menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko
dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya
pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi
Puskesmas itu sendiri, yaitu dengan ”Penilaian Kinerja Puskesmas” yang mencakup
manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga , serta didukung
dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan, disebut sistem informasi
manajemen Puskesmas (SIMPUS).
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan dipuskesmas, maka perlu dilakukan
penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui
mekanisme akreditasi. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum standarnya
pelayanan kesehatan dan kegitan dipuskesmas, belum adanya Puskesmas ter-Akreditasi
atau puskesmas yang terstandarisasi ISO, masih banyaknya keluhan masyarakat terhadap
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan petugas Puskesmas belum pernah dilatih
persiapan implementasi Akreditasi Puskesmas dan penyiapan dokumen Akreditasi.

III. TUJUAN
Tujuan Umum
Pembinaan Peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap
sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan
program serta penerapan manajemen risiko.

Tujuan Khusus
1. Tercapianya pelayanan kesehatan di puskesmas yang sesuai dengan standar yang
telah ditentukan,
2. Terwujudnya manajemen mutu puskesmas yang terstandarisasi,
3. Ter-Akreditasinya puskesmas di Kabupaten Banggai,
4. Untuk meningkatkan pemahaman tentang implementasi Akreditasi Puskesmas,
5. Untuk memberikan pemahaman dan kesiapan Tim Akreditasi di Tingkat Puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai,

IV. MANFAAT
Manfaat Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas adalah :
1. Terwujudnya Pelayanan Kesheatan di Puskesmas yang sesuai dengan standar,
2. Memacu Profesionalisme Tenaga Kesehatan di puskesmas,
3. Terwujudnya efisiensi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas,
4. Terciptanya kemampuan pemberi pelayanan kesehatan yang kompetitif,
5. Terbentuknya Tim Akreditasi di Puskesmas.

V. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


Metode pelaksanaan kegiatan yaitu :
1. Pemaparan Materi Akreditasi Puskesmas Bab I s/d IX
2. Diskusi dan Tanya Jawab

VI. NARASUMBER
Narasumber pada Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
yaitu Tim Surveior Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah terdiri dari :

1. Teguh Hidayat,SKM,MPH
2. Dr. I Made Suardiasa,MPH

VII. SASARAN
Sasaran Kegiatan ini yaitu :
1. Kepala Puskesmas
2. Tim Pendamping Kabupaten

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 28 s/d 29 Juni 2017 bertempat di Desa
terpencil yaitu Desa Bajo Poat Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai.

IX. BIAYA
Biaya yang dibutuhkan guna pelaksanaan kegiatan Workshop Pendukung Implementasi
Akreditasi Puskesmas dibebankan pada APBD Kabupaten Banggai melalui DPA Dinas
Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2017.

Luwuk, 21 Juni 2017


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Banggai

Dr.dr.Anang S.Otoluwa,MPPM
Nip. 19760121 199803 1 006

Anda mungkin juga menyukai